Time Limit

Bởi oohnrd

1.4K 199 32

Pria misterius yang mengaku baik, menolong Sohee dimalam tersial dalam hidupnya. Meminta waktu 7 hari untuk m... Xem Thêm

01
03
04
05
06

02

336 44 12
Bởi oohnrd

Perjalanan menuju rumah terasa sangat panjang, terlebih berada dalam satu mobil, menghirup udara yang sama bersama orang yang tidak Sohee kenal sama sekali tetapi katanya menolong dirinya semalam bahkan menginap di apartment pria bernama Sehun itu, membuat suasana saat ini sangat awkward.

"Apa aku benar-benar melakukan hal bodoh kemarin?" Tanya Sohee memastikan.

"Hahaha, begitulah, harus aku ceritakan? Jika kau tidak keberatan menahan malu aku akan dengan suka rela menceritakannya." Jawab Sehun.

"Lagipula aku tidak ingat."

"Baiklah...
Kau tersungkur di tengah lantai dansa, lalu aku tidak sengaja menginjakmu, lalu kau bangun dan menyeret kakiku memohon aku membawamu, lalu kau menangis, lalu kau menempatkan aku di posisi yang sulit dan mau tidak mau aku membawamu." Sehun menarik nafasnya melirik Sohee sejenak memastikan wanita disebelahnya mendengarkan.

"Aku bertanya rumahmu dimana dan kau berkata di Jeju, kau terus memaksaku membawamu ke Jeju. Dan..."

"Dan?"

"Jangan terkejut."

"Yaya, cepat katakan."

"Kau menciumku-"

"YA! Jangan bercanda! Aku tidak mungkin melakukan itu!"

"Aku serius, tidak masalah sih lagipula kau tidak jelek juga."

"Aku bilang aku tidak sedang bercanda Sehun-ssi!"

Tamat sudah riwayat Sohee. Benar-benar tamat. Apa yang harus ia lakukan. Bagaimana bisa ia benar-benar bodoh.

"Sudah ku bilang aku serius, tapi kau malah mengigau, memanggilku dengan nama orang, ah siapa ya namanya...
Jaehyun, ya benar kau memanggilku begitu."

Jaehyun.

Sohee terdiam. Setidaknya dia mengingat siapa pelaku utama yang membuatnya mabuk hingga mencium orang tak dikenal. Setidaknya ia ingat, rasa sakit yang menusuk ulun hatinya sebelum tersungkur di lantai dansa.

"Huh, aku benar-benar minta maaf Sehun-ssi. Aku tidak bermaksud melakukannya."

"Kalau dibilang tidak apa-apa bukankah aku terdengar sangat murahan hm?"

Sohee terdiam, pandangannya menjadi kosong, Sehun yang menyadarinya cepat-cepat bersuara.

"Begitulah cinta, menyakitkan tapi kau tetap menginginkannya...
Aku tau kau sedang patah hati, tapi control lah dirimu jangan sampai mencium orang tidak dikenal lagi. Untung aku orang baik."

Kata-kata Sehun 100% benar adanya. Walaupun yang masuk ketelinga Sohee hanya bagian awalnya saja. Lagipula bukan cinta namanya kalau tidak menyakitkan. Begitu pikir Sohee.

"Aku turun disini Sehun-ssi." Ucap Sohee ketika mobil Sehun mendekati sebuah bangunan apartment.

Sehun menepikan mobilnya, sedangkan Sohee cepat-cepat keluar dari mobil setelah mengucapkan terimakasih kepada Sehun, karena dengan baiknya mau mengantarkan Sohee pulang dengan alasan dia ada mencari sesuatu di daerah apartment Sohee.

Baru saja Sohee berbalik dan ingin meninggalkan mobil Sehun, Sehun membuka jendela mobil dan sedikit berteriak.

"Ah tunggu! Sohee-ssi!"

"Ne?" Sohee sigap membalikan badannya.

"Boleh aku minta nomormu? Setidaknya kau berhutang makan siang padaku karena sudah membantumu." Barisan gigi Sehun terlihat tidak begitu rapi, ketika dirinya tersenyum lebar setelah berkata seperti itu.

