I'm a Mess

By shnzshn

265K 31.1K 12.3K

When you fall in love with people you can't have. Start, 9 March 2019 End, 31 March 2020 More

PROLOG
[1] I'm A Mess
[2] Cinta Dalam Hati
[3] Not In That Way
[4] La Pam Pam
[5] Andai Dia Tau
[6] Without
[7] Cinta Luar Biasa
[8] Aku Sedang Mencintaimu
[9] Tentang Kamu
[10] Aku Bukan Pilihan Hatimu
[11] Tau Diri
[12] Saving All My Love For You
[13] Toxic
[14] Elastic Heart
[15] Teenage Fantasy
[16] Shiver
[17] Clown
[18] Let Me Down Slowly
[19] Hari ini, Esok dan Seterusnya
[20] Bad Things
[21] Lust For Life
[22] Lose You to Love Me
[23] Cruel Summer
[24] I Forgot That You Existed
[26] hope is a dangerous thing for a woman like me to have - but I have it
[27] Lies In The Dark
[28] Hands to Myself
[29] Labirin
[30] Locked Away
[31] Steal My Girl
[32] The Way
[33] Could It Be
[34] Tak Mampu Pergi
[35] Him and I
[36] Betcha
[37] Someone You Loved
[38] Kumau Dia
[39] Creep
[40] Bintang di Surga
[41] Shameless
[42] Enchanted
[43] Call it What you Want
[44] Easy
[45] Friends
[46] Sweet but Psycho
[47] Perahu Kertas
[48] Yang Terdalam
[49] Dekat di Hati
[50] Sejauh Dua Benua

[25] High Hopes

3.7K 611 441
By shnzshn

Many typos
Agak dimaafin lah typo-typo nya cyn, setiap manusia tidak pernah luput dari kesalahan, karena kesempurnaan hanyalah milik-Nya. Tsahhhhh



I remember it now
It takes me back to when it all first started
But I've only got myself to blame for it, and I accept it now

It's time to let go, go out and start again
But it's not that easy

***


Nata terbangun dengan kepala yang sakit luar biasa. Perlahan pria bertubuh jakung itu mengedarkan pandangan di ruangan yang terasa asing, namun dia dapat mengenali tempat itu. Rumah sakit.

Nata menggerejap karena pengelihatannya masih sedikit kabur, perlahan pria itu bangkit dari tidurnya dan mulai mencari perempuan yang tadi malam bersama dengannya, Bianca.

Dengan sedikit panik Nata mencari, mengedarkan pandangan dengan liar kesana kemari sampai akhirnya menemukan Bianca terbaring lemah di ranjang sebelahnya.

Nata menarik napas lega, perempuan itu masih tertidur dengan beberapa lecet di wajahnya. Nata mengamati dari tempatnya duduk, Bianca tidak terluka parah. Setidaknya tidak ada gips yang menempel di tangan atau kakinya.

"Suster!" Nata memanggil para perawat yang berlalu lalang di hadapannya saat ini. Salah satu dari perawat itu mendekat dan memeriksa kondisi Nata.

"Perempuan yang di sebelah saya, gak apa-apa kan Sus?"

Suster tersebut menggeleng "Lecet-lecet Mas, tapi gak ada yang serius. Tidak ada patah tulang atau hal fatal lainnya"

Nata akhirnya bisa bernapas lega, masalah mobil bisa di urus nanti. Sekarang saatnya berbicara serius dengan Bianca setelah perepuan itu sadar nanti. "Makasih Suster"

Suster tersebut mengangguk dan pamit. Selepas suster tersebut pergi, Nata menoleh ke Bianca yang ternyata sudah sadar dan menatap bingung sekelilingnya. Perempuan itu akhirnya beradu tatap dengan Nata dan mengerutkan kening bungung

"Kita du rumah sakit?"

Nata mengangguk pelan, "Iya"

Bianca mencoba bangkit dari tidurnya, perempuan itu meringis nyeri karena beberapa anggota tubuhnya sakit. Setelah berhasil duduk berhadap hadapan dengan Nata di ruang unit gawat darurat rumah sakit tersebut, Bianca pun memusatkan perhatian kepada Nata, mencaritau apakah pria itu terluka parah.

