Its okay love - Seungseok - s...

De fpwooseok

1.4K 222 36

Wooseok manatau jika kasus pertama yang ia terima setelah resmi menjadi seorang detektif, malah membuatnya me... Mais

1
3
4

2

313 54 5
De fpwooseok

Ternyata menyamar menjadi seorang mahasiswa tidak semengerikan yang Wooseok bayangkan. Mereka, teman-teman sekelasnya bahkan sudah memperlakukannya dengan 'cukup' baik. Saking baiknya mereka Wooseok jadi bingung sendiri, apa mereka tidak curiga dengan kemunculannya yang tiba-tiba seperti ini? Disaat perkuliahan sudah berjalan selama 4 semester. Mana ada transfer mahasiswa seperti transfer siswa di SMA. Tetapi tidak ada yang mempertanyakan hal itu padanya. Mereka sangat 'welcome' terhadap kehadirannya. Aneh.

Untungnya sampai detik ini belum muncul masalah atau hal aneh lain. Hal yang paling ia takutkan, bertemu Byungchan yang mantan kekasih Seongwoo, pacarnya saat ini.

Ya walaupun sangat wajar jika ia tidak bertemu dengan Byungchan, karena memang gedung jurusan kedokteran berbeda dengan jurusan bisnis. Kekhawatirannya memang terlalu berlebihan.

Setiap mengingat seorang Byungchan, Wooseok tidak bisa untuk tidak bertanya-tanya kenapa pacarnya bisa putus dari Byungchan. Pria itu pria yang baik, jauh lebih baik dibanding dirinya yang sering berubah menjadi woosatan kalau kata Hangyul. Selain itu keduanya dari latar belakang yang sama. Seongwoo yang dokter dan Byungchan yang calon dokter. Kenapa Seongwoo malah memilih dirinya yang hanya seorang polisi? Kenapa?

Sayangnya harga diri wooseok yang sangat tinggi tidak mengijinkannya untuk menanyakan pertanyaan itu langsung pada Seongwoo. Mana mungkin ia mengutarakan pertanyaan itu. Ia tidak mau terlihat seperti seseorang yang lemah dan penuh ke-insecure-an, walaupun sebenarnya begitulah dirinya.

Mood Wooseok langsung jadi buruk.

"Silakan pesanannya." Suara seorang pelayan yang berdiri depannya membuat lamunan Wooseok langsung buyar, dengan gelagapan dipinggirkannya gelas berisi cappuccino diatas meja, memberikan ruang untuk makanan yang akan disajikan si pelayan.

"Spagetti bolognese kan?" Sambung si pelayan dengan ramah, Wooseok hanya membalas dengan sebuah senyum dan anggukan kecil.

Kedatangan pelayan tadi membuat Wooseok jadi sadar niat dan tujuan utamanya datang ke kantin, ia kesini bukan untuk merenungi hubungannya dengan Seongwoo tapi untuk penyamaran dan mengumpulkan informasi.

Saat pertama memasuki kantin tadi, Wooseok sempat takjub. Bagaimana tidak jika keadaan kantinnya tidak berbeda jauh dengan food court yang biasanya ada di mall mall besar ibukota. Keterkejutan Wooseok tidak berakhir hanya sampai situ, saat melihat harga yang tertulis di buku menu, yang setara dengan harga restautan ternama ia rasanya langsung kenyang. Membayangkan jika saja misi ini harus dikerjakan dengan uang pribadinya, Wooseok akan memilih membuat bekal saja dari rumah, ia tidak sanggup. Terlalu mahal untuknya jika tiap hari harus makan ditempat ini. Untunglah semua expenses selama menjalankan misi dibebankan pada kartu kredit kantor. Jika tidak, rencana liburannya bisa batal.

Ia memutuskan untuk menginatai di kantin karena siapapun tau bahwa informasi biasa berputar di tempat makan.

