Mencintai Istriku Sepenuh Hati

By Rozen91_

9.6K 1.1K 340

Draco Malfoy meninggal secara tragis dan menjadikan istrinya seorang janda. Seorang janda Malfoy yang kaya ra... More

Cinta Hermione
Rencana Draco
Campur Tangan Pansy
Mengatasi Gosip
Lawan-lawan Draco Malfoy
Seseorang yang Tak Bisa Dicintai
Kemunculan yang Tak Disangka-sangka
Malam yang Bergetar
Tak Tergoyahkan
I am ready, but are you?
the secretive smile of a rose
Harapan Berwarna Putih
Pertanda yang Jelas
Seseorang yang Bergerak di Belakang Layar
A Woman Called Hermione Malfoy

prologue

1.5K 119 8
By Rozen91_

Apa kira-kira yang bisa kulakukan untuk membalas semua jasa-jasamu?

Meskipun terluka setiap hari tapi kau tetap berada di sisiku. Rumah itu sekiranya besar namun terasa kosong ketika kau keluar dari kamarmu dan berjalan di koridor yang diterangi oleh sinar matahari. Megah, terawat, tapi hampa. Kaupun meminta izin untuk meletakkan pot-pot bunga di pagar koridor itu. Aku mengabulkan permintaanmu lalu menghancurkan pot-pot itu keesokan harinya. Kau sangat sedih hingga tak lagi pernah menjejakkan kaki di koridor-koridor yang diterangi oleh sinar matahari kesukaanmu. Aku melihat sosokmu dari kaca jendela seraya tersenyum kejam dan berkata bahwa inilah resiko karena menikah denganku. Seorang Draco Malfoy yang arogan dan lebih tinggi dan berderajat dari siapapun. Bahkan dari seorang penyihir muggleborn tak berharga sepertimu, Hermione Granger.

Dengan tangan ini telah kupeluk wanita-wanita selain dirimu. Memamerkan kekuasaanku di depan matamu, menunjukkan bahwa  kau bukan siapa-siapa biarpun telah menyandang gelar "Mrs. Malfoy" yang diakui secara hukum. Air matamu kembali menetes dan akupun menyeringai.

Ada sesuatu yang aneh di dalam diriku yang selalu menikmati setiap tetes air mata dari kedua matamu yang bercahaya. Aku mungkin sakit. Aku mungkin gila. Tapi inilah aku, suami yang tidak bisa mencintaimu.

Tapi kau, Hermione, telah mengetahui bahwa kebahagiaan akan menjadi sebuah mimpi mustahil ketika kau pertama kali menginjakkan kaki di manor ini. Kau sendiri tidak mencintaiku dan akupun tidak mencintaimu. Bahtera rumah tangga ini dibangun oleh pondasi yang lemah dan tiang-tiang yang rapuh. Aku tahu air mata yang kau kucurkan bukan karena sakit hati atas pengkhianatanku, melainkan karena nama baik dan reputasi yang kau khawatirkan akan tercoreng akibat ulahku.

Aku sungguh-sungguh membenci sifatmu yang seperti itu.

Ketika terbaring dan bersimbah darah begini, maka aku akan memikirkan kebahagiaan dirimu yang terlepas dari belenggu bernama pernikahan. Kau mungkin akan menjadi janda dari mendiang Draco Malfoy untuk sementara waktu. Mengurus properti-properti keluarga Malfoy dan segala urusan yang belum terselesaikan. Kau akan sangat kerepotan dan jam tidurmu pun akan berkurang. Kau yang suka dengan kehidupan sederhana pasti akan merasa terbebani. Kau mungkin akan mengutukku, menyangka aku masih menjeratmu biarpun telah meninggal. Tapi aku tahu kau wanita yang baik. Kau tidak akan melakukan hal itu pada pria mati dan malang sepertiku, 'kan?

Kau mungkin akan jengah dengan pekerjaan yang banyak. Kau mungkin akan lari dari semua itu. Melepaskan tanggung jawab yang tidak pernah menjadi milikmu. Lalu setelah itu kau akan kembali menjadi Granger. Hermione Granger...

Aku tidak akan menyalahkanmu.

Tetapi alangkah baiknya jika kau tetap membiarkan marga Malfoy itu ada di belakang namamu. Sebagai pertanda bahwa kau pernah menjadi milikku. Pernah menikah denganku.

Hermione, ah, apa aku perlu mengucapkan selamat tinggal?

Apakah kau mau mendengarnya?

Kau mungkin akan mendelik dari balik bahumu, melemparkan lirikan mencela dari ujung matamu kemudian berpaling dan melangkah pergi. Rantai-rantai yang menjerat telah hancur dan berjatuhan, membebaskan tubuhmu dari ikatannya.

