AISYAH WEDDING (END)

By Nona-Wanut

4M 185K 3.7K

TELAH DIBACA LEBIH DARI 2,5 JUTA ORANG!! #WATTYS2019 " Bukan aku mengharap untuk disentuh. Aku seorang muslim... More

PART 1
PART 2
PART 3
part 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
part 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 17
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21
PART 22
PART 23
PART 24
PART 25
PART 26
PART 27
PART 28
PART 29
PART 30
PART 30.1
PART 31.2
PART 32
AISYAH
Part 33
PART 34
PART 35
PART 36
PART 37
PART 38 ( END)
PROMO
ekstra part-1
ekstra part-2
TANYA-JAWAB

bonus rank 1

100K 3.8K 128
By Nona-Wanut

Hari ini masih dini hari, angin malam sepertinya berarak menggerakkan dedaunan yang setia menari di tempatnya. Rembulan nampak malu-malu terlihat di ujung pohon. Sinar temaram rembulan yang teduh, menyempurnakan hari yang indah untuk beribadah di sepertiga malam ini.

Namun, di dalam kamar sepasang suami istri itu, peluh sudah membanjiri tubuh Aisyah, nafasnya mulai ngos-ngosan. Aisyah masih mengelus perut besarnya. Menanti Azka yang tengah sholat tahajud.

"Aduh.... Astaghfirullah," gumam Aisyah sambil terus mengelus perutnya yang terasa sakit.

Rasanya sudah tidak tahan lagi. Aisyah sampai menangis sesegukan menahan sakit.

"Hikkss...hiks..abang..." Kata Aisyah sambil menangis.

Azka yang baru saja selesai sholat terlonjak kaget melihat istrinya sudah basah karena air ketuban.

Azka langsung menghampiri istrinya sambil mengelus pinggang istrinya dan mengecup kening Aisyah yang sudah banjir keringat.

"Astaghfirullah! Sayang kok ngga panggil abang," seru Azka khawatir.

"Abang... Sakit..." Bisik Aisyah menahan tangisnya.

Azka memakaikan gamis, khimar dan cadar Aisyah. Lalu menggendong Aisyah ala bridal style.

"Bi Ulfa, siapkan tas Aisyah. Ini mau melahirkan," teriak Azka.

Wanita setengah baya bertubuh tambun itu berlari mengambil tas yang di maksud tuannya dengan langkah tergopoh.

"Pak Sanusi, siapkan mobil sekarang," kata Azka dengan wajah yang terlihat sangat khawatir.

Pak Sanusi telah siap dengan mobilnya. Azka meletakkan istrinya di belakang dengan hati-hati.

"Bi, ikut mobil Pak Hasan," titah Azka. Pak Hasan adalah salah satu sopir yang Azka siapkan untuk Aisyah.

Mobil melaju dengan cepat menuju rumah sakit. Azka masih setia mengelus pinggang Aisyah sambil terus berdzikir. Ini bukan kali pertama Azka melihat wanita akan melahirkan, dia seorang dokter. Tapi sungguh, sekarang istrinya yang tengah berjuang. Azka sampai blank karena sangat khawatir. Semua teori kedokteran yang dipelajarinya seolah berlari begitu saja dari otaknya.

"Istighfar sayang," bisik Azka.

"Sa-kit a-bang," bisik Aisyah terbata.

"Iya, berdzikir sayang," bisik Azka sambil menahan air matanya yang menggenang.

Dengan brankar yang disiapkan beberapa perawat rumah sakit, Aisyah dibawa ke ruang bersalin.

"Dokter Fania! Panggil dokter Fania, " kata Azka tergesa.

Semua yang disitu ikut panik karena Azka yang terkenal tenang terlihat sangat panik.

Dokter Fania berlari menuju ruang bersalin. Azka bersikeras ikut masuk ke dalam.

Dengan berat hati Dokter Fania akhirnya mengijinkan. Siapa yang berani menolak permintaan seorang Azka, lelaki muda yang sangat berpengaruh di negeri ini.

"A-bang.." bisik Aisyah sambil menangis.

"Abang disini, semangat sayang,"bisik Azka.

Azka menggenggam erat tangan Aisyah.mengecupnya berkali-kali memberikan kekuatan. Aisyah telah membuka cadarnya. Sekarang keringat terlihat membanjiri wajah cantiknya yang kini terlihat sedikit pucat.

************

"Oeeek...oeeek...." Suara tangis terdengar menggema hingga ke sudut ruangan.

" Alhamdulillah..."

Azka mengadzani anaknya yang baru saja terlahir kedunia. Air mata mengalir di kedua pipinya. Dikecupnya kening Aisyah penuh sayang.

"Terimakasih sayang. Terimakasih," bisik Azka.

