"I love you more Key.."
Keylo mendongak cepat. Ia menatap wajah Kevan penuh binar. Kevan yang baru saja bangun pun langsung tersenyum tipis, ia menatap wajah polos Keylo yang juga menatapnya penuh haru.
"Bisa mewek juga lu?"
"Kevan tolol!" Keylo menghamburkan pelukannya. Ia memeluk tubuh Kevan yang terbaring lemas itu erat, Kevan hanya bisa meringis pelan. Ia mengelus rambut Keylo lembut.
"Bego! Lu ngapain ngelawan bang jabrik hah!"
"Gue cuma gak mau dia nyakitin lu Key.."
"Dia itu preman njir!"
Kevan terkekeh, memang aksinya kemarin-kemarin tergolong nekat. Bagaimana bisa seorang pelajar mengalahkan segerombolan preman yang usia dan badannya tidak setara dengannya. Meskipun Kevan biang kerok, tukang tawuran, pembawa problem, tapi lain ceritanya kalo di keroyok begini. Kevan bukan ipman yang bisa ngelawan banyak orang.
"Sumpah lu gak ada otak njir.."
"Otak gue, gue pinjemin ke Gilang.."
"Pantesan goblok!" Keylo membentak, membuat tawa Kevan menyembur hebat melihat ekspresi jengkelnya.
"Si iler malah ketawa!"
Kevan meredakan tawanya. Ia memegang kepalanya yang mendadak terasa berat. "Aduh.."
"Sakit Van?"
"Enakhh.."
Keylo memasang wajah flat andalannya saat Kevan malah merespon ucapannya dengan nada sensual + tatapan cabul. Demi kerang hijau yang sering di makan Andra tiap jam istirahat, ini bocah gak ada kapoknya.
"Mau gue buat koma gak Van?" Tanya Keylo yang hampir saja membuat tawa Kevan menggema lagi (kalo gak di ancem dengan tiang infus).
"Jangan lah Key.."
"Kali-kali jangan bikin gue kesel napa!"
"Lu khawatir ke gue?" Kevan tersenyum, ia menatap wajah Keylo fokus.
"Gue cuman takut lu kenapa-kenapa."
"Itu namanya khawatir Key!"
"Hn.." Keylo tidak bisa mengelak lagi, sudah jelas-jelas ia memang menghawatirkan si biang keringat Kevano.
Kevan hanya menyengir lebar, ia menatap wajah Keylo penuh arti. "Gue seneng lu khawatirin.."
"Gue juga seneng lu gak kenapa-kenapa.."
Kevan menyengir, ia mengelus rambut Keylo lembut. Hatinya menghangat seketika setelah beberapa saat kemudian, ia mulai mengerutkan keningnya heran.
"Gue kayak lupa sesuatu.."
"Lupa apaan?"
"Bentar gue inget dulu."
"Hn.."
"Ya anjir! Anak-anak!"
***
Flashback beberapa hari saat tragedi (eakk)
Noah menggembungkan pipinya kesal. Hari ini dia bolos sekolah lagi, alasannya? Tentu saja karena tidak mengerjakan tugas. Noah kan mageran, dia juga anak yang enggan untuk mematuhi peraturan sekolah. Meskipun masih tergolong bocah SD, tapi tingkat ke berandalan Noah sudah sekelas cowok-cowok bragajul dewasa.
"Noah, kita gak di marahin ini duduk di sini?"
Noah menoleh, ia menatap wajah Epan spontan. "Epan takut?"
Epan mengangguk imut, ia memeluk lengan Noah erat. "Ini kan kebun orang, Epan takut kita keciduk berbuat asusila disini!"
"Emang kita ngapain Epan?"
"Berduaan Noah!"
Noah mengerutkan keningnya refleks. Ia menatap wajah Epan fokus. Bener juga! Noah sama Epan bisa di grebek kalo berduaan di kebon! Tar dikira lagi melakukan perbuatan asusila.
"Yaudah, kita pindah aja ngadem nya.. jadi di genteng rumah orang."
"Epan gak bisa manjat, Noah!"
Noah cemberut. Ia menyilangkan tangannya di dada. "Makannya Epan diet!"
"Tar kalo Epan diet, Epan gak semok lagi dong Noah?"
Noah mengerjap. Oh iya juga!
"Jangan, Noah suka pantat Epan bahenol!"
"Aishh Noah mesum!"
Noah menyengir lebar, ia menarik tangan Epan untuk ikut berdiri bersamanya. "Ayok Epan kita jalan-jalan aja!"
Epan mengangguk untuk kesekian kalinya, ia memeluk lengan Noah erat. "Ayok Noah.."
