Cerita Kita

بواسطة salsaalfn

655K 41.4K 2K

Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri le... المزيد

cerita kita - bagian 01
cerita kita - bagian 02
cerita kita - bagian 03
cerita kita - bagian 04
cerita kita - bagian 05
cerita kita - bagian 06
cerita kita - bagian 07
cerita kita - bagian 08
cerita kita - bagian 09
cerita kita - bagian 10
cerita kita - bagian 11
cerita kita - bagian 12
cerita kita - bagian 13
cerita kita - bagian 14
cerita kita - bagian 15
cerita kita - bagian 16
cerita kita - bagian 17
cerita kita - bagian 18
cerita kita - bagian 19
cerita kita - bagian 20
cerita kita - bagian 21
cerita kita - bagian 22
cerita kita - bagian 23
cerita kita - bagian 24
cerita kita - bagian 25
cerita kita - bagian 26
cerita kita - bagian 27
cerita kita - bagian 28
cerita kita - bagian 29
cerita kita - bagian 30
cerita kita - bagian 31
cerita kita - bagian 32
cerita kita - bagian 33
cerita kita - bagian 34
cerita kita - bagian 35
cerita kita - bagian 36
cerita kita - bagian 37
cerita kita - bagian 38
cerita kita - bagian 39
cerita kita - bagian 40
cerita kita - bagian 41
cerita kita - bagian 42
cerita kita - bagian 43
cerita kita - bagian 44
cerita kita - bagian 46
cerita kita - bagian 47
cerita kita - bagian 48
cerita kita - epilog
cerita kita x joylada

cerita kita - bagian 45

8.8K 665 24
بواسطة salsaalfn

"haruskan semua terjadi bersamaan seperti ini? haruskah saya meninggalkanmu setelah menyakitimu?"

Pagi ini setelah sarapan, Aileen berangkat bersama Darren, setelah mereka sama-sama bilang bahwa tidak dijemput dan menjemput.

Aileen naik lalu Darren menjalankan vespanya.

Di dalam perjalanan, Aileen lebih banyak diam. Terlibat berbeda, Darren bisa merasakan. Semalam Aileen bilang bahwa dia hanya merasa sedih karena Leta sakit tapi kenapa Aileen masih terlihat sedih pagi ini sedangkan Leta sudah kembali bugar?

Darren kembali fokus ke jalanan, dia ingin sekali bertanya namun entahlah, rasanya ada satu tembok besar dihatinya yang membuat dia tidak bisa bertanya.

Selang beberapa menit. Mereka sampai.

Aileen turun lalu melepas helm dan memberinya pada Darren.

Darren juga ikut turun setelah menaruh helm. Dia kemudian membuka helmnya lalu menaruhnya di kaca spion seperti biasa.

Setelah itu mereka berjalan bersisian menuju kelas. Aileen kembali duduk bersama Sarah, dan Darren kembali duduk bersama Kiki.

Pelajaran jam pertama berlangsung seperti biasa hingga jam-jam berikutnya, hingga jam istirahat tiba.

Darren menghampiri Aileen, mengajak Aileen untuk pergi ke kantin. Namun Aileen menolaknya. Aileen bilang ingin di kelas saja menyelesaikan tugasnya yang sedikit lagi selesai. Oleh karena itu Darren berjalan sendirian menuju kantin.

Darren menoleh ke kanan kiri. Tidak menemui Nara. Tadi saat melewati kelas Nara, dia juga tidak menemui Nara. Padahal niatnya dia ingin sekali menemui Nara, mengajak Nara bebicara mengenai kejadian semalam.

Darren menghembuskan nafas. Lalu memilih untuk memesan es jeruk, kemudian kembali lagi ke dalam kelas.

Selang lima belas menit bel kembali berbunyi, menandakan jam istirahat telah usai.

Mereka kembali melanjutkan pelajaran hingga jam pulang tiba di depan mata.

Aileen merapikan buku-buku serta pulpen dan pensil ke dalam tasnya.

"Duluan ya Aileen, dadah!" ucap Sarah.

"Eh iyaa, daah Sar, hati-hati." sahut Aileen tanpa menoleh.

Tak lama setelah kelas sepi. Darren menghampiri Aileen.

"Pulang sama gue atau Adnan?"

Aileen menoleh "Sa—"

Ucapan Aileen terhenti seketika karena melihat Nara dan Adnan yang datang masuk ke dalam kelas.

Darren yang sedang menatap Aileen jadi ikut menatap ke mana arah mata Aileen melihat.

Jantungnya langsung berdetak lambat.

