ALANA (COMPLETED)

Por putrimbha

49.8K 1.7K 63

[BELUM DI REVISI] ~ alana Aradilla~ -terlalu banyak masalah di hidup gua, sampai gua lupa dimana letak kebaha... Más

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas...
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua puluh empat
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh enam?
Dua puluh tujuh
Dua puluh delapan
Dua puluh sembilan
Tiga puluh
Tiga puluh dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh empat
Tiga puluh lima
RAYLOVE
Tiga puluh enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga puluh sembilan
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
Empat puluh tiga
Empat puluh empat
Empat puluh lima
Empat puluh enam
Empat puluh tujuh
Empat puluh delapan
Empat puluh sembilan
Lima puluh
Lima puluh satu
Lima puluh dua
Lima puluh tiga
Lima puluh empat
Lima puluh lima
Epilog
Extra part
BAD AND COLD

Tiga puluh satu

596 21 0
Por putrimbha

Happy reading🥰

"Kenapa orang tua kamu tidak datang hari ini arina?"

Arina mengernyitkan keningnya dan menatap alana.

"Kok bu Ratna tau sih, kalo nyokap gua ga ke sekolah? Padahal gua belum bilang apa apa" batin arina.

"Eemm...anu..bu..em"

"Anu anu? Anu apa?"

Arina menyenggol alana, untuk membantunya menjawab pertanyaan ldari bu Ratna.

"Bilang aja nyokap lu sibuk" bisik alana ke telinga arina.

"Anu..mamah saya...Emm..sibuk bu" Ujar arina dengan tawa garingnya.

Bu Ratna memicingkan matanya. Mencari ke bohongan di mata arina.

Arina hanya tersenyum, dan senyumannya arina itu seperti orang yang sedang nahan BAB. Alana dari tadi mati matian menahan tawanya, karena melihat senyuman alana.

"Pfftt...pfftt" alana tidak bisa membunyikan tawanya.

"Alana?! Kamu kenapa?!"

Alana menetralkan wajahnya sebelum menjawab pertanyaan bu Ratna. "Engga bu, saya..inget film yang saya tonton Semalem. Lucu filmnya"

Bu Ratna hanya menggeleng kepala dan menghela nafas.

Arina menyenggol lengan alana. "Lu kenapa sih? Ada yang lucu? Ga bagi bagi lu" bisik arina.

"Muka lu kaya orang naber" alana menutup mulutnya dan menahan tawanya.

Arina menampakkan gestur tidak sukanya. "Iiih Nyebelin banget lo!"

"Sttt! Ketauan aja lu!" Alana menempatkan jari telunjuk di bibirnya.

"Alana, arina! Kenapa kalian sibuk sendiri?!"

Alana dan arina hanya tertunduk.

"Assalamu'alaikum, permisi" seorang perempuan paruh baya tiba tiba menghampiri bu Ratna dan duduk di depan bu Ratna.

"Ibu?" Gumam alana.

"Eeeh, anak ibu disini?"

"Loh? Ibu bukannya..."

"Maaf ya, ibu duluan tadi. Soalnya ibu habis dari pasar dulu"

Alana dan arina menghela nafasnya lega.

"Jadi tadi sampai mana bu?" Ujar Rini, ibunya alana.

Baru saja bu Ratna ingin bicara, namun alana memotongnya.

"Ibu dari tadi?"

"Iya, tadi ibu ke toilet dulu sebentar"

Alana dan arina saling pandang.

"Pantesan bu Ratna tau kalo nyokap gua ga bisa dateng. Tapi gapapa deh, alhamdulillah" batin arina.

"Tadi saya sudah beri tahu tentang kejadiannya ya bu. Jadi, sebenarnya saya mau memberitahukannya langsung ke orang tuanya arina__"

"Gapapa kok bu, sama ibunya alana juga. Kan, ibunya alana tuh udah aku anggap ibu sendiri" Rini tersenyum kepada bu Ratna.

Bu Ratna menghela nafasnya. "Bukan masalah itu arina, pihak keluarga letta minta pertanggung jawaban kepada kamu"

BRAKK!

"HAH?! APA APAAN!" Arina tiba tiba menggebrak meja bu Ratna. Bu Ratna, alana, begitupun Rini, kaget oleh tingkah arina.

"Saya ga terima ya bu! Dia yang salah kok jadi saya yang tanggung jawab?!" Nada arina penuh dengan emosi dan jarinya menunjuk nunjuk bu Ratna.

Bu Ratna hanya menghela nafasnya sambil memijit pelipisnya.

"Tenang rin tenang" ujar alana, berusaha menetralkan emosi arina.

"Gimana bisa tenang lan?...aarggh! Emosi gua! Lagian tuh orang, capernya kebangetan sih!" Nafas arina sudah naik turun.

