Dorm in Love

Oleh luphyazfah

70.1K 3K 128

Ibuku secara tidak langsung, mengantarkanku ke tempat ini. Sebuah tempat yang tak pernah kuduga, adalah tempa... Lebih Banyak

#2 Fake Beat
#3 It Hurts
#4 Orchid
#5 Aegyo
#6 Wine
#7 Dating
#8 Hope
#9 Separate
#10 Superstition
#11 The Truely Feeling (END-repost)

Dorm in Love

15.7K 380 14
Oleh luphyazfah

Hello… Hello… *nyanyi SHINee*hehehe. ..
hello readers…saya tahu saya masih hutang FF yang belum terselesaikan tapi saya bener-bener gak bisa nahan tangan yang udah gatel banget mau post nih cerita…! Plisss maklumlah!
Dan untuk FF ‘Saranghanda, Miina!’ tetep akan saya garap kok, soalnya materinya juga udah ada bahkan sampai tamatnya.
well. Hope you’ll enjoy my this new one… \(^o^)/
Kalau merasa cerita ini layak diteruskan, silahkankan klik vote dan comment jika ada kata-kata yg ingin disampaikan (kritik, saran, dan –jika ada- pujian hehehe)

***********

Aku baru saja turun dari bis umum dan memutuskan untuk istirahat sekaligus berlindung dari teriknya matahari di bangku halte. Sambil duduk kuusap jidatku yang ternyata sudah berpelu lalu mengibaskan tanganku ke area sekitar kerah bajuku karena gerah.

Musim panas ini memang yang paling panas! Ingin sekali rasanya bermalas-malasan di rumah sambil baca komik di depan kipas angin. Tapi tentu saja aku tak mungkin tega bersantai begitu sedangkan Ibuku baru saja dioperasi karna usus buntu yang tiba-tiba saja menyerangnya.

Operasinya berhasil tapi itu belum membuatku lega. Sebagai single-parent, Ibukulah yang kerja keras untuk menghidupi kami berdua. Maka aku, sebagai putri yang tau diri, bersedia saja saat ibuku memintaku menggantikannya sementara menjadi pembantu rumah tangga meski sebenarnya rasa malas yang luar biasa sedang membelenggu anggota gerakku saat ini.

Dan karena itulah sehabis pulang sekolah aku langsung ke sini… sedang mencari alamat yang katanya, apartemennya majikan ibuku itu. Aku merogoh saku dan memerhatikan secarik kertas yang sebenarnya sudah kubaca sejak tadi, “The Sharp Star City Apartment, Tower C, Gwangjin-gu, Jayang Samdong,” dan lagi aku masih belum percaya dengan apa yang kubaca. The Sharp City Apartment setahuku adalah tempatnya orang-orang berduit tebal! Waaahh…

Apa ibu tidak salah tulis ya?

*************

Aishhhhhh jinjja! Apartemennya ini benar-benar tinggi!! Halamannya juga sangat bagus dan sepertinya mahal biaya perbulannya di sini! Aduh aku bahkan merasa hina sendiri karna kondisiku sebagai bocah sekolah yang dekil jika dibandingkan dengan orang-orang yang tinggal di sini yang kuyakin tiap minggunya rajin ke tempat yang paling membosankan bernama salon. Ibuku sendiri menurutku masih lebih pantas karna setidaknya dia punya ‘wajah mampu’.

Jeogi, apartemen nomer 1011 dan 1201 di lantai berapa ya?” tanyaku pada agassi di receptionist.

Agassi itu melihatku curiga, memandangiku dari sepatu sampai ujung kepalaku yang ditutupi rambut lurus yang kuikat kuda sebelum akhirnya bersuara, “Adik siapa?”

Sedikit tidak terima juga saat Agassi itu menyebutku dengan sebutan ‘adik’ bukan ‘agassi’ untuk gadis berumur 18 tahun sepertiku.

