Tensei Shitara Kami ni Natta?!

By renchon_id

13.8K 1.8K 587

2019 Ilhamk-ren the 2nd Project. [HIATUS] **Sipnosis** Mati ... ya, itu yang aku alami. Aku percaya bahwa set... More

Chapter 01 - Permulaan
Chapter 02 - Persiapan
Chapter 03 - Perjalanan Baru
Chapter 05 - Senyuman
Chapter 06 - Desa Setengah Manusia
Chapter 07 - Pemimpin Baru Desa Setengah Manusia
Chapter 08 - Terbukanya Kotak Pandora
Chapter 09 - Tujuan Utamaku
Chapter 10 - Langkah Awal
Chapter 11 - Terbentuknya Sumpah Suci
Chapter 12 - Pertandingan Dengan Raja Arcadia
Chapter 13 - Pengganti Sementara Raja
Chapter 14 - Perjalanan Menuju Kerajaan Cursedia
Chapter 15 - Yuka dan Yuki
Chapter 16 - Bandit
Chapter 17 - Mencari Penginapan
Chapter 18 - Perencanaan
Chapter 19 - Astral Lake
Chapter 20 - Pedang Suci Empress
Chapter 21 - Rencana Menaklukkan Cursedia
Chapter 22 - Pengganggu Dari Seventh Republic
Chapter 23 - Petualang

Chapter 04 - Pertemuan Dengan Sang Naga

1K 146 12
By renchon_id

Sesampainya di Kerajaan Ignisia.

Aku, Arisa dan Ai, berjalan menyusuri kota untuk mencari penginapan. Dan selama perjalanan itu, pemandangan yang kami lalui benar-benar sangat memprihatinkan.

Kekeringan, kelaparan dan wabah penyakit. Ya, itulah yang pertama kali kupikirkan saat melihat para penduduk Ignisia.

Tak lama kami berjalan, sampailah kami di sebuah penginapan yang terletak di ibu kota Ignisia. Karena kondisi penginapan ini yang tidak begitu buruk, aku memutuskan untuk memasuki penginapan tersebut dan membuka pintunya.

*SRRRTT!*

"Selamat datang."

Tepat setelah kami bertiga masuk, kami disambut oleh seorang gadis cantik yang terlihat anggun, ia mengajak kami untuk menuju ke tempat reservasi atau pemesanan kamar.

"Aku adalah pemilik penginapan Silver Chop ini, namaku Chell. Senang bertemu denganmu!"

Heeh, gadis yang masih muda seperti dia sudah menjadi pemilik penginapan? Hebat.

"Namaku, Jun ... gadis yang ada di sebelah kiriku bernama Ai dan yang di kanan bernama Arisa. Senang bertemu denganmu juga Chell, apa kami bisa memesan kamar dengan tiga tempat tidur?"

Chell mengambil sebuah kunci dari dalam meja yang ada di belakangnya.

"Tentu bisa, berapa lama kamu akan menginap, Jun?"

Aku tidak ingin menghabiskan banyak waktu di sini, masih banyak hal yang ingin kupastikan.

"Sepertinya aku akan menginap selama tiga hari. Tidak masalah'kan?"

"Tentu tidak, malah aku senang bisa bertemu dengan orang baru. Totalnya menjadi dua silver, bagaimana?"

Aku mengepal tangan kananku yang berada di samping pinggulku.

Dua silver ya? Baiklah, mari kita gunakan cara yang biasa. Ayolah kekuatan ilahi, fokus! Bayangkan wujud koinnya seperti yang ditunjukkan Ai padaku sebelumnya ... wujud!

Aku merasakan sensasi dua keping logam muncul di dalam kepalan tangan kananku.

Huft ... syukurlah, sepertinya menciptakan uang itu hal yang mudah. Padahal, di duniaku sebelumnya, aku harus menjadi budak perusahaan selama satu bulan penuh untuk mendapatkan uang, tapi di sini, aku bisa mendapatkan uang layaknya menjetikkan jari. Sangat ironis.

"Ini uangnya, Chell."

Aku memberikan dua keping silver itu kepadanya.

