𝓒𝓪𝓵𝓵 𝓞𝓾𝓽 𝓜𝔂 𝓝𝓪𝓶𝓮...

By seannelyze

137K 20.2K 5.8K

"Tidak masalah jika diriku tidak dibutuhkan di dunia," - Lim Yoon Ah Since, August 23th, 2018 More

main cast
blurb
• 1 •
• 2 •
• 3 •
• 4 •
• 5 •
• 6 •
• 7 •
• 8 •
• 9 •
• 10 •
• 11 •
• 12 •
• 13 •
• 14 •
• 15 •
• 16 •
• 17 •
• 18 •
• 19 •
• 20 •
• 21 •
• 22 •
• 23 •
• 24 •
• 25 •
• 26 •
• 27 •
• 28 •
• 29 •
• 30 •
• 31 •
• 32 •
• 33 •
• 34 •
• 36 •
• 37 •
• 38 •
• 38 •
• 39 •
• 40 •
• 41 •
• 42 •
• 43 •
• 44 •
• 45 •
• 46 •
• 47 •
• 48 •

• 35 •

2.7K 434 156
By seannelyze

Kesedihan Yoona terobati ketika ia membuka email, dan mendapat notifikasi email masuk dari ibunya. Sehun menghubungi Sohee untuk mengirimkan Yoona email, karena gadis itu terus mengurung diri di kamar dan tak menyentuh makanannya. Membuat Sehun ingin sekali menggaulinya sampai ia menyerah dan mulai menyentuh makanannya. Tetapi ia belum segila itu untuk melakukan hal yang terbilang nekat tersebut.

From : soheelimxx
To : yoonaoh
Subject : Apa kabar?
Message :
Bagaimana kabarmu, sayang?
Ibu harap kau baik-baik saja.
Apa selama ibu tidak ada, kau berbuat kenakalan?
Jangan khawatirkan ibu.
Ibu sangat sehat disini.
Teman ibu memelihara anak anjing yang sangat lucu.
Namanya Rae-O, anjing putih yang selalu menempel pada ibu dibandingkan teman ibu.
Ah, bagaimana dengan studimu? Apa semua baik-baik saja? Segera kejar kelulusanmu, agar kau bisa menikah dengan pria yang kau cintai, yang saat ini satu atap denganmu.
Ibu mendapatkan pekerjaan disini. Sebagai designer. Apa kau bangga mempunyai ibu sepertiku?
Pekerjaannya tidak terlalu melelahkan. Hanya menggambar dan menyumbang ide. Untuk pembuatan pakaiannya, teman ibu yang menangani.
Amerika sangat panas. Lebih panas dari Seoul ketika musim panas tiba. Ibu setiap hari harus meminum minuman dingin agar tidak terasa begitu panas.
Yoona, jaga kesehatanmu. Makanlah dengan teratur. Jika bisa, minumlah vitamin. Kau bisa membeli dengan uang yang ibu berikan padamu.
Jangan berbuat kenakalan yang merepotkan Sehun. Mengerti?!

Yoona membaca dengan mengusap air matanya. Sehun yang berada di belakang Yoona menangkap gelagat gadis itu, "Kau sudah tenang sekarang?"

"Sedikit," Yoona mencoba untuk jujur. Ia tidak terlalu tenang, karena ibunya tidak menyebutkan alamat temannya di Amerika. Ia berfikir negatif, jika ibunya tidak ingin di kunjungi oleh Yoona. Memang benar, jika ibunya mencatat alamat temannya yang berada di Amerika, Yoona akan segera menyusulnya dengan pesawat first class.

Sehun memberikan makanan yang sudah di pegang oleh Ver sedaritadi, "Sekarang, makanlah! Kau harus menjaga kesehatanmu,"

Yoona mengangguk dan menerima piring yang sudah berisikan makanan, "Bisakah daddy meninggalkanku dengan Ver?" tanpa banyak bicara, Sehun meninggalkan Yoona dengan Ver. Mungkin saja, Yoona ingin berendam atau mungkin berganti pakaian.

Kini, Yoona hanya bersama dengan Ver di dalam satu ruangan, "Ver, bisakah kau membantuku?"

Ver merasa teranjung. Untuk pertama kalinya sang majikan mudanya memberikan perintah padanya setelah sekian lama, "Jika saya bisa membantu Nona, saya akan membantu sebisa saya,"

Yoona tersenyum sendu, "Bisakah kau mencarikan segala informasi tentang ibuku, Lim Sohee?" seketika tubuh Ver menegang. Ini bukanlah hal mudah. Mata-mata Sehun menyebar di setiap sudut kota. Ver akan cepat tertangkap jika ia mencari segala informasi tentang kehidupan Yoona yang dulu.

"Saya tidak bisa menjanjikannya, Nona. Tetapi saya akan berusaha,"

Setelah Yoona berterima kasih, Ver segera keluar dari kamar Yoona dengan membawa piring dan gelas kosong. Yoona melahap habis makanannya tanpa bersisa, dan itu membuat hati Ver senang.

