First Love โ€ข Choi Soobin

By kayakamu

1.3M 157K 31.7K

[COMPETED] "Ga gue apa-apain kok bang, cuma nempelin bibir doang bang" -soobin2k19 โš REVISI DEMI KENYAMANAN SA... More

Seoul
Ma City
Danger
I'm Fine
Am I Wrong
Lost
Sea
Don't Leave Me
Let Go
Fake Love
Love Maze
Heaven
Scenery
Singularity
Save Me
Blood Sweet & Tears
Butterfly
For You
So Whatยฟ
Anpanman
Run
So Far Away
Let Me Know
Love Is Not Over
You Never Walk Alone
Fire
Hold Me Tight
Make It Right
Just One Day
Epiphany
Home
All Night
First Love
First Love II
Perfect Man
First Love III
Bonchap I
Bonchap II
Bonchap III

The Truth Untold

28.3K 3.9K 1.2K
By kayakamu

Votenya hng:'
Gamau vote? Gamo up:'
Typo maapkeun:"

Soobin

Gue senyum ngeliatin kotak kecil di tangan gue.

"Semoga suka." Gue masukin kotak tadi ke dalam paperbag.

Pas banget gue mau ke rumah sakit, ayah nelponin gue, katanya Sena masuk IGD.

Gue panik bukan main,
"Ini gimana ceritanya anjir? Ko bisa masuk IGD?"

Gue naikin motor. Sebelum itu, gue ngeliat bang Jek nyamperin gue.

"Eh, lo mo kemana? Makan dulu anjir baru pergi. Eh balik woy." Gue denger bang Jek teriak dari depan pager.

***

Gue uda sampe parkiran, gue lari sekenceng mungkin sampe gue ngeliat bunda lagi nangis di samping ayah.

Gue nyamperin mereka, terus salim.
"Yah, ko bisa?" Tanya gue.

"Bisalah, temenya masih gaterima. Ayah juga gangerti, sebesar apasih kesalahan Sena sampe temenya bikin Sena jadi gini?" Gue paham sekarang.

Junmi.

Hape gue geter-geter, bang Jek nelpon.
"Halo, bang? Napa?" Tanya gue.

"Lo yang kenapa sat?! Ada apaan si? Gue juga gatau kenapa, tapi ikut panik liat lo kek orang kesetanan kek gitu." Kesel banget keknya dia.

Gue buang napas,
"Sena masuk IGD, dan lo tau? Pelakunya pacarnya temen lo. Gue pen nonjok asli tu bocah, tapi sayang, dia cewe."

"Junmi maksud lo? Wah kelewatan si ni bocah."

"Makanya kan, bang. Gue kesel sendiri pen nonjok tapi bukan lawan."

Gue denger bang Jek ketawa,
"Dih, apanya yang lucu si, bang? Gue tonjok ya lo!" Dan sialnya lagi, dia ketawa tamba nyaring.

Pas gue mo nutup telponya,
"Kalem woy kalem, gausa ditutup ngapa? Ntar biar gue ngomongin ke Yoora, biar tau diri tu bocah." Gue ngangguk, kenapa ga kepikiran dari tadi ya?

"Okelah, gue tunggu ye bang kabarnya."

"Hooh, bae-bae lo ya jagain Sena."

Pas gue mau matiin telponya, dokter dari IGD keluar.

Gue nyamperin ayah sama bunda yang lagi dengerin penjelasan dokter.

"Untuk sekarang, kondisinya baik-baik saja, jahitan di kepalanya terbuka, itu yang menyebabkan banyaknya keluar darah dan pasien akan segera di bawa ke ruangan transisi untuk kita pantau, nanti setelah pasien sadar baru akan kami bawa ke ruang perawatan." Selesai dijelasin, gue pen jadi dokter aja rasanya. Gue pen rawat Sena kalo kek gini caranya.

***

Author

Yoora yang asik berbincang dengan Jaehyun harus terganggu dikarenakan telepon masuk dari Jungkook.

Yoora dan Jaehyun menatap ponsel Yoora berdering di atas meja, kemudian Jaehyun mengisyaratkan agar Yoora mengangkat telepon tersebut.

"Halo kok? Tumben nelpon, kenapa?" Tanya Yoora.

"Lo sama Jaehyun?"

Yoora menatap Jaehyun dan langsung meloudspeaker kan telponya.

