GARANCA

By Nadainun13

359K 23.8K 3.5K

Tentang Garkano Arthure Virgama. Sosok laki-laki yang identik dengan jaket denim biru berkerah hitam Sosok la... More

BIANCA MAUDY AYUMNA
GARANCA | 00
GARANCA | 01
GARANCA | 02
GARANCA | 03
GARANCA | 04
GARANCA | 05
GARANCA |06
GARANCA | 07
GARANCA | 08
GARANCA | 09
GARANCA | 10
GARANCA | 11
GARANCA | 12
GARANCA | 13
GARANCA | 14
GARANCA | 15
GARANCA | 16
GARANCA | 17
GARANCA | 18
GARANCA | 19
GARANCA | 20
GARANCA | 21
GARANCA | 22
GARANCA | 23
GARANCA | 24
GARANCA | 25

GARKANO ARTHURE VIRGAMA

38.8K 2.3K 332
By Nadainun13

Suara sepatu yang beradu dengan lantai lapangan bola basket terdengar bersamaan dengan pantulan bola berwarna orange itu di lantai. Laki-laki beralis tebal dengan tubuh tinggi dan rambut yang sudah basah karena keringat terus berusaha mengunci bola itu di dalam naungannya. Wajahnya menengadah ke depan, menatap seorang lawan yang menghalanginya serta ingin merebut bola itu.

Peluh keringat bercucuran dari pelipisnya. Bahunya terlihat naik turun karena deru napasnya tidak stabil. Cowok dengan nomor punggung 13 itu menarik sebelah sudut bibirnya. Seperkian detik kemudian dia mengeluarkan teknik untuk mencecok lawannya dengan mengeluarkan gerakan tipuan. Setelah berhasil cowok itu segera berlari mendekati ring basket. Dan melakukan shooting untuk memasukan bola ke dalam ring.

Masuknya bola di detik-detik terakhir mengundang sorak-sorai penonton yang memenuhi pinggiran lapangan. Sorakan semakin terdengar histeris dan berlebihan ketika cowok dengan nomor punggung 13 itu mengibaskan rambutnya yang basah beberapa kali sebelum tangan kanannya bergerak menyugar rambut itu kebelakang.

"Huaaa! Garkano berdamage bangett!!"

"Baru nyugar rambut aja buat mleyot gimana kalau ngucapin ijab kabul di pernikahan kita nanti!"

"Aduh liat begituan aja buat lebah-lebah di perut gue berterbangan!"

"Stress!"

"Garkano semangatt!"

"Keteknya lebih mulus dari pada akhlak bestie."

Begitulah kira-kira pekikan berlebihan yang keluar dari beberapa penonton. Padahal ini hanya latihan biasa tetapi penonton ya seperti sedang tanding antar negara saja. Semetara yang di teriaki sejak tadi tampak tidak peduli. Cowok itu berlari ke arah teman-teman nya lalu saling bertos ria.

Suara peluit panjang yang di bunyikan oleh pelatih mereka terdengar menandakan waktu pertandingan sudah habis. Semua anak-anak yang berkontribusi dalam latihan barusan langsung berkumpul ke satu titik di mana pelatih mereka berdiri.

"Good job! Latihan hari ini cukup bagus dan ada kemajuan dari hari kemarin. Terus tingkatkan, dan jangan pernah merasa puas," ucap Pak Ilham kepada anak-anak didiknya. Bola mata pria itu menatap satu persatu wajah lelah di hadapan nya. "Latihan hari ini Bapak cukup kan, tepuk tangan dulu untuk hari ini. "

Seketika tepuk tangan riuh terdengar tak hanya dari pemain saja tetapi juga penonton yang masih setia berdiri di pinggir lapangan. Pak Ilham yang melihat murid-murid perempuan nya itu begitu semangat hanya bisa menggeleng pelan.

