Haihaihaiiii🖤
Happy reading guys!🖤
Jangan lupa vote and comment🖤
Restoran
Pak Rey?
"Dira" ucap ayah Dira
Dira mencium tangan ayahnya.
"Iya yah, ayah belum pulang?" ucap Dira
"Bentar lagi, ayah masih ada meeting sama klien" ucap ayah
"Trus, itu.. pak Rey?" ucap Dira sesekali melirik ke arah Rey yang terlihat rapi dengan pakaian kantor, seperti ayahnya.
"Kenapa?" tanya ayah
"Ngapain dia sama ayah?" ucap Dira heran
"Dira" panggil Vita
Dira menoleh ke sumber suara.
Vita melambaikan tangannya, "sini" ucapnya
Dira kembali menoleh ke arah ayahnya, "yaudah yah, Dira kesana dulu" ucap Dira
"Iya, pulangnya jangan malem-malem" ucap ayah
Dira mengangguk dan segera berjalan menuju mejanya.
"Kenapa?" tanya Dira
"Lo sadar gak sih? Lo jadi pusat perhatian orang-orang" ucap Vita
"Bukan gue, tapi pak Rey" ucap Vita
"Kalian bertiga pokoknya" ucap Vita
"Yaudahlah, yuk makan. Abis ini kita pulangkan?" ucap Dira
"Ke mini market dulu, gue mau beli cemilan buat dirumah. Lumayan temen nganggur" ucap Vita dengan cengirannya
"Iya dah" ucap Dira
Mobil
Vita turun dari mobil Dira, "ati-ati lo" ucapnya
"Iyaa bawel banget sih lu" ucap Dira
"Masih sukur ada yang perhatian kayak gue" ucap Vita
"Dih, kasian gaada yang merhatiin" ejek Dira
"Eh lu juga" ucap Vita mengejek balik "Gue besok ke rumahlu ya, mau numpang makan gratis. Inget, jangan kaburlu" lanjut Vita
"Siapa yang ngundanglu?" ucap Dira
"Tante Anggun" ucap Vita
Fyi, Anggun adalah bunda Dira.
"Eh pemeran utama ga ngundang" ucap Dira
"Pemeran utama jidatlo" ucap Vita
Mereka tertawa ringan.
"Yaudah gue balik dulu, salam aja buat nyokap sama bokaplo" ucap Dira
"Iyaa, ati-ati. Ada tikungan lurus aja" ucap Vita
"Yeee kampret" ucap Dira, "udah ah gue pulang dulu. Bayy" ucapnya dan mulai menjalankan mobilnya
Vita melambaikan tangannya.
Rumah
Dira memasuki rumahnya, "assalamualaikum" ucapnya
"Waalaikumsalam" ucap bunda, "dapet gak?" lanjutnya
"Dapet kok" ucap Dira
"Mana?" ucap bunda penasaran
"Ini" ucap Dira sembari memberikan belanjaannya
Bunda mengambilnya dan melihatnya.
"Hmm, bagus. Yaudah simpen buat besok" ucap bunda
"Iya" ucap Dira
"Ayah kamu belum juga pulang" ucap bunda
"Katanya masih meeting sama klien" ucap Dira
"Kamu tau darimana?" ucap bunda
"Tadi ketemu diresto, sama pak Rey juga" ucap Dira
"Oh, yaudah kamu istirahat gih" ucap bunda
"Iya bun" ucap Dira dan bergegas menuju kamarnya
-Kamar
21.20 wib
Dira mengganti pakaiannya dengan piyama. Sungguh hari yang membingungkan.
Dira masuk ke dalam kamar mandi, mencuci kaki, tangan, dan menyikat giginya.
Selesainya, ia keluar dan menghempaskan tubuhnya ke atas kasur.
"Besok gue dilamar? Trus abis nikah, gue pindah? Nooo! Kamar gueee! Gue gamau pisah sama kamar gueee!" rengek Dira
Minggu, 06.30 wib
Dira masih terlelap dengan mukena yang masih ia pakai. Memang kebiasaan Dira, setelah sholat subuh langsung tidur tanpa melepas mukena.
"Diraaa! Bangun! Udah siang" teriak bunda dari dapur
Dira membuka sedikit matanya, ia melihat ke arah jam dinding dikamarnya, pukul 06.30 wib.
Ia terbangun, "gue telat!" ucapnya kaget
Dira berlari mengambil handuknya, "eh bentar, ini hari apa?" ucapnya dan berlari ke arah kalender kamarnya
Minggu.
"Yailaah" ucapnya kesal dan melemparkan handuknya
Dira kembali menghempaskan tubuhnya ke atas kasur. Ia terlelap.
07.12 wib
Dira masih menikmati mimpi indahnya. Baginya, bangun pagi dihari minggu hanya membuang-buang waktu.