Sedang mengamati kondisi kantin, Wooseok jadi sadar jika ada 2 gerombolan berisi 5 orang yang sepertinya menguasai tempat ini. Aura mereka berbeda. Memang banyak gerombolan lain, tetapi Wooseok tidak bisa tidak mencurigai dua gerombolan ini. Dominasi kedua gerombolan ini terlalu kuat.

Gerombolan pertama berisi sekumpulan pria dengan pakaian rapi dan jelas bermerk, Wooseok yakin kemeja yang mereka kenakan adalah produk limited keluaran givenchaa, chennal, atau gucsi. Yang tidak mungkin Wooseok beli dengan gajinya sekarang, kecuali nanti jika ia menikah dengan Seongwoo yang kaya raya.

Tanpa sadar Wooseok jadi tersipu malu sendiri dan mengatai dirinya sendiri dengan sebutan matre. Tentu saja dalam hati. Wooseok cukup tau diri jika ia sedang ditempat umum. He must behave. Yang tidak ia tau, sejak tadi seorang pria disalah satu gerombolan memperhatikannya dengan intense.

Gerombolan kedua, secara tampilan membuat Wooseok langsung melabeli mereka sebagai pria - pria madesu (masa depan suram) karena mereka terlihat urakan, bahkan sepertinya semuanya punya tato. Walaupun Wooseok harus menarik penilaiannya karena melihat sepatu yang mereka kenakan lebih mahal dari gajinya selama dua bulan. Anak orang kaya pasti akan terus tetap kaya.

Sebenarnya anak anak yang berkuliah di kampus ini sekaya apa sih? Wooseok tidak habis pikir.

Asik memperhatikan gerombolan tadi tanpa bisa ia cegah, tatapannya tiba tiba beradu pada seorang pria yang tiba tiba langsung melangkah begitu saja kearahnya. Langkahnya tegas dan sebuah senyum diujung bibirnya tidak menghilang sama sekali, jujur, sikap pria itu membuat Wooseok tidak tahan untuk tidak mengernyitkan dahinya.

Ditatap dengan intense seperti tadi, jujur, Wooseok jadi gelagapan sendiri, ia belum siap. Satu satunya jalan yang bisa ia lakukan untuk menutupi keterkejutan dan ketidaksiapannya adalah berpura-pura mencari sesuatu di dalam tasnya.

Dari sudut matanya ia dapat melihat bahwa pria itu masih tetap berjalan kearahnya tanpa ragu dan penuh percaya diri, ia belum siap memulai penyamarannya, bisakah pria itu mendatanginya besok saja saat ia sudah siap? ini kan baru hari pertamanya. Ia baru berusaha beradaptasi.

Sayangnya pria itu sepertinya tidak peduli karna saat ini ia telah duduk didepan Wooseok menampilkan senyum yang lebih lebar dan anehnya terasa lebih ikhlas dimata Wooseok.

Ketidaksiapan Wooseok saat ini bukan tanpa alasan, pria yang kini menatapnya dengan lebih intense dan duduk tepat didepan mukanya adalah seorang Cho Seungyoun, anak salah satu orang terkaya di negara ini, pria yang juga sempat dimintai keterangan tentang kasus yang sedang ia selidiki, artinya ia terhubung dengan kasus ini. Pria yang kemungkinan adalah pelaku yang sedang ia cari.

"Kayaknya aku gak pernah liat kamu di kampus ini apalagi di kantin." Tanpa babibu, pria itu langsung mengutarakan isi kepalanya.

"Wow." Jawab Wooseok sekiranya diselipi sebuah senyum, sengaja Wooseok menampilkan senyumnya, senyum yang menurut Seongwoo bisa membuat pria manapun langsung bertekuk lutut didepannya.

Makanya Seongwoo sering marah jika mereka sedang keluar dan Wooseok bersikap baik pada orang lain. Katanya nanti orang lain akan mengartikan senyumnya sebagai hal yang tidak baik, hal yang tidak Seongwoo suka, mungkin itu juga salah satu alasan tidak banyak orang yang bisa melihat senyum seorang Wooseok. Dan Wooseok sadar Seongwoo melakukan hal tersebut karena ia terlalu posesif padanya, harusnya ia marah tapi Wooseok malah suka.