"Ok, aku terima. Baiklah, ayo akan aku antar kalian ke kamar yang sudah kusediakan di lantai dua."

Chell mengantar kami ke atas, hingga akhirnya kami sampai di depan pintu kamar yang kupesan.

"Kita sampai, ini dia kamarnya. Kalau ada yang di butuhkan datang saja ke bawah, aku selalu ada untuk membantu."

"Ok, aku mengerti. Terima kasih."

"Dan ini kunci kamarnya, semoga hari kalian bertiga menyenangkan."

Chell memberikan kunci kamarnya padaku, lalu ia pergi meninggalkan kami.

Aku, Arisa dan Ai memasuki kamar tersebut sambil melihat sekeliling.

Ini lumayan, ada sebuah jendela, tiga kasur, satu meja dan satu kamar mandi. Ya, setidaknya untuk sementara, ini tidak buruk. Bagus malah!

Setelah melihat sekeliling, tiba-tiba Arisa dan Ai berlutut di hadapanku.

"Tuan, apa tidak masalah bagimu untuk tinggal di tempat seperti ini? Jika Tuan menginginkan, aku dan Arisa bisa mencarikan tempat tinggal yang jauh lebih baik untukmu."

Dengan wajahnya yang khawatir, Ai melihat ke arahku.

"Yoisho."

Aku duduk di kasur yang berada di hadapan Arisa dan Ai, lalu tersenyum sambil melihat mereka.

"Terima kasih ya, Arisa, Ai. Tapi, sebelum itu aku harus meminta maaf kepada kalian."

Karena kebingungan, Ai sedikit memiringkan kepalanya.

"Meminta maaf? Untuk apa Tuan?"

Aku menaruh tanganku di atas kepala Arisa dan Ai. "Tentunya, meminta maaf karena aku tidak bisa memberikan tempat tinggal yang layak untuk kalian berdua. Selagi aku mengurus masalah yang sedang terjadi di Ignisia ini, untuk sementara kita harus tinggal di sini. Jadi ... maafkan aku ya Arisa, Ai."

Mendengar itu, serentak Arisa dan Ai langsung berdiri.

"Tuan tidak perlu meminta maaf!" ujar Ai.

Dengan wajahnya yang serius Arisa mendekatiku.

"Ya! Ini sama sekali bukan salah Tuan, di manapun tuan berada, kami akan selalu ada untukmu. Bila Tuan kesulitan kami akan membantu, bila Tuan membutuhkan, kami akan datang dan bahkan, bila Tuan tidak menginginkan keberadaan kami, kami akan pergi dan menghilang dari hadapanmu." ujar Arisa sambil mengepal kedua tangannya dengan sangat kuat.

"Terima kasih, Arisa, Ai. Dan satu hal lagi, jangan pernah berkata bila aku tidak menginginkan keberadaan kalian, kalian akan pergi dan menghilang dari hadapanku. Aku tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi, itu terlalu menyakitkan untukku."

Aku berdiri dari kasur yang kududuki, aku mendekati mereka, lalu memegang tangan Arisa dan Ai.

"Aku hanya akan mengatakan ini sekali, jadi dengarkan baik-baik."

" ... "

Dengan serius aku menatap mereka.

"Aku menginginkan kalian, aku ingin kalian selalu ada di sisiku, jadilah kedua tanganku. Karena itu, tetaplah berada di sisiku, Arisa, Ai."

Sambil memegang tangan Arisa dan Ai, aku mengatakan itu.

HUWAA! A-APA YANG BARUSAN KUKATAKAN?! TIDAKK! AKU MALU SEKALI! WAJAHKU PANAS! AHHKK!

Arisa dan Ai menganggukkan kepalanya dengan wajah mereka yang sedikit memerah. "Umm ... "

Tapi, aku bersyukur bisa mengatakan itu. Aku yang tidak ingin kehilangan mereka adalah benar faktanya. Jadi, no problem!

"Baiklah, untuk merubah suasana, aku ingin mencari sesuatu yang menarik di sekitar sini, apa kalian memiliki saran?"