Untungnya Nata terlihat baik-baik saja, meski memar di tangan dan lecet di wajahnya membuat pria itu sedikit berbeda.

"Kita harus bicara, Bi" Suara berat Nata memenuhi telinga Bianca. Pria itu tampak tenang menatap Bianca, namun Bianca tau kalau Nata sedang sangat marah dan meminta alasan sikap Bianca kemarin.

Bianca mengangguk pelan, "Kamu bisa jalan? Kita ngomong sekarang atau gimana?"

Nata menunjukkan infus yang berada di tangan kiri "Disini aja, kita ngoming kayak gini. Gak papa?"

Bianca mengangguk pelan, mungkin ini saatnya untuk jujur kepada Nata. Sikapnya kemarin sedikit berlebihan dan membahayakan.

"Kamu kenapa tadi malam? Kenapa sampai kayak gitu karena aku dm Mikaela?"

Bianca menatap Nata dengan sinis, "Dia suka sama kamu! Apa yang kamu harapkan dari aku ketika tau pacarnya dm-an sama perempuan lain Nata?"

Nata mengerutkan keningnya bingung, "Mikaela? Suka sama aku?"

Bianca mengangguk dengan yakin. Perempuan itu menatap Nata dengan tajam "Dia udah lama suka sama kamu! Kamu dengan santainya deket bahkan sering jengukin dia terang-terangan di depan aku!"

Nata tidak dapat mengerti dengan ucapan Bianca. Mikaela menyukainya, kata Bianca. Tapi Nata malah merasa kalau Mikaela selalu menghindarinya. Bahkan belakangan ini tidak pernah muncul di hadapannya. Nata tidak mengetahui eksistensi perempuan itu kalau bulan karena tugas review Novel lama. "Ini gak masuk akal.."

Bianca tersenyum miring, "Kamu terlalu ramah sama dia, posting foto di Instagram terus tag dia? Dia pasti berharap sama kamu Nata! Kamu sadar gak sih kalau perbuatan kamu itu keterlaluan!!" Bianca hampir memekik, namun perempuan itu menahan suaranya karena menyadari kalau mereka sedang ada di rumah sakit.

"Mikaela suka sama kamu."

Nata mendesah pelan "Okay, Mikaela suka sama aku. Terus kenapa memangnya?"

Bianca melotot dan hampir menyembur Nata dengan umpatan kasar sebelum pria itu menghentikan perbuatannya.

"Kenapa kalau Mikaela suka sama aku Bi? Bukannya banyak yang suka sama aku? Kamu tau itu, dan Mikaela satu dari mereka semua. Harusnya kamu paham kalau posisi aku, gak bisa apa-apa kalau ada yang suka sama aku" Nata menjelaskan.

Bianca menggeleng "Aku gak suka! Aku gak suka kalau mereka berusaha mengambil perhatian kamu, deketin kamu atau bahkan terang-terangan bilang suka! Aku gak suka!"

Nata menarik napas pelan "Kuncinya ada di aku, kan?"

Bianca menatap Nata dengan sebal sementara pria itu menggaruk alis sebelum lanjut berkata, "Mau banyak yang suka pun, kalau akunya gak suka mereka bisa apa? Intinya aku gak meladeni mereka Bianca, karena aku menghargai hubungan kita! Seharusnya kamu gak perlu khawatir dan peduli sama hal kayak gitu, karna aku cuma melihat kamu, karna kamu pacar aku!"

Bianca mencebik pelan. Nata selalu bisa membungkamnya dengan kalimat-kalimat yang dimiliki pria itu.

"Apa yang kamu lakuin hampir bikin kita celaka, tau gak?!" Nata menaikman nada suaranya, pria itu kesal setengah mati kepada kekasihnya. Tidak jarang Bianca melakukan hal nekat yang membuat Nata lepas kendali.

Bianca menggeleng "Kamu duluan yang memancing aku! Kamu dm Mikaela Nata! Kamu deketin dia! Dia suka kamu, dan kamu welcome banget sama dia, kamu pikir aku bakal diem aja hah?!!"

Nata menggelengkan kepalanya tidak habis pikir, "Kamu serius mau berantem disini? Serius Bianca? Setelah kita hampir mati tadi malam?"

