Banyak typo
Selamat membaca
--
Rani sudah siap dengan seragam SMA yang telah melekat pada tubuh nya. Rambut yang dikucir kuda sudah menjadi ciri khas Rani. Hari ini Rani sedikit bangun terlambat dari biasanya karna tidur malamnya yang terganggu dengan macam pikiran random yang menghantui Rani. misalnya.
"jika mati lampu mendadak dan tidak ada sedikitpun penerangan apa yang akan terjadi pada dirinya"
"jika ada hantu di bawah kasurnya apa yang akan dilakukan hantu itu"
"jika hujan Rani akan berlindung dimana"
"kalau ada maling apa yang harus dipukul duluan"
Dan masih banyak pikiran random lainya yang rani pikirkan. tidak penting memang.
Rani mengedarkan pandangan nya keseluruh ruangan yang tampak sepi tanpa kehadiran sang ayah. Hanya ada roti dan beberapa kotak susu yang sudah dibeli Rani semalam.
Rani pergi kesekolah menggunakan angkutan umum. karna sepedanya yang dia tinggal disekolah. tidak perlu takut hilang karna satpam penjaga nya tinggal dilingkungan sekolahnya.
--
Rani melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah nya.
tin
tin
Rani sedikit tekejut dengan klakson mobil yang cukup kencang. Rani tersenyum Ramah denga orang yang berada di kursi penumpang.
"kak tunggu. barengan" pinta Ara yang menyembulkan kepalanya dari jendela mobil. Rani hanya mengangguk menunggu Ara yang masih berada didalam mobil.
"Hai kak" sapa Ara yang sudah berada didepan Rani.
"Oh hai. eh, udah sembuh tangan kamu?" tanya Rani sambil melihat kearah tangan Ara yang sudah tak terbungkus perban lagi.
"Iya dong" jawab Ara sambil memamerkan tangan nya yang sudah tak lagi dililit oleh perban
"syukurlah. gimana hari pertama kamu sekolah? suka?" tanya Rani. mereka mulai melangkahkan kaki ke gedung sekolah.
"suka bangett.... apa lagi kemarin aku ketemu kakak kelas. beuhh ganteng banget kak. gila aku aja nyampe jatuh cinta pada pandangan pertama" kata Ara dengan muka berbinar-binar membayangkan wajah ganteng dengan lesung pipi milik Gustian.
"Oh ya? baru juga sehari udah liat yang bening-bening yah" kekeh Rani. Ara dan Rani seperti orang yang sudah lama saling kenal. padahal baru kemarin mereka berkenalan.
"hahaha biasa kak. mata itu gak bisa berbohong. beda dengan mulut" Rani hanya mangut-mangut membenarkan ucapan dari adik tingkatnya itu.
"Eh iya kak. kak kan kelas 3 nih ya. kebetulan sepupuku itu kelas 3 juga loh" kata Ara.
"oh ya? siapa sepupu kamu. siapa tahu kakak kenal"
"nah itu dia kak" kata Ara sambil menunjuk Andre yang baru datang memarkirkan mobilnya. kaca mobil andre terbuka jadi Ara bisa melihatnya dengan jelas.
Berbicara tentang Ara. bagaimana nasib Asisten yang dikurung Ara di semalam?
ketiga asisten yang berada dirumah Andre. pagi itu juga sebagian dari mereka mengudurkan diri. berkat Ara. yang pinternya kebangetan. Memang saat seluruh asisten dibebaskan dapur sudah rapi tidak ada ada satupun yang tersisah dari bagian tubuh hewan itu. namun apakah kalian melupakan sesuatu?
Entah disengaja atau memang Ara pelupa. Paginya dua Asisten yang bertugas untuk membuat sarapan pagi. terkejut melihat bagian dari kepala kambing itu.
Asisten yang bertugas untuk mengambil daging dari Freezer. membuat asisten itu terkejut. Kepala kambing yang berada di lemari pembeku dengan mata yang tak lagi bertengger disana. serta mulut kambing yang menganga lebar. lidahnya sudah tak lagi disana.
Sedangkan satu Asisten nya lagi. ingin mengambil sayur dan telur yang berada dilemari pendingin. juga tak kalah terkejutnya. dia mendapatkan dua bola mata di tempat telur. membuat asisten itu hampir jatuh pingsan.
lalu dimanakan lidah dari kambing tersebut?
