NARANDRA

By _devaanisa

32.1K 5.3K 3K

Bagaimana jadinya jika cewek jutek bertemu dengan cowok menyebalkan? Itulah yang terjadi pada Nara Queencyla... More

/PROLOG/
2.Sepotong memori
3. Rencana atau bencana?
4. Tawaran gila
5.Babu baru
6.Sebuah tanggung jawab
7.Jangan menyerah, Andra
8.Siapa dia?
9.Permintaan maaf
10. Gelisah, galau, merana
11. Mencari kebenaran
12. Kabar buruk
13. Tugas baru
14. TEATER

1.Sebuah kisah diawal tahun

3.1K 611 408
By _devaanisa

"Di dunia ini, agar dirimu bisa merasa baik maka
terimalah bahwa tidak setiap
Keadaan baik."

***

Kelas XI IPA 1 yang tadinya seperti kapal pecah berubah menjadi hening, dengan kedatangan Pak Budi yang diikuti seorang siswi dibelakangnya.

"Gue gak salah lihat kan?" Tanya Andra kepada teman-temannya.

"Salah lihat apaan si, Ndra. Itu di depan ada cewek cakep." Galang masih menatap anak baru yang berada di depan kelas.

"Cewek kaya gitu lo bilang cakep. gara-gara itu cewek gue telat masuk kelas." Andra mengingat kembali kejadian tadi pagi yang membuatnya kesal.

"NDRA, ANDRAA ITU KOK TEMEN LO BISA ADA DISINI, SIAPA ITU NAMANYA SIAPA YA GUE LUPA." teriak Bams yang membuat teman-temannya kaget.

Galang yang kaget akibat teriakan Bams pun refleks memukul pelan kepalanya. "Apaan sih botak, alay banget lo gitu aja teriak-teriak, emang lo bukan temen nya Andra?"

"Temennya si, tapi yang satu ini berbeda sangat berbeda, sangat sangat sangat berbeda. Berbeda dah." kata Bams muter-muter.

"Diem lo semua, gak usah berisik" ucap Andra dengan nada kesal.

"Wih, si Andra lagi PMS tuh marah-marah teross." ucap Bams meledek, setelahnya diikuti oleh tatapan tajam dari Andra.

"Bercanda, Ndra. Demi Alek ini mah" kata Bams sambil mengacungkan jari membentuk piece.

"Pagi anak-anak." Pak Budi berdiri di depan kelas dengan siswi baru disampingnya.

"Pagi, Pak." jawab semua murid dengan kompak.

"Hari ini kalian kedatangan teman baru, silahkan perkenalkan diri." Pak Budi pun mempersilahkan siswi itu untuk memperkenalkan dirinya.

"Perkenalkan nama saya Nara Queencyla biasa dipanggil Nara atau Ara, saya pindahan dari SMAN 2 Bandung. Semoga kita bisa berteman baik." perkenalan diri dari Nara.

"Jadi namanya Nara." kata Andra kepada dirinya sendiri.

"Nara silahkan kamu duduk di sebelah Riva." Pak Budi menunjukkan tempat duduk Nara.

"Baik, Pak." Nara pun berjalan menuju bangku yang berada di no 3, disampingnya ada seorang perempuan cantik dengan rambut panjangnya yang berwarna cokelat.

"Hai, salam kenal ya Nara." Nara mengulurkan tangannya kepada perempuan yang berada di sebelahnya.

"Salam kenal juga, Riva. semoga kita bisa menjadi teman baik ya." Riva menyambut uluran tangan Nara.

"Baiklah anak-anak ayo kita mulai pelajarannya." Pak Budi pun mulai menerangkan rumus-rumus yang cukup rumit, semua murid pun mulai memperhatikan penjelasan Pak Budi walaupun bicaranya kaya kumur-kumur.

"Ini guru kebanyakan makan air kali ya, ngomong sampe ngeluarin hujan gitu" kata Bams yang memang sedari tadi hanya mainan pulpen sesekali digigitin.

"Sejak kapan Bams, air bisa dimakan?" tanya Andra yang memperhatikan Bams dengan tatapan geli.

"Jorok bego gigitin pulpen, kaya orang kurang gizi!" Galang geli sendiri ngeliat pulpen Bams yang penuh air liur, nyesel dia pernah minjem pulpen Bams.

"Lah itu barusan kata gue lo gak denger Ndra. Gak pa-pa Lang, gigitin pulpen itu mengandung vitamin z." sahut Bams sekenanya, bagi yang mau tau vitamin z itu apa, vitamin z itu vitamin zorok.

"Hm" Andra hanya berdeham untuk membalas ucapan aneh dari makhluk yang sangat aneh, Bams Nicholas.

"Ayo sekarang siapa yang bisa mengerjakan soal-soal didepan." ucap Pak Budi setelah menyelesaikan tulisannya.

"Saya Pak." dengan serempak Andra dan Nara mengacungkan tangan nya.

