Her Voice || THE8 ✓

By aerthea_

10.7K 780 21

(COMPLETE) 'Walau aku jauh dari sisimu, namun hati kita masih terikat oleh benang tak kasat mata' -Kang Han... More

·PROLOG·
·01 #misunderstand·
·02 #Hear·
·03 #destiny·
·05 #again?·
·06 #Start·
·07 #first kiss·
·08 #Tell·
·09 #next·
·10 #Back·
·11 #comfortable·
·12 #Lean on me·
·13 #finally·
·EPILOG·

·04 #Dinner·

540 45 1
By aerthea_

Happy📖Reading
.
.
.

Dengan secepatnya, Myungho menutup bibirnya dengan telapak tangannya yang lebar, sehingga bibir merah muda Nara tidak dapat mencium bibir tipis Myungho, dan dengan cekatan juga Myungho segera menjauhi Nara.

Tangan Myungho terangkat, siap untuk menampar Nara. Tapi ia ingat, bahwa ia tidak pernah sekalipun menyakiti perempuan.

Nara yang melihat Myungho akan menamparnya, segera menutup mata. Nara pasrah karena perbuatannya memang kurang ajar.

Merasa Myungho tidak segera menamparnya, ia membuka matanya perlahan. "kenapa tidak menamparku?" suara Nara bergetar. Dia sungguh ingin menangis. Mata sipit itu memerah menahan air mata.

Myungho tidak menjawab pertanyaan Nara. Ia langsung pergi tanpa pamit dengan Nara.

Saat langkah kakinya tiba di depan pintu, Myungho berbalik menghadap Nara yang ada dibelakangnya sambil menunduk menyesali perbuatannya.

"Oh, ada yang ingin aku katakan padamu sekarang. Jangan pernah hubungi aku atau bertemu denganku lagi!" Tegas Myungho dan kembali melanjutkan langkah kakinya, segera meninggalkan apartemen Nara.

Saat tangan Myungho memegang kenop pintu, suara Nara menghentikan tangannya yang ingin membuka pintu.

"ibuku tewas. Aku ditipu oleh kekasihku. Aku hanya ingin meminta bantuanmu. Aku tadi hanya emosi sehingga melampiaskannya padamu Myungho" Nara terisak begitu mengingat kejadian yang menimpanya hari ini.

Myungho tidak peduli. Ia meninggalkan Nara sendirian, dan segera pulang. Sudah cukup muak dengan perbuatan Nara barusan. Myungho menyadari bahwa selama ini mungkin bukan rasa suka pada Nara, tapi rasa kasihan.

Myungho masih mengingat kejadian di apartemen Nara dengan jelas. Di dalam hati, ia bertanya-tanya. Apakah terlalu kejam meninggalkan Nara sendirian saat kejadian buruk menimpa Nara?

"kenapa kamu ada disini?!" teriakan seorang perempuan membuat Myungho menghentikan pikirannya.

Myungho berdiri dari kursinya dan berjalan ke arah kursi yang ada di depannya. Dengan senyum lebar, ia menarik kursi itu keluar dari meja agar perempuan yang berteriak tadi bisa duduk.

"Dimana Jun? sepertinya aku salah restoran" Melihat Han Mi hendak pergi, Myungho menahan tangan Han Mi.

"kau tidak salah tempat. Malam ini kita akan makan malam bersama?"

Han Mi tidak habis pikir. Pantas saja Jun mengajaknya makan malam dadakan.

"ada apa?" tanya Han Mi dengan wajah kesal, namun Han Mi tetap menuruti perintah Myungho yang menyuruhnya untuk duduk.

"aku ingin berkencan denganmu"
Han Mi sungguh terkejut. Benar-benar terkejut. Mendengar perkataan Myungho, membuat Han Mi bergidik ngeri. Ia harus pergi dari sini, terlalu berbahaya dekat dengan Myungho.

'kenapa ini terjadi lagi? Aku tidak ingin dia mengenal ku lebih jauh lagi'

Myungho yang melihat Han Mi bangkit, segera mencekal Pergelangan tangan Han Mi. Ia terdiam sejenak sambil memegang pergelangan tangan Han Mi. Apa maksud kalimat yang diucapkan Han Mi? Pertanyaan itu terus dipikirkan Myungho walaupun tidak akan menemukan jawabannya di dalam otaknya. Namun, Myungho tidak ingin bertanya itu sekarang.

Han Mi akhirnya tersadar, kalau Myungho memegang tangannya sangat lama. “yak! Apa yang kamu lakukan?" Han Mi semakin kesal.

"tunggu! Duduklah dulu!" Han Mi melihat keseriusan pada mata Myungho, sehingga Han Mi memutuskan untuk duduk kembali.

Myungho mendekati Han Mi dan melepas jaketnya untuk menutupi lengan Han Mi karena memakai pakaian dengan lengan pendek.

"tidak baik perempuan keluar dengan pakaian seperti itu"

Han Mi menghirup aroma jaket Myungho yang begitu wangi.

'berapa botol parfum yang dia gunakan? Tapi aku suka aromanya'

Myungho yang mendengar suara Han Mi memuji parfumnya, tersenyum dengan lebar.

