AREKSA

By MartabakKolor

33M 3.2M 1.2M

"Perasaan kita sama, tapi sayang Tuhan kita beda." ****** Areksa suka Ilona Ilona juga suka Areksa Tapi merek... More

PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUA BELAS
TIGA BELAS
EMPAT BELAS
LIMA BELAS
TUJUH BELAS
DELAPAN BELAS
SEMBILAN BELAS
DUA PULUH
DUA PULUH SATU
DUA PULUH DUA
DUA PULUH TIGA
DUA PULUH EMPAT
DUA PULUH LIMA
DUA PULUH ENAM
DUA PULUH TUJUH
DUA PULUH DELAPAN
DUA PULUH SEMBILAN
TIGA PULUH
TIGA PULUH SATU
TIGA PULUH DUA
TIGA PULUH TIGA
TIGA PULUH EMPAT
TIGA PULUH LIMA
TIGA PULUH ENAM
Notifnya Ga Ada
TIGA PULUH TUJUH
TIGA PULUH DELAPAN
TIGA PULUH SEMBILAN
EMPAT PULUH
EMPAT PULUH SATU
TEASER AREKSA
EMPAT PULUH DUA
TEASER AREKSA 3
EMPAT PULUH TIGA
EMPAT PULUH EMPAT
GIVE AWAY
EMPAT PULUH LIMA
VOTE COVER DAN GIVE AWAY
EMPAT PULUH ENAM
EMPAT PULUH TUJUH
EMPAT PULUH DELAPAN
Info Novel
INFO PENTING!
EMPAT PULUH SEMBILAN
PO DIMULAI
LIMA PULUH : SAMUEL-AZURA
SPOILER NOVEL
SAMUEL
Special Offer AREKSA
PRE ORDER Lagi
OFFICIAL JACKET DIAMOND GANG

ENAM BELAS

464K 59K 13.1K
By MartabakKolor

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

1000 vote + 1000 komen untuk next!

                                   ****

"ILONA TADI DI KAMAR MANDI, KAN? KOK NGGAK ADA?"

Areksa langsung bangkit dari duduknya setelah mendengar teriakan heboh dari Canva yang baru saja kembali dari kamar mandi. Cowok yang sekarang tengah memakai kaos putih polos itu berjalan cepat menuju kamar mandi.

"NA?!" panggilnya terdengar tidak sabaran. Areksa berdecak khawatir. Tangannya mengacak rambutnya kesal karena di sana memang benar-benar tidak ada Ilona.

"Beneran nggak ada?" tanya Samuel yang datang bersama yang lainnya.

Areksa menggeleng pelan. Matanya mengedar lalu fokus pada pintu belakang markas yang sedikit terbuka. Perasaannya mengatakan kalau Ilona pasti keluar dari sana.

"Kita cek ke belakang," titah Areksa kemudian berjalan mendekati pintu itu. Ia membukanya lebar-lebar. Halaman belakang markas mereka ditumbuhi oleh semak-semak belukar. Memberikan kesan mengerikan karena tidak ada pencahayaan di sana.

"ILONA?!" teriak Canva berusaha mencari gadis itu.

"Sumpah, ya. Gue bener-bener nggak habis pikir. Sejauh ini gue masih belum paham sama keadaan sekarang," ujar Marvin mencurahkan isi hatinya seraya terus melangkahkan kaki mencari Ilona.

"Kenapa harus Ilona yang diganggu? Kenapa bukan lo aja, Can?" tanya Farzan.

"Anjir lo, bangke! Lagi genting juga sempet-sempetnya lo bercanda. Emang nggak ada akhlak lo, dasar tarzan!" balas Canva menggebu-gebu.

Mendengar keributan di sekitarnya itu membuat Samuel langsung menatap si pembuat onar dengan tatapan tajamnya. Cowok itu menghunuskan pandangannya pada Canva dan juga Farzan.

"Ampun, El," ujar Farzan seraya menangkupkan tangannya di depan dada.

Areksa menghela napas panjang melihat kelakuan sahabatnya itu. Cowok itu menatap ke arah Marvel yang tengah mengedarkan pandangannya ke sekitar.

"Vel. Gue tau lo pinter soal ginian," ujar Areksa pada Marvel.

"Ilona nggak mungkin pergi tanpa ngasih tau kita," balas Marvel.

"Bener-bener nggak beres." Marvin berujar resah.

"Cari dulu. Nggak usah bacot," balas Marvel kemudian melangkah maju ke depan.

Mereka berenam berjalan mengitari halaman belakang. Hingga pada akhirnya sampai di jalan raya yang terlihat begitu sepi dan sunyi. Jalan itu memang jarang sekali dilewati lantaran terlalu banyak perampok dan begal yang kerap berulah di sana.

"EKSA!!!"

Teriakan yang begitu familiar di telinga Areksa itu membuat cowok itu menoleh ke arah sumbernya. Beberapa meter dari tempat Areksa dan yang lainnya berdiri ada Ilona yang terduduk di atas aspal seraya melambaikan tangan.