"Iya, gue sama Jaehyun sekarang. Kenapa si anju?" Tanya Yoora penasaran, pasalnya Jungkook sangat jarang menelponya kalau bukan keadaan darurat.

"Gue ada kerjaan nih buat lo."

Yoora dan Jaehyun penasaran,
"Apaan? Jangan bilang lo nyuru gue ngejablay di persimpangan?" Tebak Yoora membuat Jungkook tertawa.

"Ga lah, Lo tau Jun-"

"Kenapa lagi sang ratu?" Tanya Yoora memotong kalimat Jungkook.

"Adek gue mo mati gegara dia, Sena diserang lagi sama dia. Lo tau kan, adek gue besoknya uda keluar dari rumah sakit? Dan bodohnya si Junmi bikin kondisi adek gue makin parah." Ucap Jungkook.

"Lah anjir?! Sena kenapa woy?!" Teriak Jaehyun.

"Kalem sat. Gue juga penasaran ini, bareng aja ke RS nya. Bang Namjoon sem yang lain juga pada mo kesana." Ajak Jungkook.

Yoora menatap Jaehyun,
"Yauda, kamu aja deluan kesana. Aku ntar nyusul, aku mo ngurus Junmi dulu." Ucap Yoora mengelus dagu Jaehyun.

Jaehyun mengangguk,
"Yauda kok, gue matiin ya? Jaehyun otw rumah lo."

"Oke."

Pip

Yoora membereskan barangnya yang tergeletak di atas meja.

"Yauda, aku pergi dulu ya? Kamu hati-hati, jangan ngebut bawa mobilnya." Ucap Yoora sambil melambai.

"Kamu juga!" Jaehyun setengah berteriak dikarenakan Yoora sudah lumayan jauh.

Setelah hilang dari pandangan Jaehyun, Yoora menelpon seseorang,

"Halo? Ini siapa?" Tanya orang di sebrang sana.

"Hai bitch? Sehat lo? Lo dimana sekarang?" Sapa Yoora.

"Oh, jadi lo? Sini datengin gue. Gue lagi bareng Jimin sekarang." Ucap orang itu.

Yoora tertawa,
"Ular banget lo ya, Oke bagus. Mari kita bikin lo menderita sebelum lo jatuh." Yoora mematikan sambunganya dan mulai melajukan mobilnya ke suatu tempat.

Rumah Jimin.

***

Jimin menjatuhkan badanya di atas sofa, tepat di sebelah Junmi.

"Kak Jimin keliatan capek banget. Tugasnya banyak ya, kak?" Tanya Junmi.

Jimin tersenyum,
"Engga, kaka dari tadi nelpon ayah tapi ga diangkat, bunda pun sama. Ada apaan si?" Tanya Jimin pada dirinya sendiri, Jimin tak tahu menahu soal Sena yang masuk IGD, Chanyeol tak memberitahunya.

Jimin memijit pelipisnya yang terasa pening itu,
"Uda kak, jangan telalu dipikirin. Entar kaka stress." Ucap Junmi sambil mengelus kening Jimin yang mengerut.

Tak lama,

Ting

Tong

Ting

Tong,

Jimin berdiri,
"Bentar dek, ada orang. Kaka buka pintu dulu ya?" Ucap Jimin sambil mengelus rambut Junmi.

Jimin melangkahkan kakinya ke pintu dan mulai membukanya.

Pintu terbuka dan terpampang lah wajah Yoora, Yoora melambaikan tanganya sambil tersenyum.
"Hai Jemen." Sapanya.

Jimin heran mengapa Yoora kesini.
"Lo cari sapa? Jaehyun ga ada di sini." Ucap Jimin.

Yoora menggeleng,
"Gue gak nyari Jaehyun, tadi gue uda pamitan sama dia. Gue ke sini cari cewe lo. Mana dia?" Tanya Yoora.

Jimin semakin bingung.
"Ada sih, di dalem. Masuk aja." Jimin mempersilahkan Yoora.

Yoora masuk ke rumah itu dan menelusuri setiap ruangan,

Saat Yoora melihat ke arah ruang tamu, dia tersenyum.
"Kena lo kali ini." Ucap Yoora sambil menuju ke ruang tamu, Jimin hanya mengikuti di belakang.

Junmi menoleh saat Yoora berdiri di depannya.

Yoora tersenyum,
"Halo Juliet." Sapa Yoora.

Junmi membalas senyuman Yoora,
"Halo, kak. Lama ga ketemu." Sapanya balik.

