ENEMY [ REVISI ] ✓

Galing kay lechyya

911K 109K 12.9K

Mereka tidak suka satu sama lain. Untuk sekedar menyapa pun enggan. Itzy yang muak terus dibandingkan dengan... Higit pa

🌥 cast
1. Itzy
2. TxT
3. Peran
4. Complain
5. Beomgyu dan kakak ipar, katanya
6. Kejadian belakang sekolah
7. piece of love
8. Kai kenapa?
9. Extraordinary Yeji
10. Roomchat ITZY vs. TxT
11. Insiden kecil
12. Restuin ya?
13. Spill The Tea
14. Satpam tengil
15. The Truth
16. YUNA MAU!!
17. Bilang aja iri
18. Group Ngga Jelas
19. Murid Baru
20. Hyunjin datang, TxT hareudang
21. Kejutan mulu
22. Kok bisa jadian?
23. Lo ngga inget gue?
24. Banyak tikungan
25. Dibalik panggung pensi
26. first date
27. Basecamp sejuta umat
29. Jangan repot-repot, Taehyun
30. i'm better than him
31. Secret admirer
32. Ngga boleh nethink
33. Halo Dufan!
34. Rumah Hantu
35. Pulang
36. Sorry Chaeryeong
37. How dare you?
38. Calm down, Yeji
39. Hyunjin bakal baik-baik aja
40. Akibat
41. salah paham
42. tragedi
43. See you again
44. After she left
45. Hai, it's Sosro
46. See you again
[ Bonchap ]
QnA
[ Bonchap 2 ]
new story!
[ last bonchap ]
SEQUEL ENEMY READY!

28. ex-girlfriend

13.5K 1.7K 143
Galing kay lechyya

Enemy loading...



"Kita bagi jadi dua ya? Gue bakal belanja bahan makanan kebetulan lagi abis. Lo beli bahan buat barbeque nanti," ucap Lia berjalan beriringan dengan ketiga temannya.

"Gyu, Bin ambil trolinya dong." pinta Lia.

Kedua cowo tersebut menghela nafas pasrah. Beginilah nasibnya jika mereka ikut wanita berbelanja— harus rela menjadi pesuruh.

"Yaudah, yuk jin!" ajak Lia setelah menerima troli belanjanya dari Soobin.

"Etttt,"

Lia mengernyit, menatap Beomgyu kenapa?

"Lo sama Soobin aja ya, itung-itung flashback. Gue sama Ryujin nyari bahan buat barbeque. See ya!"

Belum sempat Lia membalas kalimat Beomgyu, Beomgyu sudah terlebih dahulu menarik pergelangan tangan Ryujin— memasuki swalayan dan sudah hilang dari pandangan Soobin serta Lia.

"Jadi kita kemana dulu?" Tanya Soobin memecahkan keheningan diantara keduanya.

"A-ah ke mana ya? Eh? Itu itu kita beli buah dulu aja hehe,"

Lia mendorong trolinya berjalan cepat meninggalkan Soobin yang terkekeh melihat kegugupan mantannya.

"Trolinya biar gue yang bawa," ucap Soobin berganti mendorong Troli.

Lia hanya mengangguk mengambil beberapa buah-buahan dan menaruhnya di kantong.

Sembari menunggu Lia, Soobin berkeliling disekitar jejeran lemari pendingin berisikan berbagai macam produk minuman.

Matanya berbinar tatkala melihat minuman favoritnya ikut berjejer disana.

Soobin mengulurkan tangannya hendak mengambil sebotol susu almond— namun tangan lain terlebih dahulu menyentuhnya. Alhasil tangan Soobin menyentuh tangan tersebut.

"Oh? Soobin?"

Soobin menoleh pada pemilik suara tersebut— bibirnya sedikit terbuka tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Ah, udah lama banget kita ngga ketemu!"

Gadis yang ada di depannya langsung memeluk Soobin erat. Soobin sendiri kikuk, ia bingung harus berbuat apa. Lantas tangannya dengan ragu bergerak balas memeluk.