“Ng… aku pembantunya… jadi bisakah Agassi memberitahukanku di mana letak kedua apartemen ini?” tanyaku lagi sedikit gengsi.

**************

Aku menarik nafasku. Jantungku sungguh berdetak lebih cepat dari biasanya. Aku hanya takut. Seperti apa majikan ibuku itu? Apa itu sebuah keluarga yang mempunyai seorang anak kecil super bandel? Aigoo aku paling malas berurusan dengan anak kecil! Ah tapi kalau itu sebuah keluarga kenapa kamarnya harus dipisah begitu? Apalagi lantainya pun juga berbeda setelah tadinya kukira sebelahan.

Pertama, aku sampai di apartemen nomer 1011 dulu yang terletak di lantai 11. Dan aigoo… dinding di samping pintunya itu penuh dengan coretan. Sepertinya di sini memang ada anak kecil yang bandel cotret-coret di situ. Lalu orang tuanya mungkin tidak harmonis sehingga ayah dan ibunya tinggal di apartemen yang berbeda. Ya, bisa jadi…

Aku mengetuk. Menunggu untuk mendengarkan respon dari dalam. Mengetuk lagi setelah dirasa tidak ada yang menjawab. Lebih keras saking lamanya si majikan membuka pintu.

Baik, memang tidak ada di rumah berarti.

Aku teringat kata-kata ibuku yang mengatakan bahwa majikannya itu memang selalu sibuk dan pembantu diperbolehkan masuk saja dengan menggunakan kunci duplikatnya. Dan aku punya kunci itu. Tapi tetap sajalah aku tidak berani karena bagaimana pun juga aku ini orang baru. Tidakkah sebuah pengenalan formal dibutuhkan untuk menciptakan kesan baik?

Tapi kalau aku menunggu mereka pulang, tentu tidak jelas sampai kapan. Sedangkan nanti malam Minji dan Sandara sudah janji ingin menemaniku dengan menginap di rumah. Dan kalau sampai majikanku ini belum datang juga bagaimana?

Baik… ini keputusan final! Aku akan masuk dan segera menyelesaikan tugasku kemudian langsung pulang sebelum mereka datang. Bukan apa-apa. Aku cuma tidak mau mereka nanti kaget saja dan mengira aku sebagai maling. Untuk perkenalannya, sepertinya besok sebelum pergi sekolah aku akan ke tempat ini dan mengenalkan diri.

Aku membuka pintu apartemen perlahan…

*********

Wah sepatunya banyak sekali! Keren dan bermerek! Bukan sepatu anak kecil memang. Atau jangan-jangan majikanku itu punya anak yang sudah besar-besar? Yang pasti yang tinggal di sini lebih dari satu orang dan mereka namja.Itu terbukti dari beberapa barang-barang di sini yang biasa dipakai oleh kaum Adam seperti krim cukur dan baju-baju yang digantung berjejeran di ruang tengah adalah baju laki-laki.

Dan yang membuat aku terpukau adalah banyak sekali piala berbagai bentuk yang dipajang di dekat jendela! Apa penghuninya adalah seorang atlet hebat?

Apartemen ini cukup rapi menurutku. Walau pun banyak barang-barang tapi semua itu tertata di tempatnya. Untuk kamar juga tidak buruk meski di salah satu kamar terdapat kura-kuranya. Bahkan ada kamar yang sangat rapi! Dan sepertinya pemilik kamar rapi itu sangat menyukai Naruto, seperti aku. Aku pun nyengir memikirkan bahwa nanti aku bisa pinjam komiknya yang ternyata lengkap sampai jilid terakhir. Wah benar-benar orang kaya!

Aku ke kamar terakhir. Hem…. Bagaimana ya? Kamarnya sangat penuh dengan kaset-kaset game. Di meja ada sebotol wine. Lalu beberapa barang banyak yang berwarna merah muda, mungkin kamar wanita? Ah sepertinya bukan sebab barang itu tetap milik seorang pria hanya saja warnanya lebih feminim.