"Baik sekarang kalian boleh bubar, ingat banyak-banyak konsumsi air putih dan jaga selalu tubuh kalian. Tiga minggu lagi kita akan ada pertandingan persahabatan dengan SMA lain. Bapak mau kalian kuatkan performa kalian. Sekian latihan untuk hari ini. Selamat Sore!"

"Sore Pak!" jawab mereka dengan serempak. Pak Ilham kemudian beranjak dari tempat nya bersamaan dengan para anggota bakset yang juga membubarkan diri.

Beberapa orang langsung mengambil tas nya yang tersimpan di bangku dan pulang. Beberapa orang memilih untuk duduk selonjoran dulu di pinggir lapangan.

Keadaan seperti ini di sempatkan oleh beberapa murid perempuan yang sejak tadi menonton latihan untuk memberikan air minum kepada Garkano.

"Garka! Lo Pasti haus kan? Ini ada minum buat lo!"

"Minum punya gue aja, di jamin bisa ngilangin dahaga lo."

"Mending punya gue aja, selain ada manis-manisnya minuman gue juga ada cinta-cintanya."

" Punya gue aja Gar! Di jamin keasliannya cap singa!"

Garkano terpaksa berhenti ketika rombongan cewek-cewek itu datang menghampiri nya. Cowok itu menatap datar wajah-wajah di depannya. Seperti tidak punya ekspresi di dalam dirinya sebagai bahasa untuk menyuarakan perasaan nya senang atau sedih cowok itu hanya berekspresi datar.

"Eist!" seorang cowok dengan seragam basket yang sama dengan Garkano tiba-tiba datang. Cowok itu adalah Arjuna Dirgantara, teman dekat Garkano. Saat ini Juna tengah merentangkan tangannya di depan Garkano. "Lo semua gak bisa grepe-grepe teman gue," ujar Juna.

"Apasih Juna! Orang cuma mau ngasih minum doang," jawab cewek bertubuh bongsor mewakili teman-teman nya.

Juna menurunkan tangannya. Ia menatap semua botol minum yang ada di tangan cewek-cewek itu lalu di ambilnya. Membuat mereka semua melotot dan protes.

"Harus gue coba dulu, siapa tau beracun." Juna membuka satu per satu air mineral itu kemudian dia minum.

Garkano hanya menggeleng pelan melihat kelakuan Juna yang sudah mencobai empat botol air mineral itu. Garkano memilih mundur dan beranjak dari sana ketika protesan cewek-cewek itu karena Juna meminum air yang seharusnya untuk Garkano semakin tidak terkondisikan.

Garkano terus berjalan saja ketika Juna berteriak-teriak meminta tolong karena rambutnya di jambak-jambak oleh beberapa cewek itu. Bahkan untuk sekedar melirik saja tidak. Garkano seolah menulikan pendengaran nya.

Salah siapa cari masalah sama kaum betina. Rasakan saja dampaknya. Garkano tidak mau ikut campur. Berurusan dengan kaum wanita adalah hal yang selalu ia hindari.

Sesampainya di parkiran Garkano langsung memakai helmnya dan mengeluarkan kendaraan beroda dua itu dari jajaran motor-motor yang masih ada di sana. Baru saja Garkano ingin melajukan motornya dari area Parkir, mata elang nya menangkap kehadiran Juna dengan keadaan yang cukup memprihatinkan. Rambut cowok itu berantakan, di pipinya terdapat satu goresan, sepertinya sebuah cakaran. Memang ganas sekali kaum perempuan ini.

Garkano menaikan kaca helmnya. "Kenapa lo?" tanya nya berpura-pura tidak tau.

"Nanya lo! Udah tau gue abis di cabik-cabik para betina . Lo bukannya bantuin gue malah kabur, teman macam apa lo?" Juna mulai mengomel sambil memakai helm nya.

"Emang kita temen?"

Juna menendang kuat ban motor Garkano yang membuat cowok itu malah memekik keras sambil mengangkat satu kakinya. "Ku kira hubungan kita spesial ternyata kari ayam."

