ALANA (COMPLETED)

By putrimbha

49.8K 1.7K 63

[BELUM DI REVISI] ~ alana Aradilla~ -terlalu banyak masalah di hidup gua, sampai gua lupa dimana letak kebaha... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas...
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua puluh empat
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh enam?
Dua puluh tujuh
Dua puluh delapan
Dua puluh sembilan
Tiga puluh
Tiga puluh satu
Tiga puluh dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh empat
Tiga puluh lima
RAYLOVE
Tiga puluh enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga puluh sembilan
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
Empat puluh tiga
Empat puluh empat
Empat puluh lima
Empat puluh enam
Empat puluh tujuh
Empat puluh delapan
Empat puluh sembilan
Lima puluh
Lima puluh satu
Lima puluh dua
Lima puluh tiga
Lima puluh empat
Lima puluh lima
Epilog
Extra part
BAD AND COLD

Dua puluh satu

665 29 0
By putrimbha

-Cuma satu keinginan gue, yaitu ngeliat lu tertawa lepas tanpa beban dan itu bersama gue-

Happy reading🥰

Setelah menyetir dengan kecepatan lebih akhirnya aidan sampai di salah satu club milik temannya.

"Shit! Belom masuk aja hawa setannya udah keluar"

Aidan mulai berjalan masuk dan aroma alkohol pun menyeruak ke seluruh Indra penciumannnya.

"Demi alana gua rela masuk ke neraka dunia" aidan langsung menutup hidungnya.

Aidan tipikal cowo yang anti minum minuman beralkohol dan dia sangat benci dengan yang namanya tempat club malam.

"Ga habis pikir gua ama si Rangga bisa bisanya bikin usaha Nyesatin orang kaya gini" gumam aidan.

"Weh bro! Tumben lu dateng ke club gua" orang yang baru saja dia pikirkan datang menghampirinya.

"Setan lu! Mana si Tio?"

Bukannya marah, Rangga malah terkekeh dengan ejekan aidan.

"Ngapain lu nyari si setan mendingan have fun sama bit*h gua disini. lagian nih ya, pasti tuh orang lagi nyewa kamar sekarang"

Omongan Rangga membuat Pikiran aidan langsung jatuh kepada alana.

"Mana si Kupret!"

"Udahlah...."

"Gua bilang mana dia!" Nada aidan yang terdengar mengancam langsung membuat Rangga ciut.

"Santai dong bro. Iya iya, noh orangnya lagi maen sama cewe" Rangga langsung menunjuk ke arah bar dan benar disana terdapat Tio yang sedang di gelayuti oleh 2 perempuan.

"Gila Emang tuh anak!" Aidan langsung menghampiri Tio.

"Woi setan"

Bugh!

Tio yang sedang mabuk tiba tiba oleng karena perbuatan aidan yang tiba tiba datang dan menghajar Tio.

"Bro?! Maksud lu apaan?" Tio mulai bangkit.

"Mana alana! Jangan berani berani lu sentuh cewe gua!"

"Weiiiss bro! Gua kira apaan anjir! Tau taunya gara gara cewe" Tio tertawa.

"Mana alana!"

Pengunjung club penasaran dengan kejadian itu dan mulai menonton kejadian aidan dan Tio.

Bukannya menjawab Tio malah tertawa.

"Ga lucu anji*g!" Aidan sudah siap ingin melemparkan pukulan lagi ke wajah Tio.

"Weiiiss santai dong bro! Lagian lu bego apa gimana? Mana berani gua nyulik si alana, di sentuh dikit aja pala gua langsung benjol 3 hari 2 malem"

Aidan mengingat kejadian itu dimana saat Tio ingin mengambil ponselnya yang berada dekat dengan tangannya alana dia malah terkena pukulan tepat di kepalanya hingga benjol. Karena dikira alana dia tengah modus.

"Oh, jadi lu cuma ngejebak gua? Terus ngapain lu nyuruh gua ke tempat setan kaya begini? Buang buang waktu aja!"

"Yang elu bilang tempat setan itu, punya gua ya!" Rangga tiba tiba datang dan membubarkan para penonton yang menyaksikan adegan baku hantam tadi.

"Lagian tempat setan dibuat. Gaada kerjaan!"

Tio geleng geleng kepala dengan mulut aidan yang pedesnya ngalahin cabe cabean goceng gope.

"Gua tau kok dan, suasana hati lu lagi kacau kan? Mending lu minum dulu. Ya walaupun dikit, siapa tau beban lu bisa hilang"

"Cih! Ogah gua. Emang bener bener setan lu ya, orang mah kalo hati lagi kacau tuh ajakin solat ini malah disuruh minum minuman setan gitu. Mending balik gua"

"Yaelah dirumah juga dokem mulu lu dikamar terus galau galauan"

"Dari pada disini ngeliat setan setan ga bermutu termasuk elu! Panas gua lama lama disini mendingan balik."

"Woi dan lu mau ngapain di rumah Emang?!" Teriak Tio saat melihat aidan yang sudah menjauh.