Dan selesailah tour singkatku. Dari hasil pengamatanku, apartemen ini sepertinya sangat ‘hidup’. Seperti asrama karna dua dari tiga kamar tidur di sini selalu berisi dua buah ranjang. Dan sepertinya mereka semua menyukai musik, terlihat dari alat musik seperi keyboard dan gitar menjadi pelengkap barang-barang mereka. Dan satu hal yang kuyakin benar! Super Junior!

Ya. Mereka adalah PENGGEMAR SUPER JUNIOR!

Aku sih bukan. Sekedar tahu wajah dan lagu-lagu mereka. Favoritku di Super Junior atau Suju adalah Siwon karena aku sering melihatnya di drama.

Tapi bener deh kalau menurutku mereka itu fanboy! Lihat aja poster-poster di kamar mereka! Suju! Mereka juga koleksi banget sama CD dan Album Suju. Punya mug dan aksesoris lainnya yang berlabelkan “Suju”. Pokoknya semuanya Suju deh!

Ah daripada ngomongin majikan sendiri, lebih baik kumulai saja tugas pembantuku. Sekarang, mencuci baju.

Biasa melakukannya di rumah tidak serta merta menjadikan pekerjaan ini enteng dikerjakan. Bisa tebak? Yup! Pakaian dalam mereka!! Oh My… di rumah hanya ada aku dan ibu yang notabene wanita tulen. Mungkin sewaktu ayah masih hidup aku sering membantu ibuku mencuci tapi maktu itu aku masih kecil! Belum begitu peduli dengan yang begituan! Tapi kurasa mulai sekarang aku harus belajar menghadapi ini…

***********

Author’s POV

Sungmin, Ryeowook, dan Kyuhyun baru saja kembali dari aktivitas kesibukan mereka. Kyuhyun selesai dari Radio Star, Sungmin dari pertunjukan musical, sedangkan Ryeowook habis selesi shoting Immortal Song. Kebetulan berakhirnya jadwal masing-masing berbarengan, maka mereka pun memutuskan untuk pulang ke dorm bersama-sama.

“Eung? Ada tamu?” Sungmin mengerutkan alisnya ketika mendapati sepasang sepatu asing berada di dalam dorm.

“Benarkah? Tapi bukannya tidak ada member di dorm selain kita, hyung?” Ryeowook menanggapi.

“Iya aku tahu, tapi ini sepatunya siapa? Apa Eunhyuk baru beli sepatu lagi?”

“Aigoo… monyet itu mau menambah daftar sepatu malang yang tercemar akibat bau kakinya itu, eo? Ah tapi, hyung, rasanya tidak mungkin juga karna bagaimana pun ini seperti sepatu wanita. Apa mungkin ajumma?” Kyuhyun menebak.

“Kau yang benar saja, Kyuhyun! Ini sepatu anak sekolah! Kau kira ajumma mau memakai sepatu seperti ini?” Ryeowook berkacak pinggang.

“Benar juga…”

Mereka saling tatap untuk beberapa menit. Lalu dengan cepat buru-buru masuk lebih dalam lagi setelah kata “maling” dengan hati-hati diucapkan Sungmin.

Sampai di ruang tengah, tidak ada yang aneh. Perabot masih lengkap. Uang Donghae di bawah dispenser masih utuh. Laptop para member juga masih berada pada tempatnya kecuali yang memang dibawa oleh empunya.

Tapi Kyuhyun tiba-tiba mendengar suara mesin cuci dan ia pun mengendap-endap menuju dapur.

Dan sungguh Kyuhyun ketika mendapati seorang yeoja berseragam sekolah sedang berdiri memunggunginya sambil memerhatikan benda-benda segitiga ‘pengamannya’, terlebih itu adalah miliknya yang sedang ia pegang di atas mesin cuci yang menyala, ia tak punya kata lain selain, “SI, SIAPA KAU??!!”