"Saya duluan Pak yang angkat tangan!" ucap Andra ketus.

"Ih apaan lo, saya duluan Pak yang angkat tangan baru dia" bela Nara.

"Jelas-jelas tadi yang angkat tangan duluan gue!" ucap Andra tidak mau kalah.

"Yang ada tuh gue duluan baru lo, gak usah muter balikin fakta!" sarkas Nara .

"Sudah-sudah kalian ini malah bertengkar, sekarang kalian berdua maju dan kerjakan soalnya. Andra kamu no 1 dan Nara kamu no 2." instruksi Pak Budi.

Keduanya pun maju dengan saling bertatapan sinis seperti menyimpan dendam kesumat.

Andra pun mulai mengerjakan soalnya begitu juga dengan Nara, secepat mungkin mereka mengerjakan nya dengan teliti dan rumus yang benar.

"Sudah Pak." lagi-lagi mereka berdua bicara dengan bersamaan.

"Lo bisa gak sih gak usah ngikutin!" ucap Nara yang sudah kesal.

"Pede banget lo, bukannya lo yang ngikutin gue." kata Andra santai tapi penuh penekanan.

"Cara lo sama gue aja sama." lanjutnya.

"Siapa yang ngikutin lo, terus siapa juga yang ngikutin cara lo, udah tau caranya emang mirip sama punya lo!" ucap Nara tidak terima.

"Mana ada maling mau ngaku" sindir Andra.

"Gak ada lah yang mau ngaku!" jawab Nara sekenanya.

"Iya lah lo aja gak ngaku."

"Sudah-sudah kalian ini bertengkar terus, udah kaya Tom & Jerry!" Pak Budi pun mulai menengahi pertengkaran Nara dan Andra.

Guru fisika itu mulai memeriksa jawaban keduanya secara teliti, dan jawaban mereka berdua ternyata benar semua.

"Jawaban kalian berdua benar, rumusnya juga sama persis dengan apa yang Bapak ajarkan."

"Oh iya anak-anak berhubung sekertaris 2 kita mengundurkan diri, bagaimana jika Nara saja yang menggantikannya, tulisannya bagus dan rapih." jelas Pak Budi.

"Setuju Pak!." ucap seluruh murid.

"Bagaimana Nara, apa kamu bersedia menjadi penggantinya Clara?" tanya Pak Budi.

"Ii..iya Pak saya bersedia."

"Mulai hari ini kamu harus bisa kompak dengan andra karena dia adalah sekertaris 1." kata Pak Budi yang sontak membuat Nara memelototkan matanya.

"HAHH... sama dia Pak?" ujar Nara sambil menunjuk Andra.

"Iya sama Andra, memangnya kenapa?" tanya Pak Budi bingung.

"Eh, gak kok Pak." jawab Nara sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

"Kalian berdua silahkan duduk. Kita lanjutkan pelajaran."

Nara dan Andra pun duduk kembali di bangku masing-masing.

***

Kringg.. kring.. kring..

Bel istirahat pun berbunyi

Nara berniat untuk mengambil buku diary kesayangannya yang berada di dalam tas. Tetapi,

"Buku diary gue kemana ya? Perasaan tadi pagi udah gue taruh tas." Nara bingung harus mencari buku itu dimana.

"Lo lupa kali, Ra. Bukunya belum lo masukin tas mungkin?"

"Seinget gue tadi udah di tas." jawab Nara yang masih berusaha mencari diary-nya.

Andra yang sedari tadi memperhatikan gadis yang sedang kebingungan itu, mengingatkannya kembali dengan buku yang dilempar oleh pemiliknya tanpa rasa berdosa.

"Jangan-jangan buku yang tadi sengaja dilempar, punya tuh cewek." batin Andra, ia pun berjalan menuju meja Nara dengan muka merah padam karena kesal.

"Lo lagi cari ini?"

"Kok buku gue bisa ada di lo?!! Sini balikin." ucap Nara meminta diary nya.

"jangan-jangan lo yang ngambil diary gue dari dalam tas?!" selidik Nara penuh tanda tanya.

"Gak minat gue ngambil buku butut lo itu."

"Harusnya lo minta maaf sekalian bilang makasih ke gue, udah ngelempar buku sembarangan, ditolongin bukannya makasih!"

"Bad attitude!" ucap Andra, kemudian cowok itu melenggang pergi dari kelasnya menuju kantin.

Nara hanya melongo mendengar ucapan Andra, ternyata buku yang tadi ia lempar adalah diary-nya. Kekesalannya bertambah ketika cowok itu menyebutnya Bad attitude.

"Heh cowok tengillll, harusnya lo yang minta maaf karena udah nabrak gue!!!!"

"Ra, udah ayo ke kantin aja jangan teriak kaya gitu emang lo kira ini hutan?" Riva pun segera menarik tangan Nara untuk pergi ke kantin.

