After Wedding [M-Preg] ✔

By N-Hwa48

80.8K 6.3K 2.8K

Rank : 2 of 2moons Apasih yang bakal terjadi jika Phana dan Wayo menikah? Apa yang terjadi setelah mereka me... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18

Chapter 19

2.9K 180 48
By N-Hwa48

5 Years Later~

"Astaga bagaimana ini? Tuan muda Hao menghilang" gusar seorang gadis bermaksud mengadu kepada kepala pelayan.

"Apa maksudmu menghilang?" wanita paruh baya itu mengerutkan kening tanda tidak terlalu mengerti.

"Aku baru saja mengecek kamarnya bermaksud ingin memandikannya tapi ia sudah tidak ada" kepala pelayan itu tersenyum melihat gadis muda yang menjadi pengurus anak di rumah ini terlihat gusar.

"Mungkin ia bersama Tuan Wayo di kamarnya?" ucapnya tenang bermaksud menenangkan walaupun ia sendiri merasa khawatir.

Tap

Tap

Tap

"Pagi semua, sedang apa kalian berdiri disini?" Kedua wanita itu menoleh melihat pria manis yang sudah rapih dengan setelan jasnya.

"Selamat pagi tuan Yo" Pria yang dipanggil Yo itu mengedarkan pandangannya seperti mencari sesosok makhluk yang belum memunculkan batang hidungnya, bahkan ia mengerutkan keningnya, seakan bertanya-tanya dimanakah gerangan anak manisnya itu?

"Mina.. Dimana Hao Hao? Tumben dia tidak mengacau pagi ini di kamarku?" Wanita muda yang ternyata pengasuh anak bernama Hao Hao itu melebarkan matanya. Jadi Hao Hao tidak ada di kamar ibunya? Lalu kemanakah gerangan?

Wayo menatap curiga melihat kedua wanita dihadapannya yang terlihat saling memberi kode dan melirik takut pada dirinya. Apa yang sebenarnya terjadi.

"Mina kau jelas mendengar ucapanku, jangan sampai aku mengulang untuk kedua kalinya"

Wanita muda itu menatap takut pada sang majikan dan menautkan kedua tangannya yang sudah berkeringat. semoga Tuhan melindunginya nanti.





.

"Daddy!!" Phana yang sedang serius melakukan operasi langsung menolehkan kepalanya kepada sumber suara.

Matanya melebar melihat bocah lima tahun yang masih menggunakan popok dan memegang botol susunya seraya mengerjapkan matanya polos. Phana menepuk jidatnya melihat jagoan kecilnya tiba-tiba muncul di ruang operasinya. Astaga dimana istri dan pengasuhnya itu?

Phana melirikkan matanya menatap seorang suster yang hanya memberikan cengiran polos padanya.

"Maafkan saya dokter, Baby Hao menangis mencari anda, bahkan ia memaksa bertemu anda"

"Lalu dimana istri saya dan pengasuhnya?"

"Saya tidak tau dok, saya rasa Baby H---"

"Daddy, Hao Hao lindu daddy, tenapa daddy tidak ada saat Hao banun?" Sambil masih menggenggam botol susunya bocah imut itu berlari tanpa ragu mendekati sang ayah dan memeluk kakinya.

"Padahal Hao hao ingin dimandiin tama daddy"

"Tenapa Daddy pelgi tidak bilang Hao Hao dulu cihh?" Bocah imut itu terus berceloteh dengan pipi menggembung dan bibir yang dimaju-majukan.

Phana mengurut keningnya merasa kepalanya sedikit berdenyut karena merasakan syok yang tidak terbantahkan. Bayangkan disaat kau sedang melakukan operasi anakmu datang menemui hanya ingin mengatakan bahwa ia rindu dan ingin dimandikan olehnya. Astaga Phana merasa de javu dengan kejadian ini. Oh ia ingat sekarang, waktu itu kejadiannya disaat bocah ini masih ada di dalam kandungan istrinya.

TOK

TOK

TOK

"Permisi!"

"Maaf Nona anda mencari siapa?" keluarga pasien yang kebetulan sedang menunggu operasi selesai, mengerutkan kening mereka melihat seorang pria atau wanita ya entahlah intinya ia sedang hamil. Dan anehnya ia menggunakan piyama tidur berwarna hijau dengan gambar karakter katak. Lebih parahnya ia mengetuk pintu ruang operasi seperti mengetuk rumah temannya.

