Neo City : The Game Is Called...

By jeongharuu

176K 25.2K 3K

book 2 dari Neo City: Unexpected Phenomenon Kelanjutan dari petualangan para anggota tim NCT yang memiliki ke... More

introduce
introduce(2)
Lv.00 : End to Start
Lv. 01 : Kehidupan yang Tenang(1)
Lv. 02 : Kehidupan yang tenang(2)
Lv. 03 : Kehidupan yang Tenang (3)
Lv 04. Kehidupan yang Tenang (4)
Lv.05 : Kehidupan yang Tenang (5)
Lv. 06 : Kehidupan yang tenang(6)
LV. 08 : Terusik (2)
Lv.09 : Terusik (3)
Lv. 10 : Terusik (4)
Lv. 11 : Solusi
Lv. 12 : Solusi (2)
Lv.13 : Solusi (3)
Lv. 14 : Solusi (4)
Lv. 15 : Diskusi
Lv. 16 : Diskusi (2)
Lv. 17 : Diskusi (3)
Lv. 18 : Persiapan
Lv. 19 : Misi Dimulai
Lv.20 : Misi Dimulai (2)
Lv. 21 : Memasuki Game
Lv. 22 : Berkemah di gua kelelawar
Lv. 23 : Berkemah di Gua kelelawar (2)
Lv. 24 : Melanjutkan Perjalanan
Lv. 25 : Desa Kelahiran Kembali
Lv. 26 : Berusaha untuk Mengingat
Lv. 27 : Rencana Selanjutnya
Lv. 28 : Berusaha untuk Mengingat (2)
Lv. 29 : Berpisah
Lv. 30 : Berpisah (2)
Lv. 31 : Berpisah (3)
Lv. 32 : Berpisah(4)
Lv. 33 : Merindukanmu
Lv. 34 : Merindukanmu(2)
Sembilan Putra Dewa
Lv. 35 : Leveling (1)
Lv. 36 : Leveling (2)
Lv. 37 : Leveling (3)
Lv. 38 : leveling (4)
Lv. 39 : leveling (5)
Lv. 40 : Leveling (6)
Lv. 41. Leveling (7)
Lv. 42 : Kerusuhan
Lv. 43 : Bertemu Kembali
Lv. 44 : The Truth
Lv. 45 : Bimbang

Lv. 07 : Terusik

4.5K 713 56
By jeongharuu

Aku bek dengan bermodal hotspot :)

=======

Ketika mereka tengah asyik mengobrol, mata Jaemin tanpa sengaja menangkap sosok sepupunya sedang bersama seseorang. Tanpa sadar, keningnya berkerut dan Jeno memperhatikan perubahan ekspresinya. Pemuda itu mengikuti arah pandang Jaemin dan terkejut.

"Haechan? Sedang bersama siapa dia?" ujar Jeno tanpa sadar.

Jaemin yang kebetulan mendengarnya langsung menatap Jeno, "kau mengenal orang itu?? Apa hubunganmu dengannya?"

"Dia saudaraku." jawab Jeno, ia heran kenapa Jaemin menanyakan hal ini. "Ada apa?"

Tanpa berniat menjawab pertanyaan Jeno, ia berkata. "Ikut aku!" Jaemin berdiri dan menarik tangan Jeno menuju sepupunya yang berada di bangku taman dekat kafe yang mereka kunjungi.

Jeno menatap tangannya yang digenggam Jaemin, entah kenapa hatinya terasa gatal dan ingin berada dekat dengan Jaemin seolah ada sesuatu yang tak kasat mata mengikatnya dengan si pemuda periang itu.

"Mark!! Apa yang kau lakukan disini?!" pekik Jaemin setelah ia sampai di hadapan sepupunya.

Mark langsung menengok kearah Jaemin, wajahnya menunjukkan ekspresi terkejut walau samar.

"Haechan?" ujar Jeno saat mendapati kembarannya sendiri. "Kupikir kau ada di rumah sakit, tapi ternyata disini.. Syukurlah kalau kau mau merefresh pikiran mu sebentar."

Jaemin menatap Jeno terkejut,"kau kenal dokter ini?!"

Jeno mengangguk pelan, "dia adalah saudaraku."

"Oh gosh!" Jaemin langsung duduk diantara Mark dan Haechan, hal ini membuat Mark berdecak kesal.