************

Benda segitiga ini… aigoo… aku tengah menatapnya ngeri. Seumur hidup, sejak aku mengetahui fungsi sesungguhnya dari benda yang terlindungi oleh kain segitiga ini, aku belum pernah melihatnya secara eksklusif seperti sekarang! Bukannya exited, hanya…..

“SI, SIAPA KAU??!!”

Aku terhenyak dan langsung melempar benda ini tanpa sadar. Aku berbalik ke sumber suara. Dan sialnya, ternyata benda itu malahan nyasar tepat ke wajahnya. Oh mati aku…

Dia menyingkirkan benda itu kasar dari mukanya. Ia memandangku dengan beringas seperti ingin menelanku bulat-bulat.

Tapi anehnya aku malah merasakan sesuatu yang lain dari tatapannya. Dia punya sesuatu yang membuatku tak rela berkedip saat memandanginya. Darahku berdesir. Jantungku kian memompa di atas kecepatan normal. Kerongkonganku kelu. Bibirku tak mampu berkata-kata.

Dan setelah kuperhatikan wajahnya yang selain memang tampan, ternyata rasanya juga familiar.

“YHA! KAU MALING KAN?!!”

Detik itu juga deskripsiku tentang pesonanya hancur berkeping-keping. Baik, biar kuulangi! Dia itu punya tatapan seperti iblis! Omongannya kasar! Wajahnya mengerikan! Dan apa katanya tadi? Maling?? Aisssshhh… aku benar-benar tak tahan untuk menghajarnya!!

Baru saja aku akan mulai tapi datangnya dua orang –yang tampaknya adalah kawannya- membuatku urung menghajarnya. Well, demi kesopanan tentunya. Setidaknya walaupun aku sedang emosi berat tapi aku masih sadar kalau aku di sini sebagai pengganti ibuku, yaitu pembantu.

Dan majikanku adalah mereka…

“Ada apa? Kenapa teriak-teriak? Dan…siapa dia?”

Rambut blonde? Oh tunggu, bukannya itu….

“Mwo?Sebenarnya apa yang terjadi ini?”

Aku ingat siapa dia! Kim Ryeowook! Dan kalau tebakanku tidak salah, si rambut blonde itu bernama Lee Sungmin dan si tuan muka iblis ini adalah… Cho Kyuhyun…

Dan aku tidak pernah membayangkan bahkan bermimpi bahwasanya pada hari ini aku, Kim Hyemin, akan menjadi pengurus rumah tangga dari SUPER JUNIOR!

***********

Aku berdiri tertunduk di depan tiga namja yang sedang melipat tangan mereka di depan dada sambil memerhatikanku dengan seksama. Aku sendiri sebenarnya sudah merasa jengah karena mereka terus saja memandangiku begitu sejak 10 menit yang lalu. Tidak peduli mereka itu artis, aku tetap tidak nyaman dipandang begini!

“Benar kau putrinya Kim ajumma?” tanya Kyuhyun setelah satu dan lima menit yang lalu Ryeowook dan Sungmin baru saja menanyakan hal yang sama.

“Benar! Aku kan sudah bilang pada kalian! Kenapa tidak percaya juga sih?” keluhku dengan nada meninggi.

“Yha kau berani dengan tuanmu ini, huh?” Kyuhyun menantangku.

Dan demi apapun, aku membencinya! Sangat! Aku dendam padanya! Aku berharap nantinya dia akan ketibanan celana dalam yang seukuran mamoth di atas mukanya!

“Sudahlah, Kyu… kurasa gadis ini benar-benar putrinya Kim ajumma. Bukannya waktu itu ajumma juga pernah cerita bahwa ia memiliki putri yang masih sekolah,” Sungmin membela. Thank’s to him.

“Tidak, hyung… kau harus lihat tadi betapa mengerikannya wajahnya saat ia sedang memandangi celana dalamku!”