"Oh aku mencari suamiku,aku kesal iapergi tanpa mengatakan apapun padaku. Bibi jika ada diposisiku akan kesal bukan?"

"Tentu saja aku marah, seharusnya suami itu izin dulu jika ingin pergi, lagipula siapa yang mendoakan mereka dari rumah dan siapa yang menyambut mereka saat mereka pulang?" Pria hamil ini mengangguk semangat mendengar rentetan kalimat penyemangat yang dikeluarkan wanita paruh baya dihapannya ini. Ah ia jadi teringat akan ibu mertuanya yang selalu membela dirinya.

"Benar itu bibi, aku setuju sekali.. makanya aku harus menemui pria itu sekarang juga"

"Ya temuilah, jangan beri ampun jika ia melawan. Semangat!" wanita paruh baya itu mengepalkan tangannya memberi semangat pria hamil dihadapannya. Astaga tidak sadarkah wanita itu bahwa suaminya sedang berjuang melawan maut di dalam sana?

TOK

TOK

TOK

"P'Pha ini aku Wayo!" pria mungil itu menggedor-gedor sedikit kuat, ia menoleh pada wanita paruh baya sang penyemangat dan membalas tersenyum saat wanita paruh baya itu kembali tersenyum penuh semangat. Ah Wayo benar-benar merindukan mertuanya, ia berjanji nanti setelah urusannya selesai ia akan menemui mertuanya itu.

CKLEK~

Seorang perawat membuka pintu yang sejak tadi tertutup dengan pandangan bingung melihat menantu dari pemilik rumah sakit menggedor pintu ruang operasi.

"Oh Tuan Wayo, ada ap--"

"P'Pha dimana?" tanpa menunggu ucapan suster itu Wayo sudah memotong terlebih dulu.

"Oh anu dokter Phana sedang melakukan operasi di dalam" Tanpa membalas ucapan sang perawat ia langsung memaksa tubuh mungilnya masuk ke dalam. Sang perawat yang bingung hanya menggaruk tengkuknya bingung,ia merasa bimbang, jika ia mengusir pria hamil itu, jelas ia akan langsung didepak dari Rumah Sakit ini, namun jika ia biarkan, ia akan mendapat amukan sang dokter bahkan operasi bisa saja menjadi kacau. Astaga bisakah ia pulang saja?

"P'Pha~~" semua orang yang sedang fokus mengerjai tubuh yang terbaring di brangkar itu menoleh serentak, sedangkan pria yang namanya dipanggil melebarkan matanya.

"Astaga Yo sayang ada apa? Kenapa ada disini? Phi sedang melakukan operasi sayang" Phana sungguh terkejut melihat pria terkasihnya berada di ruang operasi dengan santai memakai piyama kodoknya. Astaga tidak sadarkah ia ruang operasi sangat steril.

Yo mengerucutkan bibirnya lalu melangkah mantap menuju suaminya, ia melirik sekilas pasien yang keadaannya sangat mengenaskan dengan dada yang masih terbelah, Yo bahkan bisa menebak bahwa yang dilihatnya adalah jantung pasien itu. Tanpa memperdulikan darah yang ada pada tangan suaminya ia memeluk erat suaminya dan menggumamkan kata 'aku merindukanmu'

Phana sudah tidak mengerti lagi apa yang harus ia lakukan saat ini, ingin marah tapi pada siapa? Oh maaf saja, ia tidak mungkin marah pada pria mungil ini jika tidak ingin dimutilasi oleh ibunya.

"Dokter.. operasinya" seperti tersadar dari lamunanya, ia melirik sang ahli anestesi.

"Ah sayang bisa kah Yo menunggu sebentar di luar? Phi harus menyelesaikan ini sayang" Pria itu menggelengkan kepalanya keras semakin menenggelamkan kepalanya di dada suaminya.

"Tidak mau, Yo ingin disini menemani P'Pha"

"Sayang.. Yo mau pasien P'Pha tidak selamat? Yo tidak kasihan dengan keluarganya? Atau Yo tidak kasihan dengan Phi yang pasti akan merasa bersalah seumur hidup karena tidak bisa menyelamatkannya?" Pria mungil itu terdiam mencerna ucapan sang suami, lalu perlahan ia melepaskan pelukannya menatap mata hitam kelam suaminya.

