Hatiku kembali terasa berdebar-debar
Aku merasakan sebuah tatapan yang memandangku
Entah bagaimana saat aku memandangmu
Senyumanku mulai mengembang
Ya, sepertinya aku menyukaimu
Apakah kau mendengar suara hatiku ini?
Apakah kau melihat hatiku yang gemetar ini?
Ketulusanku yang tak bisa ku sembunyikan
Aku memberitahumu bahwa aku akan mendekatimu lebih dulu
Melebihi bintang apapun
Melebihi matahari itu
Kau menyinari diriku ini
Lebih berharga dari apapun
Karena seperti itulah dirimu
Karena aku menyukaimu
Jika begitu adanya, maka akuilah itu padaku
Di dalam hatiku
Di dalam hari-hariku
Itu dipenuhi dengan dirimu, kau memenuhi setiap tuang di hatiku
Karena seperti itulah dirimu
Karena aku menyukaimu
Jika kau masih belum punya cukup keberanian, aku akan menunggu kau mengaku padaku
Bahwa kau menyukaiku dan mencintaiku.
.
~~~○○○~~~
Chaeyoung POV
Kemarin kami baru menikah. Tak ada penyesalan yang ingin ku sampaikan. Karena aku benar-benar mencintainya.
Honeymoon?
Oh tentu kami pergi untuk honeymoon. Tapi bukan keluar negeri seperti nayeon noona dan jeonyeon hyung. Kami menikmati honeymoon kami dijeju, tepatnya di villa hadiah pemberian sana dan dahyun. Mereka sungguh baik bukan. Memberikan villa sebagai hadiah pernikahan kami.
"Chaeng~~"gumamnya ketika tersadar dari tidurnya
"Kau mau aku mengantikanmu menyetir? Kau harus istirahat" lembutnya dan memiringkan kepalanya di bahu kananku
"Ani gwenchana sayang. Semalam setelah resepsi, aku sudah tidur banyak sekarang aku tak mengantuk" ucapku
Memang kenyataannya begitu, kami berdua kelelahan jadi belum terjadi apa-apa di antara kami. Kami hanya sekedar tidur dan paginya bersiap ke jeju mengunakan mobilku.
"Kau yakin? Memang kau tak lelah?" Pernahkah aku bilang ke kalian, bahwa aku sangat suka mina yang bermanja-manja seperti ini. Itu membuatku gemas dengannya.
"Selama ada kau, aku tak pernah lelah sayang"jujurku
Kulihat sejenak dia cuma tersenyum malu. Kau membuatku gila mina
"Sejak Kapan kau menjadi seorang sweet talker?" Gumamnya kecil masih dapat ku dengar
"Yah~~~ aku jujur mengatakannya" rengekku melihatnya sejenak
"Berhenti memandangku, menyetir yang benar" katanya mengelus pipiku dan mengarahkan kepalaku ke arah depan
"Sayang, dapat kau menelpon sana atau dahyun, tanyakan ke mereka dimana villanya, alamat yang mereka berikan salah tidak"
Ucapku kebinggungan
"Apa kita nyasar sayang?" Tanyanya melihat sekitaran
"Molla sebenarnya villanya dimana sih. Apa dekat villa yang dulu kita menginap bersama" kataku binggung karena sudah berputar-putar sedari tadi
"Sebentar aku akan menelpon mereka dulu." Katanya yang sibuk mencari no di smarphonenya
Sial hari sudah gelap mana mendung,. Apa mereka mengerjaiku dan mina.