Jimin mengerutkan keningnya,
"Uda pada kenal? Kok bisa?" Tanya Jimin.

"Bisa dong, gue sekarang akrab nih sama cewe lo. Ye ga, Jum?" Ucap Yoora meminta persetujuan, Junmi lalu menangguk.

"Gue kenal dia berkat Sena." Lanjut Yoora, Jimin hanya menganggukan kepalanya.

Yoora menghempaskan tubuhnya di atas sofa sembari menyenderkan punggungnya,
"Eh, btw. Sena gimana kabarnya?" Tanya Yoora menatap Jimin.

Jimin menggeleng,
"Gue gatau pasti kabarnya sekarang, yang gue tau, besok dia pulang." Jelas Jimin, Yoora mengangkat sebelah alisnya.

"Lah, lo ga di kasih tau emang sama bunda lo?" Tanya Yoora lagi.

"Gaada sama sekali yang hubungin gue, gue uda nelpon ayah sama bunda dan nyatanya ga dijawab." Pernyataan Jimin membuat Yoora tersenyum.

"Lo gamau nanya ke cewe lo nih?" Jimin menatap Yoora, lalu berpindah menatap Junmi.

"Gausa lawak lo, gue aja gatau apalagi dia." Ucap Jimin.

Yoora terkekeh,
"Lah sianjir, cewe lo yang jadi tersangka utama di sini. Eh, bukan deh. Bukan tersangka, tapi pelaku." Ucap Yoora menatap Junmi.

Jimin menatap Yoora dengan pandangan tidak percayanya.

"Lo makin ngelantur gue rasa. Lo kobam di siang hari? Perlu gue telponin Jaehyun?" Lagi-lagi Yoora tertawa, kali ini tawanya lebih keras.

"Gue gasuka minum-minum gajelas, jadi suda pasti gue gabakal mabuk. Dan mari kita lihat seberapa besar pembelaan lo sama diri lo sendiri." Yoora tak pernah lepas menatap Junmi dan yang ditatap pun hanya tersenyum.

Situasi seperti ini makin membuat Jimin pusing,

"Adek lo masuk IGD." Ucap Yoora membuat Jimin melotot walaupun tak bisa.

"T-tau dari mana lo? Gue yang abangnya aja gatau apa-apa." Ucap Jimin.

"Baru akuin kalo Sena adek lo, ha? Abang macam apa lo? Sudah seharusnya lo ngejagain Sena, bukan malah ikut ngehakimin dia. Gaguna hidup lo. Sena masuk IGD, tapi di sini lo gatau apa-apa, gue rasa Soobin jauh lebih berguna. Jadi, jangan salahkan siapapun kalo nanti posisi lo bakal ke ganti sama Soobin." Ucap Yoora sambil melihat Jimin.

"Kadang, gue ga tega ngeliat adek lo terombang-ambing ga nentu arah, dia selalu cerita ke gue kalo dia sayang sama lo dan betapa gatau dirinya lo sampe ngerusak kepercayaan Sena demi cewe gajelas kek dia." Tunjuk Yoora pada Junmi, Jimin sudah tidak tahan, harga dirinya semakin diinjak-injak di depan perempuan ini.

Jimin berdiri,
"Gue aja. Cukup gue aja yang lo injak-injak, tapi engga buat Junmi." Yoora yang melihat itu mengangkat sebelah bibirnya.

"See? Jun, liat nih. Betapa bodohnya pacar lo, gue yakin lo sekarang lagi seneng kan? Iyalah, dibelain tuh." Tawa Yoora,

"Lo bisa ngelakuin kek gini ke cewe lo, tapi engga buat adek lo. Definisi bucin yang sesungguhnya. Dan lo, gue uda bilang kan, kalo kita bakal satu frame barengkan? Gue rasa kita harus nentuin endingnya." Ucap Yoora.

"Yoora cu-"

"Lo! Diem." Yoora menunjuk Jimin.

"Gue mau nyadarin lo sekarang." Lanjutnya.

Yoora perlahan mendekat ke arah kursi roda Junmi, Junmi yang melihat Yoora mendekat hanya mampu tersenyum.

Dia mau ngapain lagi kali ini? Batin Junmi.

Yoora terus mendekat hingga berenti tepat di depan Junmi. Yoora membungkuk dan tanpa aba-aba langsung menarik rambut Junmi.

Jimin yang melihat itu segera memisahkan ke-2 perempuan itu.