"Baiklah Yo akan menunggu P'Pha..." Phana tersenyum mendengarnya lalu mengecup kening kekasinya ini.

"Tapi disini" Senyuman itu luntur digantikan dengan bibir yang sedikit berkedut diujungnya.

"Yo tunggu disini, Yo juga ingin melihat P'Pha saat sedang operasi" Phana menghela nafasnya menghadapi sifat istrinya.

"Suster Shin tolong ambilkan kursi untuk istriku"

"Ah sekalian ambilkan tasku yang ada dimobilku" Yo langsung ikut meminta agar perawat itu mengambilkan apa yang diinginkannya. Sangat dijamin pasti sang perawat sedang mengumpat di dalam hatinya.

.

Phana sudah memulai operasinya kembali sejak 5 menit lalu, istrinya dengan santai duduk dengan jarak 5 langkah dari ranjang pasien dan dengan santai memakan popcornya, yang ternyata ia sudah menyiapkan dengan sebaik mungkin. Apakah ia ingin piknik atau sedang asik menonton film? Astaga ini sedang operasi, bukan cerita love story yang terkadang ada konflik orang ketiga.

"Hey Suster, tolong bergeser sedikit kau menghalangi pandanganku terhadap suamiku" Hampir saja Phana salah melakukan jahitannya saat mendengar celetukan dari istrinya itu. 'Tarik nafas Phana tarik nafas'

Perawat yang merasa dirinya sedang disindir segera menggeser tubuhnya tanpa membalas ucapan pria mungil itu jika tidak ingin urusannya semakin panjang.

.

Phana menggelengkan kepala mengingat tingkah ajaib istrinya dulu saat mengandung. Dan ini terjadi lagi, astaga kesalahan apa yang Phana lakukan dikehidupannya yang dulu.

"Daddy gendongg~~" Phana menundukkan kepalanya melihat bocah di bawah kakinya menjulurkan kedua tangannya meminta agar Phana mengangkat tubuh mungil itu. oh tidak, lihatlah mata berbinar itu, mirip sekali dengan ibunya yang entah dimana saat ini, kenapa bisa membiarkan bocah ini masukdan membuat ulah.

"Baby Hao tunggu di luar ya sayang, Daddy sedang bekerja, sebentar lagi selesai lalu Daddy akan menemani Hao Hao bermain.."

"Tidak mauuuu!! Hao Hao ingin Daddy cekalang! cekalang pokoknya cekalang! tidak mau nunggu nantii! Daddy gendong daddy gendonggg"

hahhh~~

Akhirnya Phana menyerah ia menghela nafasnya kasar menghadapi bocah berusia lima tahun ini.

"Beam tolong lanjutkan, aku harus mengurus bocah ini dulu" Beam hanya memberikan kedua jempolnya sambil mengulum bibirnya ke dalam. Phana ingin sekali melempar pisau bedah kepada wajahnya yang dengan kurang ajarnya menertawakan dirinya.

Melirik kembali pada makhluk polos yang ada di bawah kakinya ia tersenyum sambil melepaskan sarung tangan karetnya dan mulai menggendong malaikatnya, membawa keluar ruangan dengan gemas sambil mengumpat dalam hati 'sial untuk apa ia datang pagi-pagi jika ia akhirnya tidak jadi melakukan operasi?'

"Sekarang jawab pertanyaan Daddy, Hao Hao bersama siapa kesini?" Phana mendudukkan Beruang kecilnya pada meja kerjanya sedangkan ia duduk menghadapnya dan kedua siku yang berada dikedua sisi Hao Hao seperti memenjarakan dirinya. Oh posisi ini lebih cocok jika dengan istri manisnya yang dijamin pasti pria mungil itu akan menggoda dirinya. 'Astaga Phana pikiranmu'

"Daddy ayo main.. cemalam Daddy pulang malam tan? matanya Hao Hao lindu Daddy banyak banyak" Phana tidak bisa menahan rasa gemasnya menghadapi manusia polos dihadapannya yang tengah memeluk kepala Phana erat. 'Ternyata bibitku bagus juga bisa menghasilkan bocah semanis ini' Phana tersenyum pongah dengan pemikirannya sendiri.

"Jika memang Baby Hao ingin bermain dengan Daddy, katakan dengan siapa Baby kesini dan dimana Mommy?" dengan ekspresi berfikir, meletakkan telunjuk pada dagunya lalu bibir yang dimajukan beberapa centi.