Asisten yang sedang menyapu lantai ruang tengah merasa terganggu saat menyapu dibawah meja. seperti ada yang mengganjal. pas dilihat ternyata lidah kambing yang sudah dilalati. membuat si asisten ingin muntah seketika. ketiga asisten itu berhenti secara bersamaan. tidak kuat jika bekerja seperti ini.
Bi ina hanya membuang nafas dengan berat. lagi-lagi asiten nya mengundurkan diri.
"andre?" tanya Rani dengan mata terkejutnya, memastikan bahwa yang dia lihat memang benar andre.
"iya. kakak kenal dengan Andre?" tanya Ara memasatikan
"kenal. kita satu kelas"
"dan aku jadi babunya" cicit Rani.
"ohhh satu kelas. hehehe. aku baru tau"
mereka sudah menaiki tangga menuju lantai 2
"Gimana kak sepupu ku kalo dikelas? suka aneh gak?" tanya Ara
"iya aneh suka bikin anak orang baper" batin Rani
"Gak kok. biasa aja. ramah juga anak nya" sahut Rani
"wahh.. gak nyangka. kak hati-hati lo jangan deket banget dengan si Andre" Ara berbicara dengan diselipi kekehan kecil dibelakang nya
"kenapa?" tanya Rani dengan mode keponya
"hehehe. iya gak kenapa-kenapa sih. biasanya si Andre itu suka bikin anak orang baper"
baper
baper
baper
"oh gitu ya. makasih ya udah ngasi tahu"
Ara mangut-mangut."iya udah kak aku duluan ya" pamit Ara
"sampai ketemu nanti" lanjut Ara. dia melambai-lambaikan tangan nya kearah Rano begitu pula sebaliknya Rani menyambut lambaian tangan dari Ara.
--
Sesampainya Andre dikelas, dia sudah tunggu-tunggu oleh teman juno dan yang lainya. Andre sudah tahu. bahkan sejak kejadian malam itu Andre sudah menyiapkan alibi untuk terhindar dari kecurigaan para teman nya.
"Eh ndre. kemarin malem kemana? tiba-tiba ngilang? tanya Juno yang sudah menunggu kedatang Andre. Juno sama sekali tidak mencurigai Andre.
"Sorry. pulang duluan. soalnya kepala aku pusing gak bisa denger suara yang berisik-berisik. gak tega liat kalian lagi seru jadi aku pulang gak pamit" jawab Andre dengan santai. tidak ada kata gagu,grogi,atau hal lain yang dapat menimbulkan kecurigaan
"ohh.. sayang banget loh padahal. semalem ada berita menggegerkan" kata Dito dengan antusias
"berita apaan tuh?" tanya Andre dengan muka yang dibuat penasaran.
"jadi semalem, ditemukan mayat cewek. tapi aku tu heran itu cewek ada di wc cowok" kata adit menambahi.
Andre mengernyit"kok bisa?" tanya Andre lagi
"ya gak tahu" sahut Reza.
"btw, itu mayatnya gila bikin merinding bulu romaku" sahut dito yang memeluk dirinya sendiri.
"Asli. gila aku juga gak nyangka itu si cewek mati mengenaskan. gitu aja. salut aku sama yang negbunuh nya" tambah Adit. yang mendapat pelototan tajam dari Reza dan Dito. yang ditatap hanya meringis.
"jadi gimana dengan si cewek itu?" tanya Andre.
"Ya matilah" sahut Juno, reza mengangguk
"Ya polisi dateng lah. gak lama setelah itu baru ambulance yang dateng" sahut Adit membenarkan ucapan Juno
"tapi aku tu heran. kok yang dateng polisi duluan baru ambulance" sahut Reza yang sedikit berpikir
"mungkin aja kan orang yang nelpon refleks mencet nomor polisi duluan" sambung Adit yang mulai meneguk minuman merek ale-alenya.
"bisa jadi sih" sambung dito.
"eh, ndre. kayaknya kita gak bisa lagi ke club kakak aku deh. soalnya lagi ditutup sementara" Kata juno. Andre hanya mangut-mangut saja.
