ALANA (COMPLETED)

נכתב על ידי putrimbha

48.9K 1.7K 63

[BELUM DI REVISI] ~ alana Aradilla~ -terlalu banyak masalah di hidup gua, sampai gua lupa dimana letak kebaha... עוד

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua belas
Tiga belas
Empat belas
Enam belas
Tujuh belas...
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua puluh empat
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh enam?
Dua puluh tujuh
Dua puluh delapan
Dua puluh sembilan
Tiga puluh
Tiga puluh satu
Tiga puluh dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh empat
Tiga puluh lima
RAYLOVE
Tiga puluh enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga puluh sembilan
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
Empat puluh tiga
Empat puluh empat
Empat puluh lima
Empat puluh enam
Empat puluh tujuh
Empat puluh delapan
Empat puluh sembilan
Lima puluh
Lima puluh satu
Lima puluh dua
Lima puluh tiga
Lima puluh empat
Lima puluh lima
Epilog
Extra part
BAD AND COLD

Lima belas

765 36 4
נכתב על ידי putrimbha


Alana mendekatkan wajahnya ke depan wajah aidan karena dia tidak percaya kalau aidan tidur.

Namun saat alana mendekat tiba tiba tangan aidan menarik alana sehingga...

Cup!

Alana melebarkan kedua matanya dan aidan membuka matanya.

"Aaaaaaaa"

Plakk!!!

Aidan meringis mendapat tamparan di pipinya yang begitu keras.

"Apa apaan lu hah?! Nyium nyium sembarangan untung ga kena mulut!"

Alana memegangi jidatnya yang dicium oleh aidan.

"Ya mana gua tau kalo gua nyium elu! Gua lagi tidur! Dikira gua, elu itu guling soalnya gua kalo tidur selalu meluk guling"

Aidan masih memegangi pipinya yang memerah. Siapa coba yang ga kaget baru bangun langsung digampar🤣 (RIP babang aidan).

"Alasan mulu lu! Bilang aja modus"

"Dari kemaren ya gua nolongin elu di bilangnya moduuus mulu, jangan jangan elu kali yang baperan"

"Ya Emang modus kan!"

"Enggak!"

"Modus!"

"Gua bilang enggak ya enggak!"

"Gua bilang modus ya mod..."

"Permisi! Mba? Mas? Bisa dikecilin suaranya? Ini di rumah sakit ya, bukan di hutan!" Tiba tiba ada suster yang menengahi perdebatan mereka.

"Siapa juga yang bilang ini di Kebon binatang Mba" dumel alana.

"Sekali lagi kalau kalian berdua tidak bisa mengikuti peraturan disini lebih baik kalian pergi dari sini ya! Terima kasih!" Akhirnya suster itu pun berlalu.

"Elu sih!"

"Elu yang mulai enak aja!"

Alana memeletkan lidahnya ke arah aidan dan memalingkan wajahnya.

***

"Alana? Rico udah siuman sayang, kamu mau liat dia?" Ibunya alana menghampiri alana yang sedang memainkan game di Hp aidan. Entah sejak kapan mereka baikannya.

Alana menengok ke arah ibunya. "Serius bu?"

"Iya nak, kamu liat sono"

Alana langsung berdiri dan masuk ke ruangan Rico, Meninggalkan aidan begitu saja.

Yang alana lihat saat masuk ke ruangan Rico, sama seperti tadi namun bedanya kini rico sadar.

Rico tidak menyadari kehadiran alana, dia hanya menatap kosong langit langit kamarnya.

"Rico?"

Rico yang merasa dipanggil pun menoleh dan mendapati orang yang selama ini dia sayangi.

"Alana?"

Alana langsung menghampiri Rico sambil tersenyum.

"Alhamdulillah ric, lu sadar juga. Lu gatau ya gua,tante Dina, sama semuanya tuh khawatir ric sama lu. Oh iya, tante Dina mana?" alana menggenggam tangan Rico.

Namun Rico melepaskannya. "Mamah lagi ke kamar mandi" Rico menghela nafasnya.

"Lu kenapa sih ric? Lu ga kaya dulu sumpah"

Rico terdiam.

"Mana janji lu ke gua? Yang katanya bakalan buat gua bahagia? Ini? Yang ada lu malah buat gua sakit tau ga sih ric?!"

"Cukup lan! Gua bukan Rico yang dulu lagi!"

"Ric, gua ngerti dengan penyakit lu! Dan gua mau ngebantuin lu buat sembuh ric" alana menitikkan air matanya dan itu membuat Rico semakin tidak kuat dengan perasaannya yang kini berkecamuk.

Ingin rasanya Rico memeluk alana dan menenangkannya karena dia tahu alana pasti punya masalah lebih besar dibanding dia, karena alana itu kalau punya masalah terkadang harus kita cari tahu terlebih dahulu baru dia mau menceritakannya.

Namun sekarang? Rico hanya bisa menyakitinya bukan menenangkannya.