Aisyah mengangguk, senyum tipis menghiasi bibirnya. Kebahagiaan terpancar di wajah keduanya.

"Silahkan memberikan asi pertamanya, Bu," kata dokter Fania.

Aisyah memberikan asi pertamanya. Senyum terpancar diwajah Azka dan Asiyah.

Suara gaduh terdengar diluar ruangan. Suara heboh itu bisa di pastikan adalah Ummi, abi, mamah, papah dan Nadia si cempreng. Jangan lupakan si kembar yang gaduh menyambut adiknya.

Iya, ini adalah kelahiran anak ketiga Aisyah dan Azka. Anak mereka, sikembar Haikal dan Haidar kini sudah berumur lima tahun.

"Assalamu'alaikum," kata mereka serempak.

"Wa'alaikum salam," jawab Azka.

Aisyah telah kembali memakai cadarnya, Sedangkan anak perempuan mereka telah tertidur di samping Aisyah.

"Ummi...." Teriak Haikal dan Haidar dengan suara cempreng mereka secara bersamaan.

Azka terkekeh melihat tingkah kedua anaknya. Mereka langsung dihadang Azka dengan tangan tegapnya. Jika tidak, sudah dipastikan mereka akan menubruk Umminya.

"Abi, awas Haikal mau ke Ummi," kata Haikal mendengus kesal.

"Abi, minggil," Teriak Haidar yang masih cadel saat bicara.

"Iya, tapi hati-hati. Ummi masih sakit, kan," kata Azka dengan suara lembut.

Azka melepas pelukan kedua putranya. Mereka berhambur memeluk erat Umminya.

"Ummi, dedek bayi mana?" Tanya Haikal.

"Lagi bobok sayang," jawab Aisyah.

Haikal dan Haidar berlomba menciumi adiknya yang sudah berada di gendongan neneknya.

"Hush, sudah. Ini adeknya nanti nangis," cegah Nenek mereka. Tapi tetap saja, Haikal dan Haidar selalu mencari cara agar mencium adik mereka. sampai suara tangis Misya terdengar sangat keras.

"Udah, biarin adek bobok yah. Kita pulang dulu. Abi mau mandi," kata Azka.

"Bawa balik deh itu. Nanti adeknya ngga bisa istirahat, Ka," Kata eyang kakung.

Hai, nenek kakek panggilan untuk mamah dan papah Azka. Sedangkan, eyang putri dan eyang kakung ditujukan untuk Ummi dan Abi Aisyah.

" No!" Teriak duo kembar bersamaan.

Lihatlah, sekarang Haikal dan Haidar telah memegang tangan Ummi mereka dengan erat.

"Ayo, nanti beli es krim jumbo," bujuk Azka.

Sayangnya Haikal dan Haidar tetap menggeleng keras.

"Pulang dulu sama abi, besok Ummi sama dedek bisa pulang," bujuk eyang putri.

Mereka tetap saja kekeh menggeleng.

"Haikal sama Haidar pulang dulu, nanti ikut ati Nadia jalan-jalan mencari baju baru buat dedek," bujuk Aisyah.

"Kita juga dapat baju balu?" Tanya Haidar dengan mata berbinar.

"Kan Ummi bilang adek, bukan abang Haikal sama abang Haidar," kata Aisyah lembut.

"Tapi abang Haidal mau baju balu juga," kata Haidar merajuk.

"Oke," jawab Aisyah cepat.

"Ummi," kata Azka menggeram.

Aisyah memasang senyum polosnya. Para orang tua terkekeh pelan.

Azka hanya menghembuskan nafas pelan. Siapa yang berani menolak permintaan Aisyah?

" Yang ikhlas dong, Abi," kata Aisyah dengan memasang wajah cemberut.

Ah, orang cantik mah beda. Memasang wajah cemberut saja masih terlihat cantik. Padahal baru saja melahirkan. Bagaimana Azka bisa menolak pesona Aisyah jika sudah begini.

Aisyah tetap terlihat cantik meski bercadar. Apalagi jika dirumah hanya menggunakan dress selutut dengan rambut tergerai. Azka sampai harus mensterilkan rumah dari makhluk yang berjenis kelamin laki-laki dirumah selain dia dan kedua anaknya.

Azka orang yang sangat possesif pada istri dan anak-anaknya. Setiap orang memiliki cela. Dan salah satu cela yang dimiliki Azka adalah sifat possesif dan memanjakan Aisyah secara berlebihan. Bahkan Azka mengutus bodyguard khusus untuk mengikuti Aisyah dan kedua anaknya.

"Ikhlas sekali Ummi sayang," jawab Azka pasrah.

Lalu menggendeng kedua jagoan mereka. Diluar, sudah ada dua baby sitter sikembar yang mengekor kemanapun sikembar pergi.

"Abi, siapa nama adik Haikal?"