"Itu Ilona anjir!" ujar Canva yang langsung mendapat anggukan dari yang lainnya. Mereka semua berlari menghampiri gadis itu. Areksa lah yang paling panik di sana.

Cowok bertubuh tegap itu langsung menumpukan lututnya di atas aspal untuk memeluk tubuh Ilona yang terduduk mengenaskan. Jantung cowok itu berdebar kencang, menandakan betapa khawatirnya dirinya sekarang.

"Lo kenapa bisa di sini, Na?" Areksa memperhatikan tubuh Ilona untuk memastikan bahwa gadisnya itu baik-baik saja. Pandangannya terpaku pada lutut Ilona yang terdapat luka sobekan yang lumayan lebar.

Ilona melepas rangkulan mereka lalu menatap tepat di kedua mata Areksa. "Gue liat orang lain yang masuk ke markas kita. Makanya gue kejar, tapi larinya kenceng banget sampai bikin gue jatuh."

"Harusnya lo panggil kita-kita dulu, Na," ujar Canva.

"Nggak keburu, O'on!" balas Ilona menatap tajam ke arah Canva.

"Ya seenggaknya lo teriak lah, Na," timpal Farzan.

"Namanya juga panik. Lagian, nih, ya, Ilona itu bukan tipikal cewek penakut," balas Marvin.

Canva dan Farzan kompak mengangguk. "Iya juga sih."

"Dia cowok?" tanya Marvel disertai kernyitan di dahinya.

Ilona mengangguk membenarkan. "Cowok. Pakai baju serba item sama kacamata juga. Oh iya, dia juga pakai masker. Jadinya ya gue nggak bisa liat mukanya."

"Kita balik dulu ke markas," titah Samuel yang langsung mendapat persetujuan dari yang lainnya.

                                  ♥     ♥     ♥

"Pintunya nggak dijebol. Orang itu punya kunci," ujar Areksa setelah mengecek kondisi pintu belakang.

"Tapi ... dia dapet dari siapa?" Marvin mengelus dagunya sembari berpikir.

"Terus dia masuk ke sini mau apa?" gumam Canva bertanya-tanya.

"Ngapain lagi kalau bukan gangguin Ilona? Heran gue, orang sinting nih pasti!" timpal Farzan dengan raut wajah kesal.

Areksa menoleh ke arah Ilona yang duduk di kursi dapur. Gadis itu mengamati anggota inti Diamond itu dengan seksama. Entah apa yang ada di pikirannya saat ini.

"Lo dapet pesan lagi, nggak, Na?" tanya Areksa pada gadis itu. Ilona menggeleng sebagai balasan. Dua hari belakangan ini ia memang belum mendapatkan satu pesan misterius pun yang masuk ke dalam nomornya.

"Nggak mau ganti nomor aja, Na?" tawar Samuel yang duduk di sebelah Ilona.

"Gue pengin tau dia siapa, El. Nggak seru dong kalau gue ganti nomor," balas Ilona. Ia mengambil permen yang berada di saku jaket Samuel. Itu pasti milik Azura. Gadis yang dijuluki Rapunzel oleh Samuel itu memang tiada hari tanpa permen milkita.

"Gue ambil, ya," ujar Ilona seraya membuka bungkus permen itu.

Samuel mengangguk sekilas. Ia menatap ke arah sahabat-sahabatnya itu dengan sorot yang tak mampu diartikan. Helaan napas berat terdengar dari hidung mancungnya. "Gue jadi takut."

"Takut kenapa?" tanya Areksa kurang paham.

"Takut kalau salah satu di antara kita ada yang berkhianat," lanjut Samuel membuat mereka saling pandang satu sama lain.

                                   ♥    ♥    ♥

Setelah dilaksanakannya acara bazar di SMA Taruna Bakti, hari ini—tepatnya hari Jum'at—seluruh murid diliburkan. Rencananya, hari ini para anggota Diamond akan melakukan rutinitas mereka setia dua minggu sekali yaitu membagikan beberapa nasi kotak kepada orang-orang yang mereka temui di pinggir jalan.

Sebuah mobil milik Samuel yang membawa nasi kotak berjumlah lima ratus itu. Sedangkan Diamond sendiri membawa motor mereka masing-masing secara berboncengan.

Diamond Gang bukanlah geng motor remaja yang hobi membuat kerusuhan. Mereka adalah komunitas remaja yang memiliki masa depan dan rasa sosial yang begitu tinggi. Jiwa kekeluargaan mereka memang sudah temurun sejak Dimond generasi pertama.

"Kita parkir dulu di sana." Areksa memberikan komando kepada anggota lainnya. Mereka semua memarkirkan motor di sebuah lapangan kosong.

Areksa melepas helm miliknya kemudian menyugar rambutnya ke belakang. Penampilan cowok itu memang sedikit berbeda ketika berada di luar sekolah. Areksa akan mreyisir rapi rambutnya ketika di sekolahan, namun jika di luar itu, ia akan membiarkan rambutnya acak-acakan. Ilona menyukai apa pun penampilan Areksa karena sahabatnya itu tetap terlihat tampan dalam kondisi apa pun.