"Apa yang kau lakukan?!" Mark mendelik tajam.

"Memisahkan kalian berdua! Kau tidak boleh dekat-dekat dengan dokter baik ini!" jawab Jaemin acuh tak acuh.

Jeno menaikkan alisnya bingung, apa yang sebenarnya terjadi?

"Apa urusanmu?!" Mark terlihat kesal karena Jaemin yang tiba-tiba datang dan mengacaukan 'kencannya'.

"Aku tidak mau kau melakukan hal yang aneh-aneh pada dokter cantik ini kau itu seperti seorang paman paruh baya yang membutuhkan sugar baby." ucapan Jaemin berhasil membuat Jeno hampir tertawa, dia memalingkan wajahnya dan menutupi mulutnya dengan tangan.

"Sialan kau Na Jaemin!!" Mark memelototi sepupunya dengan penuh kebencian.

Sebelum dia bisa memukul Jaemin, suara ponsel milik Haechan menginterupsi mereka. Tiga orang itu langsung menatap Haechan yang mengangkat panggilan telepon.

"Halo?"

"Haechan  ini gawat!! Banyak orang yang tak sadarkan diri setelah bermain game!!" suara Jungwoo terdengar dari seberang panggilan.

"A-apa?! Bagaimana bisa?? Apa yang terjadi??"

Tiga orang lainnya langsung saling menatap saat mendengar suara panik dari panggilan tersebut.

"Entahlah, aku juga tidak mengerti. Tapi sejak pagi banyak pasien yang dibawa kesini dengan keadaan seperti itu!!"

"Aku akan segera kembali..." Haechan menutup panggilan dan menatap tiga orang yang sedari tadi menyimak.

"Chan, ada apa?" tanya Jeno, alisnya terangkat bingung.

"Jen, banyak orang yang tiba-tiba tidak sadarkan diri dilarikan ke rumah sakit!! Gejalanya sangat aneh, kita harus kembali!" jawab Haechan, raut ketengangan yang biasanya ada kini hilang digantikan dengan kepanikan.

"Biar kuantar kalian, ayo!" sela Mark.

"Aku ikut!" seru Jaemin.

Dua orang itu mengangguk, lalu berjalan cepat meninggalkan taman menuju mobil Mark. Dalam perjalanan, tak ada satupun dari mereka yang memulai pembicaraan. Semuanya sibuk memikirkan tentang apa yang terjadi, dan tidak ada waktu untuk mengobrol.

Karena Mark mengendarai kendaraannya dengan kecepatan tinggi, mereka sampai dalam waktu lima menit. Haechan langsung keluar dan berlari ke dalam rumah sakit.

"Haechan tunggu!!" Jeno mengejar.

Mark dan Jaemin saling lirik, lalu mengikuti dua orang sebelumnya. Mungkin karena Mark terbiasa untuk berlari, ia dengan mudah menyusul Haechan yang hampir tertabrak kursi roda yang dibawa perawat. Untungnya Mark langsung menarik Haechan dan langsung membentur dada bidangnya, tangan kanannya berada di pinggang sang dokter muda.

"Tenanglah, semua ini tidak akan selesai jika kau panik meskipun kau dokter terhebat di dunia." ujar Mark sambil menunduk untuk menatap Haechan yang lebih pendek darinya.

Semenit kemudian Jeno dan Jaemin berhasil menyusul mereka, keduanya tampak terengah-engah. Terutama Jaemin, ia bahkan mengutuk sepupunya itu dengan keras.

"Sialan kau Mark! Kenapa kau meninggalkanku hah?!" ujarnya.

"Apa kalian baik-baik saja?" tanya Jeno.

Mark menatapnya, "ya, walaupun saudaramu tadi hampir tertabrak kursi roda yang dibawa perawat."

"Syukurlah.." Jeno menghela nafas lega.

Sementara itu Haechan terus menunduk untuk menghindari menatap wajah Mark, ia malu. Dan hal yang paling buruk adalah... Tangan Mark yang masih di pinggangnya!!

Wajah Haechan langsung bersemu, ia semakin menundukan kepalanya dan berusaha melepaskan tangan Mark dari pinggangnya.

"Ayo, kita harus cepat!!" ujar Jeno membuyarkan kecanggungan diantara mereka.