Tetapi kesenangannya hanya bertahan sesaat setelah ia bertemu dengan San di dapur. Wanita paruh baya itu menatapnya dengan dingin serta tangan yang di lipat di depan dada, "Apa yang kau bicarakan dengan Nona Yoona? Kau berusaha untuk mencari informasi tentang ibunya? Berhentilah segera, jika kau tidak ingin Nona Yoona bersedih," San tidak sengaja mendengar dari luar pintu Yoona yang sebenarnya tidak tertutup rapat. Sehun yang sengaja tidak menutup rapat, dan menyuruh San untuk mencuri dengar pembicaraan mereka.

Kening Ver berkerut tak mengerti, "Apa maksud Anda, Bibi San?"

"Kau tidak perlu tahu, semua akan terjawab pada waktunya. Hanya saja, urungkan niatmu untuk membantu Nona Yoona mencari segala informasi tentang ibunya," tegas San pada Ver, "Kuharap kau menuruti segala yang kukatakan, Ver. Kau sudah kuanggap sebagai puteriku, dan kau penerusku menjadi kepala Maid di rumah ini. Jangan berbuat sesuatu yang akan membuat majikanmu sedih," San meninggalkan Ver yang masih mematung.

San memang tahu kondisi Sohee. Karena saat Sohee berpamit pada Sehun, San sedang berada tepat di belakang Sehun, menemani majikannya itu untuk menyesap teh paginya. Betapa terkejutnya ketika Sohee mengatakan tentang penyakit dan tujuannya meninggalkan Yoona tanpa berpamitan. Sohee tidak ingin membuat puterinya sedih. Ia tak ingin di anggap lemah saat Yoona tahu perihal penyakitnya. Dan di tatap dengan tatapan mengasihani sangatlah tidak menyenangkan. Seperti dokter yang menatapnya dengan tatapan penuh simpatik dan rasa kasihan karena umurnya yang semakin menipis.

Kekeras-kepalaan Sohee tidak berubah semenjak dulu. Dan Sehun memakluminya. Tidak semua orang berubah dengan waktu singkat. Pasti ada beberapa sifat atau prilaku yang masih melekat. Dan itulah Sohee dengan kekeras-kepalaannya. Ia mengerti, ia pun jika dalam posisi Sohee, ia tidak ingin gadis yang ia cintai bersedih. Lebih baik, gadisnya tahu ia meninggalkannya karena pergi dan hilang tanpa kabar, di banding harus sedih berlarut-larut atas kabar kematiannya. Karena hal terburuk yang akan terjadi, jiwa Yoona terguncang dan tidak menerima kabar kematian Sohee, Yoona akan memilih untuk mengikuti Sohee.

Semua kemungkinan, bisa saja terjadi, bukan?

Bukan Sehun berharap kemungkinan buruk itu terjadi. Hanya saja, ia mengambil cara yang paling aman untuk melindungi gadisnya.



Pagi hari menjelang. Yoona sudah lebih dulu duduk di meja makan menunggu kedatangan Sehun. Seperti yang di duga, Sehun terkejut dengan perubahan sikap Yoona hari ini, "Pagi, dad," Yoona memberikan senyuman seakan hari kemarin hanyalah mimpi belaka. Matanya menyipit membuat lengkungan seperti bulan sabit.

"Hm, pagi," Sehun mendekati Yoona dan mengecup pipinya, "Kau sudah bisa kuliah hari ini?" Sehun berjalan menjauh dan duduk di tempat yang biasa ia tempati.

Yoona mengangguk pasti, "Sudah! Lagipula, dari pihak kampus hanya di berikan waktu izin tiga hari. Dan ini sudah hari ketiga. Aku harus masuk sebelum aku dikenakan sanksi," Yoona melahap roti panggang berselai blueberry-nya.

Sebenarnya, walaupun Yoona dikenakan sanksi, itu tak masalah untuk Sehun. Ia hanya perlu mengeluarkan biaya sedikit untuk di berikan pihak universitas dan mengurangi hukuman untuk Yoona.

"Daddy akan mengantarmu," Yoona mengangguk menyetujui.

Sesaat keadaan hening. Sehun memakan salad, dan Yoona kembali mengambil roti panggangnya, "Yoona.."

"Hm?" Yoona bergumam karena di mulutnya penuh dengan roti yang sedang ia kunyah untuk membuat tekstur semakin lembut dan semakin mudah untuk melewati kerongkongannya.

"Kau ingin tetap memanggilku daddy?"

Yoona mengerutkan keningnya karena bingung, "Kau memang daddy-ku, bukan?" kepolosan Yoona membuat Sehun gemas. Jadi, apa arti dari ia mencium bibir Yoona untuk pertama kali? Dan untuk ciuman di mobil ketika ia mengantarkan Yoona. Dan untuk ciuman ketika Yoona berada di kediamannya dan hendak pulang ke apartemen kecilnya. Dan untuk ciuman di kolam renang saat mereka berdua sedang menghabiskan waktu dengan berenang. Dan untuk ciuman selamat datang saat Sehun menjemput Yoona seusai kelasnya. Apakah wajar jika seorang ayah angkat mencium puterinya? TENTU SAJA TIDAK!

