HALU(Completed)

By MartabakKolor

586K 98.3K 2.9K

Ini menceritakan tentang kisah percintaan seorang gadis yang memiliki tingkat halusinasi tinggi. Dirinya perc... More

Prolog
1 ||JODOHKU!
2 ||HANA YANG PERTAMA?
3 ||HANA CINTA LUKAS
4 ||KECEWA
5 ||LUKAS YANG MANIS
6 ||HANA SI DORA
7 ||BERKUNJUNG
8 ||PUISI CINTA
9 ||KEKOSONGAN
11 ||HANA LAGI
12 ||DERITA LUKAS
13 ||PERHATIAN LUKAS
14 ||AJAKAN NGEDATE
15 ||NGEDATE
16 ||PELUKAN TIBA-TIBA
SMA Cakrawala Spesial Malam Tahun Baru
17 ||TEROR
18 ||LAGI?
19 ||MULAI MENJAUH
20||JADIAN?
21||RESMI
22||HARI PERTAMA
23||Spent the Whole Day With Lukas
24||TERUNGKAP?
25||SANDARAN LUKAS
26||KENYATAAN MENGEJUTKAN
27||PERMINTAAN MAAF
28||FIRASAT BURUK
29||MEMBAIK
30||LUKAS
31||RENCANA
32||DI UJUNG TANDUK
33||INGIN MENYERAH
34||KESEDIHAN
35||PENYESALAN
36||LUKA YANG BEGITU DALAM
EPILOG
Extra Part?
EXTRA PART
PENGUMUMAN
EXTRA PART 2
LEO

10 ||MULAI TERBIASA?

14K 2.4K 47
By MartabakKolor

"YIPPYY!!!!!"

Rahel menutup gendang telinganya yang nyaris jebol akibat teriakan melengking dari Hana. Setelah Pak Harto, wali kelas mereka, mengumumkan tentang camping yang akan dilaksanakan akhir pekan, satu kelas dibuat heboh. Ada yang heboh karena senang ada juga yang heboh karena harus mengorbankan weekendnya untuk pergi camping yang terdengar mengerikan.

Tapi tidak dengan Hana. Bahkan sekarang, cewek itu melompat kegirangan di depan kelas. Sudah tidak heran dengan sikap Hana yang periang.

Rahel berdecak malas, "Pusing gue lihat lo lompat-lompat nggak jelas." Gerutu Rahel. Tangannya bersedekap di dada, menatap malas Hana yang melompat-lompat tidak jelas.

"Gue tuh seneng karena bakalan bareng jodoh gue!!! HUAAAA!! Nggak sabar."

Rahel menggeleng-gelengkan kepalanya. Segitu excited kah Hana sampai wajahnya secerah mentari?

Hana kembali duduk di bangkunya. Tangannya menyangga dagu dengan pandangan lurus ke arah papan tulis. Dengan pikiran yang melayang-layang ke angkasa. Membayangkan saat malam di perkemahan nanti tiba, dirinya dan Lukas saling berduaan. Melontarkan gombalan-gombalan murahan. Dengan bahu yang digunakan Hana bersandar. Menatap kerlap-kerlip bintang. Merasakan dinginnya udara malam.

"HUAAA!!!"

Hana berteriak sinting.

◎◎◎◎◎

Akhir pekan tiba.

Wajah secerah mentari itu tak henti-hentinya menebar senyuman. Gigi gingsul juga lesung pipitnya Ia perlihatkan. Kebungahan di hatinya mengalahkan luasnya samudra.

Seluruh kelas XI SMA Cakrawala bersiap untuk mendirikan tenda. Menghirup udara segar, seakan menghilangkan kelelahan yang sempat melanda. Mata memandang senang akan keindahan yang Tuhan ciptakan.

Dengan semangan 45 Hana mendirikan tenda bersama regu kelompoknya. Diantara anggota regu yang lainnya, hanya Hana yang bersemangat. Disaat teman-temannya menyayangkan drama koreanya yang belum terselesaikan akibat camping dadakan. Justru Hana senang, menikmati kebersamaan tanpa merasa kesepian.

"Kalian lemes banget. Semangat dong! Kayak gue, nih."