Alana mengusap punggung arina, berharap emosi arina akan padam.

"Gua harus cari tuh si biang masalah!"

Arina hendak pergi, namun ditahan oleh alana.

"Eehh! Lu mau kemana?"

"Ck! Gua mau ke rumah sakit! Mau Nambahin luka dia lagi! Biar sekalian capernya!"

"Arinaaa! Dia punya keluarga! Pasti lu bakal di salahin Abis Abisan ama keluarganya!"

"Bodo amat lan! Gua ga takut!"

"ARINA! Sini kamu!" Arina memutar bola matanya, setelah bu Ratna memanggilnya.

Arina pun menghampiri bu Ratna. Bu Ratna memberikan amplop kepada arina.

Arina mengernyitkan keningnya. "Ini apaan bu?"

"Kasih itu ke orang tua kamu. Ibu ga mau tau, kalo sampai orang tua kamu besok ga datang, kamu bakalan di skors selama satu minggu!"

Arina,alana dan Rini tertegun dengan ucapan bu Ratna. "Bu, kok disini saya sih yang harus tanggung jawab?! Kan dia bu yang salah!"

Bu Ratna menghela nafasnya, yang kesekian kalinya. "Ibu ga mau denger apa apa lagi. sekarang, kalian kembali ke kelas!"

"Tapi bu__"

"Arina, alana, kalian ke kelas dulu aja. Ibu mau ngomong dulu sama bu Ratna"

Setelah Rini berbicara seperti itu kepada arina, hati arina pun luluh dan mau diajak kembali ke kelas oleh alana.

"Nyokap gua ngomongin apa ya, kira kira sama bu Ratna?"

"Gatau ah, pusing gua. Semoga aja, nyokap lu bisa nyelesain masalah gue. Habisnya gua bingung, nyokap gua pasti bakalan marah, kalo tau semuanya."

"Iya sih"

"Eh, tapi bentar deh. Lu duluan aja ya ke kelas, gua mau ke toilet sebentar"

Arina berdecak malas. "Yaudah,yaudah. Tapi jangan lama lama ya!"

"Siap bos"

Arina pun berjalan duluan ke arah kelas. Bukannya ke toilet, alana malah kembali ke ruang BK. Dia penasaran dengan apa yang ingin ibunya bicarakan dengan bu Ratna.

"Begini bu, biar saya aja yang tanggung jawab atas semuanya."

"Loh, bu, seharusnya sih pihak keluarga arina yang bertanggung jawab. Karena sebenarnya alana tidak salah. ya...walaupun alana ada, waktu kejadian. Tapi kan, alana gak ngelakuin apa apa"

"Gapapa bu, saya ikhlas. Ibu tinggal kasih tau, berapa biayanya. Nanti biar besok saya kesini lagi"

"Yasudah kalau memang begitu. apa engga sekalian aja, ibu ketemu sama pihak keluarga lettanya? Biar, ibu langsung ngasih biayanya ke pihak yang bersangkutan"

"Engga perlu bu, saya percaya kok sama ibu" Rini tersenyum.

"Yasudah, terima kasih ya bu"

"Iya bu, sama sama" setelah bersalaman, Rini pun keluar dari ruang BK.

"Ibu mau tanggung jawab? Duit dari mana?" Gumam alana. Yang dari tadi menguping pembicaraan ibunya dan bu Ratna.

Saat Rini keluar, alana langsung ngumpet. Dia penasaran dengan ibunya, dia pun terus mengikuti ibunya hingga di parkiran.

Rini seperti sedang menelpon seseorang, tapi alana tidak tau siapa orang yang di telpon ibunya. Tapi yang dia tau, ibunya seperti ingin bertemu dengan orang itu.

Pertanyaan di benaknya seakan akan menumpuk.

Alana pun terus mengikuti kemana ibunya pergi. Namun, dia bingung saat melihat ibunya berhenti di pinggir jalan, layaknya menunggu seseorang.

Tak lama, mobil sedan berwarna hitam berhenti menghampiri ibunya.

Alana penasaran dengan orang yang kini tengah mengobrol dengan ibunya.

Dia pun menghampiri ibunya. Alana tertegun melihat siapa orang yang kini tengah mengobrol dengan ibunya, dan orang itu memberikan uang kepada ibunya.

"Jadi, selama ini, ibu dapet duit dari dia?"

Rini beserta arkan, terperanjat mengetahui alana ada di belakang mereka.

Ya, orang yang berbicara dengan Rini adalah Arkan, Ayah kandungnya.

"Alana?" Gumam Rini.

"Ibu apa apaan sih?! Ngapain minta duit ke dia? Pantesan, belakangan ini ibu gampang banget kalo mau bayar apa apa. Ternyata..." alana tertawa miris.