Mark, Haechan dan Jaemin mengangguk lalu kembali berjalan cepat menuju ruang rawat tempat para pasien ditangani. Saat sampai disana, seorang perawat langsung memberikan jas kedokteran milik Haechan.

Mereka memasuki ruangan dan terkejut saat melihat banyaknya pasien yang tak sadarkan diri dengan kacamata hologram yang masih terpasang.

"Kenapa kacamatanya tidak dilepas?" tanya Mark yang tak tahan melihat pemandangan aneh dihadapannya.

Suster itu hanya menatap Haechan ragu sebelum dia menjawab, "kacamata itu menempel, tidak bisa dilepas. Kami sudah berusaha untuk melepasnya sebelum kalian tiba, namun ini sia-sia. Jadi...dibawah perintah Dr. Kim kami membiarkannya seperti ini sampai Dr. Lee tiba." jelasnya.

"Bagaimana dengan detak jantung pasien?" tanya Haechan, ia langsung berjalan ke sisi ranjang salah satu pasien dan mengecek keadaannya.

"Detak jantung mereka normal tanpa adanya indikasi peningkatan ataupun penurunan frekuensi detak jantung." jawab seseorang yang tiba-tiba datang.

"Jungwoo hyung.." sapa Haechan.

Jungwoo mengangguk pelan, "aku sudah memeriksa mereka semua, namun tidak ada hal aneh yang terjadi selain dari kesadaran mereka yang menghilang tiba-tiba dan kacamata yang tidak bisa dilepas." ia menjelaskan.

Tiba-tiba ponsel Mark bergetar, sebuah panggilan masuk ke ponselnya.

"Halo?"

"Mark, kembali ke markas. Ada yang harus kita diskusikan."

"Ya, aku akan tiba dalam sepuluh menit."

Setelah itu ia mematikan panggilan dan pamit undur diri.

"Maaf, aku harus pergi. Ada yang harus kulakukan, Dr. Lee aku pamit." ia tersenyum pada Haechan dan mengangguk pada Jeno dan Jungwoo lalu keluar dari ruangan.

Mark berjalan cepat menuju parkiran rumah sakit tempat mobilnya berada, lalu mengendarainya menuju gedung militer yang terletak di sebelah Utara dari lokasi rumah sakit.

Beruntung karena lalu lintas hari itu sedang lengang, ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Dan tiba tepat waktu. Ia turun dari mobilnya dan berjalan ke ruang konferensi untuk membahas masalah yang atasannya maksud, disana sekitar lima belas orang duduk rapi di kursi masing-masing dengan seorang pria berwajah datar memimpin.

Mereka tampak serius mendiskusikan sesuatu yang samar-samar bisa ia tebak. Hilangnya kesadaran setiap orang yang bermain game holografik.

Mark duduk di kursinya, setelah itu suasana menjadi sunyi senyap hanya menyisakan suara mesin AC yang menyala.

"Jadi? Apa yang sebenarnya terjadi di kota ini?" tanya Mark memulai diskusi.

To be continued

=====

Duhh telat lagi :(

Pengumuman :

Karena buku 1 mau dibukukan, jadi aku unpub beberapa chapter yang season 1 nya. Untuk kalian yang mau ikut PO tunggu ya, dan ceritanya gak diubah cuma ada beberapa part yang gak ada di wattpad ada di novelnya :)

Continue Reading

You'll Also Like

278K 28.6K 129
seorang gadis bernama (name) berparas cantik serta memiliki otak yang pintar. rambut bewarna surai platina yang diikat oleh dua pita bewarna merah se...
288K 29.1K 73
Novel ini bukan karya saya. THIS STORY AND NOVEL Isn't Mine I DO NOT CLAIM ANY RIGHTS SELURUH KREDIT CERITA NOVEL INI MUTLAK MILIK AUTHOR (PENGARANG...
5.1M 541K 54
Dia Cessie Bernadet, gadis yang entah mengapa membenci tokoh protagonis di semua novel. Dia si pembela garis keras tokoh antagonis. Namun bagaimana...
152K 21.7K 54
Setelah kelompok Cale hidup bahagia dan bebas dari para pemburu. Mereka pergi satu persatu karna umur mereka. Cale yang sudah memperkirakan meski dia...