"iya sayang banget" tambah Reza
"jadi gimana, udah tahu siapa yang ngebunuh korban?" tanya Andre
"belom. kata polisi yang aku denger sih. gak ditemuin barang bukti sedikitpun. cuma ada pecahan botol. dan yang parahnya tuh gagang botol nancep ditubuh nya. itu aja sih yang aku denger"
"terus polisi juga masih nunggu hasil dari pihak rumah sakit buat diotopsi" lanjut Juno
"hmm.. kasian banget nasib tu cewek" kata Andre dengan ekspresi muka yang sulit terbaca
---
Bel istirahat telah berbunyi. seluruh orang berbondong-bondong keluar entah itu kekantin,wc,perpus atau kantor bahkan minggat sekalipun.
"Ran, mau ikut ke wc gak?" tanya Meta yang sudag berada di depan wajah Rani.
"engga dulu deh. soalnya aku dapet panggilan" kata Rani sambil menoleh kebangku Andre. Meta langsung senyum sumringah
"ecieeee gass teros, ye gak del?" lanjut meta
"heum" jawab dela yang lagi makan roti
"serius nih gak mau ikutan?" wc bawah lo. banyak cogan tuh!" lanjut dela
"iya, gak bisa. haduhhh cogan maafkan dakuuuu" Drama Rani
plak
"jijay bingits" meta menabok mulut Rani.
"kalo gitu kita duluan ye. daaahh" Meta langsung menarik Dela keluar.
Rani mendengus dari tempat duduknya. sebelum bel istirahat tadi dia mendapat pesan dari Andre yang menyuruhnya untuk kekantin bareng dengan Andre. Rani tak bisa menolak karna itu sudah menjadi kesepakatan.
"yok! kantin" kata andre yang sudah berdiri tegak disamping meja Rani membuat Rani mendongak mengahadap Andre.
"nih pegang dompet" kata Andre langsung menyodorkan dompet nya kepada Rani
"gak bisa ya bawa sendiri. padahal itu cuma dompet loh" kata Rani
"gak bisa. kebanyakan duit. jadi gak muat di kantong"
"sombong" Ketus Rani. Andre hanya mengacuhkan nya. kemudian pergi mendahului Rani.
Sepanjang jalan menuju kantin Rani hanya mengikuti Andre dari belakang dengan kepala yang tertunduk. mirip babu beneran!
---
Salsa dan Rati tidak henti-hentinya membicarakan kakak tingkatnya itu. yap Salsa menyukai Andre sejak dia kenalan di kantin kemarin!
Walaupun Andre bilang dia sudah memiliki Pacar, Salsa tetep kekeh untuk meraih cintanya pada Andre. biarkan dia dikatakan Pelakor. toh, yang namanya cinta sudah pasti buta!
Rati yang merupakan sahabat dekat Salsa mendukung Salsa dengan sepenuh jiwanya. Rati mengatakan bahwa Rani tidak cocok bersandang dengan Andre. Rati bilang yang cocok dengan Andre adalah Salsa. bukan Rani. Rani lebih mirip babu ketimbang Pacar Andre. kurang lebih gitu pendapat Rati.
Dan dari perkataan Rati itu, sukses membuat Salsa makin semangat buat mengejar cintanya untuk Andre. yap Salsa ingin merebut Andre dari Rani yang katanya Rani itu adalah pacar Andre!
"Eh doi kamu tuh" senggol Rati, membuat salsa mencari-cari siapa yang dimaksud teman nya itu. sedetik kemudian salsa langsung tersenyum sumringah.
Salsa merapihkan seragam sekolahnya. tak lupa sebelum menghampiri Andre, Salsa berkaca dan menyelipkan sejuntik rambutnya dibelakang telinga. membuatnya terlihat manis.
"Halo kak andre" sapa adik kelas yang bernama salsa dengan senyuman manis yang terukir dari bibirnya. masih inget salsa kan?
Andre menghentikan langkahnya. membuat Rani yang masih menunduk menubruk badan milik Andre. namun Andre tak menghiraukan itu. sudah biasa Rani menubruk badan nya. dihitung-hitung mungkin adalah dua kali.
Andre mengamati orang yang menyapanya tadi. oh dia ingat adik kelas nya itu.
"Oh halo" sahut Andre dengan senyum yang amat sangat terpaksa.
