Welcome Home!

By chocoVanila04

205K 9K 1.6K

Start : 12 - Juni - 2019 End : 10- Juli - 2019 Ketika menurut sebagian orang pernikahan adalah suatu kebahagi... More

00
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
15
16
Vote Cover & Giveaway
OPEN PO WELCOME HOME
Announcement

01

19K 970 29
By chocoVanila04

Just for information, cerita ini sudah di cetak dan sudah di revisi. Kalian bisa beli di shopee iyagimedia. Thank you.

***

"Dada!" Edgar mengerjapkan matanya beberapa kali lalu menatap ke arah sumber suara, disana sudah ada Elvano yang sudah berdiri sambil memegang pagar keranjang tidur bayi, Edgar menatap ke samping tempat tidurnya, wanita yang ia cari sudah tidak ada namun Edgar yakin wanita itu sedang sibuk memasak di lantai bawah karena harum aroma ayam serundeng sudah bisa Edgar endus dari sini.

Edgar mengambil celananya yang tergeletak di sofa lalu memakai jubah mandinya. "Sini sama Dada." Kata Edgar sambil menggendong anaknya tersebut. Anak yang sudah berumur dua tahun ini membuat Edgar semakin gemas saja, Edgar sendiri seperti sudah mendapat mainan baru, ia mencium rambut Elvano yang sudah mandi itu. "Aduh, anak Dada wangi melon ya." Ucap Edgar sambil turun dari tangga.

Edgar tersenyum saat melihat istrinya sudah sibuk memasak ayam serundeng itu, "eh udah pada bangun ternyata." Kata Ara sambil tersenyum manis kearah suami dan anaknya itu. Edgar mendudukan Elvano di kursi bayi di dekat meja makan lalu berjalan mendekat ke istrinya yang sedang memasak. Ia mulai merangkul pinggang istrinya dari belakang lalu menumpukan dagunya di ubun-ubun istrinya itu.

"Mas, aku lagi masak." Kata Ara yang masih sibuk dengan penggorengannya. "Kamu wangi banget Ra." Kata Edgar sambil memberi jurus seribu kecupan di ubun-ubun Ara. "Mas.."

"Maaf ya, habisnya kamu cantik terus jadinya aku jahil terus." Kata Edgar sambil merapikan rambut istrinya menggunakan jari-jari tangannya. "Elvano mau mamam?" Tanya Ara sambil menyiapkan pisang untuk Elvano. "Mau." Kata Elvano sambil menepuk tangannya.

Ara mulai mengeruk pisang dengan sendok lalu menyuapi Elvano yang lahap itu, Ara yakin ia dan Edgar bisa mendidik Elvano dengan baik dan benar hingga Elvano tumbuh dewasa. Walaupun sejak Edgar membuka cabang bengkel dan dealer mobil baru menjadi sangat sibuk.

Ara mengerti jika Edgar sibuk karena Ara tahu dulu sebelum suaminya bekerja menjadi manajer, Edgar pernah hampir gulung tikar karena terlalu santai menjalankan perusahaannya, namun ayahnya pernah bilang kalau dealer dan bengkelnya masih bisa diselamatkan. Sejak saat itu mungkin Edgar tidak mau seperti dulu jadi ia akan sekuat tenaga mengembangkan bisnis miliknya.

Edgar sudah berusaha keras untuk keluarganya, ia sudah menyimpan uang untuk sekolah Elvano dan mungkin adik-adiknya hingga nanti kuliah. Jujur Ara merasa sangat bahagia bertemu pria ini, pria yang bisa membuatnya seperti didambakan dan seperti selalu di rindukan olehnya.

"Mas mandi dulu aja, aku belum bikin plecing kangkungnya." Kata Ara sambil menyuapi Elvano. Edgar meminum susu hingga gelasnya kosong lagi lalu berjalan kearah Ara."Ya udah aku mandi dulu." Kata Edgar sambil mengecup pipi Ara sekilas lalu berlari ke lantai atas. Ara merasakan pipinya dingin dan sedikit basah karena sisa susu yang ada di bibir Edgar. Ara menatap kearah kulkas dan benar saja dugaan Ara, Edgar tidak menutup kulkasnya kembali, ia sudah mengingatkan Edgar namun tetap saja pria itu suka pelupa.

*

Ara menatap jam, sekarang baru saja jam tujuh kurang, ia sudah siap ke kantor, Elvano sudah bersama pengasuh yang Ara sudah percaya karena pengasuh tersebut adalah pengasuh yang sama dengan pengasuh anak A Gio -Kakak Ara--. Ara mulai menyiapkan baju kemeja, jas, lapel, Cufflink, Tie Pin dan dasi yang akan di pakai Edgar nanti untuk ke kantornya.