Aku tertawa dengan darah membanjiri mulutku.

Inilah akhir dariku.

Draco Malfoy, diriku, merentangkan tangan sebagai tanda bagi para kru untuk menurunkan tirai drama yang membosankan ini.

Inilah akhir dari seorang penjahat yang telah memutuskan tali dua orang yang saling mencintai.

Asap membumbung tinggi ke langit kelam. Suara-suara bedebam dari tiang-tiang manor yang runtuh. Api yang berwarna merah. Sesuatu yang basah mengalir dari ujung mataku. Benar-benar konyol.

Biarkan aku menutup kisah ini dengan senyum kemenangan.

Kau yang berdiri dan hendak menahanku pergi, aku akan menyimpan memori itu sebagai harta yang paling berharga.

Karena itulah, biarkan kututup kisah ini dengan senyum penuh kemenangan.

Aku hanya bisa membalas semua kebaikanmu dengan cara seperti ini.

Sangat tidak gentleman.

.

.

Mencintai Istriku Sepenuh Hati

itu Tidak Mungkin

©Rozen91

Harry Potter © J.K. Rowling

.

****

Surga atau neraka, aku tidak tahu sedang berada di salah satunya atau di antaranya. Sekelilingku berwarna hitam dan aku melayang tak tentu arah. Di kegelapan ini aku tidak tahu harus kemana dan berbuat apa. Aku memejamkan mata dan membiarkan tubuhku dibawa oleh arus tak kasat mata.

[Hei, kau mendengarku?]

Suara yang tak kukenal. Apakah aku mendengarnya dengan kedua telingaku ataukah itu hanya berada di dalam kepalaku saja?

[Haaa? Kau masih mengharapkan sesuatu yang logis sekarang?]

Yup. Aku sudah gila. Kepribadianku terbagi dua dan kepribadian yang lain itu hendak berbicara denganku.

[Uh, terserahlah.]

....

[Hei.]

....

[Kenapa kau tiba-tiba diam? Helooo? Ada orang di rumah?]

Menyedihkan sekali. Karena kesepian di tempat gelap ini, tanpa sadar aku telah membuat kepribadian lain untuk menemaniku berbicara.

[Hmm, bisa dibilang begitu?]

Kalau saja membuat kepribadian lain itu bisa dilakukan secara sadar, aku mungkin bisa mendapatkan percakapan yang lebih berguna dengan seseorang. Atau sesuatu.

[Uggh! Jangan berbicara seolah-olah aku tak mendengarmu! Ayo, bicara padaku. Asal kau tahu saja, ya, kau yang bersikap murung dan pesimis itu membuat air mataku hampir keluar. Jadi, bicaralah padaku atau aku akan menangis.]

Aku pasti benar-benar gila kalau punya kepribadian lain seperti ini. Tapi, bukankah ini memang sesuai dengan konsep kepribadian lain yang berbeda dengan yang asli? Seperti langit dan bumi.

[Ehmm, dari tadi kau bicara apa, sih? Aku tidak mengerti.]

Heh. Kau benar-benar bodoh, ya?

[A-apa!?]

Aku sengaja mengabaikanmu  dan kau tidak bisa menyadari itu. Tapi untunglah kau mengerti kata 'bodoh'. Kalau kusebut 'dangkal' bagaimana? Apa kau juga tahu artinya?

[Ukh..... Sifatmu benar-benar buruk.]

Surprise.

[Baiklah, aku tidak akan berlama-lama denganmu. Langsung saja, kalau diberikan satu kesempatan hidup lagi, apa yang ingin kau lakukan?]

Aku tidak tahu. Aku tidak pernah memikirkannya.

[Tapi apa kau akan menerima kesempatan ini?]

Aku tidak tahu. Memangnya kau bisa dipercaya?

[Hehehe, curigaan sekali. Kau tidak perlu memercayai kata-kataku. Toh aku juga tidak tahu bagaimana harus membuatmu percaya padaku. Kau hanya perlu menjawab pertanyaanku. Apa itu terlalu sulit untuk dilakukan?]

...Huh. Rasanya konyol jika harus meladeni halusinasi, tapi baiklah jika memang ini yang kau inginkan. Kau tidak akan pergi sampai aku memberikanmu jawaban, bukan?

[Ya. Sekarang berikan jawabanmu.]

....

Kesempatan?

Kesempatan untuk hidup sekali lagi?

Ini mustahil untuk orang yang sudah mati sepertiku. Aku tahu itu. Orang itu mengkhianatiku dengan melemparkan mantra kematian ke arahku. Aku sudah tidak hidup dan juga tidak sedang bermimpi. Tapi "suara" ini...halusinasi ini mengajakku untuk berandai-andai.

Aku ingin tertawa.