Bianca mendesis "Kalau kamu gak memancing, aku juga gak bakal kayak gini Nata!"

Nata memejamkan mata mencoba menenangkan diri "Aku capek Bi.."

Bianca menatap Nata sedikit terkejut. Pria itu membuka mata dan balas menatap Bianca dengan mata sayunya "Aku capek"

"...."

"Kita gak pernah bisa menyelesaikan permasalahan kita dengan baik, kamu sadar gak sih?"

Bianca diam, mencoba mengingat bagaimana hubungannya dengan Nata selama kurang lebih setahun belakangan. Dan ya, Nata benar.

"Kita selalu berantem karena hal yang itu-itu aja. Kamu yang pengen bebas dan aku yang gak bolehin. Dan sekarang ada satu lagi, karena kamu gak mau aku di deketin cewek lain" Nata berkata dengan tenang, rasanya sudah lelah membentak dan berteriak kepada Bianca. Nata ingin masalah kali ini berakhir baik, tidak seperti yang sudah sudah.

"Setiap kita berantem, selalu ujung-ujungnya kita melampiaskannya ke hal yang lain. Terus udah, abis itu damai kayak gak terjadi apa-apa"

Bianca mengangguk setuju, semua yang dikatakan Nata adalah kebenaran.

"Kita toxic banget ya Bi?" Nata berkata dengan lirih membuat Bianca menatap pria itu.

Sekarang, Bianca baru menyadari betapa hubungan diantara mereka sudah rusak. Keduanya berbeda, meski tampak sama. "Kamu bener,, kita beda Nata.."

Nata tidak mengalihkan mata dari Bianca sedetikpun, "Aku gak tau musti gimana Bi, aku sayang sama kamu. Aku sayang, makanya aku larang kamu ini, larang kamu itu. Karena aku takut kamu bakal kena bahaya"

Bianca menarik napas "Tapi aku udah besar Nata, aku tau mana yang baik dan buruk untuk diri aku. Aku tau, tanpa harus kamu kasih tau"

Nata mengangguk setuju, "Salah aku, Bi.."

Bianca menggeleng "Kita sama sama salah. Gak ada yang mau ngertiin satu sama lain, Nata"

"...."

"Kamu sayang gak sih sama aku, Bi?"

Bianca menatap Nata, pria itu tampak lelah sama seperti dirinya. Namun anggukan lah yang diberikan Bianca, karena memang Bianca menyayangi Nata. Karena hal itulah Bianca rela menyingkirkan semua perempuan yang mendekati pria itu.

"Aku sayang kamu, Nata"

Nata tersenyum pahit "Kamu,, ngerasain kupu-kupu gak Bi?"

Bianca mengerutkan kening, "Apa kupu-kupu sepenting itu ya buat kamu? Jujur aku gak terlalu memperhatikan ada perasaan sejenis itu. Aku nyaman sama kamu, aku pengen deket terus sama kamu, aku have fun and it's enough"

Nata kini tersadar, dirinya dan Bianca memanh benar-benar berbeda.

"Have fun, ya?"

Bianca menatap Nata sambil tersenyum "Hmm, dan kamu mencari kupu-kupu ya? Haha aku kayaknya tau kemana ending dari percakapan kita ini, don't you?"

Nata mengangguk pelan dan tersenyum lemah. Tampa di perjelas pun sepertinya semua orang tau kalau mereka tidak terselamatkan lagi.

"Aku sayang kamu, Bianca. Tapi kalau kita masih terus bersama, yang ada kita hanya akan melukai satu sama lain"

Bianca mengangguk, dirinya paham betul dengan keadaan mereka sekarang. Nata dan Bianca tidak bisa bersama.

"Aku juga sayang kamu, Nata. Tapi kita harus lebih sayang sama diri sendiri dulu, baru sayang ke oranglain, kan?" Bianca membalas senyuman Nata tidak kalah getir.

Mungkin perpisahan ini sakit, tapi Bianca dan Nata sama-sama tau kalau setelah ini kelegaan lah yang akan mereka temui. Melepaskan untuk terbebas.