Ceklek..
Pintu kamar Dira dibuka.
"Astagaaa Anin! Udah siang, bangun! Anak perawan kok bangunnya siang" ucap Viona menggoyangkan tubuh Dira
Dira terbangun, ia melihat Viona dan Meira yang duduk didekatnya. Nyawanya belum terkumpul. "Loh, kok kan Vio sama kak Mei ada dimimpi Anin. Mimpi apaan sih ini" racau Dira
Dira kembali menutup matanya.
"Heh, mimpi mulu! Ini nyata, hey!" ucap Viona kembali menggoyangkan tubuh Dira
"Kok kerasa ya. Kayak bukan mimpi" racau Dira
Viona dan Meira menarik lengan Dira hingga Dira terduduk, "bangun Anin" ucap Meira
Dira membuka matanya lebar, ini bukan mimpi?
Dira melihat Viona dan Meira bergantian. Ia mencubit pipi kanan Viona dan pipi kiri Meira, "wah, bukan mimpi!" ucap Dira histeris dan langsung memeluk keduanya "kangeeeeen" lanjutnya
"Eh kecekek ini" ucap Viona
"Eh" ucap Dira melepaskan pelukan dengan cengirannya
"Udah mandi sana" ucap Meira
"Siap komandan" ucap Dira memberikan hormat
-Dapur
Dira berlari menuruni tangga dengan cepat. Ia sudah mandi, sudah wangi.
"Pagiii" sapa Dira dengan senyuman cerianya
"Seneng banget" ucap Meira sambil tersenyum
"Orang mau lamaran mah gitu" ejek Viona
Dira melotot, "Dih"
Meira, Viona, bunda, dan art Dira tertawa.
"Masak apa sih" ucap Dira
"Kepiting rica rica kesukaan anak bungsu" ucap bunda sambil tersenyum
"Ciee bunda mah sayang sama Anin doang" ucap Dira
"Kebetulan" ucap Viona
"Enggak kok, kan bun" ucap Dira
"Iya sayang" ucap bunda
"Tuuh" ucap Dira mengejek Viona
Mereka tertawa.
"Abis ini disayangnya bukan sama bunda lagi, tapi suami hahahahahah" ejek Meira
"Ciee yang mau dilamar, cepet nikah ya hahahahahah" ejek Viona
"Gak mau" ucap Dira
"Eh Anin mulutnya" ucap Meira
Dira menggeleng, "belum mau nikah" rengeknya
"Udah waktunya Dira" ucap bunda
"Kuliah aja belum selesai" ucap Dira
"Kan Non Dira udah cukup umurnya buat nikah" ucap bibik
Dira menggeleng, "enggaaak gak mauu" rengeknya
"Eh Nin, biasanya yang kayak gitu.. pas nikah lengket mulu sama suami" ucap Viona
"Tau darimana" ucap Dira
"Temen kakak banyak yang kayak gitu" ucap Viona
"Ngomong-ngomong, calon suami Dira gak tua kan bun? Gantengkan? Kalo enggak, Dira tolak. Serius" ucap Dira
"Loh? Belum tau calonnya siapa ternyata, hahahahahah" ucap Viona diakhiri tawanya
"Calon suami kamu?" ucap bunda
"Jangan dikasih tau bun, biar dia penasaran hahahahah" ucap Viona
"Ish! Sirik aja" ucap Dira kesal
"Yang penting malam ini kamu dandannya yang rapi" ucap bunda
"Emang Dira ga rapi ya?" ucap Dira
"Enggak" ucap Viona dan Meira
"Yaudah bagus dong" ucap Dira
"Bagus darimana" ucap Meira
"Kalo Dira Rapi, ntar Dira jadi suami Nagita dong" ucap Dira
"Beda maknaa" ucap Meira
Dira nyengir. "Tapi kalo udah nikah, Dira gamau pindah" ucapnya
"Loh? Gaboleh dong. Istri harus ikut suami" ucap Meira
"Enggaak" rengek Dira
Empat orang dihadapannya tertawa.
Dira mencebik, "ponakan gue mana" ucapnya mengalihkan pembicaraan
"Didepan sama ayahnya" ucap Meira
"Otewe" ucap Dira dan berlari menuju pintu depan
-Teras
Dira berhenti dari larinya dan menyapa kedua kakak iparnya. "Ehee apa kabar bang" ucapnya basa basi
Kedua kakak iparnya tersenyum, "alhamdulillah sehat" ucapnya
Dira hanya tersenyum dengan menunjukkan gigi ratanya.
"Eh ponakan auntie udah gedee" ucap Dira dan berlari menyusul ketiga ponakannya yang bermain dihalaman depan
Haihaihaiiii🖤
Apa kabaaar?
Jangan lupa vote and comment guys!🖤