Nara melangkah dengan pasti. Dia sudah memutuskan untuk apa. Dan dia rasa, memang ini hal yang seharusnya dia lakukan, memang ini hal yang tepat untuk dia lakukan.

Adnan melempar senyum tipis pada Darren.

Nara kemudian menatap Aileen pekat.
"Aileen," panggil Nara.

Aileen yang mendengar namanya dipanggil langsung tersadar.

"Iyaa?"

Nara terdiam beberapa detik. Dia menatap Darren lalu Aileen.

"Semalem gue nyatain perasaan gue ke Darren. Dan—" Nara memberi jeda sedikit karena bagaimanapun hatinya masih terasa sakit jika ingat kejadian semalam.  "Dan semalem Darren nolak gue, Darren nggak terima gue." lanjut Nara.

Darren terdiam. Aileen langsung menatap Darren. Hatinya mulai bertanya kenapa?

"Ke-kenapa?" tanya Aileen.

Nara menelan saliva. Dia meraih tangan Aileen.

"Karena lo Ai, karena cuma lo seseorang yang ada dihati Darren. Karena cuma lo seseorang yang Darren sayang," sahut Nara dengan suara yang sangat lembut, tulus dan sedikit patah.

Hati Aileen seperti mencelos mendengar apa yang baru saja Nara ucapkan. Dia langsung menatap Darren, ingin memastikan apakah ucapan Nara benar adanya.

Darren yang merasa ditatap tersadar, dia menatap balik Aileen, rasanya memang sekarang saat yang tepat untuk memberi tahu Aileen tentang semua perasaan yang selama ini dia tutupi.

Darren menghembuskan nafas.

"Nara bener Ai. Cuma lo seseorang yang ada dihati gue selain Mama, cuma lo seseorang yang gue sayang selain Mama. Tapi gue terlalu pengecut buat ungkapin itu semua, gue terlalu takut semua akan hancur gitu aja kalo lo tau perasaan gue yang sebenarnya." ucap Darren.

Aileen mulai meneteskan beberapa airmata. Kenapa? kenapa? bagaimana bisa dia tidak merasakan semua ini? bagaimana bisa dia tidak merasakan kalau Darren juga mempunyai perasaan yang sama seperti dirinya? bagaimana bisa dia tidak peka dan menganggap setiap perlakuan dan perkataan Darren padanya hanyalah sebuah candaan? bagaimana hatinya tidak bisa merasakan itu?

Sekarang dia benar-benar tidak tahu harus senang atau sedih. Rasanya sangat rumit. sangat rumit.

Sebagian besar hati Aileen sangat bahagia karena ternyata Darren yang selama ini dia sayang ternyata juga memiliki perasaan yang sama, tapi sebagian lagi merasa bahwa dia tidak bisa begitu saja meninggalkan Adnan yang selama ini ada untuknya. Dia tidak bisa begitu saja meninggalkan Adnan setelah kemarin bilang pada Adnan untuk tidak meninggalkannya, dia tidak bisa begitu saja pergi meninggalkan Adnan setelah dia bilang bahwa dia membutuhkan Adnan. Dia tidak bisa pergi begitu saja setelah merasa berhasil mendapatkan apa yang selama ini dia inginkan. Aileen tidak bisa.

Darren mendekat, Nara melepas tangan Aileen yang langsung digenggam oleh Darren.

Adnan mengusap lengan Nara. Nara menoleh lalu tersenyum. Hatinya merasa bebas dari rasa bersalah. Walaupun patah, toh nanti itu tidak akan terasa kalau Aileen dan Darren berhasil disatukan olehnya.

Aileen menatap Darren.

"Aileen, maafin gue. Maafin gue karena gue sayang sama lo lebih dari sahabat. Maafin gue, tapi maaf kali ini, hari ini, detik ini gue udah nggak bisa nutupin perasaan gue lagi. Gue udah nggak bisa untuk berpura-pura seakan-akan gue bisa menerima kalo kita berdua itu cuma sahabat dekat. Gue udah nggak bisa Ai." ucap Darren seraya mengelus tangan Aileen.

Aileen menangis rasanya sesak.

"Maaf Ar, tapi gue— gue nggak bisa. Gue nggak bisa Ar," sahut Aileen. Melepas tangan Darren lalu pergi dari sana membawa tasnya berlari melewati Adnan dan Nara. Membawa pergi perasaannya.

"Aileen!" teriak Darren memanggil Aileen. Tapi nihil. Aileen sama sekali tidak menoleh.