"Sana ah~ apa kau bersama dahyun?" Tanyanya ketika tersambung
"Sayang gunakan speaker, biar aku yang bicara" kataku
"Oh ada apa mina? Ini aku dahyun"
"Dahyun ah, apa kau memberikan alamat dengan benar? Aku sudah 2 kali berputar dimana letak vilanya" kataku
"Kau sudah melewati perbatasankan?" Tanyanya
"Oh sudah?" Jawabku masih focus pada jalan, hari sudah gelap dan gerimis aku jadi harus meningkatkan focusku karena jalanan yang licin
"Tak jauh dari perbatasan itu, sebelah kiri ada jalanan tak beraspal masuk dari situ" jelasnya
"Chakamma" "aku sudah belok, tapi gelap sekali dahyun ah. Kau yakin ini jalan yang benar? Bahkan kiri kanan kami seperti hutan" Tanyaku was-was
"Ne majjayo. Tenanglah kau sudah masuk jalan yang benar chaeng. Masuknya memang agak dalam, tapi terus saja menuju villa kau tinggal lurus tepat di ujung nanti akan melihat pantai dan disitu ada rumah. Itu villa kalian" jelasnya panjang lebar
"Ohh oke. Gomawo dahyun ah" kataku
"Neeee~ selamat berjuang chaengie"godanya
"Kau juga minari semangat" teriak sana sebelum mengakhiri sambungan itu
"Kenapa mereka mencari villa terpencil seperti ini" gumamku
"Jika tidak hujan, pasti pemandangan disini indah chaeng, kau tau sendiri selera sana dan dahyun. Mereka tidak akan membeli suatu jika tidak menarik bagi mereka" jelasnya melihat tetes-tetes hujan dibalik jendela mobilku
"Apa kau kedinginan?" Tanyaku
"Ani gwenchana" ucapnya tersenyum mengandeng tanganku
"Padahal aku baru saja cuci mobil, dan sekarang karena jalan merah yang becek ini jadi kotor lagi" kesalku
"Sabarlah, kenapa jadi marah-marah" tenangnya
"Huhh" sial apa lagi sekarang
"Wae? Kenapa mobilnya?" Tanyanya binggung ketika mobil ini tak stabil
"Sepertinya bannya bocor, dan sialnya hujan bagaimana aku dapat menganti dengan ban cadangan" kesalku
"Kita tunggu sampai hujan berhenti chaeng"katanya menenangkanku "Jangan suka marah dengan hal kecil seperti ini" katanya
"Bukannya dulu ada seseorang juga yang marah karena masalah kecil" godaku
"Masa gara-gara perawat menawarkan minuman padaku orang itu langsung marah dan cemburu" godaku lagi
Kulihat sejenak, menatap mataku tanpa ekpresi.
"W..wae? Marah?"
"Aniii hanya saja, kau seperti ahjusi bawel setengah mati" ledeknya
"Tapi ahjussi ini kau cintai juga"
"Neee majjayo. Aku sangat-sangat mencintai ahjussi berwajah cute ini" katanya mengelus wajahku lembut
"Chaeng" panggilnya
"Hmm?" Aku msh menikmati sentuhannya
"Aku jadi penasaran,kenapa kau minta maaf sewaktu menciumku di resepsi" tatapnya lembut
"A..ah i..tu aku takut kau malu dilihat banyak orang. Setauku kau tak suka jadi pusat sorotan" sejujurnya aku gugup
"Benarkah? Kau takut aku malu atau sebenarnya kau yang malu?" Tanyanya masih serius menatapku
"O...oh begitulah"maluku mengalihkan wajahku
"Wae? Memang aku begitu memalukan? Sampai kau ikutan malu" tanyanya
"Bukan begitu" kataku melihatku
"Aa...aku tak tau kenapa, setiap kau menatapku, setiap aku ingin mencium mu. Aku jadi gugup, jantungku rasanya ingin meledak" jawabku tak berani menatapku
"Benar juga, dalam hubungan kita aku yang lebih sering memulai mencium mu duluan. Padahal aku yang pemalu" katanya masih menatapku
"Habis jika menunggumu menciumku, membuatku frustasi. Aku jadi berpikir kau tak benar-benar mencintaiku" ucapnya membuang muka
"Yah~ kau tau aku sangat mencintaimu. Hanya saja aku malu." Ucapku kecil
"Apa sampai sekarang juga kau masih malu?" Tatapnya lagi di sampingku
"Oo..oh" ucapku
"Namunpun aku istrimu sekarang?" Tanyanya
"Habis siapa suru kau sangat cantik, itu membuatku tak bisa bernapas jika menatapku" ucapku malu
Kulihat dia tersenyum mendengar ucapanku. Menampilkan senyum indahnya.
"Sayang" ucapnya
"W...waae? Tak biasa kau memanggilku begitu" ucapku
"Mulai sekarang aku tak akan malu mengungkapkan perasaanku padamu, dan ku harap kau juga begitu" senyumnya san mengenggam tanganku
"N..ne" ucapku malu
Dapat kurasakan pipiku begitu panas. Sial pasti sudah memerah.
