Love Issue

By nenestya

333K 7.3K 398

Gue nggak tau apakah hubungan cinta dengan teman kantor adalah salah satu employee issue? Sebagai anak baru... More

1. Employee Issue - Basa-Basi Anak Baru
3. Human Error Issue : Jangan Main Instagram diawal hari kerja
4. Bagaimana kalau sedikit agresif?
5. First Date : Apakah kita akan berhitung sampai akhir?
6. Semesta sedang bercanda
7. Sarapan apa? Gue, Rekan Kerja
8. Bagaimana hukum berciuman di kantor?
9. Bahagia sepaket sama tidak bahagia
10. Selingkuhan bisa apa?
11. Aqiqah pakai domba Hago
12. Liburan - Hotel - ... Udahlah baca aja
13. Bahagia itu Ilusi Semesta
14. Jangan ghibah di pantry pagi-pagi
15. Manusia pembawa prahara
16. Paradox
17. Sebenarnya siapa yang bajingan disini?
Sedikit salam dari penulis
18. Final Chapter 1 - Jika jatuh, jatuhlah seluruhnya
19. Final Chapter 2 - Rencana balas dendam
20. Final Chapter 3 - Terlalu lama menjadi buta

2. Human Error Issue - Anak Baru Terlalu Berani

29.2K 434 16
By nenestya

Setelah semalaman gue habiskan dengan stalking semua hal yang menyangkut nama Alvin Adinata, pagi ini gue setengah 8 pas sudah nongky dengan santainya di pantry kantor. Luar biasa sekali, gue yang harusnya setengah 8 ini baru saja selesai mandi, sekarang malah udah minum coklat panas sambil scrolling Twitter, membaca issue KKN Di Desa Penari. Lagian ngapain having sex di hutan sih, emang lo lagi casting Tarzan Porn, atau Koala Porn, Jerapah Porn, eh btw jerapan kalau lagi nganu gimana, ya secara tinggi banget gitu mereka. Nanti gue harus lihat di Youtube. Super sekali ya anak baru ini. Bukannya research tentang kerjaan malah mau nonton jerapah lagi anu di Youtube. Ini gue nggak menemukan padanan kata "nganu" yang lebih baik. Jadi yaudah skip aja adegan jerapahnya.

Aduh kenapa lagi sih otak gue ini pagi pagi udah kotor aja....

Dan jeng..jeng..jeng. Begitu jam 8 lebih gue balik keruangan IT lewat pintu samping yang disebelah mejanya BTI, Alvin sudah ada disana, di depan laptopnya. Dengan earphone yang dipasang sebelah dan salah satu tanganya menopang dagu, bersandar di kursi sambil mainin ponsel. Pemandangan indah.

Hari ini dia casual sekali dengan setelan kemeja merah yang kancing atasnya terbuka satu, rambut yang basah mungkin habis keramas atau pomade dan sial, bibirnya hari ini merekah merona. Sesekali ia meletakkan jari telunjuk diantara bibirnya yang basah. Dan gue susah payah menahan diri untuk tidak langsung menuju mejanya dan menyapukan lidah gue ke seluruh rongga mulutnya.

Holy shit, baru jam 8 pagi dan otak gue udah kotor banget. bentar lagi gue mau minta diruqyah sama Dimas.

Gue harus bisa mengalihkan pandangan dari meja sebelah kalau gue mau fokus kerja. Oke jadi mendingan gue jelasin aja kali ya kerjaan gue ini sebenernya ngapain. Ngapain cewek masuk ke divisi IT kalo nggak mau nyari cowok. Oke salah skip aja. 

Gue adalah programmer yang lagi di assign untuk project ERM kantor. Dalam team gue isinya manusia yang sejauh ini menyenangkan dan sedikit gila. Dan sepertinya gue merasa cocok-cocok ajasih.

"April ?"

"Wwuuttt ? "

Radit lagi noel-noel lengan gue supaya nengok ke doi. 

"Lo tau nggak, kalau devextreme itu nggak bisa di custom."

"tau sih..." tandas gue

"mau gak mau plugin ini harus bisa tetep bisa. Kalau nggak bisa di custom terus gimana bisa tau ID textfield nya." sambung gue.

Radit bergumam sebentar, gue yakin percakapan kayak gini cuma gue sama Radit aja yang paham. Cikal bakal ERM adalah dari kita berdua. Pokonya ya Dit, nanti kita bakalan remuk redam bareng-bareng.

"Itu masalahnya, kayaknya kita perlu ganti plugin ini biar nggak stuck disini terus." tandasnya.