"Pinter!" umpat Garkano lalu menutup kaca helmnya dan berlalu dari sana. Lagi! Garkano tidak mempedulikan teriakan Juna.

∆∆∆

Motor Ninja merah milik Garkano berhenti di garasi rumahnya. Cowok itu turun dan melangkah ke dalam rumah sambil menenteng tas nya.

"MAMA!! BANG FAJAR CURI COKLAT SENJA! HUA!!"

Sebuah teriakan melengking itu menyambut kepulangan Garkano dari sekolah. Cowok yang masih memakai seragam basket itu hanya bisa menghela napas sejenak.

"ABANG! BALIKIN COKLAT ADEK!"

"UDAH SAMPE PERUT MAH! TINGGAL BELI LAGI SIH!"

"ADEK NANTI BELI LAGI AJA YA!"

"GAK MAU! SENJA MAU NYA YANG ITU!"

"ABANG, ADEKNYA MAU NYA YANG ITU."

"YA GIMANA UDAH SAMPE PERUT!"

"UDAH SAMPE PERUT DEK!"

Garkano mengusap wajahnya kasar mendengar teriakan yang saling sahut menyahut itu. Kadang ia berpikir apakah benar dirinya tinggal di dalam sebuah rumah? Atau sebenarnya dia tinggal di hutan?

Garkano berhenti dan menoleh ke arah ruang keluarga. Di sana ada Mamah nya, Senja dan juga Fajar. Terlihat Mamahnya sedang asik menonton sinetron sambil memakan cemilan, Senja sibuk dengan laptopnya, sementara Fajar sibuk dengan ponsel dalam posisi miring. Jadi mereka berdekatan? Tetapi kenapa teriak-teriak?

Dan seolah beberapa detik yang lalu tidak terjadi apa-apa kini mereka bertiga hanya diam dengan aktivitas masing-masing. Tidak mau memusingkan itu Garkano mengambil langkah menghampiri Mamahnya untuk sekedar mencium tangannya.

"Assalamualaikum," Garkano memberi salam lalu mencium punggung tangan Keysha.

"Waalaikumsalam, baru pulang Bang?" tanya Keysha menatap putranya itu dengan seulas senyum yang mampu menghilangkan rasa lelah pada diri Garkano.

Garkano mengangguk sekali sebagai jawaban. Ia melirik ke arah Fajar yang sedang rebahan di sofa sambil mengomel-ngomel sendiri.

"Woy kiri-kiri! Bantu gue buruan! Sinyal-sinyal!"

"Yaudah Bang, mandi gih, mau Mamah buatin makanan apa?" tanya Keysha. Selalu dengan suara yang lembut. Untung saja tidak teriak teriak seperti tadi

Garkano menggeleng pelan. "Belum laper Mah," jawabnya. "Yaudah Garka mau mandi."

"Bang Garka gak mau cium pipi Senja Bang?" tanya Senja menatap polos Garkano.

Garkano tersenyum tipis lalu melangkah ke arah Senja dan mencium pipi adik perempuan satu-satunya itu. Sebenarnya hal seperti ini sudah biasa terjadi di keluarga nya. Dan hal itu yang membuat keluarga mereka sangat hangat. Hanya saja kadang ada kampret-kampret sejenis Fajar yang suka membuat keluarga tidak hangat lagi melainkan panas.

Keluarga Virgama sangatlah hangat dan harmonis. Dipta dan Keysha benar-benar menjalan kan peran sebagai orang tua dengan sangat baik. Mereka tidak pernah menuntut anak-anak mereka untuk pintar dalam hal akademik. Mereka berdua akan selalu mendukung potensi dan hal-hal yang di sukai anak-anak mereka jika itu masih di dalam batas.

Fajar melirik ke arah Senja yang sedang senyam-senyum."Ja, lo kalau gue nyang cium pipi lo gak pernah mau!"

Senja mencebikkan bibirnya. "Ya soalnya Senja belum punya stok air tanah kalau Bang Fajar cium pipi Senja."

"Lo kira gue najis?!"

"Bang Fajar bukan najis, tapi sejenisnya. Gimana geh muka Bang Fajar mirip babi." Senja kembali mengalihkan fokus nya kepada layar laptop. Menonton sebuah drama yang berasal dari negara korea.

Keysha tertawa mendengar ucapan Senja yang terdengar polos dan meledek itu. "Adek ucapannya," tegur Keysha.

"Maaf Mamah," sesal Senja.

"Woy ubi arab, kita kan kembar kalau gue mirip babi, berarti babinya lo!" pekik Fajar lalu terbahak sendiri. Lah iya ya?

"Loh iya yah Mah? Kalau Bang Fajar mirip pig, berarti Pig nya Senja?" tanya Senja sambil mengejapkan matanya beberapa kali.

"Udah-udah, kalau Senja Pig berarti Mama ibu pig dong? Kamu ini sembarangan!" Keysha melempar bantal ke wajah Fajar karena cowok itu masih saja tertawa.

"Abang udah sholat asar belum?" tanya Keysha kepada Garkano yang hanya diam memperhatikan obrolan unfaedah keluarga nya barusan.

"Udah," jawabnya.

"Yaudah sekarang mandi abis itu siap-siap Sholat magrib. Ajak juga adek kamu tuh sholat gak game aja," kata Keysha dengan nada menyindir. "Inget yang di timbang di akhirat nanti itu jumlah pahala bukan jumlah kill apa lagi hero."

Seketika Fajar tersindir oleh ucapan Mamahnya. Cowok itu langsung mengubah posisinya menjadi duduk dan cengar-cengir tidak jelas.

"Siap Bunda Ratu, Fajar ganteng mau mandi abis itu sholat." Fajar segera bangkit dan berlari menuju ke kamar nya.

"Garka ke kamar Ma," pamit Garka sekali lagi. Setelah mendapat anggukan dari Keysha, Cowok jangkung itu melangkah menuju kamar nya yang ada di lantai dua.

Cowok itu menutup kembali pintu kamarnya setelah ia berada di dalam ruangan bernuansa hitam. Terdapat banyak lukisan yang menempel pada dinding-dinding kamar. Ya! Garkano memang suka melukis sejak kecil, bakatnya dalam bidang ini sering kali ia pakai ketika ia merasa jenuh. Tetapi Garkano tidak pernah mau jika di suruh ikut lomba melukis dan sejenisnya.

Garkano melemparkan tas sekolah nya ke atas sofa panjang yang ada tak jauh dari letak pintu kamar. Setelahnya cowok itu duduk di kursi belajar. Tangan kanan nya menarik laci dan mengambil sebuah kotak berukuran sedang untuk dia letakan di atas meja belajar.

Membuka kotak berwarna abu-abu itu kemudian mengeluarkan sebuah foto. Tatapan dinginnya berubah teduh. Darahnya ikut berdesir deras. Dadanya terasa Mulai sesak dengan tenggorokannya yang seakan tercekat. Urat-urat di lehenya seketika menegang ketika rahang cowok itu mengeras.

"Dua tahun, gue akan dapetin keadilan untuk lo."

∆∆∆∆

Jangan lupa vote dan komenn.

See you gaess....

GARKANO ARTHURE VIRGAMA

Continue Reading

You'll Also Like

2.4M 128K 61
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
390K 48.1K 33
Cashel, pemuda manis yang tengah duduk di bangku kelas tiga SMA itu seringkali di sebut sebagai jenius gila. dengan ingatan fotografis dan IQ di atas...
888K 63.4K 35
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
1.4M 67.3K 24
semua part pendek. "JIKA MENCINTAI TAK HARUS MEMILIKI, MAKA BOLEHKAN SAYA MENGHAMILIMU TANPA MENIKAH" Bimanuel Dirgantara. "GUE BUKAN HOMO BANGSAT"...