"Di jarak 120 Kilometer dari posisi kita saat ini, ada sebuah pertarungan sengit yang sedang terjadi antara pasukan kerajaan dan sebuah naga legendaris. Apa Tuan tertarik?" balas Ai.

Naga? Tadi ... Ai bilang naga, naga itu? Dragon maksudnya kan? Yang bisa ngeluarin api dari mulut itu? Yang sering muncul dalam Light Novel sebagai hewan sakral itu? Serius? Ada naga di dunia ini?! Woahh!! Sejak kecil aku bercita-cita untuk memelihara seekor naga!

"120 Kilometer ya? Baiklah, ayo!"

Dengan penuh semangat aku langsung mengacungkan jempolku sambil mengambil posisi untuk pergi.

"Baik, Tuan."

Arisa dan Ai menganggukkan kepalanya.

Apa sebaiknya aku gunakan sihir teleportasi saja ya? Tapi aku masih belum begitu menguasai caranya mendarat atau teleport ke tempat yang aku inginkan dengan akurat. Takutnya nanti salah koordinat dan enggak sengaja malah muncul di tempat yang banyak orangnya, kan ribet pasti.

Dengan memasang wajah polos yang tak berdosa, aku melihat ke arah Arisa dan Ai.

"Arisa, Ai, apa kalian bisa menggunakan sihir teleportasi?"

"Ya, kami bisa Tuan, Kami bisa menggunakan seluruh sihir hingga tingkat ke 6 tahap 7." jawab Ai.

He? Serius? Seluruh sihir hingga tingkat ke 6 tahap 7?! Sepertinya, kalau mereka mau. Menghancurkan empat atau lima negara sekaligus itu adalah hal yang mudah baginya.

"Bisa kamu gunakan sihir teleportasimu, Ai? Tolong pindahkan kita bertiga ke dekat posisi di mana naga itu berada, kalau bisa, tolong jangan sampai ada orang yang melihat kita ya."

"Baik, Tuan."

Ai berdiri di antara aku dan Arisa.

"Aktivasi rangkaian mantra sihir teleportasi, eksekusi."

Dengan cepat muncul sebuah lingkaran sihir berwarna biru di bawah kaki kami. Lingkaran itu perlahan naik dan mengikis tubuh kami, hingga akhirnya seluruh tubuh kami lenyap tanpa sisa.

•××ו

Di sebuah pedalaman hutan.

Tubuh kami pun muncul dengan cara yang hampir sama seperti saat kami pergi ke sini, sedikit demi sedikit tubuh kami muncul diikuti oleh lingkaran sihir yang turun secara perlahan dari atas ke bawah.

Hingga akhirnya, seluruh tubuh kami muncul seutuhnya.

Hee ... cara kerja sihir teleportasi yang Ai lakukan sedikit berbeda dengan yang kulakukan sebelumnya. Tapi tak apa, yang penting kita bisa sampai dengan selamat.

Sihir teleportasi tadi membawa kita bertiga ke dalam sebuah hutan yang sangat misterius.

"Tuan, kita hanya perlu berjalan lurus dari sini, jika kita mengikuti jalan ini nanti kita akan sampai di tempat naga itu berada."

Ai melihatku sambil menunjuk ke depan.

"Baiklah, ayo kita ke sana." balasku.

Tidak perlu memakan waktu yang lama, kita hanya perlu berjalan lurus sesuai dengan perkataan Ai dan di sana adalah ujung dari hutan ini. Terlihat sebuah naga besar berwarna hitam yang sedang berdiri di dekat tebing.

Jadi, di akhir hutan ini ada sebuah tebing ya? Lalu, apa yang naga itu lakukan di sana?

Setelah di perhatikan lagi, di hadapan naga itu ada seorang gadis sedang terduduk lemas dengan tubuhnya yang penuh luka dan berlumuran darah. Di sekitarnya terdapat ratusan pasukan kerajaan yang sudah di bantai habis dengan sangat keji oleh sang naga.