"Hao Hao kemali cama cupil kalena Hao Hao tidak melihat Daddy di kamal. Di kamal cuman ada Mommy yang bobo, matanya Hao Hao kecini cama cupil, telus bibi Mina malah acik telepon cama pacalnya ya udah Hao Hao tinggal"

"Jadi Hao Hao tidak izin dengan Mommy?" Hao Hao menggelengkan kepalanya membuat anak rambutnya bergoyang mengikuti pergerakan kepalanya.

"Lain kali harus izin Mommy dulu, Mommy pasti khawatir sekarang" Phana menepuk pelan kepala anaknya yang menunduk sedih mendengar penuturan dirinya barusan.

"Daddy tidak marah, hanya mengingatkan Hao Hao untuk tidak pergi sendiri lagi tanpa izin Mommy atau pun Daddy, mengerti?"

"Mengelti Daddy" cicit bocah manis itu.

"Baiklah sekarang kita telepon Mommy"

.

Yo sudah tidak mengerti lagi dengan ucapan dari pengasuh anak semata wayangnya itu. Ayolah bagaimana ia bisa ceroboh menjaga anak lima tahun saja tidak bisa. Jika Yo ini tidak punya hati nurani sudah dijamin Mina akan dipecat, namun sangat disayangkan Wayo adalah seorang malaikat.

Drrttt

Drrttttttt

"Astaga P'Pha tidak tau apa anaknya sedang hilang?"

Hallo say-

Hallo phi ada apa? Yo sedang sibuk

Tidak Phi hanya ing--

Nanti saja Phi, Yo sedang mencari si beruang kecil, ia pasti bersembunyi lagi

Sayang H--

Oh apa Hao Hao sembunyi lagi dalam lemari lagi? ya sudah phi nanti dulu, Yo cari Hao Hao dulu

Tap--

tutututut~

Phana menatap nanar ponselnya kenapa istrinya harus seperti ini Tuhan, 'sabar Phana sabar, mungkin efek panik, iya mungkin harus positive thinking"

Drrttt

Drrrttt

Yo menghela nafasnya kembali menghadapi suaminya yang sibuk menelpon disaat yang tidak tepat. Tidak taukah ia bahwa anaknya yang manis namun sedikit berulah itu sedang menghilang entah kemana?

Hallo Phi nanti dulu, Yo belum menemukan Hao Hao

Sayang dengarkan Phi baik-baik

Jika Phi ingin mengatakan yang tidak penting nanti saja, Haho Hao lebih penting. astaga bagaimana jika Hao Hao diculik? Bagaimana jika Hao Hao dijual? Hao Hao kan imut seperti Yo dan ya ampun ia masih poloss

Sayang Hao Hao ada dengan phi!

hah?!

Iya Hao Hao ada disini di Rumah Sakit

Ba Bagaimana bisa? astaga anak itu bagaimana bisa ia pergi sendiri, ya ampun anak siapa sebenarnya ia?

Anak kita sayang

Oh iya benar, Yo yang mengandung selama 9 bulan dan Phi yang sudah membuatnya. Yo ingat sekali saat bagaimana phi memb--

Sayang lebih baik segera menyusul kesini

Oh iya Yo lupa, Phi jaga Hao Hao jangan sampai kabur lagi

Iya sayang hati-hati

Siap kapten

I love You

Love you too Daddy














End

Udah udah cukup. ga usah panjang-panjang nanti gumoh, setidaknya cukuplah ya mengobati rasa kangen hehehe.

Apakabar eperibadehhhh

Adakah yang kangen Nhwa? tidak? ya sudah sekian terimaksih huhuhu

jangan lupa vomentnya ditunggu

Salam GB

Continue Reading

You'll Also Like

7.5K 111 6
⚠️CW⚠️ BxB Fluff story Harsh word! Gaada 18+ (Abis di revisi!) "Kamu jelek deh" "Makasih" Seorang ketua osis yang bernama Arkana Najendra terkenal...
87.4K 8.4K 24
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
485K 5.1K 87
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
76K 10.2K 42
kisah klise antara kalangan menengah ke atas dan kalangan menengah Kebawah. Bagaimana Kisah si kaya Lee Jooheon yang bar bar harus berurusan dengan...