Jinjja? Wah aku tidak menyangka kalau gadis ini pervert juga,” yang daritadi kukira lebih baik dari Kyuhyun ternyata bisa berkata-kata cukup tajam untuk menyogrok gendang telinga. Kim Ryeowook, kau sama saja dengannya!!

“Yha! Kalian berdua! Berhenti menuduh nona ini macam-macam!” Sungmin sekali lagi, menjelma sebagai malaikat pelindungku hari ini.

Aku sangat bersyukur ada sosok dewasa di antara ketiga orang ini. Sungmin percaya padaku dan ia juga memperlakukanku dengan baik. Maksudku, dia bahkan menjelaskanku tentang kebiasaan para member di sini. Kadang-kadang Ryeowook menambahkan dengan celetukkannya yang membuatku merasa ia juga mulai menerimaku.

Hanya dia… Kyuhyun, yang dari tadi sibuk dengan laptopnya sama sekali tidak mau beramah-tamah denganku. Aku sih tidak masalah dan tidak peduli! Silahkan saja lakukan kehendakmu, toh di sini aku hanya bekerja!

“Jadi kau bisa melakukan semua?” pertanyaan Sungmin berhasil membuat otakku berpaling dari si setan itu.

Ne. Tapi karena aku juga harus sekolah, jadi sepertinya aku akan ke sini pagi-pagi sekali sebelum berangkat untuk mencuci piring dan memasak. Lalu setelah pulang sekolah, giliran mencuci baju, membereskan kamar, dan memberi makan hewan peliharaan. Kemudian baru aku bisa pulang,” jelasku.

Sungmin tersenyum, “bagus… bahkan kau sudah mengaturnya dengan baik!”

Aku tak bisa menahan tertariknya kedua ujung bibirku. Aku sempat tersipu karna pujiannya. Suka? Ehm, kurasa kurang cocok karena bagaimanapun pesonanya sebagia seorang idola sangat menyita otakku saat ini. Sekali lagi bukan sebagai namja, tapi idola.

“Hyung, sudah jam 4,” kepala Ryeowook menyembul dari kamarnya.

“Eung, ara..” Sungmin menyahut dan bergegas meninggalkanku menuju kamarnya, “Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu,”

Aku menurut, kembali berkutat dengan cucian yang sudah setengah dicuci. Tinggal dibilas lalu dikeringkan.

Tidak lama aku melihat Sungmin dan Ryeowook keluar dari kamar mereka masing-masing dengan pakaian lain dari yang tadi mereka kenakan. Mereka sempat bercakap-cakap sampai kemudian Sungmin menolehku lalu mendekat. “Tadi siapa namamu, nona?”

“Kim Hyemin.”

“Ah iya. Hyemin. Nanti setelah ini, kau bisa langsung ke lantai atas. Biasanya penghuninya memang jarang di dorm, jadi kau bisa langsung masuk saja. Kau punya kuncinya kan?”

“Kenapa juga kau tanyakan lagi? Kurasa tanpa hyung beritahu juga, ia akan dengan-tanpa-ragu nyelonong masuk ke lantai atas, ya seperti saat ini…” tiba-tiba Kyuhyun menyela dan langsung membuat telingaku panas. Tapi ia dengan santainya hanya jalan di antara kami dan mengambil air dari kulkas untuk diminumnya.

“Satu lagi, kalau magnae ini berbuat tidak sopan, kau bisa membalasnya,” Sungmin pura-pura mebisik kepadaku, sengaja agar suaranya terdengar oleh Kyuhyun. Dan kurasa Kyuhyun berhasil terpancing karna kulihat matanya langsung mendelik ke arah Sungmin saat ia sedang meneguk air.

“Awas saja kalau dia berani macam-macam! Aku akan memecatnya!” ancamnya kesal.

“Jangan dengarkan! Kau tidak akan dipecat hanya karna dia, kecuali jika kami semua, pennghuni dorm yang memang menginginkannya. Tapi tenang…. Itu tak akan terjadi,” Sungmin mengedipkan sebelah matanya.