Niatku datang ke sini, adalah untuk melihat seekor naga dan merubah suasana. Tapi, apa ini? Kenapa naga itu membantai seluruh pasukan kerajaan? Tidak, tunggu dulu. Tidak mungkin seekor naga bisa asal membunuh manusia tanpa alasan yang jelas, naga adalah makhluk suci yang memiliki akal dan pikiran. Pasti ada penjelasan di balik ini.

"Aku akan pergi ke sana untuk menyelamatkan gadis itu, bila aku sudah memberikan tanda seranglah Naga itu, tapi ingat, jangan sampai membunuhnya."

"Baik, Tuan."

•××ו

POV Gadis - Point Of View. (Sudut pandang gadis)

"Uhuk! ... apa aku akan mati di sini?"

Tubuhku sudah di ambang batas, aku sudah tidak bisa bergerak lagi, penglihatanku juga sudah mulai kabur.

Aku melihat ke arah naga yang ada di hadapanku, naga itu mengangkat ekornya yang sangat besar dan bersiap untuk menyerangku.

Sepertinya aku akan mati akibat kebodohanku sendiri. Bila aku masih diberikan kesempatan untuk hidup, aku berjanji, aku berjanji akan melakukan semuanya dengan lebih baik lagi.

*ROARRR!!!*

Naga itu mengaung dengan sangat keras! Dan dengan sangat cepat, naga itu mengayunkan ekornya ke arahku!

Hanya sampai di sini ya? Huft ... andai saja ada seorang pahlawan yang tiba-tiba muncul dan menyelamatkanku. Pasti, aku akan menjadi wanita yang paling beruntung di dunia ini. Meski hal itu tidak akan mungkin terjadi padaku.

Aku menutup mataku dan hanya bisa pasrah atas situasi yang terjadi padaku saat ini. Tapi, di saat-saat terakhir, hatiku berteriak dengan sangat keras.

TOLONG AKU!

*ROARRR!!!*

Di saat ekor naga itu sudah mau mengenaiku, tiba-tiba terdengar suara aungan naga yang sangat keras!

Mendengar aungan itu, perlahan aku membuka mataku.

"Eh?"

Di hadapanku ada seorang pria berkulit putih dengan rambut, mata dan pakaiannya yang serba hitam berdiri di hadapanku.

"Si-Siapa kamu?" tanyaku.

Pria itu melihat ke arahku, lalu ia memberikan senyuman yang sangat hangat kepadaku. Naga itu terus mengaung, seperti sedang menahan rasa sakit.

Aku melihat sekitar dan terkejut bukan main.

I-Itu kan?! Ekor naga kegelapan? Putus? Ekornya putus?! Jangan-jangan pria ini yang sudah melakukannya?! Sebenarnya, siapa dia?

Ekor naga kegelapan tergeletak di bawah kaki pria itu, aku hanya bisa terdiam dan menahan rasa sakit yang menyerang seluruh tubuhku.

•××ו

POV Sakamaki Jun - Point Of View. (Sudut Pandang Sakamaki Jun)

Aku berjalan mendekati naga itu dan saat naga itu mulai mengayunkan ekornya ke arah gadis yang terduduk lemas di hadapannya.

"Quick Move."

Dengan sangat cepat tubuhku berpindah tempat ke posisi di antara si gadis dan sang naga. Aku langsung melihat ke arah ekor naga itu dan menaruh titik fokus di sana.

"Putus."

*ROARRR!!!*

Dalam sekejap, ekor naga itu langsung terputus dengan sangat rapih bersamaan dengan perkataanku.

Karena rasa sakit yang dirasakannya, Naga itu mengaung dengan sangat keras.

Sepertinya aku masih belum terlambat, syukurlah.

"Si-Siapa kamu?" tanya gadis itu kepadaku.

Aku menoleh dan memberikan senyuman kepadanya. Aku takut kalau tiba-tiba naga itu menyerang lagi.

Sepertinya sudah cukup.

Aku menjentikkan jari untuk memberikan isyarat pada Arisa dan Ai. Bersamaan dengan jentikkan jariku, Arisa dan Ai muncul di hadapanku.

"Bisa kalian tolong gadis ini? Biar aku yang mengurus Naganya."

"Dimengerti, Tuan."