"Kakak kangen banget sama kamu!" ucap gadis itu melepaskan pelukannya.

Soobin tersenyum kikuk, "Kakak kok bisa ada di sini?"

"Kuliahku lagi libur, jadi aku mutusin buat ke Indonesia aja. Aku kira kita ngga bakal ketemu lagi loh. Udah lama banget kita ngga ada komunikasi. Kamu juga susah di hubungin sih!"

Gadis itu merengut, melipat tangannya didada.

"Soobin ganti nomer kak," ujar Soobin.

"Abis ini kita harus tukeran nomer ya ngga mau tau!"

"Oh kakak suka susu almond sekarang?" tanya Soobin mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Gadis berambut coklat itu melirik susu almond digenggamannya, dengan semangat ia mengangguk dan tersenyum.

"Ngingetin aku ke kamu. Kamu kan suka banget sama susu almond,"

Soobin terkekeh, "masih inget aja kak."

Tanpa disadari keduanya semakin larut dalam pembicaraan— melupakan Lia yang tengah kebingungan mencari keberadaan Soobin.

Lia mendengus, jika sudah seperti ini— ia sangat yakin pasti Soobin sedang sibuk berkencan dengan susu almond nya. Kebiasaan Soobin sedari dulu memang tidak pernah berubah.

Lia hendak mengomel setelah menyusul Soobin. Namun langkahnya terhenti saat tau Soobin tengah bersama gadis yang sangat familiar untuknya.

Lagipula bagaimana bisa ia melupakan gadis itu? Alasan kenapa dirinya dan Soobin menjadi seperti sekarang.

Lia membalikkan badannya, lebih baik ia menjauh saja. Sekelebat memori masa lalu terputar begitu saja diotaknya. Memaksa Lia untuk terus mengingat luka tersebut. Bahkan setelah dua tahun lamanya, rasa sesak masih saja menyerang dadanya.

Tapi ternyata rencananya gagal begitu saja.

Dengan senyum yang dipaksakan, Lia berbalik dan berjalan menghampiri mereka berdua.

Tangannya terangkat membalas sapaan yang tadi dilontarkan oleh gadis tersebut.

"Wahh, beneran Lia ya? Makin cantik aja kamu!"

Lia tersenyum manis, "Kalo ngga cantik bukan Lia dong namanya."

Gadis itu terkekeh, "Ngga berubah ya kamu,"

Soobin yang melihat obrolan mereka hanya mampu tersenyum kikuk. Padahal didalam sini udaranya dingin, tapi ia merasa kegerahan. Jari-jari tangannya sedari tadi saling menaut— bergerak gelisah.

"Eh tunggu dulu, masih inget aku ngga nih?" tanya gadis tersebut pada Lia.

Lia tersenyum simpul, "inget dong. Kak Tzuyu, mantan primadona se-- ah engga masih primadona sekolah. Yang dapet gelar pasangan tercocok bareng Soobin dari seluruh aiswa. Kalian dulu se famous itu loh bahkan sekarang juga masih,"

Tzuyu tertawa geli, "apa sih lebay deh,"

Lia terkekeh menanggapi balasan Tzuyu, "Kalian emang cocok parah si. Sayang banget, kenapa dulu harus putus coba?" Tanya Lia menatap Soobin.

Dengan segera Soobin menoleh ke samping, enggan berkontak mata dengan Lia.

Lagi, sampai kapan ia harus menerima tatapan itu?







"Hah, ini beli apa aja si?" monolog Beomgyu mengamati sekelilingnya.

"Sosis, jagung, daging sapi terus apa lagi?" tanya nya pada diri sendiri.

Beomgyu menoleh pada Ryujin yang asik bergumam menikmati alunan nada dari earphonenya.

"Gyesok blah blah they keep talkin, i keep walkin."

Beomgyu mendengus, ia melepaskan salah satu earphone ditelinga Ryujin kemudian memasangkan nya pada telinga kirinya.