Sehun menghela nafas beratnya. Ah, apakah perasaannya tak terbalas? Atau bertepuk sebelah tangan? Tetapi tidak! Ia teringat ketika Yoona pertama kali yang menciumnya lebih dulu. Memang benar, selama ini di antara mereka belum ada yang mengakui perasaannya.

"Yoona,"

"Ya, dad?"

Sehun menatap Yoona dengan serius. Yoona pun terdiam ketika ia menyadari sikap misterius Sehun, "Apa salah jika daddy mencintaimu?"

Yoona membulatkan matanya. Ia tidak menyangka jika Sehun akan berkata demikian. Yoona tidak bisa menjawabnya, karena ia terkejut. Rasa senang dan haru membuncah di hatinya. Perasaannya tidak bertepuk sebelah tangan, dan arti Sehun selalu menciumnya itu, karena pria itu memiliki perasaan yang sama dengannya.

"Bisakah kau berhenti memanggilku dengan sebutan daddy?" Sehun mengatakan permintaan pada Yoona.

Yoona menatap Sehun tanpa arti. Ia memang lebih nyaman memanggil Sehun dengan sebutan 'daddy'. Apa ia harus menyebut Sehun dengan sebutan 'Paman'? Lalu apa yang membedakannya dengan Paman Jongin?

"Paman Sehun?" Yoona mencoba panggilan barunya pada Sehun, dan itu menjijikan hingga membuat Sehun begidik ngeri.

Kedua alisnya menekuk membentuk kerutan yang nyata, "Paman?"

Yoona mengangkat satu alisnya tanda ia kebingungan saat ini. Sehun seperti tidak menyukai panggilan barunya, "Daddy memintaku untuk berhenti memanggil dengan sebutan itu. Kau jauh lebih tua dariku, dan aku ingin tetap menghormati daddy. Lalu, panggilan apa yang sesuai dengan umurku untuk memanggil daddy?"

Sehun menggeleng tak percaya. Bisakah Yoona sedikit mempunyai sisi romantis? Memanggilnya dengan sebutan darling, sayang atau mungkin honey? Ah, lupakan! Itu menjijikan.

Beruntung tidak ada seorang pun di antara mereka berdua. Jika ada San atau Ver, mungkin ini seperti acara menahan tawa.

Sehun menghela nafasnya perlahan, "Kau bebas memanggil apapun yang kau inginkan,"

Yoona terlihat bersemangat, "Jadi? Aku boleh memanggil daddy dengan sebutan pabbo, byuntae ahjussi, dan—"

Sehun membelalakkan mata dan dengan cepat memotong perkataan Yoona, "Stop! Tidak dengan itu. Lebih baik kau memanggilku dengan daddy,"

Yoona mengerucutkan bibirnya yang terlihat lucu di mata Sehun, "Baiklah," Yoona memberengut. Yoona ingin sekali memanggil Sehun dengan sebutan 'byuntae ahjussi', sama seperti panggilan Soojung pada Paman Jongin.

Yoona dan Sehun melanjutkan makan pagi mereka. Sehun sibuk dengan fikirannya, sedangkan Yoona memikirkan akan memanggil Paman Jongin seperti yang Soojung lakukan. Jika Paman Jongin berkunjung, ia akan mencobanya nanti. Diam-diam Yoona tersenyum dan terkekeh sendiri, membuat Sehun curiga. Sepertinya di kepala Yoona sedang memikirkan hal-hal yang menyenangkan. Ia tidak akan mengganggunya dan membiarkan Yoona dengan imajinasinya. Sudah lama ia tidak melihat Yoona yang seperti ini. Diam-diam pula, Sehun memperhatikan Yoona tanpa disadari gadis itu.


*NOTE :
Yang kemarin salah nulis. Bukan 'TERPAKSA MENGGENDONG YOONA' tapi lebih tepatnya 'TIDAK ADA PILIHAN LAIN'
Udah milih di Prolog Collection? Jadi maunya yang mana? Dari Vote + komen yang unggul SENORITA

Buat jokes dulu ya, soalnya gue ngakak sm pict Yoona ⇩⇩⇩

(Jalan dengan penuh senyum)

"E-Eh copot, eh copot"
*latah*

"Ah ilah, ngapa pake lepas segala sih"

"Gakpapa, gakpapa, ane gakpapa, selow selow"

🤣🤣🤣

Continue Reading

You'll Also Like

217K 1.2K 33
This is a mix of different animes that have smut in them
24K 589 21
𝑲.𝒃𝒂𝒌𝒖𝒈𝒐𝒖 𝒙 𝒓𝒆𝒂𝒅𝒆𝒓 ↳ 𝑰𝒏 𝒘𝒉𝒊𝒄𝒉 two students relate to eachother in more ways than one. ↳ Class 3-A students A little Secret rela...
122K 2.8K 54
imagines as taylor swift as your mom and travis kelce as your dad
271K 2.5K 42
قصه الرجل السادي الذي يقوم بممارسه معا جميع الفتيات الذي يراهم وهوه اكبر رئيس مافيا في كوريا سادي ليس لديه رحمهً في قلبه يقتل اخ البطله فتقرر الانتق...