ALANA (COMPLETED)

By putrimbha

48.9K 1.7K 63

[BELUM DI REVISI] ~ alana Aradilla~ -terlalu banyak masalah di hidup gua, sampai gua lupa dimana letak kebaha... More

Prolog
Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Tiga belas
Empat belas
Lima belas
Enam belas
Tujuh belas...
Tujuh belas
Delapan belas
Sembilan belas
Dua puluh
Dua puluh satu
Dua puluh dua
Dua puluh tiga
Dua puluh empat
Dua puluh lima
Dua puluh enam
Dua puluh enam?
Dua puluh tujuh
Dua puluh delapan
Dua puluh sembilan
Tiga puluh
Tiga puluh satu
Tiga puluh dua
Tiga puluh tiga
Tiga puluh empat
Tiga puluh lima
RAYLOVE
Tiga puluh enam
Tiga puluh tujuh
Tiga puluh delapan
Tiga puluh sembilan
Empat puluh
Empat puluh satu
Empat puluh dua
Empat puluh tiga
Empat puluh empat
Empat puluh lima
Empat puluh enam
Empat puluh tujuh
Empat puluh delapan
Empat puluh sembilan
Lima puluh
Lima puluh satu
Lima puluh dua
Lima puluh tiga
Lima puluh empat
Lima puluh lima
Epilog
Extra part
BAD AND COLD

Dua belas

724 44 1
By putrimbha

Tok...tok..tok

"Sebentar!"

Pintu di buka oleh perempuan paruh baya, yang kini terperangah dengan orang yang ada di hadapannya.

"Tuan arkan?"

***

"Makasi aidan ganteng udah mau nganterin gua" alana melepaskan seatbeltnya dan tersenyum ke arah aidan.

Aidan hanya membalas deheman. "Tau ah Nyebelin lu mah" alana mengerucutkan bibirnya sambil melipat tangannya di depan dada.

"Lan? Itu depan rumah lu mobil siapa?"

Alana menengok ke arah yang ditunjukkan oleh aidan.

Alana mengernyitkan keningnya bingung siapakah yang bertamu ke rumahnya? Sedangkan dia tidak punya saudara disini.

"Bentar deh gua cek dulu" alana hendak turun dari mobil namun ada pria paruh baya yang baru keluar rumahnya dengan laki laki badan besar pakaiannya serba hitam.

Alana tidak tau pasti siapa laki laki paruh baya itu karena dia terhalangi oleh lelaki badan besar di sampingnya dan dia menggunakan kacamata hitam.

Laki laki itu pun memasuki mobil hitam yang terparkir di depan rumah alana dan mobil itupun pergi.

Alana langsung turun dari mobil dan menghampiri ibunya yang baru ingin masuk ke dalam rumah.

Aidan pun mengikuti alana takut terjadi apa apa pada ibunya alana.

"Bu? Tadi siapa?"

Ibunya alana berbalik.

"Loh? Kamu sudah pulang nak?"

"Bu! Jawab pertanyaan aku" alana menghela nafasnya.

"Pertanyaan yang man..."

"Hai tante" aidan datang dan Salim ke ibunya alana.

"Eeh nak aidan... tuh lan! Temen kamu aja Salim ke ibu" alana menatap malas ke arah aidan.

"Iya bu maaf, lagian caper dianya juga" alana Salim ke ibunya.

"Hah?! Laper? Iya nih gua laper"

"Paan sih lo?! Balik sono"

"Yaelah na, gua udah anterin juga" aidan memasang wajah melasnya.

"Ga ikhlas lu?"

"Iya ikhlas, tapi kan..."

"Udah...udah... ayok nak aidan makan disini aja, biar ibu siapin"

"Bu...tapi pertanyaan tadi..."

"Sssttt udah makan dulu ayok" ibunya alana menarik lengan alana lembut.

Alana pun menghela nafasnya pasrah.

"Ayok Dede kita makan" aidan mengaitkan lengannya di leher alana.

"Apaan sih lo? Jiji tau ga!" Alana melepaskan tangan aidan di lehernya.

Aidan memeletkan lidahnya ke arah alana dan dibalas lagi oleh alana.

"Aduhhh malah berantem!" Ibunya alana berkecak pinggang.

Alana dan aidan hanya nyegir dengan watadosnya. Akhirnya mereka pun masuk setelah ditarik oleh ibunya alana.

***

"Percuma gua hidup! Gaada pilihan lagi! Lebih baik gua mati, toh gaada yang peduli juga sama gua" sedikit demi sedikit pisau bergerak ke arah lengannya tepatnya pada urat nadi.

Srakk!!

"Aaaahhhh"

"Ricooooo astagaaaa"

Dina, ibunya Rico panik melihat tangan anaknya yang sudah dipenuhi dengan darah.

"Apa apaan kamu! Kamu gila hah?!" Untung saja Dina langsung datang dan hanya tangan Rico yang terseret bukan nadinya, namun tangannya kini yang luka dan mengeluarkan darah yang begitu banyak.