Teman-temannya berdecak kesal mendengar nasehat Hana.

"Lo mah enak, Doi lo seangkatan. Kita-kita Doinya kakel semua." Gerutu Sisil yang langsung mendapat persetujuan dari yang lainnya.

Hana nyengir, "Hehehe, kalian kalau ngomong suka bener." Ujar Hana.

Teman-temannya tidak menanggapi. Memilih melanjutkan pekerjaan mereka agar dapat beristirahat segera.

"Huft...."

Desahan lega muncul dari ke lima gadis yang selesai mendirikan tenda. Merenggangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

Diberitahukan kepada seluruh peserta camping, bahwa nanti siang pukul 14.00 WIB akan diadakan hiking ke hutan. Persiapkan tenaga kalian nanti. Untuk itu, silahkan beristirahat sambil menunggu waktu hiking tiba.

Gerutuan kesal terlontar dari beberapa mulut siswa. Hiking ke hutan pasti sangat menyeramkan juga banyak rintangan. Ingin rasanya mereka pulang lalu rebahan di dalam kamar. Namun apalah daya nilainya akan diancam.

Berbeda dengan Hana, Lukas dengan ogah-ogahan mengikuti camping ini. Awalnya Ia tidak mau, tapi karena Bi Inah(ART) yang terus mengancamnya dan berjanji akan merawat Adel dengan baik juga karena nilai yang terancam hangus bagi siapapun siswa yang tidak mengikuti kegiatan ini.

Lukas lebih memilih berjalan-jalan keliling area camping mereka dengan earphone menggantung di kedua telinganya. Raut wajahnya tetap tenang seakan menikmati indahnya alam.

Dirinya berhenti berjalan saat ada sebuah pohon tumbang yang menghadap ke arah danau. Ia mendudukkan pantatnya ke atas pohon, memandang indahnya danau yang terlihat segar.

Matanya memejam menikmati hawa sekitar. Namun, hal itu tak berlangsung lama setelah hidungnya mencium aroma strawberry yang sangat familiar. Lukas membuka matanya.

Menatap datar saat dugaannya benar. Di hadapannya, wajah polos Hana yang tersenyum manis ke arahnya. Mata bulatnya menyipit karena saking lebarnya tersenyum.

"Gue sumpahin tuh bibir robek."

Hana menatap kesal ke arah Lukas. Bisa-bisanya dirinya tidak kesengsem dengan senyum manisnya itu. Bahkan sekarang, cowok itu hanya menatapnya datar.

"Jahat banget." Hana ikut duduk di samping Lukas, "Lo ngapain kesini? Lagi mikirin gimana cara nembak gue? Udah, nggak usah dipikirin, tinggal ungkapin perasaan lo ke gue di depan banyak orang sama bawa sepucuk mawar merah, gue udah seneng kok." Ujar Hana dengan menatap polos Lukas.

"Pede anjir." Ucap Lukas jengah.

"Nggak boleh ngomong kasar. Nanti Hana nggak suka." Ujar Hana disertai cebikan di bibirnya.

Lukas menatapnya jijik, "Bagus dong. Gue bebas dari cewek aneh kayak lo."

"Ish. Lukas kalau ngomong suka nyakitin orang. Kalau gue sakit hati gimana?"

"Bodo amat."

Setelah mengatakan itu, Lukas beranjak dari duduknya berniat kembali ke tendanya.

Hana tersenyum miris, menatap punggung Lukas yang bergerak menjauh. Lagi-lagi dirinya harus menerima kenyataan pahit.

Ingin rasanya mendapat kasih sayang tulus. Ingin rasanya mempunyai ibu yang pengertian dan selalu menanyakan kabar. Bukan hanya materi yang dibutuhkan, melainkan juga kasih sayang. Memang benar, ibunya mencari uang hanya untuk kebahagiaannya. Tapi, salahkah jika seorang anak menginginkan kasih sayang? Ijinkan Hana untuk 'sedikit' egois kali ini.

Ah, sudahlah. Membicarakan takdir memang tidak ada ujungnya.

◎◎◎◎◎

"Satu regu laki-laki akan digabungkan dengan satu regu perempuan."