Bodoh sekali. Jikapun kesempatan kedua itu benar-benar ada, aku tetap akan memilih:

"Tidak."

Hening.

Huh? Apa dia sudah pergi?

....

Akhirnya tenang ju—

[Apa kau tidak salah bicara!? Kau benar-benar menolaknya!?]

....Aku sudah memberikanmu jawaban, tapi kenapa kau masih di sini. Enyah, tinggalkan aku sendirian.

[Tidak bisa! Seharusnya jawabanmu adalah 'Ya. Aku menginginkan kesempatan kedua. Kalau  kau bisa mewujudkannya, lakukan sekarang'. Setelah itu aku akan menyelamatimu dan mengirimmu kembali ke duniamu!]

"NAIF!" bentakku kasar, untuk pertama kalinya pada 'suara itu', "Kau bicara seperti anak kecil! Kalau kau tidak tahu apa-apa, jangan ikut campur!"

[Tidak, tidak!]

Aku menggeram. Mulai merasa jengkel.

[Aku tahu semua tentang dirimu! Aku tahu kau sebenarnya mencintai istrimu! Kau ingin bersamanya lagi! Aku selalu melihatmu jadi aku tahu. Ayo, jangan membantah lagi. Aku akan mengirimmu pergi.]

—H-hei! Tunggu dulu! Jangan seenaknya memaksakan keinginanmu padaku! Awas kalau kau berani macam-macam!

[Hump! Terlambat. Nikmati saja apa yang kau dapatkan. Kau seharusnya berterima kasih.]

"Sialan!" Aku menatap tajam tapi yang kulihat hanyalah kegelapan, "Seenaknya saja—"

Belum sempat aku mengumpati "suara" itu, yang pastinya kutahu sekarang bukan berasal dari kepribadianku yang lain, setitik cahaya bersinar terang-benderang dan menelanku. Aku, Draco Malfoy yang hebat dan jenius, tak bisa berbuat apa-apa.

Dunia yang kutempati setelah kematianku dan "suara" misterius yang menawarkan apa yang tidak kuinginkan, kedua hal itu adalah anomali yang tidak pernah sebelumnya kuperkirakan akan terjadi. Tirai yang telah kututup sekali lagi harus kubuka. Adegan yang telah selesai sekarang harus kuulang kembali. Ya. Kesempatan kedua benar-benar ada dan terjadi padaku.

Draco Malfoy yang seharusnya telah meninggal kembali hidup seperti sedia kala. Terbelalak dan terpaku di tempat. Berada di dalam manor yang masih utuh dengan Hermione Granger yang memandangku seolah aku baru saja menendang kucingnya ke kolam.

Ti-tidak mungkin.

Mustahil.

Sebenarnya kesempatan kedua apa yang "suara" sialan itu maksud?

Hidup kembali?

Atau mengulang segalanya lagi?

Atau dua-duanya?

Bukannya kembali di tempat aku menghembuskan nafas terakhir, justru aku kembali ke 8 tahun yang lalu. 2 bulan semenjak Hermione Granger menjadi istriku. Legal dan diakui khalayak ramai.

Usahaku....usahaku selama 8 tahun belum terjadi sekarang dan aku...aku harus mengulangnya lagi? Huh?

Membayangkan tentang upaya 8 tahun yang hilang begitu saja membuatku merasa panas. Darahku seolah mendidih dan amarahku naik ke ubun-ubun. Tanpa bisa kutahan, kakiku telah melayang dan menendang sofa hingga posisinya bergeser.

"Brengsek!"

Hermione lantas berjengit dan mundur selangkah, memandangku was-was seolah aku akan menendangnya juga.

Raut wajahnya yang tak sengaja kutangkap dari ujung mataku membuat api di dalam kepalaku teredam. Serasa disiram oleh air dingin yang membekukan tulang.

Aku tersadar bahwa dulu (di masa ini) Hermione selalu mencemaskan satu hal. Temperamen buruk yang hanya muncul di balik pintu yang tertutup, ketika hanya ada kami berdua di baliknya.

Kedua alisku menekuk dalam. Dan Hermione makin menjauh, mungkin karena tatapan tajamku?

....Mengesalkan.

Aku berbalik dan menaiki tangga. Memberikannya rasa aman dengan kepergianku.

.....aku memulai hidup keduaku dengan sambutan seperti ini?

Oh, yeah. Cocok untukku. Hahaha...ha...ha.

"Memangnya siapa, sih, yang menginginkan kesempatan kedua? Aku sudah menolak. Tidak, ya tidak. Kalau aku menemukanmu, akan kuhancurkan kau sampai tak berbentuk."

_end of prologue_

Continue Reading

You'll Also Like

183K 15.4K 26
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...
67.4K 6K 48
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
315K 23.9K 108
"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar...
488K 5.2K 87
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...