Ryujin berdecak dengan apa yang dilakukan Beomgyu.

"Ini nih belanjaan nya gimana, jangan hp mulu." rutuk Beomgyu.

"ya mana gue tau,"

Beomgyu menyentil kening Ryujin, "engga ada gunanya lo disini,"

"emang, jadi gue balik aja ya?"

Ryujin sudah ingin berbalik sebelum tangannya dicekal oleh Beomgyu.

"Enak aja main pulang. Lo harus bantu gue preman," 

Ryujin memutarkan bola matanya malas. Bagaimana bisa ia berakhir disini bersama Beomgyu?

Kenapa tidak Yuna, Chaeryeong atau anak TxT saja yang disuruh berbelanja? Kenapa harus Ryujin? Harusnya saat ini ia tengah bersantai dan malas-malasan di atas kasur.

"Ini bahan buat barbaeque nya apa lagi Jin? Gue ngga tau anying." tanya Beomgyu kesal.

Ryujin menghela nafas berat, "yailah tinggal google kek. Punya otak dipake dikit makanya,"

Beomgyu merengut, namun ia tetap melakukan apa yang dikatakan Ryujin. Setelah mengetahui apa saja yang akan mereka beli. Keduanya langsung berjalan beriringan mencari bahan-bahan tersebut, masih dengan earphone yang setia menempel di telinga mereka.

"Lagian lo tuh cewek masa ngga bisa masak si? Nggavtau bahan-bahannya apa aja," tanya Beomgyu .

"Dih, bodoamat."

"Lo kan bakal jadi istri buat suami lo kelak, ya kali ngga bisa masak."

"Tinggal delivery gampang."

"Heh! Cowo tuh maunya punya istri yang bisa masak kali. Kalo gue juga pasti ogah dapet istri yang ngga bisa masak kayak lo,"

Ryujin menaikkan alisnya, "siapa juga yang mau jadi istri lo, ew."

Beomgyu mendengus mendengar jawaban Ryujin.

"Ini udah semua kan? Gue mau nyari cemilan," ucap Ryujin berbelok menuju jejeran rak berisi beragam jenis makanan ringan.

"Jangan jauh-jauh dih, ketarik ini earphone nya copot." gerutu Beomgyu memasang kembali earphone pada telinganya.

Beomgyu berjalan cepat agar dapat menyamakan langkah kakinya dengan Ryujin. Tangan kirinya ia gunakan untuk merangkul bahu Ryujin.

"Harus deket-deket sama aa biar ngga ilang neng,"

Ryujin menghembuskan nafasnya— berulang kali menepis tangan Beomgyu yang sialnya masih saja merangkulnya.

Sementara itu tidak jauh dari keberadaan mereka. Hyunjin yang tadinya ingin ke kasir setelah mengambil apa yang ingin ia beli— mengurungkan niatnya.

Hyunjin sedikit menggeser posisinya di ujung rak agar tak terlihat oleh keduanya. Matanya tak pernah lepas mengamati Beomgyu dan Ryujin.

Meskipun ia dapat melihat dengan jelas bahwa Ryujin terlihat kesal, hatinya tetap cemburu melihat bagaimana Beomgyu menggoda dan memperlakukan Ryujin.

Wajahnya kini berubah menjadi datar. Ryujin itu miliknya, kenapa lancang sekali Beomgyu menyentuh Ryujin? Ck.

"Jin kok lama sih? Felix udah ngomel-ngomel tuh nungguin lo."

Hyunjin terperangah, ia berbalik menatap gadis pendek dengan paras rupawan didepannya.

"Sorry-sorry, gue lupa rak nya dimana jadi gue keliling dulu nyarinya." alibi Hyunjin.

"Kamu kok disini?"

Keduanya menoleh ke sumber suara.

"Katanya ada perlu sama felix?" Tanya Ryujin yang tiba-tiba ada disamping mereka.