***

Kantin ramai dengan orang-orang yang sudah lapar, lihat saja bagaimana kantin yang tadi sepi menjadi ramai. Nara dan Riva sedang mencari meja yang kosong untuk ditempati, hanya ada satu meja kosong yaitu disamping meja Andra Cs.

"Kayaknya gak ada meja yang kosong, gimana dong?" Tanya Nara kepada Riva.

"Iya, Ra. Penuh banget kantin, cuma ada satu meja itu juga disamping meja Andra Cs emang lo mau?"
Riva bingung dengan kondisi kantin yang sangat ramai, Nara pasti tidak mau duduk disebelah Andra.

"Gak, gue gak mau duduk di samping dia." ucap Nara ketus.

"Tapi, Ra. Gak ada tempat lain lagi selain dimeja itu, ayo lah daripada lo gak makan." tanpa mendengar persetujuan nara, Riva pun mengajak Nara untuk duduk di meja itu.

"Tapi, ki-" Belum juga menyelesaikan kalimatnya tangan Nara ditarik oleh Riva.

"Lo duduk sini jangan kemana- mana, gue mau pesan makanan dulu, lo mau makan apa?" Tanya Riva.

"Iya Rivanya, gue samain kaya lo aja deh." Nara  memutar bola matanya malas saat tidak sengaja eye contact dengan Andra.

"Ok, jangan kemana-mana." ucap Riva

Setelah Riva pergi untuk memesan makanan. Andra melihat Nara sedang bermain dengan ponselnya, ia berfikir untuk membalas dendam karena kejadian buku melayang tadi pagi.

"Gue cabut duluan, kalo udah selesai makan langsung ke tempat biasa aja." ucap Andra dengan nada santai tetapi menyindir.

"Lah Ndra, lo kan belum selesai makannya." Tanya Bams dengan mengaduk es teh manisnya.

"Tiba-tiba aja hawa disebelah gue mendadak panas." sindir Andra.

Nara yang dari tadi sudah tidak tahan, mendengar obrolan Andra dan teman-temanya yang sedang menyindir dirinya pun segera bangkit dan menghampiri meja Andra cs.

"Maksud lo tadi apa? Lo nyindir gue?" Tanya Nara.

"Oh, ada orang. Gue kira arwah." dengan nada dinginnya Andra mengejek Nara.

"Enak aja lo, orang napak gini lo bilang arwah, dasar bolot!" karena geram Nara pun berniat untuk pergi dari kantin, tetapi dia ingat dengan Riva yang masih mengantri untuk membeli makanannya.

"Siapa yang bolot?" tanya Andra santai.

"LO BOLOTT!!" jawab Nara ngegas.

Nara beranjak dari bangkunya, karena terlalu kesal berdebat dengan Andra, ia tidak sadar bahwa ada tembok di depannya, saat Nara ingin membalik badan ia malah menabrak tembok itu karena jaraknya yang sangat dekat dengan tembok. Orang- orang yang melihat itu pun tertawa terbahak-bahak termasuk Andra.

"Astaga jidat gue, siapa sih yang mindahin tembok kesini, gak tau apa kalo gue mau lewat!" ucap Nara sambil memegangi jidat nya, hari pertama sekolah yang ia pikir akan menyenangkan berubah menjadi kesialan yang tak berujung.

"Ngeliatin gue Mulu sih lo, nabrak kan tuh." ejek Andra dengan suara yang menggelegar.

"Ih pede banget lo, siapa juga yang ngeliatin lo!"

"Ara, lo gak pa-pa kan?" Tanya Riva cemas.

"Gue gak pa-pa Va, kita ke kelas aja gak selera gue makan disamping  badut sirkus." Nara heran sejak bertemu dengan cowok yang selalu membuatnya naik darah, kehidupannya yang tenang berubah menjadi sial.

"Tapi kan Ra, itu bakso nya belum dimakan." ucap Riva.

"Terserah lo, mau ikut gue apa gak." Nara pun melenggang pergi keluar dari kantin dan menuju ke kelas.

Hari pertamanya menjadi malapetaka karena harus bertemu, bahkan berada di kelas yang sama dengan Andra, biang kerok yang sering bikin masalah.

***

📛ATTENTION!

📛Selesai juga part 1 wkwk

📛Jangan lupa vote komen gaiss

📛Follow @deva_anisaa👌

📛Tengkyuuu😚

Continue Reading

You'll Also Like

361K 26.4K 24
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
312K 17.6K 65
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
973K 47.5K 62
Mendengar namanya saja sudah membuat Wilona bergidik ngeri, apalagi bertemu dengan sosoknya langsung. Mungkin Lona akan kabur begitu melihat bayangan...
454K 29.3K 53
JANGAN DISIMPAN, BACA AJA LANGSUNG. KARENA TAKUT NGILANGšŸ¤­ Transmigrasi ke buku ber-genre Thriller-harem. Lantas bagaimana cara Alin menghadapi kegi...