"Dan aku ingin kau memulainya sekarang" ucapnya
"Huh??? Maksudmu"
"Aku ingin kau menciumku" ucapnya pelan
"Mi..mmina ah" ucapku melihatnya menutup mata
"Wae? Kau tak mau?" Ucapnya membuka mata ada nada kecewa dimatanya
"Bukan begitu"
"Gwenchana, aku tak akan memaksamu chaeng" ucapnya menurunkan jok mobil dan segera menutup mata
"Tidurlah dulu, setelah hujan redah baru menganti bannya" ucapnya bersiap tidur
Memang benar alasan pertama aku gugup setiap bersamanya, dan alasan ke dua aku takut aku tak dapat mengontrol napsuku jika sudah memulainya. Makanya dari dulu aku selalu berusaha menghindar jika dia sudah memulainya. Aku mencintai semua ada pada dirinya. Aku tak mau merusaknya karena aku menghormati wanita yang ku cintai
"Sayang" tatapku diwajahnya dan sudah berpindah lokasi di joknya
"Waa...ae?" Kagetnya melihat wajahku begitu dekat
"Aku memang gugup jika bersamamu. Bukan berarti kau tak cantik. Kau sangat cantik, sampai kadang aku mati-matian menahan hasratku untuk tidak menyentuhmu" ucapku
Dia masih menyimakku"
"Aku tak mau kau seperti nayeon noona, ya namunpun ujung-ujungnya mereka menikah. Hanya saja aku mencintaimu bukan hanya hasrat maksudku. Semua yang ada didalam dirimu aku menyukainya." Jedahku
"Kau tau setiap kau menciumku, aku harus menahan hasratku untuk tidak menyentuhmu. Itu menyiksaku" manyunku
"Kenapa harus kau tahan?"tanyanya dengan posisi yang sama dibawaku
"Aku tak mau menodaimu sebelum kita resmi. Aku pernah jadi pria brengsek dan menyakitimu dulu. Dan aku tak mau menjadi seorang brengsek lainnya yang menodai pasangannya hanya karena hasrat yang kumiliki"ucapku menatap kedalam mata coklatnya
"Yaaah kenapa kau jadi menangis" panikku
"Kau selalu saja membuatku menangis. Dasar bodoh" ucapnya menarik leherku untuk dia peluk
"Gomawo sudah menghargaiku layaknya barang antik yang selalu kau jaga" bisiknya dikuping kiriku membuatku merinding
Sial jika menunggu hujan reda, prosesnya akan lama belum menganti bannya, belum perjalanan ke villa, belum beres-beres. Kapan ke kamarnya.
"sayang" ucapku melepas pelukan nya jarak wajah kami begitu dekat,
"Mian aku tak dapat menahannya lagi" ucapku
Cup~~~
Ku kecup bibirnya lembut, kami sama-sama menikmati kecupan dan hisapan kecil itu, merasakan bibirnya yang hangat, rasa lipbamnya membuatku tambah mengila, strawberry kurasa itu cocok dengan bibirnya. Ku menghisap agak kuat bibir bawanya, ku buka mataku sejenak melihatnya, dia terlihat menikmatinya.
"Aa..ah chaeng" desahnya
Derasnya hujan membuat suasana semakin romantis kupikir,
Lidah kami bermain lincah, layaknya penari ballet yang merasuki musik kedalam dirinya saling bersambutan menyesap dan mengigitnya
Lidahku berpindah, menciumi lehernya, menghisap sejenak, memberikan tanda cintaku disana
"Sa..yang kau menganti parfumemu?" Tanyaku masih mencari kenikmatan di lehernya dan tanganku sibuk meremas benda lain
"E..ehm ka..u menyu..kainya?" Ucapnya masih menikmati permainan
"Ne.. aku menyukai aroma strawberrymu"ucapku mengodanya
Aku berhenti sejenak melihat wajahnya,
"Ke..napa melihatku seperti itu?" Napasnya memburu "kenapa juga kau berhenti?" Tanyanya mengalungkan tangannya dileherku
"Apa tak masalah aku melakukannya disini?" Ucapku menatapnya
"Uh.. terserah kau saja" manyunnya mendorong tubuhku agak menjauh
Aku tau dia kecewa,
"Maksudku, kau tak masalah jika malam pertama kita dimobil" ucapku melanjutkan aktifitasku
"Terserah kau saja" ucapnya malas
"Tadi kau bilang akan jujur padaku soal perasaanmu, jadi jawabku honey" ucapku mengodanya meremas gundukan itu
"Aa...ah" desahnya
"Mian apa terlalu keras aku memerasnya" ucapku
"Jadi jawabku" lanjutku
"N..ne aku ingin kau me..lanjutkannya" ucapnya pelan dan memejamkan mata, menikmati setiap sentuhanku
"Aku bukanya" pintahku
Dia mengangguk menyetujui, aku masih asik dengan bibirnya, tanpa terasa, pelindung bagian atas kami sudah lenyap,
"Indah" ucapku mengulum gundukan itu
"Ch...aeng~"
"Ya sayang, terus panggil namaku" ucapku masih menjilit dan menghisap bergantian
Ku bimbing tangan kanannya, mengarahkan ke selangkanganku.