"Mau ngedo'ain lu cepet mati! Biar tau gimana rasanya masuk neraka beneran!" Teriak aidan.

"Temen anji*g lu!"

Akhirnya aidan keluar dari club itu dan ingin cepat cepat pergi dari sana karena sudah muak dengan neraka dunia itu.

Namun saat dia akan membuka pintu mobilnya tiba tiba ada tangan yang mencekalnya.

"Tolongin gue pliss"

"Eh? Apa apaan sih lu!"

Orang itu perempuan dan dia tiba tiba memeluk aidan dari belakang.

"Lepasin ga! Malu diliatin orang!" (Padahal gaada orang)

"Tolongin gue..."

Tiba tiba tubuh itu ambruk ke punggung aidan.

"Eh, lu pingsan? Yaelah" akhirnya dengan pelan pelan aidan melepaskan pelukan cewe itu dan menggeletakkannya di bawah.

"Siapa sih?" Aidan berusaha melihat wajah perempuan itu Karena tertutup rambut.

Namun saat aidan tau siapa dia, Aidan terkejut.

"Aura?!"

***

"Jadi rico udah sembuh?"

Rico menganggukan kepalanya sambil tersenyum ke arah alana.

"Terus Rico ga pulang?"

Rico menggeleng dan terus menatap alana.

"Rico jawab! Jangan ngangguk sama geleng mulu!" Alana mengerucutkan bibirnya.

Rico terkekeh. "Jelek ih kaya bebek"

"Enak aja, mirip selena gomez gini kok kaya bebek"

"Astagfirullah lan, siapa Emang yang ngomong? Tar gua ruqiyah orangnya"

"Ah Rico mah gitu" alana makin memajukan bibirnya.

"Udah ah, lagian lucu aja gitu ngeledekin elu lan"

"Bodo amat" ujar alana dengan nada jutek.

"Dih ngambek" Rico mencubit hidung alana.

"Aaaaa... Rico sakiiiit!!!" Alana pun memukuli tangannya Rico.

"Tenaga lu lan, sakit banget anj"

"Anj apa hah?"

"Anj....anj...anjaaaayyyyyy" tawa rico pecah dan begitu pun alana yang tadinya ingin marah akhirnya ga jadi malah tertawa.

"Itu yang selama ini gua mau lan, ngeliat lu tertawa lepas karena gua. Dan itu membuat hati gua menghangat" batin Rico.

"Tapi gua serius ric, lu udah boleh pulang dari kapan?"

"Dari tadi pagi sih, kata dokter gua udah boleh ngelakuin aktivitas seperti biasa lagi. Tapi, kalo ada yang buat emosi gua naik lagi...bisa bisa penyakit gua kambuh lagi"

Alana langsung terdiam.

"Lan? Alana?"

Alana mengerjapkan matanya saat Rico memanggil manggil namanya .

"Hah?"

"Kenapa?"

"Eeumm...engga kok" alana tersenyum ke arah Rico.

"Pokoknya Rico ga boleh tau tentang gue sama aidan. Gue ga mau buat Rico sakit lagi" batin alana.

"Ada di sembunyiin dari gue?"

"Eng...engga"

"Gua tau lan kalo lu lagi bohong!"

"Ss...sebenernya gue...eummm...gue..."

"Gue apa?"

"Aduh gue ga enak ric ngomongnya"

"Ngomong aja!"

"Gue laper"

Tawa rico pecah. "Astagfirullah lan, gua kira kenapa. Muka lu ampe kaya bebek belom dikasih makan begitu"

"Ish...Rico!"

"Ibu sama tante kemana sih lama banget. Katanya mau beli nasi goreng depan rumah sakit, masa lama banget cuma ke depan doang"

"Ngantri kali lan"

"Iya kali ya"

***

"Aduh gimana ini? Woi bangun woi!" Aidan terus menepuk pipi aura yang masih pingsan.

"Gila sih ni cewek. Nyusahin banget lu ah!"

"Apa gua tinggal aja ya? Yaudah deh tinggal aja" aidan hendak beranjak namun dia berpikir lagi, bagaimana kalau ada laki laki jahat dan macem macem terhadap aura.

Walaupun aidan benci pada aura tapi bagaimana pun aura perempuan. Apalagi tempatnya kini tepat di depan neraka dan pasti banyak setannya.

Akhirnya aidan pun memutuskan menggendong aura ke dalam mobilnya dan sementara membawa aura ke apartemennya.

"Hah! Nyusahin banget sih!" Setelah sampai di apartemennya aidan pun menggendong aura ke kamarnya dan menjatuhkan aura ke ranjangnya.

"Gila sih ini. Urusan hati belum kelar ini nambah lagi masalah" aidan mengusap wajahnya gusar sembari duduk di sofa kamarnya.

Akhirnya aidan pun memutuskan untuk mandi sekalian menenangkan pikirannya.

Setelah selesai mandi dia pun beranjak ke ruang tamu dan mulai tidur di ruang tamu.