"Hmm, kamu bener"

Bianca tersenyum "Masih bisa jadi temen, kan? Soalnya kamu lebih asyik waktu dulu, pas kita temenan"

Nata tertawa mengingat bagaimana dirinya dan Bianca berteman dulu. Ya benar, mereka sepertinya memang cocok berteman. Menjadi sepasang kekasih adalah ide yang buruk ternyata.

"Be happy, Bianca"

Bianca tersenyum dengan tulus "Kamu juga! Ayo pisah baik-baik"

Nata mengangguk "Hmm, kita pisah karena enggak cocok satu sama lain. Jadi masih bisa temenan"

Bianca terkekeh "Tapi kayaknya aku harus jujur sama kamu,, aku akan mengakui semua dosa-dosa aku"

Nata menatap Bianca dengan penasaran. Perempuan itu menarik napas sebelum berkata "Aku selalu menyingkirkan semua perempuan yang berusaha mendekati kamu, Nata. Aku kasih peringatan bahkan pelajaran"

Nata melotot dan sukses dibuat ternganga. Apa tadi?

"Bahkan Mikaela juga"

Jantung Nata hampir melompat saat itu juga, Bianca melakukan apa? Mikaela?!

"Aku yang ngunciin dia di kamar mandi dan siram pake air kotor"

Nata tidak bisa bergerak dari tenpatnya sekarang. Bianca melakukan hal sekeji itu, kepada Mikaela? Perempuan yang bahkan tidak pernah mengganggunya?

"Aku ngelakuin itu, karna aku gak suka apa yang aku punya di sentuh orang lain. Maaf, itu udah jadi sifat alami aku Nata. Dan aku tidak menyesal"

Kembali, Nata sukses terkejut bukan main. Pengakuan Bianca mmebuat Nata membisu. Nata menatap Bianca mencoba mencari kebohongan di mata perempuan itu. Berharap kalau Bianca ngawur atau semacamnya, namun nihil. Bianca tampak sungguh-sungguh dengan perkataannya.

"Dan Mikaela tau kalau aku yang lakuin itu ke dia"

"Hah? Mikaela tau?"

Bianca mengangguk "Hm, dia tau tapi dia diem aja. Mungkin aku salah menilai, aku kira dia pura-pura baik dan takut sama aku makanya dia diem aja. Tapi ternyata enggak, dia beneran baik makanya diem dan menjauh dari kamu"

Nata mencoba mencerna dan memahami kata demi kata yang diucapkan Bianca. Semua hal itu sulit untuk di percayai Nata saat ini.

"Mikaela suka sama kamu, Nata" Bianca terkekeh. Kali ini melihat betapa bodohnya Nata tidak menyadari kalau perempuan itu menyukainya.

Mungkin hanya orang yang peka yang dapat melihat, wajar Nata tidak sadar. Mikaela menyembunyikan perasaannya dengan sempurna.

"Setelah ini, aku gak akan lagi ganggu Mikaela dan perempuan- perempuan yang berusaha deketin kamu, Nata. Karena buat aku hubungan yang sudah berakhir, bukan lagi urusan aku"

Nata menoleh kepada Bianca yang kini wajahnya tidak sepucat tadi, perempuan itu tersenyum membalas tatapannya

"Be happy, Mahananta!"

Tbc.

Hmm, gimana say? 🤭

Eyke tunggu honest review nya loh, komen komen kalian bikin hari hari eyke berwarna dan semangat update!

Yuk mareee

Continue Reading

You'll Also Like

225K 22.7K 20
(Sequel of EPOCH) Hari itu menjadi sangat kaku, Ketika sepasang mata ini bertemu lagi denganmu.. Terpaku menatap senyuman yang tertuju padaku. Hai, A...
59.8K 8.9K 37
[Completed] Bagi Gian, tidak ada yang lebih spesial daripada Musik dan mungkin sedikit Adhisti.
9.2K 1.4K 32
Hidup Adisa selalu rumit. Semesta pun kadang melupakannya. Maka yang selama ini Adisa pikirkan hanyalah bagaimana caranya ia melindungi dirinya sendi...
13.5K 2K 30
Bersosial itu bukan hanya perkara berinteraksi, tetapi juga saling menghargai. Ini adalah kisah dua humani yang dituntut untuk melebur egoisme pribad...