***
"Epan, liat itu ada orang di keroyok!" Noah menunjukkan telunjuknya, Epan yang ikut melihat kearah yang Noah maksud pun menggelengkan kepalanya cepat. Ia memeluk tubuh Noah erat.
"Noah jangan ikut campur! Kamu bukan temen es campur!"
"Aishh Epan, kasian itu di keroyok! Gak adil!"
"Tapi Noah itu urusan orang dewasa! Noah gak bakalan bisa ngelawannya!"
"Noah bisa kalo rame-rame!"
"Maksudnya?" Epan memiringkan kepalanya dengan ekspresi lucu, dan menatap Noah polos. Yang di tatap pun hanya bisa menghela nafasnya pelan. Ia balik menatap wajah bocah di hadapannya dengan tatapan tegas.
"Epan panggil temen-temen yang lain, panggil yang banyak! Kita tawuran!"
"Kyaaa jangan Noahhh!"
"Cepet Epan! Atau Noah lawan sendiri nih!"
"Jangan! Iya Epan cari bantuan!" Ucap Epan sambil berlari kecil menjauhi Noah. Noah hanya bisa meringis pelan, ia ngilu menatap seorang pria bahan keroyokan sudah terkulai naas bersimbah darah.
Kejam!
Itu namanya curang!
"Aishh!" Noah mencebikan bibirnya kesal. Epan yang baru saja datang pun langsung memeluk lengan Noah spontan.
"Noah udah!"
"Udah? Mana?" Epan menyengir, ia menoleh ke arah belakang. Noah yang mengikuti pandangan Epan pun tersenyum lebar. Ia mendapati segerombolan bocah berandalan yang datang membawa senjata masing-masing (read : panci, sumpit, wajan, karet tabung gas, sendal jepit, kutang, sarung.. dll)
"Buset ini mau tawuran apa masak-masakan?" Noah mengangkat sebelah alisnya heran. Bocah yang berbadan paling tinggi di hadapannya pun langsung menjawab :
"Kita lagi persiapan ngaliwet, tiba-tiba di suruh kesini sama si Epan.."
Noah mengangguk, tak apalah yang penting tawuran!
"Ayok kita tolongin orang yang lagi di keroyok itu!" Noah menunjukkan telunjuknya. Semua gerombolan bocah pun mengangguk, ia menatap sekumpulan preman itu dengan tatapan tajam tanpa takut.
"Kuy hajar!"
"Kuy!"
-Flashback off-
"Anjir!" Keylo memasang wajah terkejut nya. Ia menatap Kevan tidak percaya, gerombolan bocah tawuran? Shit! Bisa-bisanya Keylo kalah gercep sama bocah.
"Jadi pas gue temuin lu waktu itu?"
"Iya, bocah-bocah itu nolongin gue.. kalo aja mereka gak datang, kayaknya luka gue bakal lebih parah dari ini.."
Keylo tertegun, ternyata ada yang lebih bego dari Kevan. Kevan masih mending karena dia cowok dewasa, tapi bocah-bocah itu? Keylo ragu mereka masih hidup.
"Kayaknya tuh bocah udah abis semua.."
Kevan menundukkan kepalanya, sejujurnya ia merasa lemah karena di tolong oleh anak kecil, tapi di sisi lain Kevan bangga, anak-anak itu berani melawan mereka yang lebih besar darinya.
"Gue bakal bales tuh preman!"
"Gue bantuin!"
"Gak usah Key!"
Keylo melototkan matanya tajam. Ia menatap wajah Kevan dengan pandangan tidak suka. "Itu musuh gue!"
"Tapi Key, tar kalo lu kenapa-kenapa gimana?"
"Lu kan ada." Kevan mengerutkan keningnya heran saat Keylo tersenyum sambil berucap pelan. "Lu bakal lindungin gue kan Van?"
Kevan tersenyum lebar, tanpa di suruh juga itu yang selalu Kevan lakukan. "Gue gak bakal biarin siapapun nyakitin lu.."
"Mereka nyakitin perasaan gue, jadi bales mereka buat gue Van!" Kevan mengeratkan kepalan tangannya erat, saat melihat tatapan penuh rasa khawatir dari Keylo. Dari awal juga Kevan sudah menyadari, Keylo tersiksa dengan perasaan bersalah yang ia punya.
"As you wish my beloved enemy."
__________Zzz_________
Agak gaje part ini, mungkin gara-gara saya kurang pinter ngetik ceritanya hehe.. sempet kehilangan inspirasi sampe gak tau mau ngetik apa. Sad jadi saya :(
Btw tamat cerita ini, saya mau publish cerita Gilang X Andra. Mau tamatin dulu :( Abang Gilang, cepet brojol di wattpad bang..
Minta vote and komen gan!