Mereka menundukkan kepalanya padaku, lalu langsung pergi untuk memberikan pertolongan pertama pada Gadis itu.

Baiklah, terus? Sekarang gimana? Duel satu lawan satu sama naga? Adu suit aja kali ya biar aman, pfft! Mana mungkin coba? Hmm ... ya sudahlah, ikuti alur cerita saja.

Naga itu mengaung dengan sangat keras, disaat naga itu berlari dan ingin menyerangku, aku mengarahkan tanganku ke arahnya untuk mengisyaratkan stop.

Dan entah kenapa naga itu berhenti.

Woh, bagus! Dia mengerti maksudku!

Aku mendekati naga itu, "Maafkan aku Naga, maaf karena aku sudah membuat ekormu putus. Aku hanya tidak tega melihat seorang gadis yang sedang terluka diserang olehmu. Sekali lagi maafkan aku ya."

Aku meminta maaf  sambil menundukkan kepalaku.

"He?" balas naga itu.

"He? ... eh? Bisa bicara? Kamu bisa bicara?! Woahh!! Kerennn!!"

Aku benar-benar terkejut melihat naga yang bisa berbicara secara langsung seperti ini!

"Iya, dari dulu'kan naga memang bisa berbicara. Memangnya kamu tidak tahu?"

Aku berjalan mendekati Naga itu sambil membawa ekornya yang sudah putus.

"Oh iya, namaku Sakamaki Jun, senang bertemu denganmu Naga. Aku tahu tapi, ini pertama kali aku melihatnya secara langsung dan itu benar-benar keren!"

Dengan wajah yang sangat terpesona aku melihat ke arah Naga itu.

Aku memegang ekor naga itu, lalu kuhubungkan dan kupulihkan kembali ekor sang Naga yang sudah kuputuskan tadi hingga kembali seperti semula.

"Selesai, maaf ya, Naga. Aku benar-benar minta maaf."

"Oh? Ekorku kembali!"

Naga itu terkejut melihat ekornya yang sudah kembali dan dia sedikit tersenyum melihatku.

"Apa aku boleh bertanya satu hal padamu, Naga?"

"Silahkan, selama aku bisa menjawabnya, pasti akan kujawab."

Dilihat bagaimana pun, sepertinya dia ini naga yang baik, tapi kenapa dia bisa sampai menyerang manusia seperti ini? Sebaiknya kutanyakan langsung.

"Kenapa kamu menyerang mereka? Naga."

"Sebenarnya ... "

...

Dari penjelasan sang naga, ada beberapa orang berpakaian kesatria, yang sama persis dengan pakaian para pasukan yang ada di sini.

Saat sang naga sedang beristirahat, alias tidur siang di dalam sarangnya, sarang yang sudah ia buat susah payah, tiba-tiba sarang itu meledak dengan sangat hebat! Bahkan sang naga pun juga mengalami luka yang cukup serius di bagian sayap dan kakinya. Sarang sang naga itu hancur berkeping-keping tanpa sisa.

Sang naga yang sudah sangat marah itu pergi untuk mencari orang yang memakai seragam kesatria. Dan akhirnya sang naga menemukannya, lalu tanpa pandang bulu sang naga itu menyerang mereka, untuk meluapkan rasa kesalnya.

Dan semua pasukan yang tergeletak inilah, termasuk si gadis. Yang menjadi korbannya.

"Ternyata begitu, aku turut berduka, Naga. Aku akan berusaha melakukan sesuatu untuk membantumu."

Gadis yang terluka tadi berdiri, lalu berlari ke arah sang Naga.

"Maafkan aku! Ini pasti ulah dari salah satu prajuritku, kumohon maafkan aku!"

Gadis itu menundukkan kepalanya untuk meminta maaf dengan penuh rasa bersalah.

"Dariku juga, kumohon maafkanlah dia, Naga."

Aku tersenyum lembut menatap Naga itu, melihatku ... Naga itu menghela nafasnya.

"Huft, baiklah aku akan memaafkanmu, tapi dengan satu syarat. Kau anak muda, yang bisa memutus ekorku dengan mudah, jalinlah kontrak denganku dan jadilah Tuanku."

"Ehh?!"