Sohee memutar matanya lalu meraih ponsel yang Sehun sodorkan, ia kemudian mencatat nomor ponselnya.

"Baiklah, nanti akan kuhubungi." Ucap Sehun.

Sohee hanya membungkukan badannya seraya mobil Sehun pergi meninggalkan tempat itu. Entah kenapa ia merasa kalau Sehun memang orang baik dan ia mau memberikan nomor ponselnya.

***

Sohee melempar tubuhnya keatas ranjang miliknya. Menghirup udara dalam-dalam sembari memejamkan matanya, otaknya terus bekerja, berpikir keras, bagaimana bisa kejadian menyebalkan terjadi dalam satu hari. Mungkin kemarin benar-benar sial, kira-kira begitu pikirnya.

Ia membuka matanya, menatap kosong langit-langit kamar. Tangan Sohee merayap mencoba meraih tas yang ada di nakas sebelah ranjangnya, ia meraihnya lalu mengambil ponsel di dalamnya.

Tangannya sibuk mengeser layar ponsel, mencoba mencari tau apakah pria brengsek biang kerok yang membuatnya sial kemarin mencoba menghubunginya, atau malah ia bahkan tidak tau keberadaan Sohee karena sibuk bercumbu dengan wanita lainnya.

"Apa memang sesakit ini ya patah hati?" Tanyanya pada tak seorangpun. Seraya perlahan memejamkan mata. Hingga akhirnya tertidur.

Flashback

Tut...tut...tut...

Sohee menggenggam ponselnya, tidak seorangpun menjawab panggilan teleponnya. Padahal kan sekarang akhir pekan, ia juga ingin menghabiskan waktunya bersama pacar tercintanya, Jaehyun.

"Apa aku langsung ke apartmentnya saja ya?" Sohee berpikir keras.

Tapi seingatnya, pria yang sudah 3 tahun bersamanya itu tidak suka kalau Sohee tiba-tiba datang tanpa persetujuan. Ia pria yang cukup kaku untuk menerapkan beberapa aturan dalam hubungan mereka.

Sohee yang memang baru pertama kali berpacaran pada saat itu, bahkan hingga kini hanya bisa menerima hal-hal yang Jaehyun katakan, tanpa melawan, hanya berani mengikuti.

"Baiklah kali ini saja...
Aku sangat merindukanmu tau Jae."

Sohee bergegas, mengemas segala hal yang perlu ia bawa ke dalam tas. Kali ini ia berdandan cukup berani, mengenakan mini dress hitam yang kalau Jaehyun melihat mungkin akan langsung menjatuhkannya. Jujur saja, Sohee termasuk dalam katagori wanita cantik. Kulitnya putih pucat, mata berlipat ganda alami, hidung kecil yang tidak terlalu mancung, ditambah bibir dengan lekukan sensual membuatnya bisa dengan mudah mendapatkan teman pria.

Tetapi sayangnya tidak, Sohee sudah terlalu jatuh, jatuh terlalu dalam kepada pesona Jaehyun. Sohee haus akan cinta Jaehyun, pokoknya yang ia pikirkan hanya Jaehyun seorang.

Jalanan macet, tiba-tiba hujan, untung saja Sohee sudah ada di dalam taksi. Kenapa seolah semuanya melarang ia datang ke apartment Jaehyun. Pikiran buruk mulai menghantui.

Sampai ketika Sohee sampai di apartment Jaehyun, ia bergegas menekan pin untuk membuka pintu apartmen Jaehyun.

Click.

Pintu terbuka, baru saja ia ingin memanggil nama Jaehyun tapi sudah dikagetkan dengan pemandangan Jaehyun berciuman dengen seorang wanita yang saat ini mengalungkan lengannya pada leher Jaehyun. Mereka mungkin terlalu sibuk untuk menyadari kehadiran Sohee.

Tangannya gemetar, Sohee berlari keluar, tidak menghiraukan apapun. Bahkan ia belum sempat menampar Jaehyun atau menjambak rambut wanita sialan itu. Yang ia pikirkan hanya lari. Pergi dari tempat itu.

Tangan gemetarnya cepat-cepat memencet tombol lift agar segera tertutup sehingga Jaehyun tidak bisa menyusulnya.

