"Ziyi.."
Si fotografer naro kameranya pas ada yang manggil namanya, "ya?"
"Ada yang cari kamu" salah satu staff di studio ngasih tau dia, "mereka nunggu di lobby"
"Mereka?" Ziyi naro kameranya, "siapa aja?"
"Anak yang deket sama kamu. Sama papanya"
Oh... Yiyang sama Kun.
"Oke.. thanks" cowok tinggi itu jalan keluar dari studio ke lobby. Disana udah ada Kun duduk sambil ketawa ngeliatin Yiyang yang muter-muter mamerin dressnya
Ziyi ikut senyum, "you look gorgous, little miss"
Yiyang langsung balik badan, "Uncle Ziyi!" Dia jalan ke Ziyi, "bajunya Yiyang bagus ga? Ini mama yang beli" dia senyum lebar
Ziyi jongkok, nyamain tingginya sama Yiyang, "bagus dong.. Dibeliin mama ini atau mama yang lain?"
Mukanya Yiyang langsung berubah, "Yiyang cuma punya satu mama kok. Ga ada mama lain--"
"Yiyang.." Kun nyoba negur Yiyang, "maaf ya, Ziyi.. Yiyang mulutnya suka judes"
"It's okay.." Ziyi ngebales enteng, dia ngeliat Yiyang, "sorry, uncle pikir ini baju dari aunty Elena"
"Aunty Elena belum pernah kasih Yiyang apa-apa tuh.." Yiyang ngomong
Ziyi akhirnya nyoba ngeganti topik pembicaraan, "by the way, ada perlu apa sampe kesini?" Dia nanya Kun
"Yiyang mau ketemu kamu.. Mumpung lagi free, aku anter dia kesini" Kun ngejawab
"Oh, tumben? Ga pergi sama Elena?" Ziyi nanya
Kun nautin alisnya, "engga. Lagian bisa ga sih sebentar aja ga usah nanyain Elena? Kenapa sih emangnya?"
Ziyi ngegidik, "well, she likes you."
"Terus? Kenapa? Kamu sendiri?"
Ziyi naikin sebelah alisnya, "so you think I like you?" Dia nanya balik
Kun ga bisa jawab. Pertanyaan Ziyi langsung ngebuat dia ngerasa selama ini terlalu pede kalo si cowok tinggi ini juga suka sama dia.
"Ge, wo lai le..." (Kak, aku udah dateng)
Kun, Ziyi sama Yiyang langsung noleh kearah pintu. Muncul satu cowok lagi, mukanya datar. Dia jalan ke deket Ziyi terus nanya, "ta men shi shei?" (Mereka siapa?)
"Wo de pengyou" (temenku) Ziyi ngejawab.
Si cowok muka datar itu ngulurin tangannya ke Kun, "hi, I'm his brother. Namamu siapa?"
"Hai, saya teman Ziyi. Nama saya Qian Kun, dan itu anak saya, Yiyang"
Adeknya Ziyi kaget, "Kun?! Kamu hanya teman kan?"
Kun bingung. Emang kenapa? Kok adeknya sampe sekaget itu?
"Iya. Hanya teman"
Cowok itu ngehela nafas lega, "Thank God. Kakak ga bisa--"
Ziyi ngeliat jam tangannya, "Yibo, ni qu daxue jie Yiren ba" (Yibo, kamu jemput Yiren di kampus sana)
Banyak pertanyaan muncul di kepala Kun. Sebenernya kenapa sih sama Ziyi dan keluarganya? Kok kayak ada yang ditutupi?
--^^--
"Jadi tuh.. 200 ribu buat satu anak gitu?! Terus udah dapet seragam?!" Ten syok berat
Mereka ngumpul di rumah mamanya Jaehyun abis ngedaftarin anak-anak sekolah.
"IYA, KAN?!" Taeyong nunjuk Ten, "gue juga kaget tau, be! Murah banget. TK tempat Yerin kerja aja bayarannya diatas 500 ribu"
Winwin ngebolak balik seragam-seragam di tangannya, "bahannya tebel. Kalo kayak gini... Mereka nombok ga ya? Kan ini kita udah dapet 3 stel seragam"
"Dulu pas jamannya Jeje sama A'eng, SPPnya masih 100 ribu. Untung deh sekarang naik." Mama Jung nimbrung, "Kasian, maintenance gedung lama kan ga murah.. Apalagi ada anak-anak belajar disana"
"Jaehyun sama Chaeyeon dulu disana, tan?" Doyoung nanya
"Iya, soalnya TK paling deket sekitar sini ya cuma itu." Mama Jung ngomong
"Kok ga di sekolahin di tempat lain? Yang lebih bagus misalnya gitu" Ten nanya
Mama Jung ketawa pelan, "pada dasarnya semua sekolah sama aja. Ga ada yang bagus atau jelek. Kemampuan siswa aja yang berbeda. Sekolah yang ga terkenal juga bisa ngebuat anak-anak didiknya jadi sukses"
Mereka henjng sebentar, sampe Winwin buka mulut, "bener tuh, tante... Sepupuku dua duanya sekolah di tempat yang sama, yang satu bego yang satu lagi pinter"
Ten ngakak, ”Keknya gue kenal yang lu maksud, Win"
Jungwoo manyun, "laki gue..."