"Lan lebih baik lu pergi sekarang!" Rico mengucapkan dengan nada tegas.

"Ric, kok lu ngomongnya gitu? Gua bisa bant..."

"GUA BILANG PERGI LAN!"

Alana terkesiap dengan ucapan Rico. Karena baru kali itu Rico membentaknya.

"Rico?" Cicit alana kini air matanya mulai membasahi pipinya.

Dina yang mendengar bentakan itu pun langsung keluar dan mendapati anaknya yang kini tengah berusaha menahan emosinya dan alana yang terlihat ketakutan serta air mata yang mengalir di pipinya.

"Rico, alana kenapa ini nak?"

Dina menghampiri mereka dan menatap alana seolah olah meminta penjelasan.

Alana sudah tidak tahan akhirnya dia pun memutuskan keluar dari ruangan Rico.

Namun bukannya menghampiri ibunya dan aidan dia malah pergi ke suatu tempat untuk menenangkan pikirannya.

Aidan yang melihat alana seperti itu langsung berdiri hendak menyusul alana namun dicekal oleh ibunya alana.

"Jangan aidan, alana kalau Sudah sedih atau terpuruk itu pasti maunya di tempat yang nyaman dan sendirian"

"Tapi tante, kasian Alana"

"Tante tau, tapi kalau dirumah pun alana seperti itu"

"Ga tante, aku harus kejar alana. Permisi" aidan tidak perduli dengan teriakan ibunya alana, dia tetap mengejar alana sampai tepat pada kursi di taman dimana alana sedang menangis sambil menelungkupkan wajahnya.

Aidan melihat ada tukang es krim di taman dia pun memebeli 2 es krim.

Namun saat aidan sudah berdiri di belakangnya dia mendengarkan gumaman alana.

"Kenapa sih? Terkadang hidup itu ga adil. Selalu aja gua yang tersakiti kenapa mereka semua ga pernah ada yang ngertiin perasaan gua, bahkan walaupun gua banyak masalah gua bisa bantu dia. Kenapa orang lain menganggap seakan akan gua itu orang lemah? Padahal masalah gua lebih banyak dari mereka" gumam alana di sela tangisnya.

Tanpa alana sadari tiba tiba ada tangan yang memberikan es krim di hadapannya.

Alana mengernyitkan keningnya.

"Aidan?" Gumam alana setelah melihat orang yang berdiri di hadapannya.

"Ada tukang es krim tadi lewat, jadi gua beliin deh buat lu"

Alana mengambil es krim di tangan aidan.

"Lagi sedih?"

"Engga! Lagi bahagia gua" dengan nada jutek.

"Kok gua ga percaya ya kalo lu lagi sedih?" Aidan menggosok gosokkan tangannya di dagu.

"Ya Emang gua ga sedih" alana melahap es krimnya.

"Ya bagus lah kalo lu ga sedih mah" aidan melahap es krimnya.

"Aidaaaaannn" alana langsung menyenderkan kepalanya di bahu aidan dan mulai menangis lagi.

"Nangis aja lan, keluarin semuanya biar hati lu tenang" aidan mengelus rambut alana.

"Kenapa ya dan, gua kok selalu berfikir bahwa gua di dunia ini kok banyak banget gitu masalahnya"

"Ya itu karena diri lu sendiri!"

"Kok gue?" Alana menegakkan badannya dan menatap aidan.

"Ya iyalah, coba elu jangan terlalu dipikirin masalah elu. Terus elu fokus sama kebahagiaan lu, pasti lu dapetin kok kebahagiaan itu"

"Iya sih, tapi gimana cara dapetinnya?"

"Ya siapa tau orang dihadapan elu ini kebahagiaan lu" aidan dengan santai melahap es krimnya.

Alana mengernyitkan keningnya sambil menatap aidan. "Maksud lu?"

Aidan mulai menatap alana dan tatapan itu begitu serius.

"Gua sayang sama lu lan"

"Hah?!"

"Iya, gua sayang sama lu. Gua harus jujur sekarang karena gua bosen mendem perasaan mulu lan, gatau dari kapan perasaan ini muncul. Tapi intinya gua mulai sayang sama lu dan gua udah janji sama diri gua sendiri kalo gua harus jagain lu lan"

"Dan? Gua masih gangerti" alana menatap aidan dengan tatapan bingungnya.

Aidan tersenyum tulus ke arah alana dan itu membuat hati alana menghangat.

"Jadi ceritanya lu nembak gua?"

"Engga"

Alana makin mengernyitkan keningnya. "Terus maksud lu apa ngomong kaya gitu?"

"Gua juga tau tempat lan buat nembak lu, ga di taman rumah sakit juga kali. Tapi intinya gua udah ngungkapin semua perasaan gua sama lu lan"

Alana terperangah dengan apa yang diucapkan oleh aidan.

Alana tersenyum dan langsung memeluk aidan.