Di dalam lift Sohee tidak bisa menangis, ia juga kaget kenapa ia tidak bisa menangis. Tapi dadanya terasa sangat sesak, ia seperti kehilangan fungsi paru-parunya. Otaknya juga terus berpikir, bagaimana bisa Jaehyun melakukan hal itu, bagaimana bisa.

Dengan pandangan kosong Sohee menghentikan taksi dan tanpa pikir panjang, ya memang sudah tidak biasa berpikir lagi. Ia memutuskan pergi ke club untuk melupakan semuanya.

***

Suara dering ponsel membangunkan Sohee, pukul 17.00 ia tertidur sekitar 4 jam. Mungkin tubuhnya terlalu lelah menahan rasa sakit tapi tidak berdarah itu. Benar saja, panggilan masuk dari Jaehyun.

Sebenarnya sejak kemarin Jaehyun sudah menghubungi Sohee beberap kali, terlihat ketika tadi Sohee mengecek ponselnya. Tapi entah kenapa Sohee tidak ingin menjawab panggilan itu. Ia tidak ingin merasa bahwa semua yang terjadi adalah nyata.

"Huh... baiklah yang selanjutnya akan aku jawab." Katanya ketika ponselnya selesai berdering.

Tapi setelahnya ponsel itu tidak berdering lagi, membuat Sohee kawatir, ia ingin menghubungi Jaehyun. Tapi bukannya dia memang tidak boleh menghubungi Jaehyun kan sekarang.

Akhirnya setelah sekitar 1 jam menunggu ponsel itu berdering lagi, layarnya menyala dan memperlihatkan nama Jaehyun. Sohee menjawabnya.

"Ada yang ingin kau katakan lagi?" Tanya Sohee cepat, jujur saja saat ini tangannya gemetar habis, ia mati-matian menahan agar tidak menangis dan suaranya tidak terdengar bergetar.

"Maafkan aku Sohee... Semua ini hanya salah paham." 

"Salah paham katamu? Aku melihatnya secara langsung..."

"Maafkan aku."

"Kau tau? Seharusnya kau berbohong saja, menjawab teleponku dan berkata bahwa kau sibuk. Jadi aku tidak perlu datang kesana bodoh dan memergokimu berciuman dengan jalang itu."Jawab Sohee, suaranya mulai terdengar lirih.

"Aku bisa jelaskan semuanya, kita bertemu sekarang, kau bisa kan?"

"Tidak, tidak ada yang perlu dijelaskan lagi... mari kita sudahi saja semuanya disini Jae."

"Sohee aku mohon beri aku kesempatan sekali saja untuk menjelaskan semuanya."

Mata Sohee mulai tidak terkontrol, air matanya mulai berjatuhan, ia mengigit bibir bawahnya berusaha agar tidak terdengar menangis.

"Maaf Jae, tapi kali ini aku benar-benar tidak bisa memberikan kesempatan itu. Kita sudahi saja. Jangan menghubungi aku lagi." Jawab Sohee singkat lalu langsung mematikan ponselnya. 

Ia memegangi dadanya. Masih tidak percaya, orang nomor dua setelah orang tuanya yang paling ia percayai, menghianatinya begitu saja. Tubuhnya lemas, Sohee meringkuk. Memeluk kakinya sembari menangis sekeras-kerasnya.

Rasanya sakit, sakit sekali.

-TO BE CONTINUE-

Kembali lagi~
Updatenya agak ngebut sampai part 3 nanti setelah itu bakal aku up seminggu sekali.
Terimakasih banyak sudah mau membaca sampai disini, semoga suka dengan ceritnya^^

Đọc tiếp

Bạn Cũng Sẽ Thích

48.2K 6.4K 39
Cerita tentang perjodohan konyol antara christian dan chika. mereka saling mengenal tapi tidak akrab, bahkan mereka tidak saling sapa, jangankan sali...
51.9K 10.5K 13
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
37.9K 4.9K 43
[DISCLAIMER!! FULL FIKSI DAN BERISI TENTANG IMAJINASI AUTHOR. SEBAGIAN SCENE DIAMBIL DARI STREAM ANGGOTA TNF] "apapun yang kita hadapi, ayo terus ber...
53.3K 8.4K 52
Rahasia dibalik semuanya