"IYA MAH! RICO UDAH GILA! DAN MAMAH TAU PENYEBABNYA? ITU KARENA KALIAN YANG GA PERNAH MENTINGIN PERASAAN ANAKNYA SAMA SEKALI."

Dina tertunduk dan menangis setelah mendengar pernyataan dari mulut anaknya sendiri.

"Maafin mama Rico Maafin mama" lirih Dina sambil menatap anaknya yang kini mulai emosi.

"PERCUMA MAMAH MINTA MAAF! RICO GA BAKAL KAYA DULU LAGI MAH! Aaaarrggghh" Rico langsung menusukkan pisau ke kasurnya.

"RICO! DENGAR!" Dina menangkup kepala Rico dan menatap matanya yang tersirat kepedihan di dalamnya.

"bunuh mamah jika itu membuat kamu tenang"

Rico terkesiap dengan ucapan mamahnya. Rico pun menggeleng sambil melepaskan tangan Dina di mukanya.

"Enggaaaaa enggaaaaaaa"

Srak!!

"Ricooooooo jangaaaannnn"

Rico menusuk perutnya sendiri dengan pisau yang dipegangnya dan sontak saat itu dia pun tumbang.

"Ricoooo bangun nakkkk" Dina memangku kepala rico di kakinya sambil menangis.

Dia pun mengambil ponsel Rico dan menelpon seseorang.

"Hallo?"

....

"Bisa kamu kesini? Tolongin tante?"

....

"Plis tolongin tante sekarang"

....

"Makasih"

....

Dina pun memutuskan teleponnya dan menunggu seseorang datang.

***

"Wuuiiihh mantap banget makanannya"

"Alay lo! Kaya ga pernah makan aja"

"Gitu amat sih lo"

"Bodo" alana pun menyendokan nasi ke piringnya dan mengambil lauk untuknya namun saat dia ingin makan tiba tiba piringnya di ambil oleh aidan.

"Makasih cantik"

"Anjir makanan gua!" Alana berusaha mengambil makanannya namun sulit karena mereka kini posisinya berhadapan dan dihalangi oleh meja makan.

"Balikin makanan gua!"

"Sebagai calon istri yang baik itu harus ngambilin nasi buat calon suaminya"

Alana terdiam.

"Aaapp...paan sih lo? Najis gua punya calon suami kaya lo!" Alana membuang mukanya entah perasaannya tiba tiba senang saat aidan mengatakan kata itu.

"Cieeee baperrrr...kalo baper mah makan! Lagian maksud gua itu cuma latihan kan pasti nanti elu kaya gitu ama suami lu kan?" Aidan menyuapkan makanan alana ke mulutnya.

"Bodo! Ga denger! Heh! Makanan gua ngapain dimakan!"

"Hawuh ikwah jawi owang" aidan berbicara dengan mulut penuh.

"Telen dulu bego! Jorok banget sih"

Aidan tidak menggubris perkataan alana dan menyuapkan makanannya lagi ke mulutnya.

"Nyebelin banget si...."

Drrrt..Drrtt.

Alana mengernyitkan dahinya setelah melihat siapa yang menelponnya.

"Rico?" Gumam alana.

"Hallo?"

"Eh tante? Iya Hallo, ada apa Tan?"

"Bisa kamu kesini? Tolongin tante?"

"Eh iya tan, emangnya ada apa Tan?"

"Plis tolongin tante sekarang"

"Eh iya tan, aku kesono sekarang"

"Makasih"

"Iya Tan"

Tiit.

"Dan? Anterin gua yuk"

Aidan yang tengah makan hanya menaikan satu alisnya.

"Sok cool lo! Udah ayoo" alana pun menarik tangan aidan.

"Eh lan, ini makanannya masih banyak"

"Bodo amat ini lebih penting!"

"Perut lan lebih pen..."

"Diem!!" Aidan langsung diam tak menjawab.

"Bu? Alana pergi dulu sebentar ama aidan ya!"

Setelah mendapatkan jawaban dari ibunya alana dan aidan pun berlalu dari rumah alana.

***

"Ini mau kemana sih sebenernya?" Pandangan aidan masih terfokus ke jalanan.

"Diem udah ikutin aja sih susah amat"

Aidan pun diam selama diperjalanan dan setelah beberapa menit mereka pun sampai di rumah yang tidak terlalu besar.

Alana membuka pintu mobil dengan tergesa gesa dan langsung memasuki rumah itu.

Aidan yang bingung pun tetap mengikuti alana.

"Tante? Tante dimana?"

"Alana? Tante disini sayang!"

Alana pun menghampiri asal suara itu dan aidan pun mengikutinya.

Ketika alana membuka pintu kamar dimana tante Dina memanggilnya dia pun terbelalak melihat apa yang dilihatnya saat ini.

"Ya ampun tante! Rico kenapa?" Alana langsung menghampiri tante Dina yang sedari tadi menangis.

"Tolongin tante sayang!"