"itu pacar kakak yang lagi itu kan?" tanya salsa yang ingin memastikan yang dilihatnya itu benar adanya. senyuman indahnya tak luntur sama sekali dari bibir Salsa. tapi tangan nya sudah mengepal menahan emosi ingin menerjang Rani. namun Salsa harus tetap menjaga image didepan kakak tingkatnya itu.
"iya dong. aku kan setia masa baru jadian udah ganti. bukan aku banget" bangga Andre. Rani mengernyit tidak paham apa yang andre dan adik kelasnya itu bicarakan. Andre yang mendapat tatapan bingung dari Rani pun langsung merangkul Rani, Rani gelagapan.
"udah iyain aja" bisik Andre ditelinga Rani. membuat bulu kuduk Rani meremang. dan dengan sedekat ini Rani bisa mencium aroma tubuh Andre yang membuat Rani enggan berpaling. Aroma yang segar dan menenangkan!. membuat jantung rani berdegup dengan kencang.
Rani tidak menjawab perkataan dari Andre. dia hanya diam tanda mengerti. membuat salsa dongkol dengan perlakuan Andre dihadapan nya!
"Kak Rani ya?" tanya Salsa dengan ramah. membuat Rani menoleh sepenuhnya kearah Salsa. Senyuman Salsa tak pernah pudar. Ranipun membalas senyuman tak kalah ramah dari Salsa.
Senyuman dari Rani membuat jiwa Salsa muak dengan senyuman sok dari Rani. Salsa melihat bahwa senyuman dari Rani adalah tanda mengejek bahwa Rani diperlakukan begitu manis oleh Andre. padahal mati-matian Rani menahan agar dirinya tak kaku di samping Andre.
"iya" jawab Rani setelah senyuman ramahnya dia sampaikan kepada adik kelas nya itu.
"kakak pacar nya kak Andre ya?" tanya Salsa memastikan sekali lagi. siapa tahu kakak tingkatnya itu berbohong? Salsa bertanya dengan nada yang tak sukanya. namun yang didengar Rani hanya nada biasa saja. Rani kurang peka dengan kondisi!
"hnggg..." Rani menoleh kearah Andre. Andre pun menatap Rani dengan tatapan tajam membuat Rani meneguk ludahnya dengan kasar.
"i-iyaa" sahut Rani. membuat senyuman dari Salsa hilang seketika. buku-buku kuku Salsa sudah memutih akibat kepalan tangan nya sendiri. tidak ada yang mengetahui itu. kecuali Ratih!
"yaudah kalo gitu kita duluan ya kak!" lanjut Rati. Rati membawa Salsa menjauh dari pandangan kakak tingkatnya itu. Rati sudah melihat gerak-gerik Salsa yang sudah mau meledak dibakar cemburu.
Rati dan Salsa sudah pergi dari pandandangan Andre dan Rani.
"sabar.. sabar... tahan.. aku bakalan bantui kamu buat dapetin hatinya kak Andre. jangan terpancing emosi" yakin Rati yang sudah merangkul pundak dari sahabatnya itu.
"hufftttt gilaa. tai banget gak tu muka si Rani-Rani itu" kesal Salsa.
"iya-iya.. aku kesel juga dengan mukanya. pengen aku cabik-cabik tuh mukanya" tambah Rati agar membuat Salsa makin dibakar api cemburu.
"errrghhh.. kesel bangettt. bangsat lah" Umpat Salsa. Rati tersenyum miring melihat sahabatnya kini uring-uringan membayangkan betapa dekat nya Rani dan Andre.
Rati membisikan sesuatu ditelinga Salsa. membuat Salsa kini tersenyum menyetujui rencana dari sahabatnya Rati.
--
Disisi lain. Meta dan Dela sudah berjalan beiringan menuju wc bawah. alasan nya cuma 1. wc dilantai 1 itu lebih banyak cogan nya. dibanding wc lantai atas. dan yang pasti wc lantai bawah itu lebih luas dibanding di atas.
Mereka berjalan berdua tak lupa diselipkan canda tawa yang membuatnya tertawa terbahak-bahak. tapi, tawa itu seketika berubah menjadi ketakutan dan kepanikan yang luar biasa.
kenapa?
---bersambung--