Chapter 22 - Pengganggu Dari Seventh Republic

116 7 20
                                    

"Tch!"

"Ahahaha! Matilah kalian semua! Dasar orang-orang bodoh!"

Dengan bangganya, pria itu tertawa layaknya kami sudah dikalahkan. Tapi sayangnya, dengan sigap, Ai langsung menjentikkan jarinya.

*Ctak!*

Bersamaan dengan jentikkan jarinya, sebuah pelindung tak kasat mata langsung menyelimuti tubuh kami.

Kilatan itu terus melesat ke arah kami, hingga akhirnya ...

*BOOM!*

Kilatan itu meledak tepat saat mengenai tubuh kami. Seluruh ruangan langsung diselimuti oleh asap tebal yang muncul akibat serangan itu.

"Ahahaha! Rasakan itu, bodoh!"

Dengan rasa percaya dirinya yang sangat tinggi dan nada bicaranya yang menjengkelkan itu, dia tersenyum mengejek kami.

Perlahan, asap yang memenuhi ruangan ini menyusut ... hingga akhirnya, seluruh asap itu menghilang. Seketika, ekpresi wajah pria itu berubah. Yang tadinya dia tertawa terbahak-bahak, ia langsung terdiam dengan wajahnya yang membatu.

"Mu-Mustahil ... tanpa luka? Mereka bisa menerima serangan sihir tingkat 4 tahap akhir secara langsung tanpa terluka sedikit pun?"

"Ha? Oi, ke mana tawamu tadi? Ayo, tertawa lagi."

Dengan nadanya yang provokatif dan menghina, Ai menatap rendah orang itu.

Aku sudah terlalu banyak menggunakan sihirku, sihirku sudah berada pada batasnya. Andai saja aku bisa kembali ke tubuhku asliku, aku bisa membantai mereka semua sekaligus dengan mudah.

Tubuh ini hanya mampu menampung seperempat dari seluruh kapasitas sihirku, memang sangat disayangkan, tapi sepertinya aku harus menyerahkan ini pada Ai.

Aku mendekatkan mulutku ke telinga Ai. "Ai, aku sudah tidak bisa menggunakan sihir tingkat tinggi lagi. Sisanya … tolong ya."

"Ah! Serahkan padaku. Kamu istirahat saja dulu, biar aku yang mengurusnya."

Mendengar itu, aku langsung duduk di salah satu kursi terdekat, lalu mengeluarkan makanan ringan dari ruang dimensi tempat penyimpanan barangku.

"Yoisho … cookie!"

*Suara mengunyah.*

•××ו

Ai POV - Point Of View. (Sudut pandang Ai.)

Istirahatlah Noel, kamu sudah melakukannya dengan sangat baik. Wajar saja, wujud manusiamu hanya mampu menampung seperempat dari seluruh kapasitas sihirmu. Terlebih, sihir yang kamu pakai rata-rata adalah sihir tingkat tinggi.

Sudah pasti, akan terkuras dengan cepat energi sihirnya.

Aku melihat ketiga pria yang ada di hadapanku.

"Aku tidak punya banyak waktu, aku ingin segera kembali ke sisi Tuanku. Karena itu, aku akan langsung mengakhiri ini."

Pria itu mengerutkan alisnya dan dengan wajah yang penuh amarah dia menatapku, perlahan … dia mengepal kedua tangannya dengan sangat amat kuat.

"Jangan besar kepala dulu, hanya karena kau bisa menghindari sihir tadi, bukan berarti kau bisa menang dari kami. Dan lagi … kenapa dia malah asik makan cemilan di sana coba?! Kalian mau mempermainkan kami ya?!" teriak pria itu sambil menunjuk Noel dengan jarinya.

Tensei Shitara Kami ni Natta?!Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora