First Love • Choi Soobin

By kayakamu

1.3M 157K 31.7K

[COMPETED] "Ga gue apa-apain kok bang, cuma nempelin bibir doang bang" -soobin2k19 ⚠REVISI DEMI KENYAMANAN SA... More

Seoul
Ma City
Danger
I'm Fine
Am I Wrong
Lost
Sea
Don't Leave Me
Let Go
Fake Love
Love Maze
Heaven
Scenery
Singularity
Save Me
Blood Sweet & Tears
Butterfly
For You
So What¿
Anpanman
Run
So Far Away
Let Me Know
Love Is Not Over
You Never Walk Alone
Fire
Hold Me Tight
Make It Right
The Truth Untold
Epiphany
Home
All Night
First Love
First Love II
Perfect Man
First Love III
Bonchap I
Bonchap II
Bonchap III

Just One Day

28.9K 4.1K 1.3K
By kayakamu

Gamau vote
Gamau lanjut:p

Sena

Gue lari-larian di Koridor rumah sakit. Tau kenapa? Gue gatau kenapa Junmi ngejar gue dan parahnya dia pegang pisau sekarang.

"SENA! SINI LO, GUE PEN CONGKEL MATA LO! WOY JANGAN LARI SAT!" Gue gemeteran parah, seseorang tolongin gue.

Gue lari ga beraturan, gue gatau sekarang gue dimana, gue cape banget.

Gue nengok ke belakang dan Junmi masih ngejar gue. Gue mutusin buat sembunyi di kolong meja yang ada di sekitar gue. Gue harap Junmi gabakal tau.

Junmi mendekat, gue takut banget.

Yalord, gue harus kek apa sekarang.

Junmi jalan perlahan,
"Senn, lo di mana? Oh lo mau main petak umpet sama gue? Oke gue nyari lo, ya? Kalo gue menang, mata lo jadi korban, ya? Oke mari kita cari di mana Sena sekarang."

Gue tambah gemeteran, gue ngeliat kaki Junmi ngitarin sekelilingnya.

Sampe gue uda ga ngeliat kakinya napak lantai.  Dan pas gue mau keluar dari persembunyian gue,

"Boo! Kena lo." Dia ada di atas meja yang gue tempatin buat sembunyi.

Gue kaget setengah mati, dia ngayunin pisaunya ke arah muka gue.

"Sen,"

"Senaaa."

Mata gue kebuka, gue ngeliat Soobin. Tanpa aba-aba gue langsung meluk dia sambil nangis.

"Shh, udah ya? Gapapa. Gue ada di sini." Kata Soobin sambil ngelus rambut gue.

"Gue takut, bin." Kata gue lirih.

"Gue ada di sini, gue bakal ngelindungin lo dari apapun. Lo jangan takut, oke?" Gue geleng.

Gue takut banget, sampe rasanya badan gue gemeteran.

"Udah, lo lanjut tidur ya? Ini masi jam 1 malem." Kata Soobin dan gue masih geleng.

"Gue gamau, nanti mata gue dicongkel." Seketika Soobin ngelepasin pelukanya sambil ngarahin gue supaya bisa baring.

"Siapa yang mau nyongkel?" Dia nanya terus megang tangan gue.

"Junmi, dia jahat banget kan. Masa mau nyongkel mata gue." Soobin ketawa galama dia ngelus rambut gue.

"Uda, cuma mimpi. Lo tidur sana."

"Gamau. Takut."

"Ada gue, gapapa tidur aja." Katanya.

Gue tetep ngegeleng.
"Temenin gue tidur tapi, ya?" Gue denger dia buang napas, kayanya dia uda cape ngurusin gue.

"Yauda, gue gapapa ko tidur sendiri." Gue ngebelakangin dia.

Gue ngerasa dia naikin kasur gue. Kasurnya ga besar-besar banget si, tapi cukup lah buat dua orang.

Soobin ngebalikin badan gue,
"Dih, gitu aja ngambek." Gue ketawa sambil meluk dia.

"Bodo." Kata gue.

"Yauda. Tidur." Dia meluk gue, sambil nepuk-nepuk belakang gue.

Intinya sekarang,
Gue nyaman.

***

Author

"Sayang, beliin bunda cheesecake dong, buat adek kamu." Ucap sang bunda.

Jimin tersenyum dan mengangguk. Mobil Jimin melaju ke arah toko kue terdekat, lalu Jimin turun dari mobil dan melangkahkan kakinya ke toko kue tersebut.

Ponsel Hemi berdering,
"Halo? Kenapa, yah?" Ucap Hemi, yang menelpon adalah Chanyeol.

"Bun, ayah ada urusan sebentar. Nanti ayah nyusul ke RS ya?" Ucap Chanyeol dari sebrang sana.

Hemi tersenyum,
"Ah, gitu? Yauda, selesaikan aja dulu urusan ayah."

"Ayah matikan, ya? Love you." Dan sambungan terputus bertepatan Jimin masuk ke dalam mobil.

"Udah?" Tanya bunda, Jimin mengangguk.

"Udah, bun." Mobil pun melesat ke rumah sakit, tempat di mana Sena dirawat.

Sesampainya di rumah sakit, betapa kagetnya Hemi melihat anak bungsunya itu.

Posisi Soobin dan Sena saling berpelukan, mereka masih terlelap hingga sekarang.

Jimin yang asik dengan ponselnya berhenti saat menabrak punggung Hemi.

"Aduh, bunda apaan si? Kok berenti?" Tanya Jimin, namun Hemi tak menggubrisnya. Jimin menatap tatapan bundanya yang mengarah ke tempat tidur Sena.

"W-wuah." Jimin sama kagetnya dengan Hemi.

Hemi tak berkedip dan berjalan ke arah tempat tidur anaknya.

Hemi menatap ke dua anak itu, lalu mengambil ponselnya dan mengambil gambar apa yang terjadi di depannya.

Hemi tersenyum, lalu manatap Jimin sambil menaruh telunjuk di depan bibirnya.

Jimin paham dengan apa yang Hemi lakukan. Jimin menjatuhkan dirinya di atas sofa.

"Bun, kok senyum senyum si?" Tanya Jimin.

Hemi tertawa pelan.
"Adek kamu lucu banget, gemesin ya mereka." Hemi menatap ke dua anak tersebut.

Jimin hanya tersenyum melihat Hemi.

"Hnggggg," Soobin mengucek matanya. Soobin melihat Sena yang masih terlelap.

"Bin," Soobin menoleh ke arah sofa.

"Eh, bunda. Bang Jimin ga kuliah?" Kata Soobin yang masih pada posisinya.

"Gue ada kelas siang." Ucap Jimin sambil mengambil satu kaleng soda dan meminumnya.

"Bunda sama bang Jimin uda dari tadi?" Tanya Soobin.

Bunda tersenyum dan mengangguk.
"Iya dari tadi. Terus, Soobin sendiri kenapa ga sekolah?" Tanya Hemi.

"Gamau ah, bun. Soobin mau jagain Sena aja." Soobin menatap Sena dan mengelus rambutnya.

Hemi tersentuh melihat kejadian tersebut, perlakuan Soobin begitu tulus kepada Sena.

"Tapi Soobin gabole ninggalin pendidikan, pasti ntar kalo Sena tau, Sena bakal marahin Soobin." Ucap Hemi, Soobin terkekeh.

"Gapapa, bun. Soobin mah rela, selagi yang marahin Soobin itu Sena." Jimin meringis mendengar ucapan Soobin.

"Merinding gue, bin." Ucapnya.

Hemi dan Soobin tertawa.

"Ish, berisik." Ucap Sena dengan mata tertutup, Sena mengeratkan pelukanya pada Soobin.

Hemi melihat tingkah anaknya itu hanya tersenyum lalu menghampiri Sena.

"Sayang, bangun dulu." Ucap Hemi sambil mengelus lengan Sena.

Sena menggeleng,
"Gamau, bunda. Sena mau tidur dulu, ntar bunda dimarahin Soobin loh kalo gangguin Sena tidur." Soobin melotot, Hemi menatap Soobin.

"Ayo dong, bangun dulu. Bunda uda bawain cheesecake tuh." Kali ini Soobin yang bicara.

"Ish, gamau." Sena menenggelamkan kepalanya di dada Soobin.

"Yauda, biarin aja, bin." Ucap Hemi membuat Soobin mengangguk.

Sudah hampir jam makan siang, namun Sena tak kunjung bangun. Jimin sudah pergi ke kampusnya, tinggalah Soobin, Hemi dan Sena yang masih terlelap.

Ceklek,

"Halo, ayah datang." Ucap Chanyeol yang membuka pintu, Hemi menatap suaminya tersebut dengan pandangan bosan.

"Kok lama? Katanya tadi sebentar." Ucap Hemi, Chanyeol hanya terkekeh di tempat lalu mengangkat paper bagian di tangan kanannya.

"Ambil ini dulu tadi, supaya yang punya cepet sembuh." Ucap Chanyeol.

Hemi menunjuk Sena dengan mulutnya,
"Tuh, anak kamu. Betah banget kayanya tidur, dibangunin malah ngomel."

Chanyeol menatap anaknya yang berada di dalam pelukan Soobin. Chanyeol tersenyum lalu menghampiri putrinya.
"Hei anak ayah, ayah gantengmu uda dateng nih. Masih gamau bangun?" Tanya Chanyeol.

Sena yang mendengar suara ayahnya, membuka sebelah matanya dan mengintip. Sebenarnya Sena sudah bangun dari tadi, hanya saja dia malas buat bergerak.

"Ayah kok lama datengnya?" Tanya Sena.

"Heh, Sena anaknya sapa si? Giliran bunda yang bangunin ngomel-ngomel, awas aja ntar bunda gamau nyuciin baju Sena." Ucap Hemi, Soobin tertawa mendengar hal tersebut.

"Tuh, bunda nya cemburu, kan." Ucap Soobin, Sena langsung tersenyum.

"Sayang Sena cuma ke bunda doang, kok. Beneran." Ucap Sena sambil memamerkan giginya.

Hemi menghampiri Chanyeol,
"Iya bunda percaya. Oh ya tadi kata dokter, Sena besok udah boleh pulang."

Chanyeol mengangguk,
"Yauda, sekarang aja beres-beres nya, jadi besok tinggal pulang aja." Hemi setuju dan langsung membereskan barang-barang Sena, sebelumnya Hemi mengambilkan cheesecake buat Sena.

Soobin izin membersihkan badanya dan dipersilahkan Chanyeol.

"Nih, karena Sena besok bisa pulang, jadi ayah beliin Lighstick." Chanyeol menyerahkan paperbag tersebut pada Sena.

Mata Sena membulat, Sena membuka paperbag tersebut lalu melihat benda kotak 3 macam.
"Huaaa, ayah beliin tiga? Kok banyak huhuhu."

Chanyeol tertawa melihat ekspresi anaknya tersebut.
"Punya boyband mana-mana tuh?" Tanya Chanyeol.

Sena membuka kotak pertama,
"Ini punya Exo, yang ayah beli ini baru-baru keluar versi 3." Jelas Sena, lanjut lagi kotak yang ke-2.

"Yang ini namanya Carat bong, ini Lighstick punya Seventeen versi 2." Sena memandang Lighstick tersebut dengan tatapan berbinar.

"Nah yang terahir ini punya Day6, ini bukan Lighstick sih, yah. Ini namanya apa, ya? Em, apa sih? Ah, kalo yang ini namanya Lightband. Lucu banget si kamu." Ucap Sena sambil mengelus Lighband tersebut.

Chanyeol terkekeh gemas melihat tingkah Sena.

Saat Sena hendak memindahkan paperbag tersebut, Sena merasa paperbag itu masih ada isinya. Sena menggoyang-goyangkan paperbag tersebut, dan melihat isinya.

"Ayah, huhuhu. Yawla makasih uda jadiin ayah Chanyeol jadi ayah Sena." Ucap Sena menadahkan kedua tanganya. Lagi-lagi Chanyeol tertawa geli mendengarnya.

Isi paperbag tersebut adalah army bomb keyring versi 2.

"Uda ah, kamu ini. Makan dulu, terus minum obat. Oke?" Sena mengacungkan jempolnya.

"Ay ay captain!" Ucap Sena.

"Eh, bunda mu kemana?" Tanya Chanyeol.

"Eh iyaya, bunda kemana, yah?" Tanya balik Sena.

"Kamu anak ayah apa bukan, sih? Kok gapinter? Ayah gatau makanya ayah nanya kamu." Sena cemberut.

"Ayah cari bunda dulu, sayang. Nanti ayah balik, Sena makan aja dulu sambil liat boyband yang Sena mau, itu pake laptop ayah aja." Chanyeol memberikan laptopnya.

"Nice, jangan lama-lama, Oke yah?" Chanyeol mengangguk.

15 menit berlalu, Sena asik dengan tontonanya dan mulutnya pun tak kalah sibuknya mengunyah cheesecake dari bundanya.

Ceklek,

Sena menjeda tontonanya dan melihat siapa yang datang,

Kursi roda?

"Junmi?" Lirih Sena.

Junmi menonjolkan kepalanya dan tersenyum dari balik pintu,
"Hai, lama gaketemu." Ucap Junmi.

Sena menghentikan aktivitasnya. Junmi memutar rodanya menuju Sena.
"Lo baik-baik aja kan?" Tanya Junmi.

Sena tersenyum,
"Cih, lo punya mata digunain."

"Gue rasa lo baik-baik aja." Ucap Junmi.

Sena merotasikan matanya, Junmi menatap ruangan Sena dan pandangannya jatuh ke arah Lighstick milik Sena, lalu Junmi tersenyum.
"Wuah, enak ya lo. Sekarat aja masih bisa dimanjain sama orang tua lo. Hoki banget hidup, lo." Ucap Junmi.

"Lo tau ga si, seberapa menderitanya temen lo di sekolah kehilangan nilainya cuma karna orang yang ga berotak kek lo." Lanjutnya.

"Emang iya gue ga punya otak? Masa, sih? Kalo gue yang kek gini gaada otak, gimana sama lo? Lo jelas-jelas sehat tapi pengen sakit, sakit beneran tau rasa lo." Ucap Sena.

"Bukan urusan lo."

"Iyalah anjir, not mybusiness. Hidup gue aja belom beres, ngapain ngurusin lo? Jatohnya ngerepotin orang." Ucap Sena sambil memakan cheesecakenya.

Junmi tersenyum, lalu berdiri di tempatnya.

Junmi mendekatkan bibirnya ke arah telinga Sena.
"Gue bukan tandingan lo." Bisiknya.

Sena mendorong wajah Junmi yang terlalu dekat denganya,
"Gausa deket-deket, gue baru aja sembuh ntar gue sakit lagi gara-gara virus dari badan lo. Ngomongnya jauhan juga bisa kali." Kesal Sena.

"Satu lagi, gausa sok nge bisikin gue kek yang di pilem pilem horor, bukannya gue takut malahan gue pen ngakak liat lo yang mirip nenek-nenek yang minta pertolongan pertama. Udah ah, jan ngelawak lo." Lanjut Sena.

Harga diri Junmi jatuh seketika, Junmi mengarahkan tanganya ke rambut Sena lalu menjambaknya namun sebelum itu Sena terlebih dulu menahan tangan Junmi.
"Eit eit, gakena." Ucap Sena.

Junmi mengarahkan tangan kirinya lagi dan berhasil menarik rambut Sena.
"ADOH BANGSAD, LUKA GUE BELOM KERING MBOK JUM. YANG LAEN ASTAPIR YANG LAEN AJA." Teriak Sena pada Junmi, Junmi makin menarik rambut Sena sehingga rambut Sena rontok.

Sena memukul Junmi sambil menahan air matanya.

Ini sakit banget.

Junmi tak mau melepaskan tarikanya tersebut, dengan sekuat tenaga Sena menendang perut Junmi dan berhasil membuat Junmi terdorong ke belakang.

Junmi tak menyerah, dia maju lalu memukul Sena dengan membabi buta, Sena yang tak siap hanya mampu melindungi kepalanya sambil menunduk.

Ini gue harus gimana? Gue gasanggup lawanin dia.

Junmi masih memukul Sena hingga perban di kepala Sena berubah menjadi merah dalam artian lukanya terbuka lagi.