"Eh, lo ngapain si? Rusuh banget gila. Berenti ga?" Ucap Jimin sambil menahan Yoora.

Yoora menghempas tangan Jimin yang berada di bahunya, Yoora tak henti-hentinya menyumpah serapahi Junmi dan tanganya masih betah berada di rambut Junmi.

"Kak, sakit." Ucap Junmi.

"Ini yang dirasain Sena. Jangan lo pikir gue gatau apa yang lo lakuin ke dia." Yoora menarik rambut Junmi sekuat tenaga hingga,

"Jun, lo bisa bediri?" Ucapan Jimin menghentikan kegiatan Yoora. Yoora menatap Junmi sambil tersenyum.

Junmi sedari tadi hanya mampu menunduk dan memegangi kepalanya yang habis dijambak Yoora.

"S-sebene-"

"Dia ga lumpuh, Jim. Lo diboongin selama ini, dia kek gini cuma narik empati orang-orang supaya perhatian ke dia. Lo ga jago ngedrama rupanya, padahal baru gue mulai. Gaseru lo." Ucap Yoora sambil mengambil tas nya di atas meja.

"Satu lagi, Jim. Sena gasuka dia karna dia nge kisseu Guanlin, lebih tepatnya karna tau lo pacaran sama dia dan dia nge kisseu cowo lain selain lo. Jadi hati-hati lo, bisa jadi lo cuma salah satunya bukan satu-satunya." Yoora berlalu meninggalkan Jimin dan Junmi.

Jimin mematung, kemudian terduduk di sofa begitu saja.

Jimin menatap Junmi,
"Gue ga kaget-kaget banget si sebenernya, gue uda tau semenjak Sena keukeuh sama omonganya kalo dia gasuka sama lo. Tapi karna gue uda sayang banget sama lo segala apapun yang salah, jadi bener dimata gue. Dan, yah. Kita uda gaada hubungan apa-apa lagi sekarang. Kaki lo juga uda sembuh kan? Bisa jalan kan? Yauda, bisa pergi dari rumah gue, ga? Eneg gue lama-lama." Ucap Jimin sambil naik ke atas kamarnya untuk mengambil jaket.

Junmi yang sudah mati-matian menahan air matanya, akhirnya jatuh juga.

Junmi sudah terisak di sana.

Jimin? Kemana lagi dia akan pergi? Sudah jelas bahwa dia akan pergi ke tempat adeknya berada.

Rumah sakit.

Junmi terduduk di atas lantai dan isakanya pun makin pilu.

"Hyunsuk, tolong gue." Lirihnya.

🍄🍄🍄

Hai gaes, diriku balik nih:' kangen aku kan:' jangan kangen Soobin doang:'

Btw, cerita ini uda mo nyampe ke ending:' tinggal beberapa chap lagi:' dan aku rencananya pengen bikin cerita agen:' tapi masi bingung castnya sapa aja:' saran dong:'

Vote sama komenya lah:' aku butuh support kalyand:' buat yang sering komen:' aku tunggu bacotan kalian:' ketjupzeyengdaridiriku:*

Continue Reading

You'll Also Like

3M 408K 57
[Belom revisi] โ Bisa gak, gak buat masalah satu hari aja? Gausah ngedip, rayuan lo ga mempan.โž was #1 in fanfiction [ 10 may 2018 ] was #2 in fanfic...
155K 17.4K 21
I'm gonna make simple for you, yes or yes? ๐ŸŒ›poppohaseyoโ†ช2019.
2.6M 49.6K 7
"Untung gue sabar." Tentang Hyunjin yang mencoba mendidik istrinya, dengan caranya sendiri. ยฐstart. 27.10.18
73.9K 8.5K 53
๐ฆ๐ž๐ง๐ฃ๐š๐๐ข ๐ฉ๐š๐œ๐š๐ซ ๐ฌ๐ž๐จ๐ซ๐š๐ง๐  ๐ข๐๐จ๐ฅ ๐›๐ฎ๐ค๐š๐ง๐ฅ๐š๐ก ๐ก๐š๐ฅ ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ฌ๐ž๐ฅ๐š๐ฅ๐ฎ ๐ข๐ง๐๐š๐ก ๐ฌ๐ž๐ฉ๐ž๐ซ๐ญ๐ข ๐ฒ๐š๐ง๐  ๐ค๐š๐ฅ๐ข๐š๐ง ๐›๐š๏ฟฝ...