Arisa, Ai dan juga si gadis yang berada di situ langsung terkejut mendengarnya.

Oi oi ... seharusnya kan aku yang bilang "Ehh?!" Kenapa jadi kalian coba?

"Sebelum aku menjawabnya aku ingin bertanya, kenapa aku?"

Naga itu tersenyum dan mendekatkan wajahnya padaku.

"Padahal, kalau kau mau, kau bisa membunuhku dengan mudah, tapi kau malah meminta maaf dan memulihkan ekorku. Aku bisa mengetahui kekuatan seseorang hanya dalam sekali lihat, aku sudah hidup ratusan tahun dan kaulah orang pertama yang bisa membuatku kagum bahkan sampai membuatku mengajukan kontrak seperti ini, ahaha!"

Naga ini sepertinya bukan naga yang jahat, jujur saja, menjalin kontrak dengannya pasti akan memberikan keuntungan yang sangat besar. Malah aku bertanya-tanya, ruginya di mana?

"Dari perkataanmu, aku menyimpulkan bahwa ini adalah pertama kalinya kamu melakukan kontrak ya? Sepertinya kamu tidak memiliki hubungan yang baik dengan umat manusia."

Naga itu mendekatkan wajahnya padaku.

Sang naga melihat mataku, "lya itu benar, kaulah manusia pertama yang kuakui. Bagaimana, apa kau mau menerima permintaanku?"

Melihat tatapannya, aku menganggukkan kepalaku.

"Ya, aku terima."

"Baiklah! Dengan ini, aku naga kegelapan bersumpah akan selalu setia serta menyatakan, bahwa Sakamaki Jun adalah pemilik seluruh jiwa dan ragaku, sekaligus Tuanku!" teriak sang naga diikuti aungan yang sangat keras.

*ROARRR!!!*
*BOOOSHH!!!*

Aura hitam pekat meledak dari tubuh sang naga hingga menutupi seluruh tubuhnya, hempasan auranya sungguh luar biasa dahsyat! Dan secara bersamaan, di tangan kiriku muncul sebuah lambang kecil berbentuk naga yang dalam sekejap langsung menghilang begitu saja.

Lalu ...

Tepat setelah gumpalan aura hitam pekat itu hilang, muncullah seorang gadis kecil berkulit putih dengan rambut hitam panjang dan matanya yang berwarna merah menyalah memakai gaun serba hitam.

"Tuaaan!" teriak gadis kecil itu sambil berlari ke arahku.

"Kamu, ini Naga ya?!"

Gadis kecil itu tersenyum dengan manisnya. "Umm ... ini aku, semoga kita bisa selalu bersama ya, Tuan Jun!"

"Eh?! Ehhh?!!"

Arisa, Ai dan juga si gadis yang ada di sana sangat terkejut melihatnya.

Dibilangin seharusnya aku yang terkejut begitu, bukan kalian. Entah kenapa di sekelilingku selalu saja ada gadis-gadis cantik yang bermunculan, apa ini karena aku mati dalam keadaan perjaka ya?! Huft ... ya sudahlah, tidak masalah.

"Tuan, bukankah sebaiknya kita segera kembali ke penginapan? Sebentar lagi jam makan siang." ucap Arisa.

"Oh? Baiklah, ayo kita kemba-tunggu. Kita baliknya gimana?"

Gawat, tadi kita'kan datang ke sini memakai sihir teleportasi, kalau hanya ada naga saja sih tidak masalah, tapi sekarang ada si Gadis ini, tidak mungkin kita menggunakan sihir tingkat legenda seperti itu di hadapannya. Bagaimana ini ...

*Gulp.*

Aku menelan ludahku.

Ini gawat karena terlalu banyak bergerak dan berpikir ... aku jadi lapar.

Continue Reading

You'll Also Like

166K 10.5K 19
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
3.6M 289K 63
Lunaria dalam bahasa bunga memiliki arti kejujuran, ketulusan, dan juga kemakmuran. Seperti arti namanya, ia menjalani hidupnya penuh ketulusan hingg...
121K 13.6K 15
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
598K 36.7K 63
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...