"Iya tante sebentar, daaaaannn....aidaaaaannn"

Aidan yang merasa dipanggil pun langsung masuk dan dia pun kaget melihat rivalnya di sekolah tergeletak dengan darah dimana mana.

"Iiit..ittuu.. Rico kan lan?"

"Gausah banyak bacot! Buru bawa Rico ke rumah sakit"

Aidan pun langsung menghampiri Rico dan membopong Rico menuju mobilnya.

"Ayo Tan" ajak alana.

Mereka pun kini sudah sampai mobil dan aidan mulai menjalankan mobilnya menuju rumah sakit.

***

"Susteeeerrr dokteeerr tolooooongg" alana langsung keluar dari mobil untuk meminta bantuan.

Suster pun datang dengan membawa brangkar. Aidan membopong Rico dan meletakan Rico di brangkar.

Dina,alana,dan aidan pun mengikuti brangkar Rico hingga ke ruang dimana mereka tidak di perbolehkan masuk.

"Ricooo" alana terduduk lemas di depan pintu ruangan Rico sambil menangis begitupun Dina, mamahnya Rico dia duduk dan sudah di tenangi oleh aidan.

"Lan? Bangun yuk, duduk di situ aja" aidan membujuk alana yang dari tadi menelungkupkan kepalanya sambil menangis.

Alana tidak membalas aidan dan dia pun tetap menangis.

Aidan yang tidak tega pun memeluk alana. "Lan, percaya sama gua! Rico bakal baik baik aja"

Alana pun mendongak dengan matanya yang dipenuhi oleh air mata.

Alana pun membalas pelukan aidan. "Gua gamau kehilangan orang yang gua sayang untuk kedua kalinya dan"

"Gua ngerti lan, gua ngerti" aidan mengelus puncak kepala alana.

Aidan sudah tau semua tentang apa yang terjadi dengan alana termasuk dengan keluarganya karena waktu alana tidak sadar ibunya menceritakan penyebab alana seperti itu.

'Entah sejak kapan rasa ini tumbuh. tapi saya mohon Tuhan, jangan biarkan air mata itu lolos dari mata cantiknya' batin aidan.

Setelah aidan menenangkan alana mereka pun kini duduk di ruang tunggu untuk menggu hasil dari pemeriksaan dokter.

Kriet!

"Dan?" Alana dengan semangat langsung berdiri saat tahu dokter sudah keluar dari ruangan Rico.

"Apakah ada keluarganya disini?"

"Saya mamahnya dok"

"Bisa ibu ke ruangan saya sekarang?"

"Baik dok"

"Sayang, makasih ya... tante mau ke ruangan dokter dulu ya" Dina mengusap rambut alana.

Alana mengangguk."Iya tante"

Dina berlalu mengikuti dokter yang memeriksa Rico.

"Dan? Gimana dong? Gua takut"

"Lan! Jangan mulai deh" aidan merangkul alana dan menempelkan kepala alana di dadanya,Alana hanya diam menurut.

"Dan?Jantung lo kenapa?"

'Damn, dia denger!' Batin aidan.

"Jangan jangan lo sakit jantung lagi"

"Heh! Omongannya minta di ruqiah!"

Alana nyengir tak berdosa. Dan menempelkan lagi kepalanya di dada aidan.

"Tapi kok gua nyaman ya denger suaranya kaya berirama gitu"

Takk!

Aidan dengan enaknya menjitak kepala alana. "Ngawur"

"Sakit ih" alana mengusap kepalanya yang di jitak oleh aidan.

Aidan ikut mengusap kepala alana dengan pelan. "Maaf"

Alana hanya berdehem dan rasa kantuknya mulai menyeruak dan ditambah lagi elusan lembut di rambutnya yang membuatnya ingin tidur.

"Ingetin gua kalo gua nyakitin lu, karena gua gamau orang yang gua sayang sakit karena ulah gua sendiri." gumam aidan.

Alana tidak mendengar karena dia sudah masuk ke alam mimpinya.






TBC
Gimana hayo ceritanya? Jangan lupa vote oke

Follow ig author Yap @putrimbha_

Salam cinta dari author🥰

Continue Reading

You'll Also Like

21.3K 7.1K 36
Part lengkap✅ Alena, gadis yang selalu menerima keadaan yang sedang ia alami dan mengikuti begitu saja takdir semesta. Ia tinggal hanya bersama ibun...
195K 11.4K 65
Cerita lengkap, tapi belum direvisi, maklumi masih banyak kata" yang berantakan:) Calesya dan Gelvin dua manusia es. Mereka semula adalah seseorang...
2.8K 478 125
Cerita pertama semoga kalian suka Setiap kata kata yang dibuat bukan dari imajinasi melainkan dari hati ♡ -# catatan kecil #- @desi_ayu1623
3.2M 159K 25
Sagara Leonathan pemain basket yang ditakuti seantero sekolah. Cowok yang memiliki tatapan tajam juga tak berperasaan. Sagara selalu menganggu bahkan...