***

Hoekk!! Hoekk!!

Suara aneh itu terus mengganggu kegiatan tidur aidan.

Dia pun mulai membuka matanya dan baru dia sadari bahwa sekarang dia tidak di rumah melainkan di apartemennya.

"Oh iya, aura" aidan buru buru beranjak dari sofa dan menuju kamarnya.

Namun di kamarnya tidak ada orang tapi di kamar mandinya terdengar seperti suara orang yang sedang muntah.

"Ra? Lu di dalem?" Tiba tiba pintu kamar mandi terbuka dari dalam dan menampakkan wajah aura yang pucat.

"Lah, Ra? Lu kenapa?"

Saat aura ingin membalas pertanyaan aidan tiba tiba dia pingsan kembali.

"Astagfirullah, pingsan lagi?! Capeee gua mah" aidan menghela nafasnya.

Akhirnya aidan pun membawa aura ke rumah sakit yang dekat dengan apartemennya.

Setelah sampai di rumah sakit akhirnya aidan membawa aura ke ruang periksa.

"Apa anda dengan suaminya bu aura?"

Aidan melongo. "Ss...suami?"

"Iya, apa anda suaminya?"

"Jj...jadi, aura..."

"Iya pak, selamat. Istri bapak hamil sudah 2 minggu. Tolong di jaga kandungannya ya pak"

Aidan masih tidak percaya. Pasalnya, kenapa jadi dia yang dianggap suaminya aura.

"Tt..tapi dok, saya bukan..."

"Ibu aura sebentar lagi akan siuman. Saya harus pergi karena masih banyak pasien yang membutuhkan saya. Saya permisi ya"

Dengan tampang masih tidak percayanya aidan mengangguk begitu saja.

Setelah beberapa menit akhirnya aura sadar.

"Sadar juga lu akhirnya! Nyusahin banget!"

"Sshh...aidan? Kok gue bisa disini? Terus elu kok bisa sama gu...."

"Blablabla. Kalo ada masalah tuh selesain sendiri! Jangan nyangkut pautin masalah lu sama orang! Nyusahin tau ga!"

"Dan? Maksud lu apa sih?"

"Lu hamil kan? Siapa yang ngehamilin lu?"

Aura terperanjat dengan omongan aidan.

"Cih! Jangan bilang orang itu adalah orang bajingan hah?!"

Aura semakin menunduk dan dia pun mulai Terisak.

"Gausah nangis! Itu juga kesalahan lu"

"Dan, gua harus gimana?" Aura memegang tangan aidan.

"Apaan sih lu! Gua ga mau ya Bantuin lu lagi! Udah cape gua dari Semalem ngegendongin lu mulu!" Aidan menepis tangan aura.

"Dan, plis tolongin gue"

"Bodo amat" aidan pun berjalan keluar.

***

"Akhirnya bisa pulang juga yeeeyyy"

"Seneng banget yang mau pulang"

"Iyalah seneng, ga betah gua disini nyiumin bau obat mulu"

"Alhamdu..."

"Lillah"

"Oh iya ric, lu dari kemaren perasaan Nemenin gue mulu. Emang lu udah sembuh?"

"Lu Gausah ngekhawatirin gue lan, gue baik kok" ujar Rico sambil memasuki pakaian pakaian alana ke tas.

"Yakin?"

"Tonjok aja coba tonjok"

"Bener ya"

"Mau sakit, engga sakit. Tetep aja galak" gumam Rico.

"Gue ga galak ya!"

"Terserah lan terserah!"

"Udah semua kan?" Alana mengangguk.

"Siap pulang princess?" Alana tersenyum dan menerima uluran tangan Rico.

"Ibu mana? Dari Semalem kok gue ga liat? Katanya beli nasi goreng, masa iya nasi goreng ngantri ampe pagi?"

"Ibu udah pulang duluan"

"Haah?! Gue gimana?"

"Kan ada gue"

"Terus pulang naek apa? Ga mungkin kan naek motor?"

"Ya engga lah. Gua juga masih belum kuat, gua udah pesenin taxi online"

"Oh oke"






TBC
Btw, aku mau nanya. Alana cocoknya sama aidan apa Rico? Coba tolong jawab di kolom komentar ya😉

Salam cintha dari author🥰

Continue Reading

You'll Also Like

1M 39.9K 84
Alletta mendengus kesal, "Gue benci sama lo Azka!" "Gue gak nyuruh lo buat suka sama gue." balas Azka dengan ketus. ---------- Azka adalah cowok pa...
11.6K 3.3K 50
Ini adalah kisah seorang gadis yang hidup penuh pengorbanan yang tak mudah, bahkan ia kerap kali jatuh dan terluka, tetapi ia dipaksa bangkit dan kua...
1.8M 191K 51
Ditunjuk sebagai penerus untuk mengabdikan dirinya pada pesantren merupakan sebuah tanggung jawab besar bagi seorang Kafka Rafan El-Fatih. Di tengah...
1M 31.6K 43
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...