Living with the DEVIL

By SitiUmrotun

42.5M 648K 121K

Rivaldo Januar (31 tahun) -Bujangan terpanas -Tampan -Mapan -Tegas -Suka mengatur, pantang diatur Ashila Aru... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Dua Belas
Tiga Belas
Lima Belas
cara baca versi lengkap
Cerita Aksa

Empat Belas

808K 33.5K 7.3K
By SitiUmrotun

"Eh Shil! Sini!" Iriana yang melihat Shilla baru saja turun dari ojek yang mengantarkannya ke kantor langsung meminta Shilla untuk datang menghampirinya. Ia tidak sendirian. Ada Anggi dan Dizza partner ghibahnya yang berdiri di sebelahnya.

Setelah menerima uang kembaliannya, Shilla pun berlari meskipun mengenakan high heels. Ia sudah terbiasa berlarian menggunakan high heels.

"Ada gosip apaan?" tanya Shilla tanpa basa-basi. Ia sudah paham dengan kebiasaan ketiga rekan kerjanya. Jika mereka berkumpul, disitulah ada ghibah. Pasti ada saja yang menjadi topik pembicaraan mereka.

"Kakak lo beneran korupsi di perusahaan bokapnya Pak Rivaldo? Semalem ada yang share di group. Hoax kan Shil? Lo harus bikin video klarifikasi buat bersihin nama Devano, Shil," cerocos Anggi.

"Yasalam, nggak gitu juga Maemunah. Ngapain pakai bikin video juga? Sok ngartis banget," protes Iriana.

"Sekarang kan jamannya gitu. Kita mah ngikutin jaman aja," kilah Anggi.

"Eh Shil, jadi gimana? Hoax kan?" Kini Dizza yang bertanya.

"Bukti emang ngarah ke Mas Devan. Tapi gue yakin Mas Devan nggak mungkin lakuin itu. Mas Devan cuma difitnah," ujar Shilla.

Iriana, Anggi, dan Dizza menatap perihatin ke arah Shilla yang berwajah masam pagi ini.

"Kayaknya kita nggak usah bahas Mas Devan, ntar Shilla malah jadi kepikiran. Gue ada info up to date nih," ujar Iriana penuh semangat.

"Apaan?" tanya Dizza penasaran.

"Tahu nggak? Gue semalem liat Pak Rivaldo jalan sama ABG kinyis-kinyis. Prediksi gue dua puluh tahunan."

"Hah? Anjir lah tuh om-om! Project garap Shilla cuma sampe cipokan, udah garap yang lain," celetuk Anggi yang langsung mendapat pelototan dari Shilla.

"Lo salah lihat kali Na," protes Shilla.

"Salah liat gimana? Orang gue aja sempet nyapa Pak Rivaldo. Tau nggak, gue papasan sama Pak Rivaldo dimana?"

Shilla, Dizza, dan Anggi kompak menggelengkan kepala.

"Di toilet. Doi keluar bareng sama tuh cewek. Keringetan, rambut ceweknya acak-acakan, penampilannya kacau banget mereka. Gue mau mikir positif, nggak bisa, Buu. Udah jelas pasti mereka abis celup-celup," ujar Iriana seraya mengingat pertemuannya dengan sang atasan tadi malam.

"Gila, ya si boss. Status boleh bujangan, aksinya itu lho. Celup sana celup sini," komentar Anggi seraya menggelengkan kepala, miris pada kelakuan Rivaldo.

"Sekarang boleh main sana sini, liat aja kalau udah ketemu karma. Masih hidup, untung tuh," celetuk Dizza.

"Ashilla Aruna! Ikut saya meeting di luar."

Keempat perempuan itu kompak menoleh ke belakang dan terkejut bukan main mendapati sosok yang sedari tadi mereka bicarakan kini berdiri tanpa ekspresi berjarak beberapa langkah.

"Saya Pak?" Shilla menunjuk dirinya sendiri untuk meyakinkan perintah yang tadi ia dengar.

"Namamu belum ganti, kan?"

"Belum Pak. Masih Ashilla Aruna."

"Ikut saya!" Rivaldo melenggang begitu saja tanpa menunggu jawaban Shilla. Kalaupun Shilla menolak, Rivaldo tidak peduli. Di kamus hidupnya tidak ada penolakan atas perintahnya dalam bentuk apapun.

"Shil, buruan. Daripada potong gaji," ujar Anggi mendorong pundak Shilla. Hampir saja Shilla jatuh tersungkur akibat dorongan kuat Anggi. Untung saja ia berhasil menyeimbangkan tubuhnya.

"Inget! Jangan mau kalau mau dicocol dedeknya Pak Rivaldo," pesan Iriana.

"Kuatin imannya." Giliran Dizza yang memberikan pesan untuk Shilla.

