Chapter 18 - Perencanaan

131 21 3
                                    

Setelah itu, kami memasuki Hutan Elf untuk bertemu dengan Iris.

Untungnya, luka bakar Noel sudah pulih. Efek dari Perfect Healing yang kugunakan tadi bekerja dengan baik dan sangat efektif, lukanya benar-benar menghilang tanpa jejak.

Noel itu gadis yang sangat cantik, kasihan sekali jika ada bekas luka bakar di tubuhnya yang indah itu. Aku ingin terus menjaganya dan melindunginya dengan segenap kekuatanku, tentunya aku juga tidak akan membiarkan luka gores sekecil apa pun begitu saja.

Aku melihat ke arah Noel yang sedang berjalan di sampingku, karena serangan tadi, sebagian baju Noel juga ikut terbakar. Jadi, aku memberikan jubahku untuk Noel pakai.

Tapi ...

"No-Noel."

Noel menoleh ke arahku, "Iya Tuan?"

"Maaf ya, kamu jadi harus memakai jubahku untuk sementara. Pasti ... bau keringat ya? Kalau kamu tidak tahan dengan aromanya, bilang saja ya. Aku akan segera mencari pakaian untuk kamu pakai."

Noel menggelengkan kepalanya, "Sama sekali tidak, Tuan. Justru, aku malah senang bisa memakai jubah ini. Aroma tubuh Tuan benar-benar membuatku tenang, aku jadi merasa bahwa Tuan sangat dekat denganku. Ini yang terbaik." Sembari memegang jubahku, Noel tersenyum.

"U-umm. Kalau kamu tidak masalah, ya tidak apa-apa." Aku menganggukkan kepalaku sembari melihat Noel.

Dengan tubuhnya yang kecil, dia berjalan sembari memeluk erat jubahku yang sedang dipakainya.

Hahh ... lucunya ... aku bersumpah tidak akan menyerahkan Noel kepada siapa pun. Aku ini egois, ya aku tahu itu. Biarlah, selama Noel ingin bersamaku, aku tidak akan melepaskannya begitu saja. Akan aku jaga permata indah ini.

Kami terus berjalan menuju ke pohon besar yang berada di Hutan Elf ini,  ke tempat di mana Iris berada.

Selama kami berjalan, seluruh penduduk yang ada di sekitar melihat kami dengan tatapan bingungnya.

Ya ... yang ada di sini itu'kan ras elf semua. Wajar saja mereka bingung bila tiba-tiba ada manusia yang muncul di tempat mereka.

Setelah berjalan melewati begitu banyak tatapan tajam yang mengarah kepadaku, akhirnya kami sampai ke tempat yang kami tuju.

Pohon utama, tempat di mana Iris berada.

Lalu, saat kami mendekat. Dua penjaga yang sedang berjaga di depan kediaman Iris, menghampiri kami.

Kedua penjaga itu berhenti tepat di hadapanku dengan wajah kebingungannya.

Duh, ini kenapa lagi? Belum apa-apa wajah mereka sudah aneh begitu. Apa jangan-jangan ... wajahku seaneh itu ya?! Enggak normal ya? He? Kok aku jadi takut ya.

Tensei Shitara Kami ni Natta?!Where stories live. Discover now