"Nanti gue coba ngobrol sama Pak Farhan ya" gue berusaha yakinin si Radit kalau ini masalah bisa diselesaikan nggak perlu sampe kena gejala panic attack. Everybody deserve to be calm down,

Setelah saling curhat masalah masing-masing yang lumayan lama sekitar setengah jam lebih, akhirnya Radit kembali dengan dunianya. Mendengarkan radio dibalik earphone. Jangan kaget kalian semua, iya. Sepanjang bekerja dia akan ngoding sambil mendengarkan radio. Dan jangan salahin gue, karena gue sudah susah payah menjelaskan padanya ada platform bernama Youtube music dan Spotify dengan fungsi yang jelas dan rinci.

Sebagai satu-satunya perempuan dalam team. Gue harus memastikan partner kerja gue ini hidupnya nggak polos-polos amat. Gue bahkan rela install sekaligus daftarkan akun Spotify buat dia di laptopnya.  Gue pernah seharian menjelma jadi sales girl Spotify untuk memberikan tutorial menggunakan platform music tersebut. Seharusnya Spotify bangga sama gue dan kasih gue premium 1 tahun.

Gue juga kembali ke dunia gue, ngoding sambil mendengarkan apa aja yang gue puter random dari Youtube. sambil sesekali curi curi pandang ke meja sebelah. Meja tempat Alvin, yang pemiliknya sedang menautkan kedua alis dan memandang lekat-lekat pada layar laptop. Gue suka bahkan saat dia sedang bingung seperti ini.

Wajahnya tegas dengan rahang yang kokoh, hidung yang mancung, kulitnya coklat bersih, bibir yang merona sensual minta banget buat dilumat dan mata teduh kombinasi bulu mata lentik yang sekarang sedang melihat ke arah gue juga. 

Tunggu, 

sepasang mata itu melihat ke arah gue juga. 

Holy Shiit.... 

Sejak kapan dia juga melihat gue, apakah sebegitu terhipnotisnya sampe nggak sadar kalo lagi diliatin balik, mana posisi lagi nggak enak banget buat di deskripsikan. jari telunjuk di antara bibir yang gue basahin,dengan mata menyipit, khas banget lagi horny. tepuk tangan sodara sodara...

Gue nggak tahan. apalagi tadi Alvin sempet menampilkan ekspresi yang gue nggak tau itu apa, antara mau tanya "ada apa?" ke gue, atau "ngapain lo lihat lihat". Dan ekspresinya itu berhasil bikin gusar selama jam kantor.

Gue bener-bener gak bisa kayak gini... 

Gue harus ambil tindakan. Gue mau kenal dia lebih jauh, kenal dia in person, Gue mau lebih dekat sama dia. Gue gak tahan. gue nggak bisa. Udah lama gue cuma bisa diem sambil lihatin dia dari jauh, jadi stalker, berusaha notice berkali kali, tapi kalo dia nggak peka juga, gue mau ambil tindakan. titik.

***

Sore pulang kantor, adalah waktu yang tepat buat melancarkan aksi ambil tindakan. biarin jadi anak baru yang terlalu berani. Bodo amat. gue nggak suka sesuatu yang menye-menye gini.

"Alvin boleh bicara sebentar" Ajak gue ketika kita sudah sama sama diluar ruangan IT.

"Boleh" Katanya.

"oke Alvin, ikut gue" Gue menarik lengan kemejanya dan membawanya.... kemana ya enaknya orang ini gue bawa. 

Gue butuh privasi dan pantry sore ini pasti sedang ramai. Jadi kemana... oh gue tau, ujung lorong pemisah gedung kantor cabang dan pusat. Lorong itu, jarang ada orang lewat.

Setelah gue seret sekian meter, Alvin tetap masih berusaha bersikap cool dan maskulin. Dia hanya membenarkan lengan kemejanya yang tadi gue tarik.

Gue menghembuskan napas panjang sekali hingga sanggup memenuhi lorong ini dengan karbondioksida. Manusia ini tetap tidak bergeming di tempatnya, masih melihat gue dan menunggu apa yang akan gue katakan padanya.

"Alvin, gue suka sama lo" to the point dong cuyy, males gue basa basi kayak chapter 1

Alvin membelalakkan matanya, kaget. tapi tetap berusaha tenang. jadi gue lanjutin

"gue tau ini mungkin pengakuan cinta paling parah yang pernah lo terima, tapi gue beneran suka sama lo, Alvin" dengan penekanan kata di ujung.