Ara memilih kemeja biru tua V-neck, jas dan celana bewarna hitam juga. Ara berjalan ke arah lemari yang dikhususkan untuk aksesoris jas, kemeja atau dasi. Ara mengambil satu kotak Cufflink lalu memgambil satu kotak Tie Pin yang cocok untuk pakaian Edgar. Ara mengambil dasi bewarna hitam bermotif polkadot lalu menyimpannya di kasur menemani barang-barang yang sebelumnya Ara kumpulkan. "Kemeja, jas, celana, dasi, dalaman, Tie pin, Cufflink, lapel." Ara terdiam sejenak. "Oh iya sabuk belum." Ara mengambil sabuk di laci lemari, namun tak lama Ara merasakan ciuman di pipinya.

"Makasih ya." Ucap Edgar manis seperti biasa, Edgar sedang bertelanjang dada sambil menggosokan handuk putih di rambutnya. Aduh laki gue emang gantengnya nggak ketolong ya. "Kalau udah siap langsung kebawah buat makan ya." Kata Ara sambil mengusap pipi Edgar yang sudah tumbuh bulu-bulu halus. "Hm.. Ra, kamu mau ngusap-ngusapin pipi Mas sampai kapan?" Ucap Edgar sambil menahan senyum.

Ara langsung melepaskan sentuhannya di pipi suaminya itu, lalu tatapan Ara menatap telinga Edgar yang memerah. Aduh makin gemas gue sama itu telinga. "Ya udah aku ke bawah dulu ya." Kata Ara sambil mengecup bibir Edgar sekilas.

Saat Ara hendak berjalan lengannya tertahan oleh Edgar, Ara langsung menatap ke arah Edgar bingung. "Yang ininya belum." Kata Edgar sambil menunjuk pipi kirinya, dengan malu Ara mencium pipi kirinya Edgar. "Yang ini juga belum." Kata Edgar sambil menunjuk pipi kanannya, Ara menghela napas lalu mencium pipi kanan Edgar.

"Ra, yang ini nanti iri, masa kamu cuman cipika-cipiki." Ucap Edgar sambil menunjuk dahinya.

Ara merasakan pipinya memanas. "Ih, kenapa nggak ngomong sekalian." Edgar tertawa saat mendengar gerutuan istrinya. "Ya udah giliran Mas deh." Edgar mencium dahi istrinya agak lama. "Mas, mau cium aku sampai kapan?" Edgar melepas sentuhan bibirnya di dahi Ara. "Hehe," Edgar mulai memakai dalamannya lalu kemeja dan celana dilanjutkan dengan jasnya.

"Perlu bantuan?" Tanya Ara saat Edgar fokus memasang Cufflink-nya, Edgar mengangguk dan meminta Ara untuk membantunya memasang dasi sekaligus pin dasi. Ara mulai mengikat dasi Edgar dengan rapi lalu menariknya. "Ra, kekencengan." Kata Edgar merasa tercekik, bukan hanya Edgar saja yang pernah menjadi korban keganasan cekikan maut dasi dari Ara, sahabatnya- Nares dan teman kerjanya- Erkan adalah orang yang sering menjadi korban.

"Maaf, maaf, nggak sengaja." Kata Ara sambil mengendorkan dasi Edgar. "Sakit? Kamu masih kerasa kecekik?" Tanya Ara saar pak bos seperti ngos-ngosan. "Nggak sakit sih cuman kaget aja." Kata Edgar sambil merapikan kembali dasinya. Ara mulai memasang pin dasi di dasi Edgar.

"Ra, makasih ya." Kata Edgar sambil tersenyum manis. "Ih, ini istri siapa sih, cantiknya pakai banget." Kata Edgar Cheesy sambil mengacak-ngacak rambut Ara.

*

Makanan favorit Edgar adalah ayam goreng bagian dada. Minuman favoritnya teh hijau. Olahraga favoritnya itu berenang, dan setiap minggu Edgar selalu menyempatkan untuk berenang di kolam renang belakang rumah. Hobbynya itu mengoleksi buku-buku pengembang diri dan entah sudah berapa lemari yang ia isi dengan buku-buku miliknya tersebut. Tokoh yang paling Edgar suka adalah Bob Sadino. Hal yang Edgar tidak suka adalah berbohong dan Ara sudah tahu itu dari dulu bahkan sekecil apapun kebohongan yang akhirnya Edgar ketahui tetap saja pria itu akan ngambek tapi beberapa jam kemudian kembali seperti biasa.

Ara mengembangkan senyumnya jika ia mulai menganalisa suaminya itu, agak lucu sekaligus salut pada pria itu, Edgar seperti pria yang berpikiran dewasa pada umumnya namun entah kenapa sejak ia menikah Edgar mulai terlihat sedikit kenakanan dan manja kepadanya, apalagi ketika Edgar tiba-tiba tidur berbantalkan paha Ara sambil bercerita kejadian apa saja yang ia alami di kantor, layaknya anak Sekolah Dasar yang bercerita mengenai hari pertama di sekolahnya.