"Mungkin aja lu adalah kebahagiaan gua"

"Gua harap gitu"

"Terus kapan lu nembak guanya?" Alana melepaskan pelukannya.

"Nanti kalo gua nemuin tempat yang bagus, pokoknya lu udah jadi milik gua sekarang"

"Yaelah masa hubungan tanpa status"

"Jadi lu maunya apa? Gua 'sah' in hah?!"

"Hah?! Apaan sih" alana langsung memalingkan wajahnya yang sudah merah padam.

"Lu lucu deh lan kalo lagi blushing"

"Aidaaaann stopp! Jangan gombalin gua mulu!!" Alana mendorong. Lengan aidan.

Aidan tertawa dan membawa alana ke dalam pelukannya.

"Senyum lan, karena senyuman lu bisa buat hati gua tenang"

Alana mengeratkan pelukannya.

***

"Alana, aidan habis dari mana kalian? Kok mukanya alana kaya senyum senyum mulu gitu?"

"Apasih ibu, muka alana biasa aja kok"

"Iya iya terserah kamu aja"

Tak lama Dina keluar dari ruangan Rico.

"Gimana din keadaan Rico?"

"Kondisi mentalnya malah makin lemah rin"

"Tante, Maafin alana ya"

"Ini bukan salah kamu sayang, ini semua salah tante. Tante yang buat Rico jadi seperti ini"

"Din, jangan nyalahin diri kamu sendiri dong. Semua ini tuh takdir pasti Nanti Allah SWT. Bakalan ngasih yang terbaik kok din"

"Iya rin... tapi aku ga tega sama Rico, sekarang dia juga susah buat makan rin. Gimana mau cepet sembuh"

Alana menatap iba Dina.

"Tan, kita harus yakin kalo Rico pasti sembuh ya" alana mengelus bahu Dina memberi semangat.

"Iya sayang, makasih ya"

"Astagfirullah ternyata udah malem banget ya...aku mau pulang dulu ya din, soalnya di rumah belum masak apa apa"

"Iya rin"

"Kamu gapapa kan di tinggal?"

"Iya gapapa kok, udah tua begini juga siapa yang mau nyulik" Dina tertawa ringan.

"Lan? Ibu mau pulang, kamu mau ikut?"

"Ya ikut lah bu, kalo aku ga ikut ibu pulang sama siapa?"

"Ibu mah pulang sama aidan, ya kalo kamu ga ikut kamu pulang sendiri"

"Dih ibuuuuu"

Mereka semua tertawa terkecuali alana yang mengerucutkan bibirnya.

Setelah pamit dengan Dina mereka pun pulang menggunakan mobil aidan.

Setelah beberapa menit akhirnya mereka sampai di rumah alana.

"Makasih ya dan"

Aidan mengangguk sambil tersenyum.

"Nak aidan mau mampir dulu ga?"

"Nanti aja deh bu, udah mau tengah malem soalnya"

"Oh yaudah hati hati ya"

"Iya bu, lan gua duluan ya"

"Iya dan hati hati"

Alana dan ibunya pun masuk kerumah setelah aidan pergi.

***

Setelah pulang dari rumah sakit alana langsung membersihkan diri dan bersiap untuk tidur namun ponselnya terus terusan berdering sehingga dia tidak bisa tidur.

"Ck! Siapa sih malem malem gini nelpon" gumam alana sambil meraih ponselnya.

Saat dia melihat nama yang tertera di layar, dia pun langsung bangkit dan kembali fresh.

Cowok rese's calling

"Halo?"

....

"Ngapain telpon?"

....

"Alay!"

....

"Tau ah! Tidur lagi nih!"

....

"Jam?"

....

"Oh yaudah"

....

"Siap bos"

....

"Yaudah, bye"

Tiit

Sambungan terputus.






TBC
hayo tebak ngomongin tentang apa aidan ama alana? Pokoknya jawabannya ada di next part ya! Makanya di vote ya Abis baca oke

Follow ig author @putrimbha_

Salam cintha dari author🥰

המשך קריאה

You'll Also Like

2.8K 478 125
Cerita pertama semoga kalian suka Setiap kata kata yang dibuat bukan dari imajinasi melainkan dari hati ♡ -# catatan kecil #- @desi_ayu1623
21.3K 7.1K 36
Part lengkap✅ Alena, gadis yang selalu menerima keadaan yang sedang ia alami dan mengikuti begitu saja takdir semesta. Ia tinggal hanya bersama ibun...
58.3K 7.6K 64
Amazing cover by @iiwpaw [Sudah Lengkap] Warning!! [R15+] cerita mengandung kata-kata kasar, adegan kekerasan, dan perilaku/tingkah yang tidak pantas...
1.4M 127K 61
"Jangan lupa Yunifer, saat ini di dalam perutmu sedang ada anakku, kau tak bisa lari ke mana-mana," ujar Alaric dengan ekspresi datarnya. * * * Pang...