Mereka berdua hanya menikmati makan malamnya dengan diam. Myungho terlebih dahulu menyelesaikan makan malamnya. Ia kini hanya memandangi wajah Han Mi yang sedang makan, dan tentu saja Han Mi tahu jika Myungho menatapnya.

kenapa aku harus bertemu dengan orang sepertinya?

Mendengar itu, Myungho membalas perkataannya.

"kau harusnya bersyukur bisa ku ajak berkencan"

"apa?"

Han Mi menghentikan kegiatannya, ya walaupun memang sudah habis makanannya. Namun, Han Mi bingung saat Myungho dengan percaya dirinya mengungkap bahwa Han Mi harus bersyukur.

Tidak menanggapi kebingungan Han Mi, Myungho melirik pergelangan tangannya.

"kita harus pergi sekarang"

Han Mi berdiri dan berjalan di belakang Myungho, dan karena langkah kaki Myungho lebar, Han Mi harus berjalan dengan cepat menggunakan high heels nya.

Myungho membalikkan badan saat mendengar suara rintihan kesakitan. Melihat Han Mi terduduk di depan restoran, Myungho berlari dan berjongkok untuk melihat pergelangan kaki Han Mi.

Begitu Myungho memegang pergelangan kaki Han Mi, lagi-lagi Han Mi merintih. Tanpa basa-basi, Myungho berjongkok membelakangi Han Mi.

"naiklah!" Han Mi ragu. Mereka berdua tidak sedekat itu hingga harus melakukan skinship.

Karena Han Mi tidak kunjung naik, Myungho melirik Han Mi. Myungho kembali berdiri, dan siap untuk mengomeli Han Mi.

"kau tidak mau naik? Kau tahu, jika kau berjalan seperti itu akan membutuhkan waktu lama untuk menuju mobilku yang ada di sana. Karena setelah ini kita tidak pulang"

"apa?! Aku ingin pulang!"

"cepatlah naik, atau kau aku tinggal disini sendiri" Han Mi akhirnya menaiki punggung Myungho.

'dasar pemaksa'

Han Mi mengalungkan tangannya di leher Myungho. Sebenarnya Han Mi sangat-sangat canggung saat ini.

Myungho membuka pintu mobil. Han Mi berfikir, dia merasa tempat parkir mobil sangat dekat dengan tempatnya terjatuh. Tapi kenapa Myungho harus menggendongnya, bukan menuntunnya? Padahal hanya butuh 20 detik untuk sampai di mobil Myungho.

Dasar penipu dan pemaksa

Saat mobil Myungho melaju, suara musik dan getaran dari ponsel Han Mi membuat keduanya menoleh secara bersamaan pada ponsel Han Mi.

“halo”

“baiklah eonni, aku sedang dalam perjalanan pulang” Han Mi langsung memutuskan sambungan. Han Mi mempersiapkan mentalnya karena begitu sampai di rumah, Sera akan langsung memarahinya.

“antarkan aku pulang sekarang”

··☘···

Kim Hana. Dengan gaun warna merah marun, sedang menghadiri acara ulang tahun temannya. Teman satu SMA.

Karena Hana dulu terkenal di sekolah dengan keramahanannya, banyak sekali laki-laki yang menyukainya.

“Hana. Kemarilah!” teriak laki-laki yang berada di seberang meja dengan aneka minuman beralkohol.

Hana berjalan menghampiri laki-laki yang memanggilnya.

“ada apa, Sungjin?” sedangkan Sungjin hanya menatap Hana dari bawah hingga atas.

“semakin cantik saja kamu, Hana” Hana tersipu mendengarnya.

“tentu saja, tapi sekarang kamu tidak bisa menggodaku. Aku sudah menjadi milik seseorang” Hana menjawab dengan sedikit candaan.

waah, aku sangat iri dengan Jun”

“ada apa tadi memanggilku?” Hana sebenarnya sangat tidak suka pada Sungjin. Oleh karena itu, ia ingin cepat-cepat pergi.

“kamu masih ada kontak dengan Han Mi?” tanya Sungjin dengan nada serius kali ini.

“tentu saja, dia adalah sahabatku”

Sungjin hanya mengaggukkan kepala.

“bukankah kamu harusnya tidak berteman lagi dengan Han Mi?” Hana hanya menatap Sungjin dengan bingung.

“bukankah sebelum Jun menjadi kekasihmu dia pernah menembak Han Mi?”

[TBC]

Continue Reading

You'll Also Like

107K 17.3K 39
"bandung, minhee, bersama petantang petenteng" -alleta dedication for kang minhee, kangen lur
1.5K 142 31
Mellifluous, Kata ini memiliki makna (dari suara atau kata-kata) manis atau musikal. Singkatnya, kata ini merujuk pada sebuah suara yang enak didenga...
115K 21.8K 17
ini alasan kenapa kamu sayang banget sama yang namanya kim seungmin. [status ; finished] [all mine series 1/8] @babyseungiii, 2018
162K 30.9K 26
"ada yang bilang meikarta?" keseharian resepsionis meikarta dalam menghadapi idol-idol kurang kerjaan. © woojinlay, 2017