Ucapan dari ketua panitia itu sedikit memberi kelegaan untuk para kaum hawa. Setidaknya masih ada benteng untuk mereka bertahan.

"Baik, langsung saya bagi. Regu Mawar dengan regu Harimau."

Sorakan heboh berasal dari Hana. Dia bergabung dengan regunya Lukas. Memeluk Rahel kencang hingga membuat sahabatnya merasa sesak.

"Horeeeee!!!!!!"

Pembacaan pembagian regu sudah selesai. Masing-masing tim sudah berangkat sesuai urutan. Hana bersorak kegirangan, berjalan dengan semangat 45.

Lukas tidak mempedulikan Hana yang sedari tadi mengajaknya bicara. Ia harus segera menemukan 5 bendera sebelum malam tiba.

"Lukas, kita udah sampe pos pertama!"

Lukas mengangguk singkat, lalu mulai melaksanakan perintah dari panitia yang bertugas. Sebagai ketua tim, Ia harus mengatur para anggotanya.

Satu bendera sudah berada di depan mereka. Lukas dengan keberaniannya mengambil bendera yang tercentel di atas pohon.

Dengan keahlian memanjat, Lukas berhasil mendapatkan bendera tersebut. Hana bersorak senang.

"Tinggal empat lagi, hore!! Yang terakhir nanti gue yang ngambil, ya?" Ucap Hana pada anggota lainnya.

"Serah lo aja, Na. Yang penting lo heppy aja gue udah seneng." Ucap Reyhan berniat menggoda Hana.

Sambil berjalan, Rahel menepuk kepalanya yang dilapisi topi itu agak kencang, "Dasar gombal. Hana miliknya Lukas tahu."

Ucapan Rahel langsung mendapat acungan jempol dari Hana.

"Iya-iya beb. Bercanda. Gitu aja cemburu. Makin sayang, deh." Ucap Reyhan menatap genit ke arah Rahel.

Dengan sesekali bercanda, mereka lalui berbagai rintangan yang ada. Menjunjung kekompakan bersama. Empat bendera sudah ada di tangan. Menyisakan satu bendera yang berada di depan mata.

Lukas menatap bendera itu dengan senyum miringnya. Bendera kelima ini berada di atas pohon yang paling tinggi.

"Yakin?" Tanyanya pada Hana.

Hana mengangguk mantap, "Yakin. Waktu kecil gue sering gelantungan di pohon rumah nenek."

Lukas mengedikkan bahunya, "Terserah."

Hana mulai menjalankan aksinya. Teman-temannya menatap was-was ke arahnya. Bagaimana kalau nanti Hana jatuh dari atas pohon?

"Kalian tenang aja, gue udah ahli." Ujar Hana yang masih berada di setengah tinggi pohon.

Sedikit lagi Hana berhasil meraih ranting di sampingnya. Berusaha sekeras mungkin agar tangan mungilnya mampu meraih ranting itu.

Dengan susah payah, akhirnya usaha Hana berhasil. Ia menduduki ranting pohon itu kemudian berdiri di atasnya tanpa ada rasa takut sedikitpun. Hana meraih sebuah bendera Indonesia yang kini berada di depannya.

"AKHIRNYA!" Teriaknya terlampau senang.

Kriekkk

"HANA AWAS!" Pekik teman-temaannya.

Siapa sangka kalau ternyata ranting pohon yang digunakan berpijak, patah begitu saja. Hana memejamkan matanya, bersiap merasa sakit di badannya. Namun, bukan rasa sakit yang Ia dapatkan melainkan pelukan seseorang yang berhasil menyelamatkannya dari bahaya.

Lukas kembali merubah rautnya kembali tenang saat sempat panik. Menatap tajam tepat di kedua mata Hana. Lalu dengan sadisnya Ia menurunkan Hana dari gendongannya.

"Ceroboh." Komentarnya.

"Ehehe, makasih jodohku."

Cuit-Cuit

◎◎◎◎◎

MALAM tiba, para siswa berkumpul mengitari api besar di tengah-tengah mereka. Mereda dingin yang sempat mengudara. Bernyanyi riang bersama, menghilangkan lelah yang dirasa.