"Mau pakai topi gue?" tawar Areksa pada Ilona. Gadis itu mengangguk membuat Areksa langsung memakaikan topi hitamnya di kepala Ilona.

Mereka semua yang sudah turun dari atas motor langsung berkumpul untuk mendengarkan perintah dari sang ketua. Samuel. Dengan berbalutkan jaket kebanggaan Diamond memberikan pengarahan kepada para anggotanya.

"Kita mencar di sekitaran sini aja. Kalau udah selesai langsung balik ke lapangan. PAHAM?!"

"SIAP, PAHAM!"

"Kita mulai sekarang," final Samuel membuat mereka langsung mengambil alih beberapa nasi kotak untuk diberikan kepada orang-orang di pinggiran jalan.

Aksi mereka membuat beberapa pengendara merasa salut dengan rasa sosial yang mereka miliki. Orang-orang itu tau kalau mereka adalah Diamond. Sekumpulan remaja yang kerap kali membantu mereka semua. Terlalu sering menerima bantuan, membuat orang-orang itu hafal dengan beberapa anggota Diamond. Terutama Ilona yang merupakan satu-satunya perempuan di sana.

"Makasih, Neng."

"Sama-sama, Ibu." Ilona tersenyum lebar menatap seorang wanita seumuran mamanya yang bekerja sebagai penyapu jalanan.

"Kaki lo nggak apa-apa?" tanya Areksa yang sejak tadi terus mengamati Ilona seraya membagikan nasi kotak.

Ilona tertawa kecil. "Luka dikit doang. Nggak usah lebay, deh, Sa."

"Namanya juga khawatir, Na," sahut Edgar. Salah satu anggota Diamond dari kelas sepuluh.

"Khawatirnya Reksa itu berlebihan," timpal Canva.

"Biasalah anak muda lagi kasmaran," balas Farzan membuat mereka semua tertawa.

Sekitar tiga puluh menit lamanya, nasi kotak yang mereka bawa habis ludes tak tersisa. Para anggota Diamond itu langsung kembali di lapangan dengan bulir-bulir keringat di dahi mereka akibat terik matahari yang begitu panas.

Ilona duduk di bawah naungan pohon mangga dengan tangan yang asyik mengipasi wajahnya dengan topi milik Areksa. Melihat Ilona yang terlihat kelelahan itu tentu membuat Areksa tak tinggal diam. Ia mengambil sebotol minuman dingin yang sudah mereka siapkan lalu memberikannya kepada gadisnya.

"Minum," ujar Areksa setelah membukakan botol minumannya.

Ilona menerimanya dengan senang hati. Ia meneguk setengah dan menyisakannya untuk Areksa. Peluh di dahi Ilona itu membuat Areksa dengan segera mengelapnya menggunakan tangannya.

Tingkah manis keduanya pun tidak lepas dari atensi yang lainnya. Kelakuan Areksa memang kerap kali mendapatkan gelengan kepala dari anggota lainnya.

"Sepuluh menit lagi kita balik ke markas. Habis itu jum'atan buat yang islam" ujar Samuel membuat mereka mengangguk.

"Sini." Areksa menarik kepala Ilona untuk bersender di dada bidangnya. Tangan kekarnya itu mengelus lembut rambut kecokelatan milik gadis itu.

Ilona tersenyum menikmati usapan menenangkan tangan Areksa di kepalanya. Senyumnya luntur saat itu juga saat melihat siluet seseorang yang sama seperti yang dirinya lihat kemarin.

"RENZO!" pekik Ilona membuat yang lain menoleh kompak dengan raut kebingungan.

*****

1000 vote + 1000 komen untuk next!

JANGAN LUPA SHARE CERITA INI KE SEMUA AKUN SOSIAL MEDIA KALIAN!!!

AJAK TEMAN-TEMAN KALIAN BUAT BACA CERITA INI JUGA, YA!

JANGAN KEBANYAKAN SUUDZON. DOSA DITANGGUNG SENDIRI. HAHAHA.

TERTANDA, PRESIDENT OF RAMOR!

Continue Reading

You'll Also Like

4.4K 242 14
Sagara dan Buminya - since : O4 . O5 . 22 ✒️.
26.1K 3.7K 39
Kanaya yang sedang berduka, menghadiri pemakaman orang tuanya yang meninggal karena kecelakaan, tak sengaja bertemu dengan Devandra Sosok Devandra ya...
32.3K 4.1K 147
Dia memiliki seorang wanita jahat yang mencintai pemeran utama dan membunuh suaminya. Untungnya, timeline itu sebelum dia membunuh suaminya. Dan saya...
35.2K 3K 12
Ein jeder Engel ist schrecklich, every Angel is terror. Hinata mengalami kecelakaan parah yang mengubah pribadinya. Itachi dan dosa yang tertanam dal...