Cerita Kita

By salsaalfn

655K 41.4K 2K

Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri le... More

cerita kita - bagian 01
cerita kita - bagian 02
cerita kita - bagian 03
cerita kita - bagian 04
cerita kita - bagian 05
cerita kita - bagian 06
cerita kita - bagian 07
cerita kita - bagian 08
cerita kita - bagian 09
cerita kita - bagian 10
cerita kita - bagian 11
cerita kita - bagian 12
cerita kita - bagian 13
cerita kita - bagian 14
cerita kita - bagian 15
cerita kita - bagian 16
cerita kita - bagian 17
cerita kita - bagian 18
cerita kita - bagian 19
cerita kita - bagian 20
cerita kita - bagian 21
cerita kita - bagian 22
cerita kita - bagian 23
cerita kita - bagian 24
cerita kita - bagian 25
cerita kita - bagian 26
cerita kita - bagian 27
cerita kita - bagian 28
cerita kita - bagian 29
cerita kita - bagian 30
cerita kita - bagian 31
cerita kita - bagian 32
cerita kita - bagian 34
cerita kita - bagian 35
cerita kita - bagian 36
cerita kita - bagian 37
cerita kita - bagian 38
cerita kita - bagian 39
cerita kita - bagian 40
cerita kita - bagian 41
cerita kita - bagian 42
cerita kita - bagian 43
cerita kita - bagian 44
cerita kita - bagian 45
cerita kita - bagian 46
cerita kita - bagian 47
cerita kita - bagian 48
cerita kita - epilog
cerita kita x joylada

cerita kita - bagian 33

8.4K 579 22
By salsaalfn

"Meski harus menentang hati sendiri, akan saya lakukan agar kamu bahagia."


Jam dinding sudah menunjuk ke angka dua, Aileen dan Darren sudah rapi dengan pakaian pantainya. Mereka tinggal menunggu datangnya Adnan dan Nara untuk menjemput.

"Nah tuh ada suara mobil, coba lihat. Mungkin itu mereka," ucap Leta. Aileen dan Darren yang sedang bersandar langsung berdiri.

Aileen membuka pintu, Darren keluar.

Benar ternyata, Adnan dan Nara yang datang.

"Hai tante!" sapa Nara lalu menyalimi Leta yang tersenyum.

Adnan menatap Aileen beberapa detik. Aileen terlihat sangat cantik dengan outerwear berwarna coklat itu.

"Abang," ucap Nara berbisik seraya menyenggol lengan Adnan, kemudian Adnan kembali sadar dan menyalimi Leta.

Nara tersenyum menatap Darren.

"Yaudah kita jalan dulu Ma," ucap Darren lalu menyalami Leta.

Aileen tersenyum lalu ikut menyalami Leta "Dadah Mama!" ucapnya lalu Leta mengusap lembut kepalanya.

Mereka kemudian berjalan ke depan setelah menyalimi Bi Juju yang berdiri di dekat gerbang.

Setelah memberi salam. Adnan mulai menjalankan mobilnya.

Aileen duduk dibelakang bersama Nara. Sedangkan Darren duduk didepan bersama Adnan.

"Ai, selfie yuk!" ucap Nara lalu mendekat seraya mengarahkan ponselnya.

Aileen tersenyum bersama Nara di dalam foto itu.

Adnan tersenyum lalu menekan tombol on mp4 yang langsung mengalunkan lagu I Love You 3000 dari Stephanie Poetri.

"Baby take my hand i want you to be my husband—"

"Eh Ai tau lagu ini jugaa!" sahut Nara, Aileen yang memang sedang mengikuti alunan lagu menoleh.

"Tau dong!"

"And i love you three thousand!" ucap mereka bersamaan lalu tertawa.

Kemudian mereka berdua bernyanyi bersama, sesekali Darren menoleh lalu tersenyum saat melihat senyum Aileen. Sama dengan Adnan.

Hingga satu jam kemudian mereka sampai disebuah pantai yang mereka tuju.

Aileen dan Nara langsung turun dari mobil, kaki mereka menapaki pasir lalu sama-sama tersenyum gembira.

Darren turun dari mobil, lalu berjalan bersama Adnan menyusul Aileen dan Nara yang sudah berlari duluan.

"Kita disini aja ya?" ucap Adnan setelah sampai disebuah tempat yang berada di bawah pohon kelapa. Yang lain mengangguk setuju. Kemudian Darren membantu Adnan menggelar karpet berwarna cream itu.

Mereka lalu duduk di atas karpet, Nara membuka kotak makan besar yang sengaja dibawa. Kotak itu berisi potongan buah-buahan segar.

"Yaampun kalian kepikiran bawa ini! gue sama Darren malah nggak bawa apa-apa!" ucap Aileen lalu memotret buah-buahan itu.

Darren tersenyum.

"Haha nggak kenapa-napa. Sengaja ini dibawa buat rame-rame. Ayuk makan. Ar," sahut Nara.