"Bantu aku sayang, aku tak tahan lagi" napasku memburu
"Ka..au" ucapnya kaget
"Aku sudah tak tahan, maklum" cingirku
Kulihat pipinya memerah, tangannya memeras benda dari balik celanaku itu, sial terlalu nikmat
"Aa..ah" desahku
"Aku tak menyangkah, akan sekeras ini" godanya
"Te..rima kasih pujian..nya" erangku menikmati remasannya
Aku tak mau kalah, tanganku aktif berkeliaran mengelus lembut pahanya. Mencari inti dari pencarianku.
"Uhhh so wet " godaku kaget saat meraba CDnya yang sudah basah oleh cairannya
"A..rgh chae..ng"
"Yah baby" napasku naik turun, rasanya ingin meledak
"B...oleh aku me..lihat pu..nyamu?" Tanyanya masih menikmati sentuhanku
"Eu..gh kau yakin" tangannya semakin lincah meremasnya, menyelusup dibalik celana yang ku gunakan, untung saja aku tak mengunakan jeans jadi muda baginya mencari benda itu
"Min..a ah"
Aku sudah tak tahan, sial terlalu nikmat pijatannya. Ku lepaskan semua pengaman bagian bawahku. Sekarang aku sudah benar-benar siap
"Kau menyukainya?" Tanyaku bangga karena melihatnya terpaku pada bendaku
"Hmm" dia memalingkan wajahnya sejenak, aku tau dia malu
"Liat aku honey" bisikku memalingkan wajahnya menatapku
"Boleh aku melepasnya" tanyaku melepas bagian bawah itu tanpa mendengar jawabannya
Ku cari pedal jok itu, merendahkannya sampai ke posisi terendah,
Masa bodoh dengan hujan dan mobil ini. Yang jelas aku sudah tak tahan.
Ku rendahkan kepalaku, menjilati setiap inci paha mulusnya
"Cha...eng gelik"
"Uhmm nikmati saja sayang" ucapku lidahku menjalar kesetiap inci tubuhnya, mencari yang ingin ku cari
"Kau begitu basah honey"
"Arr...gh"
"Uchhh Chaeng, ta..k bisa kau keintinyasaja?"racaunya
Aku masih asik dengan klitnya menghisap dan mengigit pelan, ini memabukan buatku.
"Chaengg ar...gh"
"Maaf mina aku tak tahan lagi" mendengar dia mendesah semakin membuatku tak tahan untuk menerjangnya
"Ku masukan ya" ucapku mencari posisi siap untuk melakukannya
Ku gesek benda tumpulku naik turun, dia sudah sangat basah, harusnya mudah untukku memasukan ke gua itu.
"Awww" ringisnya
"Tahan ya sayang" napas ku naik turun
"Aaaww sa..kit chaenggg"
Ku intip sedikit bagian bawah kami,
"Gwenchana?" Khawatirku
"Arrrgh" dia meremas bahuku
"Apa sangat sakit sayang?" Tanyaku menatapnya, aku khawatir karena melihat darah segar menempel benda tumpulku
"Te..nang lah itu menandakan aku masih suci" ucapnya pelan
"Gomawo" aku mencium dahinya, membiarkan bagian bawahnya beradaptasi sejenak
"Bergeraklah perlahan sayang" ucapnya
Aku menurutinya, memompa pahaku naik turun secara perlahan,
"Uuuh"
"Yaah mendesahkan baby" racau
"Aarrgg uuh "
Aku tak peduli kami melakukannya sini, toh disini sudah gelap dan hujan, tak ada yang memperhatikan kami.
Yang aku tak, kami menikmatinya
"Sayaang" racaunya lagi
"Hmmm? Ya honey"
"Ku ra..sa aku sed..ikit lag..i sa..mpai"
"Yeaah Keluarkan semuanya honey"ucapku masih mempercepat genjotan itu
"Chaeeeng" kakinya mengunci bokongku menghimpit ku semakin menyatu dengannya
"A...ku taakkk tahannn lagi"
"Na..dooo sayang"
"Uuuhmchh "
"Hoshhhh hoshhh"
"Eeeehhmm"
Lanjutkan fantasi masing-masing😂😂😂😀😁😀
Cukup sampai disini,
Good night sweet dream ya ^^
Coba absen dulu, jejaknya ^^
Tinggalkan komen kalian bila perlu.
Miss me? Wkwkwk
Red velvet - See The star (ost Hotel Del luna)