"Eh? Iya kok ada perlu cuman mampir ke sini dulu buat beli cemilan. Kamu sendiri ngapain disini? Sama Beomgyu?" Tanya Hyunjin tersenyum pada Beomgyu bermaksud menyapanya.

"Lagi belanja aja si ini, bareng Soobin sama Lia juga kok bro. Terus nih cewe lo katanya kayak denger suara lo, yaudah deh di samperin eh ternyata beneran lo" jawab Beomgyu.

Hyunjin menganggukan kepalanya mengerti.

"Siapa Jin?" Tanya cewek disampingnya yang kebingungan

Sadar ia belum mengenalkan orang disampingnya pada Ryujin dan Beomgyu, Hyunjin tersenyum sembari mengacak rambut Ryujin.

"Kenalin Ji, ini Ryujin"

Cewe disamping nya membulatkan bibirnya, "ohh pacarnya Hyunjin ya? Salam kenal ya gue Heejin."

"Kalo ini?" Tanya cewe bernama Heejin tersebut menatap Beomgyu.

"Beomgyu, temennya mereka berdua." jawab Beomgyu menyunggingkan senyumnya.

"Eji ngga mau beli apa gitu? Nanti unjin yang beliin deh." tutur Hyunjin menatap Heejin.

Heejin mengernyit, kenapa tiba-tiba Hyunjin memanggilnya dengan nama kesayangan mereka dulu?

"Ngga ada si," gumam Heejin masih heran.

"Lo temennya Hyunjin di London?" tanya Ryujin.

"Sebenernya dia mantan aku di London, lagi ikut felix main ke Indonesia." jawab Hyunjin membuat bibir Heejin terkatup kembali.

Ryujin membulatkan bibirnya dan mengangguk kecil.

"Nih Eji tolong bayarin di kasir ya, ntar aku nyusul." titah Hyunjin memberikan keranjang belanjanya pada Heejin.

Heejin mengangguk lucu masih heran dengan perubahan sikap Hyunjin.

Hyunjin yang melihatnya tertawa kecil, tangannya menepuk-nepuk pucuk kepala Heejin.

"Dah sanaz"

Beomgyu yang melihat kejadian didepannya— menoleh pada Ryujin. Namun diluar dugaan, Ryujin tampak biasa saja dengan bibirnya yang sesekali bergumam menyanyikan lagu yang mereka dengar.

Seolah adegan didepannya tadi bukan apa-apa. Sangat diluar dugaan Beomgyu.

Hyunjin berdehem membuat atensi Ryujin dan Beomgyu menatapnya.

Hyunjin menarik sudut bibirnya, "kita bisa kan ngobrol sebentar?"

Ryujin mengangguk, melepaskan earphone yang terpasang ditelinga kanannya dan memberikannya pada Beomgyu.

"Lo duluan aja, ntar gue nyusul. Tunggu di mobil,"

Merasa sadar mereka membutuhkan privasi untuk bicara, Beomgyu hanya mengangguk dan beranjak meninggalkan keduanya.

Sebenernya ia berat hati tak ingin meninggalkan Ryujin hanya berdua dengan Hyunjin. Tapi mau bagaimana lagi? Nyatanya mereka memang sepasang kekasih.

Penasaran, Beomgyu melirik pada Ryujin dan Hyunjin. Matanya menangkap Hyunjin yang tengah berbicara dan tersenyum remeh menatap Ryujin.

Beomgyu mengernyitkan dahinya, mereka bertengkar?





Soobin's ex

Hyunjin's ex

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

1M 83.8K 29
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
33.7K 4.1K 44
(Belum revisi) Kelas yang isinya orang-orang random semua ⚠️Banyak kata-kata toxic Rank : #4 Winter (02-12-2022) #2 Chaeryeong (04-12-2022) #1 01Li...
455K 45.9K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
71.8K 9.6K 10
» before you read this book. assure there is nothing behind you. lowercase as always. dikutip dari ; situs creepy pasta dan urban legend indonesia. ...