Shilla pun memutar bola matanya dengan jengah sebelum akhirnya berlari mengejar Rivaldo. Perempuan itu hanya berdiri di samping mobil yang tadi dimasuki oleh atasannya itu. Hingga klakson keras berbunyi membuatnya terkejut.

"Ngapain kamu cuma di situ, Ashilla?" geram Rivaldo menahan emosinya. Rivaldo tidak tahu dengan jalan pikiran Shilla. Bukannya secepatnya masuk malah hanya berdiri dengan wajah bodohnya.

"Saya bingung Pak. Jadi, nunggu perintah bapak aja daripada salah langkah."

"Masuk!" bentak Rivaldo.
Shilla pun membuka pintu mobil dan segera masuk, duduk bersebalahan dengan Rivaldo yang duduk di kursi kemudi.

"Kita mau ke mana, Pak?"

"Kamu udah baca pesan terakhir Devano?" Bukannya menjawab pertanyaan Shilla, Rivaldo justru balik bertanya.

"HP saya ketinggalan, Pak."

"Singkatnya Devano sudah ditahan."

Deg.
Apa yang Shilla takutkan akhirnya terjadi. Kakaknya ditahan untuk sesuatu yang tidak pernah dilakukannya.

"Ini tawaran terakhir, saya nggak akan ngasih tawaran ini lagi. Menikah dengan saya dan Devano bebas, atau kita ikuti hukum yang berlaku. Sekadar informasi, Devano dituntut penjara 20 tahun. Kamu bisa bayangin sendiri," ujar Rivaldo ditengah kalutnya pikiran Shilla.

***


"Saya mau menikah sama Pak Rivaldo. Tolong bantu bebasin Mas Devan," putus Shilla membuat Rivaldo bersorak penuh kemenangan dalam hati. Ia semakin yakin akan dirinya yang selalu mendapatkan apapun yang ia inginkan. Tentu saja Rivaldo senang. Ia memiliki mainan baru sekaligus pelengkap puzzle yang tengah berusaha ia pecahkan.

Rivaldo bangkit dari duduknya. Pria itu berdiri di hadapan Shilla yang masih duduk anteng di tempatnya. Rahang Shilla dicengkeram lemah oleh Rivaldo, memaksanya untuk mendongak.

"Keputusan yang tepat, Manis. Saya pastikan Devano bebas setelah kita menikah," ujar Rivaldo.

"Kenapa nggak dibebasin sekarang?"

"Nggak semudah itu, Manis. Ikutin saja alurnya, Devano baik-baik saja. Saya pastikan itu," pungkas Rivaldo.

Shilla mengangguk, tidak mengeluarkan kata lagi.

"Tugas pertama sebagai calon istri saya, tolong masak buat saya."

"Ma-masak?"

"Ya. Keberatan?"

"Ng-ngak. Masak apa?"

"Apapun. Pasti saya makan."

Shilla berpikir sejenak. Urusan masak ia tidak terlalu mahir. Ia dan Devano lebih sering makan di luar ketimbang masak sendiri. Kalau pun masak sendiri, pasti menu sederhana yang mereka olah.

"Saya kasih waktu dua jam dari sekarang. Saya mau ke kamar. Sebentar lagi adik perempuan saya datang, langsung suruh ke kamar saya. Ngerti?"

Shilla mengangguk patuh membuat Rivaldo mengulum senyum puas. Sebagai bentuk apresiasinya atas kepatuhan Shilla, Rivaldo memberikan kecupan mesra di pipi dan bibir perempuan yang ada di hadapannya.

"Pertahankan sikapmu, Ashilla Aruna. Saya suka perempuan penurut," bisik Rivaldo sensual sebelum akhirnya meninggalkan Shilla di meja makan. Pria itu melenggang menuju kamarnya di lantai dua. Saat ini mereka tengah berada di rumah pribadi Rivaldo. Rumah yang hanya sesekali dikunjungi oleh pemiliknya. Rivaldo baru akan menetap di rumah ini jika sudah memperistri Shilla nantinya.

Sepeninggal Rivaldo, Shilla memulai tugasnya. Hal yang pertama kali ia lakukan adalah mengecek ketersediaan bahan makanan di kulkas. Sayangnya ia tidak menemukan apapun di sana selain telur dan daun bawang. Semua kabinet sudah ia cek dan hanya mie instan yang ia dapatkan. Shilla pun dilanda bingung. Makanan apa yang akan ia hidangkan jika yang ada hanya mie, telur, dan daun bawang.

"Lo siapa?"
Shilla menoleh ke belakang dan terkejut dengan sosok yang sekarang kini berada di hadapannya.

"Kak Shilla?"
"Lana?"

Keduanya memanggil satu sama lain.