Mereka lalu memakan buah-buahan tadi. Aileen sesekali menyuapi Darren. Membuat Nara dan Adnan sesekali merasa cemburu.

"Sewa sepeda yuk!" seru Aileen. Yang lain serempak menoleh, lalu setuju. Kemudian mereka berjalan menuju tempat menyewa sepeda.

"Cuma tinggal dua hehe maaf, disewa semua abisan." ucap si penjaga sewa sepeda sambil tersenyum ramah.

Darren tersenyum "Yaudah nggak kenapa-napa, berdua-berdua aja." ucapnya lalu melirik Aileen.

Nara tersenyum juga "Gue sama lo ya?"

Darren menoleh lalu dengan terpaksa menganggukan kepala.

Aileen menelan saliva, menahan cemburu sedangkan Nara tersenyum bahagia.

Kemudian mereka berempat melaju pelan mengelilingi jalanan pinggir pantai. Angin sore serta cahaya matahari menyapa mereka dengan ramah.

Aileen berpegangan pada bahu Adnan, sesekali melempar senyum untuk Nara walaupun yang dilihat pahit.

Matahari mulai bergerak ingin menuju barat. Mereka kembali ke pinggir pantai setelah mengembalikan sepeda dan solat.

"Eh udah ada sunset! Foto-foto!" ucap Nara, menggandeng Aileen untuk berfoto.

Adnan yang membawa kamera dengan peka memotret mereka.

"Gantian sini abang aku fotoin!" ucap Nara.

Aileen ingin bergerak dari sana. Tapi ucapan Adnan menghentikannya "Foto sama aku ya," ucapnya.

Aileen tersenyum kemudian kembali menatap kamera.

Darren menyilangkan kedua tangan didepan dada lalu membuang pandangan menatap ke arah lain.

Setelah selesai memfoto Aileen dan Adnan, Nara bergerak untuk meminta foto bersama Darren. Tapi dengan peka, sebelum Nara mengucapkan kata. Darren sudah mendekati Aileen "Fotoin gue berdua. Harus bagus, mau gue post." ucapnya lalu merangkul Aileen.

Aileen menatap Darren beberapa detik, lalu tersenyum ke arah kamera.

"Kita foto berempat dongg!" ucap Aileen, lalu dengan peka Adnan memanggil seseorang yang sedang berdiri di dekat mereka, meminta untuk memfoto mereka.

Darren berdiri disamping Aileen, disampingnya berdiri Nara berusaha dekat-dekat, dan disamping Aileen ada Adnan.

"Satu dua tiga..." Mereka semua tersenyum lebar ke arah kamera.

××××

"Makasih ya, kalian hati-hati." ucap Aileen melalui jendela yang terbuka. Mereka sudah sampai didepan rumah.

"Sama-sama. Sampai ketemu besok yaa, bye byee!" sahut Nara lalu Adnan tersenyum kemudian menjalankan mobilnya.

Aileen tersenyum lalu membalik badan dan tak sadar menabrak Darren.

Darren spontan memeluk Aileen. Agar Aileen tidak terhuyung kebelakang.

Aileen terdiam beberapa detik, hingga Darren kemudian melepas pelukannya.

"Eh maaf,"

Aileen melirik Darren lalu mengangguk pelan. Kemudian mereka berjalan masuk ke dalam rumah.

"Assalamualaikum," ucap Aileen dan Darren.

"Waalaikumsalam! ih pas banget anak-anak Mama. Ini makanannya baru rapi sengaja Mama sama Bi Juju nunggu kalian pulang dulu baru makan malam. Ayuk-ayuk kita makan dulu ya," sahut Leta, Bi Juju tersenyum seraya menaruh gelas. Aileen dan Darren tersenyum lebar, lalu menyalimi Leta dan juga Bi Juju.

Aileen duduk didepan Darren. Disampingnya duduk Bi Juju.

Leta menuangkan nasi ke atas piring Aileen lalu Darren. Bi Juju menaruh ayam goreng di keduanya.

Darren melirik Aileen lalu tersenyum, walaupun tidak bisa memiliki Aileen sebagai kekasih. Setidaknya Darren bisa memiliki Aileen sebagai sahabat dan salah satu anggota keluarga.

Makan malam selesai, Aileen membantu mencuci piring bersama Darren.

Aileen yang mencuci Darren yang menaruhnya.

"Ar,"

Darren menoleh "Apaa?"

"Gimana perkembangan sama Nara?"

Darren terdiam. Malas menjawab.

Aileen menoleh lalu memercikkan air ke wajah Darren "Woy, malah bengong!" ucapnya.

Darren menoleh "I-iya begitu. Lo sendiri gimana perkembangannya sama Adnan?"

Aileen melirik Darren lalu tersenyum tipis "Ki-kita makin deket," ucapnya menatap kucuran air.

Darren menatap Aileen beberapa detik "Dikit lagi jadian dong?"

"Enggaklah,"

"Kok enggak?"

"Eh maksudnya, ya enggak secepet itu,"

Darren mengalihkan pandangannya "Ya kalo udah sama-sama suka gitu, udah deket juga, buat apa lama-lama ya kan?"