"Adek Haidal, adeknya abang kan Haidal!" Seru Haidar tidak terima.

"Itu adek abang!" Teriak Haikal.

Oke, mereka telah ribut sepanjang koridor rumah sakit. Dengan isyarat tatapan saja, kedua baby sitter merka sudah paham apa yang harus dilakukan.

Haikal dan Haidar diangkut paksa, eh
digendong paksa lalu dengan setengah berlari ke dua baby sitter itu meninggalkan rumah sakit. Jangan heran, ini sering dilakukan. Dan suara teriakan Haidar dan Haikal menggelegar di lorong rumah sakit. Azka hanya menggosok tengkuknya karena merasa malu.

"She's my sister!" Teriak Haikal keras.

"No! She's my sistel," teriak Haidar tak mau kalah dengan suara cadelnya.

Mereka masih terus ribut sampai ke dalam mobil. Haidar sudah memasang wajah seramnya yang malah terlihat sangat lucu. Haikalpun melakukan hal yang sama.

Azka masuk kedalam mobil, lalu menatap ke dua anaknya dengan tatapan tegas. Haikal dan Haidar kincep dan menunduk takut karena tatapan abinya.

"Can you get along just one day?" Tanya Azka dengan tatapan tegas.

Mereka akhirnya terdiam. Abi mereka hanya akan melakukan itu jika tidak ada Ummi.

Hai, Azka bahkan akan menurut apapun permintaan Aisyah. Istri tercintanya, sebesar apapun amarah Azka akan redam begitu saja hanya dengan senyum dan tatapan lembut Aisyah.

"She is your younger sister together," kata Azka lembut.

Haikal dan Haidar  hanya mengangguk lemah.

"Bisakah kalian berdamai sekarang?" Tanya Azka lagi.

"Sorry," kata Haikal lirih.

"Solly," kata Haikal lirih.

Mereka bersalaman dan berpelukan, Azka tersenyum kecil.

"Oke, kita ke rumah dan jemput ati Nadia kita untuk beli perlengkapan adek Misya di mall," ajak Azka pada kedua anaknya.

"Yeaaay!!!!"  Teriak mereka bersamaan.

Setiap hari rumah besar Azka akan selalu ramai oleh tingkah lucu duo kembar yang sangat aktif.

Azka sampai harus menitipkan mereka saat hari sabtu agar bisa berduaan dengan Aisyah. Tentu saja, harus dengan jurus rayuan seribu gombalan agar Aisyah setuju.

Siapa yang tidak ingin menjadi Aisyah, istri yang begitu di sayangi suaminya. Istri yang begitu di hargai suaminya. Istri yang sangat dimanja suaminya.

Dia Aisyah, wanita sholihah yang berusaha menjadi istri sholihah bagi suaminya, berusaha menjadi ibu terbaik bagi anak-anaknya. Meski tingkah manjanya pada suami tak pernah hilang.

Bukankah itu yang membuat Azka makin mencintai Aisyah, merasa dibutuhkan sebagai lelaki.

Wajah menggemaskan Aisyah, saat merajuk, saat cemberut, senyum teduhnya, saat mengomel karena Azka sering tak mengeringkan rambutnya setelah mandi, itu membuat Azka tersenyum setiap hari.

ini abang Haikal sama abang Haidar nunggu di samping ruang kerja ati Nadia di rumah sakit

ini baby Misya udah selesai mandi dong...

hai dear ....

Memangnya ada yang seperti Azka??

Semoga ada, dan Insya allah ada.

Karakter Azka sengaja dibuat, tahu kenapa??

Dee juga pengen loh punya suami seperti Azka. hihihi.....

Siapa yang pengen dimanja seperti Aisyah???

Perbaiki diri juga dong, memantaskan diri untuk mendapatkan jodoh yang baik. aamiin...

jangan lupa vote, komen dan follow yah.

Jazakillah khairan kastiiran....

Continue Reading

You'll Also Like

2.8M 217K 49
[ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴜʟᴜ sᴇʙᴇʟᴜᴍ ʙᴀᴄᴀ!] ʀᴏᴍᴀɴᴄᴇ - sᴘɪʀɪᴛᴜᴀʟ "Pak Haidar?" panggil salah satu siswi. Tanpa menoleh Haidar menjawab, "Kenapa?" "Saya pernah menden...
119K 11.7K 45
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...
132K 10.4K 39
"Yayah! Mau kan jadi Yayah benelannya Aila?" tanya Aira dengan begitu gemas. Fadhil tersenyum lembut sambil mengusap puncak kepala gadis kecil di gen...
3M 269K 76
SEGERA TERBIT - "Biarkan saya diam dalam kata, namun riuh dalam doa perihal mencintaimu. Karena saya takut saat kalimat saya cinta kamu yang terlantu...