"Kak Shilla ngapain di sini?" heran Lana menatap penuh selidik pada Shilla.

"Aku? Aku mau masak. Pak Rivaldo bos kakak di kantor. Oh iya, Pak Rivaldo pesen kalau kamu datang langsung disuruh ke kamarnya langsung," ujar Shilla lalu membalikan badan dan mulai menyibukan diri dengan daun bawang di tangannya untuk menghindari Lana.

"Aku ke atas dulu, Kak," ujar Lana. Lana pergi dengan penuh tanda tanya. Banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan ke Shilla namun ia urung. Mengingat situasi dan kondisi tidak lah aman saat ini.

Tanpa mengetuk pintu, Lana membuka pintu kamar yang sudah biasa ia masuki. Di dalam sana, Rivaldo setengah berbaring di ranjang dengan bertelanjang dada. Tak lupa Lana mengunci pintu sebelum menghampiri kakaknya.

"Kenapa kamu minta kakak ke sini, Lana?" tanya Rivaldo seraya meletakan ponselnya di nakas.

"Uangku habis lagi, Kak. Aku mau minta lagi."

"Berapa?"

"5 juta doang kok."

"Langsung kakak transfer. Tapi kamu tahu kan apa yang harus kamu lakukan?" ujar Rivaldo dengan senyum miringnya.

Lana pun mengangguk paham. Detik berikutnya perempuan itu pun menghampiri Rivaldo dan mulai menyerang pria itu untuk membangkitkan gairahnya. Cumbuan Lana sukses membuat Rivaldo terbakar gairah dan langsung melucuti pakaian yang Lana kenakan.

Tubuh Lana menggeliat karena permainan nakal tangan Rivaldo yang menjamah titik-titik sensitifnya. Lana mengerang menyebut nama Rivaldo dan meminta Rivaldo untuk segera melakukan penyatuan dan menuntaskan semuanya. Namun sayangnya Rivaldo ingin bermain-main dengan Lana, membuat Lana tersiksa sendiri.

"Kak, masukin sekarang. Please," pinta Lana memelas di tengah puncak gairahnya.

"Jelasin foto ini dulu, baru kakak tuntaskan semuanya," ujar Rivaldo menunjukan foto dua lelaki dan dua perempuan. Diantara dua lelaki itu, ada dirinya dan kembarannya---mungkin. Mengingat wajah dua lelaki itu sangatlah mirip. Dua perempuan yang ada di foto itu tak lain adalah Lana dan Shilla. Foto itu baru saja ia dapatkan dari Zidan.

Tubuh Lana bergerak gelisah. Ia tidak bisa berpikir jernih di tengah gairah hebat yang menguasainya.

"Itu Kak Rivaldo, Kak Rivaldi, sama Kak Shilla. Kak, masukin please," pinta Lana yang begitu tersiksa.

Jawaban Lana membuat Rivaldo sedikit puas. Tak ingin tergesa-gesa dalam menguak teka-teki itu, Rivaldo memutuskan untuk segera melakukan penyatuan dengan Lana. Ia pun juga butuh dipuaskan.

Satu jam bercinta hebat dengan Lana yang selalu berhasil memuaskannya, Rivaldo pun berbaring kelelahan di samping Lana yang lebih lelah karena harus meladeni nafsunya.

"Udah kakak kirim," ujar Rivaldo menunjukan layar ponselnya ke Lana.

Lana tersenyum senang.

"Makasih kak."

"Perempuan yang kemarin ketemu kita di restoran, siapa?"

"Niken maksud kakak? Kenapa?"

"Pengin nyobain. Keliatannya menarik."

Tbc

Ebook living with the devil versi lengkap sudah tersedia di karyakarsa.
Kunjungi karyakarsa.com
Nama akun: sitiumrotun

Isinya sama kayak versi cetak 👍

Continue Reading

You'll Also Like

200K 7.2K 50
Seorang wanita bernama Nesya Maggie Andora yang tidak pernah merasakan rasanya punya pacar pun seperti di pertemukan dengan seseorang yang sangat ama...
1.5M 90.3K 81
FOLLOW AKUN WP AKU DULU YUK♥♥ Aku terlahir dari keluarga yang cukup dibilang sangat sempurna mempunyai harta yang berlimpah, kerukunan keluargaku yan...
3.2K 191 31
⚠️ 21+ 🔞🌚 Underage jangan baca ⚠️ Tidak ada bento. Seokjin dan Seoho terlalu sibuk sampai hanya bisa bertemu saat makan malam. Tetap, orang bilang...
3.3M 21.6K 10
Beberapa chapter di private, harap follow terlebih dahulu sebelum membaca. -On my way sequel ⚠️16+ bijak dalam memilih bacaan Alvero seorang CEO mud...