Badan Sena terhuyung kesana kemari. Sena sudah tidak tahan, Sena menarik nafasnya dalam-dalam dan,

"AYAHHHHHHHHHH, TOLONGIN SENA!!!!" Sena teriak sekuat tenaganya.

Chanyeol yang berada di depan pintu lalu segera masuk saat mendengar jeritan dari dalam ruangan anaknya.

Chanyeol tidak ada pilihan, dia mendorong Junmi hingga Junmi terjatuh.

Chanyeol memeluk anak bungsunya sambil mengelus kepalanya.
"Tenang, ayah di sini." Ucap Chanyeol.

Chanyeol merasakan basah di tanganya saat menyentuh kepala Sena dan saat Chanyeol melihat tanganya, darah Sena berceceran di mana-mana.

Chanyeol menatap tajam anak yang memukul anaknya, lalu memanggil dokter.

Dokter datang dan membawa Sena ke IGD.

Chanyeol menelpon Hemi dan Soobin, lalu mengatakan bahwa Sena di bawa ke IGD. Setelah menelpon, Chanyeol duduk di sofa.

"Apa yang bikin kamu ngelakuin hal ini ke anakku?" Ucap Chanyeol.

"Dia. Anak sialan, yang udah berani ngerebut apapun dari hidup saya." Ucap Junmi dengan mata memerah.

Chanyeol tertawa,
"Sekarang aku ngerti kenapa anakku banyak yang benci. Anakku terlalu sempurna, kan? Anakku terlalu banyak nyuri perhatian orang-orang terdekatmu sampe kamu takut kehilangan orang-orang itu, and see? Kamu ngelakuin segala hal buat nyingkirin anakku."

Junmi tertawa,
"Buah gajauh jatuh dari pohonya, sekarang saya tau kenapa Sena kek gini, orang tuanya saja seperti ini." Ucap Junmi.

Chanyeol memasang wajah seolah-olah dia terkejut.
"Oh ya? Oke, anggap saja Sena mirip denganku. Lantas kamu? Kamu mirip dengan siapa? Buah gajauh jatuh dari pohonya, entah itu ibu atau ayahmu yang mewarisi sifatmu yang seperti ini. Aku ingin bertemu dengan orang tuamu, lalu akan ku ajarkan cara mendidik anak dengan baik." Ucap Chanyeol.

"Terserah." Ucap Junmi.

"Cuma kamu yang gamau minta maaf sama Sena, teman-temanmu yang lain sepakat buat minta maaf sama Sena secara langsung, tapi kayanya engga buatmu dan kamu malah menantangku sekarang."

"Polisi bakal datang sebentar lagi, siapkan nomor telpon orang tuamu dan mari kita lihat bagaimana reaksi orang tuamu melihat kelakuan bejat anak perempuannya ini." Ucap Chanyeol meninggalkan Junmi sendiri.

🍄🍄🍄


Aku udah up ya:" Ini uda panjang banget huhuhu:" Jangan ada yang minta dobel ya:" Diriku lelah:"

Komen kalian aku tunggu:" Aku hapal lo siapa yang suka ngevote sama komen:" Ngasih saran ato kritik pun boleh ko:'

Tinggalkan jejak Oke? Aku zeyenk kalyand:* ketjup sayang dari diriku:*

Continue Reading

You'll Also Like

119K 5.4K 70
[Beside story about the crash Adam Air's plane] "Apakah aku tengah bermimpi buruk?" Andin tak pernah menyangka bila harus merelakan kepergian kekasih...
713K 79.7K 62
intinya lo itu nikah sama felix. warn⚠ bahasa non baku. banyak kata kata kasar. gaje. absurd. garink. cheesy parah. lowercase. AU started :06/07/2018...
1M 63.2K 36
Delissa Lois adalah seorang gadis cantik yang terkenal barbar, suka mencari perhatian para abang kelas, centil, dan orangnya kepo. tapi meskipun begi...
606K 103K 40
[Silverboys series Book 10] "Lo harus jadi babu gua sampai lulus!" Starring: -Kim Junkyu -Song Naya (OC) -Ha Yoonbin -Han Jisung -Shin Ryujin -Noa Ka...