Adnan mengusap lengan Nara yang ikut menangis. Dia kemudian mendekati Darren mengusap punggung Darren. Menenangkan Darren.

××××

Aileen menangis di dalam taksi. Dia tidak perduli pada Pak supir yang sesekali meliriknya dari kaca. Aileen sedang kacau. Hatinya sakit dan bimbang.

Apa semua ini sudah benar? apa ini semua adalah hal yang tepat?

Aileen menutup wajahnya. Kenapa disaat apa yang dia inginkan terwujud justru hatinya malah begini. Kenapa disaat Aileen akhirnya tahu tentang perasaan Darren yang sesungguhnya, kenapa semua harus bertepatan dengan Adnan yang tidak bisa dia tinggalkan begitu saja. Kenapa?

Aileen menghapus air matanya setelah Pak supir bilang kalau sudah sampai.

Dia membayar argo lalu turun setelah mengucapkan terimakasih.

Setelah itu Aileen membuka pintu gerbang.

Bisa dia lihat sebuah mobil putih yang terparkir dihalaman rumah.

Mobil siapa ini? kenapa ada disini? apakah ada tamu Leta?

Aileen menarik nafas, lalu membuangnya, dia harus terlihat baik-baik saja.

Perlahan Aileen mulai melangkah, melewati pintu, lalu menemui Leta yang sedang memeluk seseorang.

Aileen terdiam, langkahnya melambat.

"Maa..." panggil Aileen.

Leta menoleh. Seseorang yang sedang dipeluk Leta juga menoleh.

Membuat mata Aileen membelalak. Dia menutup mulutnya, air mata mulai berlinangan kembali karena melihat ternyata Vanka yang ada dihadapannya.

Iya, Vanka.

Vanka yang sudah belasan tahun tidak dilihatnya secara langsung. Vanka yang sudah belasan tahun tidak dipeluknya. Vanka yang sudah belasan tahun hanya bisa berbalas email dengannya. Vanka yang belasan tahun lalu pergi meninggalkannya untuk pergi bersama suaminya. Menitipkan Aileen disini bersama Leta dan Darren. Menitipkan Aileen dirumah ini.

"Aileen..." panggil Vanka.

Lalu berlari memeluk Aileen. Membiarkan tangisannya dan tangisan Aileen membaur. Memeluk Aileen lebih erat lagi, agar semua rasa rindu yang sudah dia tahan bertahun-tahun itu terbebaskan.

Aileen menangis, Vanka melepas pelukannya. Dia menangkup wajah Aileen.

"Aileen ini Tante, ini Tante, Tante disini," ucap Vanka lalu kembali memeluk Aileen.

Aileen masih terdiam, menangis dalam pelukan.

Leta menghapus air matanya, mendekati mereka.

"Kita duduk yaa," ucap Leta seraya mengusap bahu keduanya.

Kemudian Vanka melepas pelukannya, menggandeng Aileen untuk duduk bersamanya.

Vanka tersenyum dengan air mata yang masih turun, dia menghapus air mata Aileen lalu merapikan rambut Aileen.

Aileen tersenyum, begitupun dengan Leta.

"Tante kemana aja? kenapa udah lama banget nggak kirim email ke aku? tante juga udah nggak ngajak aku untuk video call. Aku kangen banget sama tante," ucap Aileen lalu kembali memeluk Vanka.

Vanka mengusap lembut rambut Aileen "Maafin tante Aileen. Tante sibuk mengurus perceraian tante," sahutnya.

Aileen melepas pelukannya. Dia menatap Vanka "Jadi tante udah cerai sama Om Ziro?"

Vanka mengangguk "Berbulan-bulan tante mengurus semuanya sendirian, sampe-sampe tante nggak bisa hubungin kamu. Bahkan tante nggak ngabarin Kak Leta," sahutnya.

Aileen kembali menangis, dia senang karena Vanka sudah bebas dari Ziro.

"Tante sekarang udah ada disini, buat kamu," ucap Vanka.

Leta kembali menitikkan air mata.

Aileen tersenyum lalu menghapus air matanya "Tante Vanka bakalan tinggal disini? iyaa?" tanyanya.

Vanka terdiam sebentar, dia menoleh, menatap Leta lalu Aileen.

"Enggak sayang. Tante nggak akan tinggal disini,"

Senyuman Aileen perlahan hilang "Te—terus tante tinggal dimana? aku pikir tante akan tinggal disini,"

Vanka tersenyum, dia menghapus air matanya lalu memegang bahu Aileen.

"Tante nggak akan tinggal disini, dan tujuan tante datang kesini bukan untuk itu, tapi untuk menjemput kamu, tante mau kamu tinggal sama tante," ucap Vanka.