Hana menggosokkaan kedua telapak tangannya. Menatap Lukas yang berada di sampingnya. Hana terkikik, cowok itu lucu sekali.

Tidak, itu hanya pandangan dari Hana saja. Disaat semua orang menganggap Lukas menyeramkan dengan tatapan juga mulut tajamnya. Menghunus setiap orang yang mengganggunya. Hana malah menganggapnya cowok lucu.

Drrrtt

Getaran handphone yang berada di saku celana segera Hana ambil dengan senyum sumringah. Pasti dari ibunya.

Namun, saat matanya menatap sebuah pesan dari operator, senyumnya mendadak hilang. Guratan sedih muncul di wajahnya.

Ibunya sama sekali tidak menanyakan bagaimana kabarnya. Hana menunduk sedih.

"Kenapa?" Tanya Lukas saat menyadari perubahan Hana.

Hana menggeleng cepat, mencoba. Memaksakan senyuman walau hatinya enggan. "Enggak, kok."

Lukas tersenyum miring, "Bodoh." Komentarnya pada Hana.

Hana mencebik sebal, "Ih. Lukas jahat banget ngatainnya. Gue itu pinter tahu."

"Pamer?"

Hana melotot, "Enggak! Bisa nggak, nggak usah sauudzon mulu." Alisnya menaut tanda Ia sedang marah dengan tangan bersedekap di depan dada.

"Lucu." Gumam Lukas yang langsung tertangkap oleh indra pendengaran Hana.

"Coba ulangi?"

"Jelek."

Hana memukul lengan Lukas dengan daya yang tak berasa apa-apa.

"Nyebelin banget, sih!"

Lukas terkekeh pelan. Kekehan yang mampu membuat Hana tersihir karenanya. Baru kali ini Ia melihat. Tawanya bagaikan sang surya yang menyinari dunia. Terang benderang!

"Lo- ketawa?" Tanya Hana yang masih tidak percaya.

"Kenapa? Ganteng? Emang lo, jelek."

"Ihhh Lukas NYEBELIN!!"

◎◎◎◎◎

Acara api unggun telah usai. Menyisakan dua insan yang masih berada di sana.

"Lukas." Panggil Hana.

"Hm?"

"Lo tahu nggak?"

"Apa?" Tanya Lukas malas.

"Persamaam lo sama langit?"

Lukas mendelik, "Beda lah. Bentuknya aja udah beda, goblok."

Hana tidak merespon ucapan Lukas dan memilih untuk melanjutkan ucapannya, "Sama-sama susah gue gapai."

Hening.

Hanya suara jangkrik yang terdengar. Mereka berdua sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Lukas?" Panggil Hana lagi.

"Apa lagi?"

"Boleh nggak gue pinjem bahu lo?"

Saat akan melontarkan penolakan, tatapan memohon itu membuat niatnya urung. Tatapan itu seakan mampu menyihirnya.

Lukas tidak mengiyakan tapi juga tidak mengelak. Membiarkan Hana meminjam bahu kokoh miliknya.

Mereka berdua sibuk dengan pemikiran yang berbeda. Membiarkan alam semesta yang menjadikan saksi bisu kisah mereka. Perlahan akan meruntuhkan benteng yang selama ini Lukas bangun.

◎♡♡♡◎

Salam,

Ia💟

Continue Reading

You'll Also Like

MARSELANA By kiaa

Teen Fiction

1.8M 81.8K 37
Tinggal satu atap dengan anak tunggal dari majikan kedua orang tuanya membuat Alana seperti terbunuh setiap hari karena mulut pedas serta kelakuan ba...
3K 92 17
Maaf telah menyukaimu dengan lancang. Ini tentang Marie yang menyukai diam-diam kepada Verick. Cintanya yang bertepuk sebelah tangan, bahkan Marie ha...
1.1M 20.3K 2
Semua orang pasti akan mengalami kehilangan sesuatu yang sangat berharga dalam hidupnya, saat waktu itu tiba, semua manusia akan merasa hancur dan me...
412 48 1
Judul sebelumnya: 07 / 09 Ketika seorang mantan napi tak sengaja bertemu dengan gadis SMA yang memiliki strict parents. Yang dimana, hidup si gadis p...