"Karna nggak mungkin aku nggak sadar kalau ada manusia semenarik kamu di kampus ini. Apalagi kamu sangat tipeku."

"Mau jadi pacarku?"Pertanyaan tiba tiba Seungyoun langsung membuat Wooseok tersedak capuccinonya. Wooseok tidak bisa menyembunyikan tatapan yang menyiratkan ketidakpercayaan atas apa yang baru ia dengar. Apakah pria didepannya ini gila? Itu pertanyaan pertama yang terlintas dibenaknya.

Sungguh wooseok ingin langsung mengatainya gila dan langsung berlalu dari hadapan pria itu, tetapi dilain sisi ia tau, misinya saat ini adalah mendapat informasi sebanyak mungkin tentang kasus ini dan karena si ikan sudah mencelupkan sendiri dirinya kedalam jaring, tidak mungkin Wooseok melewatkan kesempatan dan mengatainya gila atau menunjukan ke-woosatan-an nya.
Wooseok memilih untuk tertawa sebagai jawaban atas pertanyaan Seoungyoun tadi.

"Aku serius." Ucapnya lagi. "Kamu gak akan kekurangan apapun, dan aku akan ngasi semua yang kamu mau. Apapun. Jadi pacarku, hmm?" Suara tawa Wooseok semakin nyaring, kali ini ia tertawa dari hati. Dia tidak menyangka jika anak kuliahan di depannya ini akan segila ini.

"Karna kamu nggak ngejawab aku anggak kamu mau."

"No, Sorry" Cepat cepat Wooseok menjawabnya. Ia tau tipe tipe anak kaya seperti Seoungyoun selalu mengira semua bisa berjalan seperti keinginannya dan akan menurutinya. "gue lagi gak kepengen punya hubungan. Lagian gue ga kenal lu, lu juga ga kenal gue kan? Siapa tau gue penipu." Sambungnya lagi masih mempertahankan senyumnya.

"Oke! Kalau kamu memang mau saling kenal dulu. Kita mulai PDKT hari ini. Aku yakin kamu nggak akan menyesal setelah kenal aku." Sebuah senyum menyebalkan menghiasi sudut bibir Seungyon

Ditengah kebingungan Wooseok, Seongyoun langsung mengambil ponsel Wooseok yang tergeletak diatas meja, kemudian diarahkannya kedepan wajah Wooseok agar lockscreennya terbuka dan mulai memasukan nomer hp nya.

"Itu nomerku. Besok kamu ada kuliah?"

"Ada sih, jam 10." Jawab Wooseok reflex.

"Oke aku jemput jam 9. Kita sarapan dulu, aku nggak suka ditolak. The Moon Apartment kan?"Ucap Seongyoun setelah melihat kartu akses apartment Wooseok yang ia biarkan tergeletak diatas meja.

"Aku ada kelas, sampai ketemu besok. I'll miss you." Ucap Seongyoun tidak lupa mengusak puncak kepala Wooseok setelahnya, ia langsung meninggalkan Wooseok dengan kebingungan.

"Sebentar." Wooseok mencerna semua kejadian yang baru saja terjadi.

"Sialan!" Desis Wooseok akhirnya.

TBC

Continue lendo

Você também vai gostar

318K 26.2K 37
"I think ... I like you." - Kathrina. "You make me hate you the most." - Gita. Pernahkah kalian membayangkan kehidupan kalian yang mulanya sederhana...
93K 17.7K 187
Jimin membutuhkan biaya untuk operasi transplantasi ginjal sang bunda namun dia bingung mencari uang kemana dalam waktu kurung 2 bulan. Sementara CEO...
88.2K 13.4K 18
Yang publik ketahui, kedua pemimpin perusahaan ini sudah menjadi musuh bebuyutan selama bertahun-tahun lamanya, bahkan sebelum orang tua mereka pensi...
233K 34.9K 63
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...