Aileen terdiam, mencerna satu persatu kata yang Vanka ucapkan.

Kalau Vanka ingin Aileen tinggal bersamanya itu artinya Aileen tidak lagi tinggal disini? nanti Aileen tidak lagi bisa bangun pagi lalu sarapan bersama Leta, Darren dan juga Bi Juju? nanti Aileen tidak lagi bisa membantu Leta dan Bi Juju mencuci piring sehabis makan bersama Darren? itu artinya Aileen akan meninggalkan rumah ini? meninggalkan Leta dan Darren? meninggalkan semua kenangan yang sudah dibuat begitu banyak?

Aileen menghela nafas. Dia menatap Leta lalu mulai menangis.

Sedangkan Leta, dia tetap berusaha untuk tersenyum walaupun hatinya belum siap kalau Aileen nanti tidak lagi tinggal disini. Dia belum siap kalau Aileen, seseorang yang sudah dia anggap sebagai anak kandungnya sendiri itu pergi meninggalkan rumah ini.

Aileen menatap Vanka.

"Aileen mau kan?" tanya Vanka.

Aileen masih terdiam. Kenapa semua harus tiba-tiba seperti ini? Haruskah Aileen ikut dengan Vanka? lalu bagaimana nanti hubungannya dengan Darren? Leta? apakah memang mereka ditakdirkan untuk berpisah?

Aileen tahu, walaupun dia pindah, dia masih bisa sesekali berkunjung kerumah ini, tapi itu hanya sesekali, bukan setiap hari. Aileen takut. Aileen takut tidak bisa meninggalkan hatinya yang sudah terbiasa dengan rumah ini.

Tapi hati Aileen tidak bisa menolak. Aileen juga ingin tinggal bersama keluarga kandungnya. Aileen juga ini seperti yang lainnya. Lagipula mungkin ini salah satu jalan agar dia bisa perlahan benar-benar melupakan Darren.

"Aileen?" panggil Vanka.

Aileen tersadar. Dia masih diam, hingga beberapa detik. Dia menganggukan kepalanya. Lalu menangis.

Vanka tersenyum haru lalu membawa Aileen kembali ke dalam pelukan.

Leta sesak. Harusnya dia bahagia. Ini memang sesuatu yang pantas untuk Aileen dapatkan. Oleh karena itu Leta menghapus air matanya. Dia berdiri lalu menghampiri Aileen.

"Kita rapikan baju dan barang-barang kamu ya, Mama bantu," ucap Leta seraya merapikan rambut Aileen.

Aileen menatap Leta lalu memeluknya. Menangis sebentar lalu menganggukan kepala.

Kemudian mereka bertiga melangkah menuju kamar Aileen.

Leta mengeluarkan dua koper besar, lalu mulai membantu Vanka memasukkan baju-baju dan sepatu Aileen.

Sedangkan Aileen merapikan barang-barangnya. Dia memasukan buku-buku novel yang dia beli bersama Darren. Kemudian boneka-boneka yang diberikan oleh Darren sebagai hadiah ulang tahun.

Kemudian Aileen mengambil figura fotonya dengan Darren.

Aileen menatap figur Darren dan dirinya lalu mulai meneteskan beberapa airmata. Hati Aileen masih benar-benar tidak siap untuk ini semua.

Aileen baru saja menyakiti hati Darren seseorang yang dia sayangi dengan amat dalam. Lalu datang Vanka yang ingin membawanya pulang. Ini semua terlalu cepat. Aileen tidak siap. Kenapa semua ini harus terjadi di hari yang sama?

Aileen menghapus airmatanya. Lalu memasukkan foto itu, kemudian barang yang lainnya.

Mau tidak mau, siap tidak siap. Aileen harus ikhlas. Aileen harus menjalaninya. Aileen harus bisa.

واصل القراءة

ستعجبك أيضاً

ALZELVIN بواسطة Diazepam

قصص المراهقين

5.5M 306K 34
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
1.3M 97.7K 43
Aneta Almeera. Seorang penulis novel terkenal yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwanya...
4M 38.9K 6
GENRE : GENERAL FICTION, DRAMA [Story 1] "Ini gila, bagaimana bisa gue harus menikahi seorang gadis bisu hanya karena taruhan konyol yang gue buat sa...
3.6K 305 24
🦋BLURB "Gak usah mikir panjang, gue tau lo mau pergi. gue tau selama ini lo risih karena kehadiran gue di hari-hari lo. Lo, gak perlu kode gue udah...