"Ibu sekongkol sama si pembunuh ini!" Alana menatap Arkan dengan penuh kebencian.

"Alana, papah minta maaf sama kamu nak, papah mohon jangan panggil papah seperti itu. Papah gaada maksud buat ngelakuin itu semua__"

"Tolong anda jangan ikut campur urusan keluarga saya! Dan satu hal! Apa yang membuat anda mau memberikan uang itu pada ibu saya hah?!"

"Papah ini juga keluarga kamu alana, papah cuma mau nafkahin kamu. Bagaimana pun papah ini masih papah kamu alana"

Alana menatap sinis Arkan dan Rini secara bergantian.

"Aku benci kalian!"

Alana langsung pergi dari sana. Tapi baru saja dia ingin menyebrang, tiba tiba ada mobil yang melaju kencang ke arahnya.

Tapi bukan alana yang ditabrak, melainkan orang yang telah menolongnya.

Alana langsung membelalakan matanya, tatkala melihat orang yang menolongnya kini tergeletak lemah di jalan.

Orang itu tak lain papahnya sendiri, Arkan.

"Paapaaaaaahhh!" Alana Histeris dan langsung menghampiri papahnya yang berlumuran darah.

"Papah bangun pah! Maafin alana pah!" Alana langsung membawa papahnya kedalam dekapannya.

"Mmm...Maafin...pa...pah" setelah mengatakan itu, Arkan langsung tidak sadarkan diri.

Tak lama, ambulance datang dan membawa Arkan ke rumah sakit.

***

"Dokterrrr! Suster!! Pada kemana sih! Orang lagi darurat juga!"

Beberapa perawat pun berdatangan dan membawa brangkar untuk Arkan.

Alana langsung mengikuti kemana Arkan akan dibawa.

"Mohon maaf Mba, silahkan menunggu di ruang tunggu ya" ujar salah seorang suster ketika Arkan telah di masukkan ke UGD.

"Gimana sih sus?! Saya ini anaknya! Masa saya ga dibolehin masuk?!"

"Alana, udah nak. Biarin papah kamu di periksa dokter dulu" Rini menenangkan alana.

"Bu, tapi papah butuh aku" air mata alana jatuh kembali.

Rini membawa alana kedalam pelukannya. "Ibu tau nak, tapi biarin papah kamu di periksa dulu sama dokter. Nanti kalo udah, kamu boleh menjenguk papah kamu"

Alana mengangguk. "Bu, alana ga mau kehilangan papah" ujar alana dengan suara bergetar.

Rini melepaskan pelukannya dan menggiring alana untuk duduk di salah satu kursi.

"Kamu harus yakin kalo papah kamu ga bakal kenapa napa" Rini mengelus puncak rambut alana.

"Alana benci papah, tapi alana sayang sama papah. Dan, alana ga mau kehilangan papah bu" tangisan alana semakin pecah.

Rini tidak dapat membendung tangisnya. Dia tau bagaimana alana dulu, yang selalu ingin merasakan kasih sayang dari ayahnya. Dan sekalinya dia bertemu dengan ayahnya, dia tetap tidak dapat merasakannya.

Alana terus menangis sembari sesenggukan dan selalu menyebutkan papahnya di sela tangisnya.

***

"Si alana kemana sih?! Katanya ke toilet, tapi ampe sekarang belum balik juga" ujar arina yang sedari tadi menunggu alana.

"Gua susul aja deh, takutnya tuh anak kenapa napa" arina langsung bergegas ke toilet untuk mencari alana.

Baru saja sampai depan kelas, tiba tiba arina ditabrak oleh seseorang. Hingga dirinya harus jatuh dengan posisi yang sangat tidak elit.

"Awww!"

"Sorry" yang menabrak arina langsung mengulurkan tangannya, berniat membantu arina.







TBC

Seguir leyendo

También te gustarán

KAYVAN Por dhnyrhma

Novela Juvenil

526K 46.4K 52
Bukan rahasia lagi-Seorang Kayvan yang kemana-mana harus bersama dengan dua sahabatnya itu sangat menjengkelkan, dia manja, cerewet, keras kepala, da...
The Cool Boy Por Afaa

Novela Juvenil

416K 34.1K 56
Bermula dari sambungan video call di ponsel temannya, untuk pertama kalinya seorang Guiza Abel Roqu tahu keberadaan gadis berparas cantik yang dia ke...
REANDRA [END] Por 🐬

Novela Juvenil

321K 25K 45
#Spin-off Feeling of Regret [Follow sebelum membaca] Hight ranks #1 in Fiksiremaja [18-07-21] #2 in Fiksiremaja [17-07-21] #3 in Fiksiremaja [19-07-2...
771K 21.8K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...