"Ya enggaklah Darren. Sama-sama suka dan deket bukan berarti bisa langsung jadian,"

"Kaya kita ya?"

Aileen menoleh, menemukan mata Darren yang menatapnya. Andai Aileen bisa menafsirkan apa arti tatapan itu. Aileen pasti bisa melihat bahwa ada luka disana.

Aileen kembali menatap kucuran air "Kita-kita aja lo,"

"Haha bercanda."

Aileen memberi piring pada Darren. Darren mengambilnya "Udah kan?"

Aileen mematikan keran "Iyaa, udah."

Darren menganggukkan kepala, lalu berjalan menuju kamarnya seraya berusaha keras untuk mengikhlaskan Aileen yang bilang bahwa sudah semakin dekat dengan Adnan.

××××

Pagi ini Aileen berangkat bersama seperti biasa bersama Darren. Melewati pelajaran demi pelajaran bersama Darren. Hingga bel pulang sekolah terdengar ditelinga.

Aileen keluar dari kelas bersama Darren. Melangkah menyusuri koridor lalu menuruni tangga bersama Darren, hingga sampai di pelataran parkir, dua orang yang tengah berdiri di dekat vespa Darren, mengentikan langkah mereka.

Darren sudah tahu maksud dari salah satu diantara mereka.

"Hai!" sapa Darren untuk Nara sambil tersenyum.

Aileen menatap Darren beberapa detik, kemudian melirik Nara yang sedang salah tingkah. Rasanya sakit melihat seseorang yang kita sayang tersenyum untuk yang lain.

"Ha-hai Ar," sahut Nara tersenyum malu-malu seraya menggaruk tengkuknya. Bagaimana dia tidak salah tingkah kalau Darren baru saja menyapa sambil melempar senyum untuknya?!

Darren beralih melirik Adnan "Lo mau ngajak Aileen balik bareng kan?" tanyanya.

Adnan menoleh lalu tersenyum "Iyaa, itu juga kalo Aileen ma—"

Aileen melirik Adnan "Gue mau kok." ucapnya. Berhasil membuat Adnan gembira sekaligus hati Darren terasa sakit terluka.

"Yaudah hati-hati—mmm... Nara biar bareng gue aja. Gue yang anter balik," ucap Darren lalu melanjutkan langkahnya naik ke atas vespa.

Aileen terdiam ditempat mendengar ucapan Darren yang seperti menusuk hatinya.

Nara tersenyum lebar, tidak bisa menutupi rasa bahagianya. Dia menatap Aileen lalu Aileen berusaha tersenyum tipis agar terlihat ikut bahagia.

Darren memberikan helm yang biasa dipakai Aileen kepada Nara. Nara menerimanya dengan senang hati. Aileen melihatnya tak ikhlas setengah hati.

"Du-duluan yaa," ucap Nara lalu naik ke jok belakang vespa Darren dengan hati yang berdegup kencang.

Aileen menelan saliva, dia tidak boleh menangis disini. Tidak boleh.

Darren melirik Aileen "Gue duluan, daah." ucapnya berusaha terlihat biasa saja lalu menjalankan vespanya dengan berat hati meninggalkan Aileen'nya.

Tapi bagaimanapun keadaannya. Memang berusaha dekat dengan Nara, adalah satu-satunya jalan agar Darren bisa memendam perasaannya pada Aileen, adalah satu-satunya cara agar Darren tidak merusak hubungan Aileen dan Adnan. Walaupun bertolak keras dengan hati dan keinginan. Darren akan lalukan agar Aileen bahagia.

Adnan melirik Aileen yang terdiam di tempat. Masih menatap vespa Darren yang lama-lama pergi tak terlihat.

"Aileen?" panggil Adnan.

Aileen tersadar "Eh iyaa," sahutnya lalu menatap Adnan.

"Ayuk." ajak Adnan seraya tersenyum.

Aileen kemudian menganggukkan kepala pelan.

Kemudian keduanya melangkah menuju mobil Adnan terparkir disana.

Aileen memejamkan mata berusaha keras menunda turunnya air mata. Dia harus bisa terlihat seperti hatinya biasa-biasa saja. Lagipula, memang itu yang harus dilakukannya. Aileen memang harus terbiasa. Iya harus terbiasa.

Continue Reading

You'll Also Like

Mantan By 23

Teen Fiction

304K 9.7K 25
Hanya karena ingin menguji perasaan sang pacar, Aga iseng mengakhiri hubungan lewat chat sesaat sebelum kencan, dan malah berakhir penyesalan. *** Ma...
4M 38.9K 6
GENRE : GENERAL FICTION, DRAMA [Story 1] "Ini gila, bagaimana bisa gue harus menikahi seorang gadis bisu hanya karena taruhan konyol yang gue buat sa...
6.8M 286K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
6K 233 21
Quotes random buat anak farmasi Highest rank 9 #farmasi 2 #pharmacy 70 #quotes 716 #bucin