"jawaban apa yang lo harapin dari gue" katanya, dingin. datar, pelan, berwibawa. sialan.. bukannya gue mencicit takut, gue malah pingin langsung melucuti semua kain yang menempel di badannya ini dan akan gue buat dia mengerang puas. Tapi tunggu dulu oh my brain, ini lagi serius ya , tolong di jaga sopan santunnya.

"gue tau lo punya pacar, gue tau lo nggak ada rasa ke gue, gue juga tau kalo sepertinya ini berlebihan tapi tolong kasih gue kesempatan"

sumpah, gue udah gila. April sudah benar benar gila. tapi cinta kan emang gila. mau gimana lagi.

"mau kesempatan yang seperti apa?"

Ini yang gue tunggu tunggu,...

"kasih gue kesempatan, nge-date sama gue 7 kali. cuma 7 kali aja. kalo itu nggak bisa bikin lo jatuh cinta sama gue, atau minimal nggak bisa bikin lo suka sama gue, gue bakalan menyerah dan nggak ganggu lo lagi. bahkan gue bisa resign dari sini, gue kan masih masa probation jadi gak masalah buat resign."

Fix, gue udah gila.

Alvin tampak sedang berpikir. mungkin ini tawaran yang aneh, tidak pernah terjadi dalam hidupnya, tawaran yang langka buat dia atau tawaran yang sama sekali nggak menguntungkan. Tapi gue nggak mundur. apapun yang dia katakan toh gue juga udah siap. gue udah menyusun skenario ini jauh jauh hari.

"7 kali ngedate, teknisnya gimana ?" katanya.

"iya 7 kali. Lo boleh nentuin mau kemana aja di 2 dating time, sisanya gue yang pilih. Lo mau seberapa lama terserah, yang penting gue sama lo in person. bukan terikat dengan pekerjaan atau urusan kantor lainnya. Yang penting lo sama gue. Kalo nggak mau pacar lo tau, kita bisa pergi keluar kota. Mudahnya gini, anggap aja dating time ini sebagai scene kita buat saling kenal."

Gue menarik nafas, dan menghembuskannya keras keras. Berharap karbondiosida dari gue ini bisa bikin si Alvin lemas dan tinggal gue seret ke hotel terdekat.

Manusia ini masih melihat gue lekat-lekat. Sorot matanya tidak bisa di tebak. Disaat saat kayak gini gue butuh jadi Romy Rafael atau siapa saja yang punya kemampuan buat membaca pikiran. Asli, gue nggak ngerti sama sekali dengan ekspresi diamnya Alvin yang terkesan mengintimidasi ini. Kalo gue bakalan dapet penolakan pun nggak masalah, gue udah menyiapkan hati untuk penerima penolakan. Jadi daripada diem gini mending ngomong aja deh, sumpah

"3 dating time." Katanya cepat.

"5 dating time." kata gue nggak kalah cepat.

"Deal" katanya lebih cepat lagi. Gue curiga ini kayaknya kita lagi lomba cerdas cermat.

Dengan Deal cepat dari Alvin, resmi sudah pertanyaan gue di chapter satu terjawab, kalau di kantor baru ini, gue nggak cuma kerja, tapi juga mencari belahan jiwa. Super Sekali. April Golden Ways

Continue Reading

You'll Also Like

787K 34.3K 57
"Mujhe jhelna mushkil hai nader," she said with a smile while her gaze was fixed on the table. ("It's difficult to tolerate me, Nader") "Main jhel l...
2.9M 118K 75
"α€˜α€±α€Έα€α€Όα€Άα€€α€œα€¬α€•α€Όα€±α€¬α€α€šα€Ί α€„α€œα€»α€Ύα€„α€Ία€œα€Ύα€―α€•α€Ία€žα€½α€¬α€Έα€œα€­α€―α€·α€α€²α€·.... α€™α€Ÿα€―α€α€Ία€›α€•α€«α€˜α€°α€Έα€—α€»α€¬...... ကျွန်တော် α€”α€Ύα€œα€―α€Άα€Έα€žα€¬α€Έα€€ α€žα€°α€·α€”α€¬α€™α€Šα€Ία€œα€±α€Έα€€α€Όα€½α€±α€€α€»α€α€¬α€•α€«.... α€€α€»α€½α€”α€Ία€α€±α€¬α€Ία€›α€„α€Ία€α€―α€”α€Ία€žα€Άα€α€½α€±α€€...
257K 17.8K 55
ABHIMANYU RATHORE :- Rude , workaholic CEO of Rathore Empire .Devilesing hot , every girls drools over him .But loves his family to dearest . . SAKS...
5.5M 224K 67
The story of Abeer Singh Rathore and Chandni Sharma continue.............. when Destiny bond two strangers in holy bond accidentally ❣️ Cover credit...