Aku terkekeh, “Ne, Arasseoyo.”

Sungmin mengangkat jempolnya seraya tersenyum. Aigoo, aku baru sadar kalau Sungmin aslinya lebih tampan daripada di layar televisi! Ia lalu menyusul Ryeowook yang sudah menunggunya di pintu. Mereka pun pergi bersama-sama. Tinggal aku dan Kyuhyun sekarang.

Suasana hening, meski tidak mencengkam tapi cukup mampu membuat keringat keluar dari pori-pori. Aku mencuri pandang dari sudut mataku. Kyuhyun masih di situ, bersandar pada sisi meja makan yang letaknya hanya beberapa meter dariku. Matanya menatap lurus ke depan. Saat itu, wajahnya tampak sangat innocent. Bahkan aku hampir tidak percaya kalau wajah itu bisa berubah menjengkelkan.

Tiba-tiba ia menolehkan kepalanya kepadaku. Aku langsung membuang muka dan berpura-pura sedang menunggu cucian yang berputar-putar dalam mesin. Aku berusa fokus dan tidak memperdulikan hal lain apalagi Kyuhyun. Ia yang sepertinya masih tetap memandangiku.

Kutelan ludahku kelu saat Kyuhyun melangkah pelan menuju tempatku berdiri. Aku masih berusaha untuk tenang dan tidak menatapnya. Tapi ia benar-benar tidak berhenti dan semakin dekat, membuatku mau tak mau harus menoleh ke arahnya, “M, mau apa kau?”

Dia diam saja. Matanya sayu memandangiku.

Aku menggigit bibir bawahku. Dia berakting! Aku tahu karna kuyakin itu bukanlah hal yang sulit bagi seorang entertain seperti dia. Tapi entah akunya yang kelewat bodoh atau dianya yang sangat berbakat… aku merasa ini sungguhan!

“Hyemin… Kau Hyemin?” ia semakin maju, sedangkan aku jaga jarak dengan berjalan mundur.

“A, ada apa kau ini, Kyuhyun-ssi?”

“Kau tidak ingat? Ini aku…” dia berujar lirih namun penuh penekanan. Mimik mukanya memelas.

Aku tertawa, mencoba menenangkan diriku sendiri akibat situasi saat ini. “K, kau bilang apa, sih?”

“Sunggu kau tidak ingat?” Kyuhyun makin maju dan saat aku ingin mundur lagi, aku tahu ini sudah sampai dinding. Aku melihatnya dan cepat-cepat merunduk karna ternyata jarak wajah kami begitu dekat. Oh jantungku!!

“Kumohon hentikan ini, Kyuhyun-ssi. Kau membuatku takut,”

“Kenapa harus takut? Aku tidak akan menyakitimu…” dia mengangkat wajahku. Aku berhasil menatapnya. Tangannya menyentuh bahuku dan itu membuatku merasa lebih nyaman.

Lebih berdebar sekaligus…

“Jika kau tidak ingat aku, biar aku bantu kau mengingatnya,” dia menatapku lembut dan ternyata kepalanya makin maju ke arahku. Oh Tuhan apakah ini……?

_

tbc

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

35.1K 5.1K 25
(COMPLETED) Dyan si cewek tomboi super santai akhirnya harus jadi ' pengasuh' Dian, cowok kutu buku yang anti sosial, karena mereka bersekolah di SMA...
962K 58.2K 35
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
898K 39.5K 97
Highrank 🥇 #1 Literasi (24 November 2023) #1 Literasi (30 Januari 2024) #3 Artis (31 Januari 2024) #1 Literasi (14 Februari 2024) #3 Artis (14 Fe...
789K 34.7K 31
Gianna Ardiani hanyalah korban dalam perselingkuhan suaminya dan seorang mahasiswi muda bernama Devira. Saat mendengarkan perselingkuhan tersebut, Gi...