"Ternyata masih ada ya TKnya sampe sekarang. Dulu muridnya udah dikit banget soalnya"
"Masih tan, tapi kata kepseknya kemungkinan ini angkatan terakhir"
"HAH?!" Ten, Taeyong, Doyoung ngeliatin Jungwoo syok
Jungwoo ngeliatin mereka balik ga kalah syok, "apa?!"
"Kata siapa angkatan terakhir weh?!"
"Susternya bilang kan tadi? Kok kalian ikut kaget sih?!"
Winwin ngebales enteng, "Paling mereka ga merhatiin Suster Theresia ngomong apa.. Udah biasa juga kan mereka ga dengerin orang ngomong?"
--^^--
Xiaojun ngeliatin perutnya Haechan, "Haechan-ji... Ippai tabeta ka?" (Uncle Haechan, abis makan banyak ya?)
Nako yang tadinya fokus main balok sama Haechan, jadi ikutan nengok
"Ini ada dede bayinya" Haechan ngejawab
"Maji?" (Beneran?!) Xiaojun ngedeketin Haechan
"Bener.. Sini coba pegang kalo ga percaya" Haechan narik tangan ponakannya terus naro di perutnya
Xiaojun miringin kepalanya, "Ga berasa apa-apa tuh"
Haechan ketawa, "dedenya lagi tidur.."
"Berarti... Berarti... Nako juga punya dede bayi?" Nako tiba-tiba nanya
"Hah?" Haechan cengo. Ga ngerti maksud ponakannya
"Perutnya Haechan ji sama Nako sama, nih" dia ngangkat kaosnya, ngasih tunjuk perut buncit khas bocah
"Ahahaha! Bedaa! Ini ada adeknya.. Kalo perutnya Nako, ada makanannya" Haechan nurunin kaos ponakannya
"Kita ketemu imouto kapan?" (Adek perempuan) Xiaojun nanya
"Hm? Njun maunya kapan?"
"Sekarang!" Dia malah excited sendiri
"Tapi kalau bukan imouto gimana? Njun sama Nako mau punya otouto ga? (Adek laki-laki) Haechan nanya
Xiaojun mikir, kalo ga kayak Nako, berarti kayak Jongho? Hem... Kayaknya ga masalah
"Kalo gege ga mau, Nako mau kok punya otouto"
"Oh ya? Nanti otoutonya di sayang yaa"
"Mochiron!" (Jelas!) Nako senyum, "Nanti Nako bagi permennya Nako, hehe.."
"Njun juga mau kok! Nanti otoutounya Njun ajak main sama Kuro!" Xiaojun ga kalah mempromosikan dirinya
"Hahahaha... Makasih nii-san.. nee-san.."
"Jadi kita bisa liat otoutonya sekarang ga?"
"Nanti dong.. Sabaar.. Tunggu 4 bulan lagi, oke?"
Xiaojun langsung ngegeletak di lantai, "HOSOI JYAN..." (lama banget..)
Nako ngeliatin Haechan, "uso janai ka?" (Ga bohong?)
"Ga lahh... Lagian siapa yang mau bohong ke bocil bocil kayak kalian sih?" Haechan ketawa
Nako ngejawab, "Papa... Papa suka bohong"
Haechan ga tau mau ngakak lebih keras ato kicep.
--^^--
"I like you, wanna be my boyfriend?"
"OHOK!" Chenle sama Shuhua keselek spicy chicken wings
"I'm sorry, what?" Chenle ngeliatin bule di depannya lagi, keknya dia salah denger
Harvey senyum miring, "i know you heard me... Don't pretend"
Beda sama dua orang yang masih kepedesan gegara keselek, Jisung naro minumannya di meja, "ga bisa"
"And why is that?" Harvey nanya
"Cause he's already taken--"
"Who--?"
"He's mine" Jisung ngomong
Kalo ini di kelas, dan lagi matkul bahasa inggris, Shuhua akan jadi orang pertama yang standing applause, soalnya Jisung menggunakan bahasa inggris itu jarang terjadi!
"Tumben pake bahasa inggris?!" Shuhua ga bisa menyembunyikan kagetnya :')
"Prove it" suruh Harvey enteng, "if you can't. He's still single for me"
Ngerasa ditantang, Jisung jadi menggebu-gebu, "watch this. Don't blink"
Dia narik mukanya Chenle ngedeket
Chu!
Tak!
Chicken wingsnya Shuhua jatoh ke piring pas tiba-tiba ngeliat dua temennya ciuman depan mukanya. Mulutnya kebuka, matanya ngebulet.
"HEH! PARK JISUNG!"
Empat orang itu langsung noleh kearah teriakan. Shuhua duluan yang nyadar, "Jisung! Itu om lu, kan?!"
"Sial!"
---------------------------------
Yibo dan Yiren muncul wankawan :D
Jisung di sidang omnya next chapter. Hiyahiyahiya