"Kalau gitu Mas kerja dulu, nanti jam tujuh udah sampai dirumah." Kata Edgar sambil tersenyum lalu mengecup dahi istrinya lalu Ara mencium tangan Edgar. Biasanya Ara selalu berangkat kantor bersama Edgar namun kali ini Edgar harus berangkat lebih pagi, jadi untuk hari ini Ara berangkat bersama om-om ojol. Ara sedang malas menyetir mobil mungkin sejak ia hamil Elvano ia sudah tidak lagi menyetir karena Edgar siap mengantarkannya kemanapun kecuali saat Edgar sedang ada di kondisi dimana sangat tidak bisa mengantar Ara, seperti sedang meeting yang penting.

*

"Psst.. ngerasa nggak sih si Erkan ngebuncitin?" Bisik Mbak Jess. "Apa lo ngomongin gue, gue nggak ngebuncit ya tapi gue itu semok." Ara dan Mbak Jess tertawa mendengar perkataan Mas Erkan, otot tangan Mas Erkan masih berbentuk hanya saja perutnya sepertinya mulai sedikit membulat walaupun tak begitu kelihatan. Ara sudah menganggap teman-teman kantornya itu adalah keluarganya tapi sudah beberapa teman kantornya resign, dan sebentar lagi Mas Erkan juga akan resign.

"Jadi lo mau nyusul Tommy buat resign?" Tanya Mbak Jess sambil menghadap ke arah kubikel Mas Erkan.

"Apa lo takut kangen sama gue? Eh Astagfirullah." Kata Erkan yang tertahan sambil menutup mulutnya.

"Yang kangen lo palingan si Kanya Er." Kata Jess berbisik. "Lo jangan jadi setan dong." Kata Mas Erkan kesal. Tak lama Vivi salah satu Lambe kantor baru mendekatkan kursinya ke arah mereka bertiga. "Eh, tahu nggak suami Bu Wijaya selingkuh?" Mereka bertiga cengo menatap Vivi. "Serius lo?"

"Narasumbernya siapa?"

"Lo yakin sama omongan lo?"

"Ini udah terjamin kebenarannya nggak?"

Vivi mengangguk mantap. "Gue tahu dari HRD yang lagi ngegosip." Ucap Vivi mendekati berbisik. "Kayaknya sih gara-gara Bu Wijayanya sibuk mulu jadi nggak ada waktu sama suami." Lanjutnya. "Mungkin ini juga alasan Bu Wijaya nggak ngantor 2 hari ini." Gumam Mas Erkan serius layaknya sedang memecahkan masalah.

Ara terdiam sejenak, di rumah tangganya yang sibuk itu Edgar bukan dirinya jadi Ara masih bisa tenang, toh tidak ada gelagat mencurigakan dari suaminya, Ara percaya pada Edgar, dan Ara harus tetap percaya pada Edgar.

*

Jam enam lebih Ara sudah mandi dan sudah memberi makan Elvano, ia mulai memasak untuk suaminya agar saat pulang Edgar bisa langung memakan masakannya. Ia memasak Ayam goreng dan sambal kesukaan suaminya lalu mulai membuatkan secangkir teh hijau. Tak lupa ia memasang lilin di meja makan agar terlihat romantis.

Ini sudah jam tujuh kurang, sebentar lagi suaminya akan pulang, dering teleponnya mulai bergema dan nama 'Hot Daddy' terpampang di layar teleponnya. "Halo Mas?" Sapa Ara manis. "Ra, kamu tidur duluan ya, Mas kayaknya sampe di rumahnya tengah malam." Dan lagi. Ara tersenyum mendengarnya.

"Ya udah, hati-hati ya Mas." Ara mematikan panggilan tersebut. Ia berjalan kearah meja makan, ia mulai menutup makanan dengan tudung saji lalu meniup lilin yang sudah ia nyalakan satu persatu dan berjalan ke arah Elvano yang sedang bermain mobil-mobilan di dalam pagar bayi lalu menggedongnya sambil berjalan ke arah sofa ruang tamu sambil menunggu suaminya pulang dengan selamat ke rumah.

-AN-
Manis kan??
Btw, aku masih sering salah nulis Edgar sama pak bos, semoga kalian mengerti 😂

Jangan lupa vote dan komen 🖤

12 Juni 2019 (20:05 WIB)

Continue Reading

You'll Also Like

420 169 6
Seri Dunia 02 Violet tidak sengaja menemukan pintu rahasia di bawah tempat tidurnya saat ia mengambil bandonya. Karena penasaran, Violet-pun menggese...
1.1M 16.4K 36
Karena kematian orang tuanya yang disebabkan oleh bibinya sendiri, membuat Rindu bertekad untuk membalas dendam pada wanita itu. Dia sengaja tinggal...
493 447 36
"Mengapa semua sangat berbeda dengan apa yang aku impikan selama ini!? Aku berniat segera kembali ke Pulau Bali untuk segera melamar Kak Yuyun... Tet...
8.8K 1.3K 45
Saat hidupku abu-abu kau membuatnya jadi merah jambu. Saat hidupku terasa miris kau menjadikannya manis. Saat sikapku yang kasar menjelang sadis kau...