Never Will Be The Same

By emslenora

166K 22.7K 2.2K

Jatuh cinta dengan Marc yang notabene adalah kakak laki-lakinya bukanlah pilihan Chelsea tapi itulah yang ter... More

Never Will Be The Same
NWBTS ๐ŸŒธ Prolog
NWBTS ๐ŸŒธ 1
NWBTS ๐ŸŒธ 2
NWBTS ๐ŸŒธ 4
NWBTS ๐ŸŒธ 5
NWBTS ๐ŸŒธ 6
NWBTS ๐ŸŒธ 7
NWBTS ๐ŸŒธ 8
NWBTS ๐ŸŒธ 9
NWBTS ๐ŸŒธ 10
NWBTS ๐ŸŒธ 11
NWBTS ๐ŸŒธ 12
NWBTS ๐ŸŒธ 13
NWBTS ๐ŸŒธ 14
NWBTS ๐ŸŒธ 15
NWBTS ๐ŸŒธ 16
NWBTS ๐ŸŒธ 17
NWBTS ๐ŸŒธ 18
NWBTS ๐ŸŒธ 19
NWBTS ๐ŸŒธ 20
NWBTS ๐ŸŒธ 21
NWBTS ๐ŸŒธ 22
NWBTS ๐ŸŒธ 23
NWBTS ๐ŸŒธ 24
NWBTS ๐ŸŒธ 25
NWBTS ๐ŸŒธ 26
NWBTS ๐ŸŒธ 27
NWBTS ๐ŸŒธ 28
NWBTS ๐ŸŒธ 29

NWBTS ๐ŸŒธ 3

4.3K 680 18
By emslenora

Update..

Ready??


Happy Reading

------

"Dimana dia?" Marc mengangkat wajahnya saat mendengar suara yang ia kenal. Ia melihat ibunya telah berdiri didepan pintu.

"Didalam, mom-" Marc menunjuk kearah ruang kepala sekolah yang tertutup rapat. Didalamnya ada Chelsea, Carole dan juga Millie.

"Dia tidak salah, dia hanya membela Millie." Sahut Marc mencoba menjelaskan. Pippa hanya menarik napas panjang.

"We will see." Sahut Pippa lalu melangkah masuk meninggalkan Marc berdiri diluar. Chelsea benar-benar akan terkena masalah.

Dari antara kedua orangtua mereka, ibu mereka yang paling tegas daripada ayah mereka. Marc sudah merasakan semenjak tinggal bersama mereka selama ini.

Marc mengangguk pada teman-temannya yang masih berada disekolah. Selama ini Chelsea tidak pernah terlibat masalah, ia hanya berkelahi dengan Marc atau Sabrina sepupu mereka, tapi kali ini gadis itu benar-benar marah.

Satu jam kemudian Marc menoleh saat mendengar pintu terbuka dengan keras, ia melihat Chelsea keluar dengan wajah marah disusul Milie dengan wajah penuh permohonan maaf.

"Aku mau kau meminta maaf pada Carole, Chelsea Jackson." Marc mendengar ibunya keluar dan berbicara dengan Chelsea yang langsung membuang wajah.

"Never." Sahut Chelsea keras kepala.

"Chelsea Jackson." Pippa menggeram kesal tapi anak gadisnya itu telah melangkah menjauh dengan tegas.

"Maafkan Chelsea, Carole." Sahut Pippa pada Carole yang tersenyum manis.

"Tidak apa-apa Mrs. Jackson, aku dan Chelsea masih akan tetap berteman." Sahut Carole lembut.

"Aku permisi Mrs. Jackson." Sahut Carole lalu melewati Marc.

"Marc." Sapa Carole yang hanya dibalas anggukan singkat tanpa kata oleh Marc membuat Carole merah padam.

"Kau pulang bersama siapa Millie?" Tanya Pippa setelah Carole menjauh.

"Aku akan pulang sendiri Mrs. Jackson." Sahut Millie, Pippa langsung menggeleng.

"Kami akan mengantarmu." Sahutnya yang langsung disambut gelengan kepala cepat.

"Tidak perlu Mrs. Jackson. Rumahku tidak jauh, saya permisi Mrs. Jackson." Sahut Millie.

"Hati-hati Millie." Sahut Pippa lalu melihat Marc yang masih terdiam.

"Ayo kita pulang." Sahut Pippa lalu berjalan berdampingan dengan Marc.

"Mom-" Panggil Marc. Pippa menoleh.

"Aku tahu, kau akan membela Chelsea selalu seperti itu." Sahut Pippa.

"Chelsea tidak salah, dia hanya membela Millie." Sahut Marc mencoba menjelaskan lagi.

"Ya, karena Millie memberikan makan siang padamu." Sahut Pippa setengah tersenyum.

"Itu salahku." Sahut Marc, Pippa merangkul Marc.

"Tetap saja adikmu tidak dibenarkan memukul Carole." Sahut Pippa.

"Astaga, berapa tinggimu sekarang?" Tanya Pippa kaget saat menyadari ia sudah tidak bisa merangkul Marc karena anaknya telah bertumbuh tinggi, Marc tertawa.

"Masih kalah jauh dengan daddy." Sahutnya, Pippa mengangguk lalu memasang wajah serius setelah sampai didepan mabil, mereka melihat Chelsea tengah berdiri sambil cemberut.

"Uang jajanmu mommy potong selama seminggu Chels." Sahut Pippa setelah mereka semua masuk kedalam mobil. Chelsea yang duduk dibelakang bersama Marc hampir membuka mulut untuk memprotes tapi sentuhan tangan Marc dan gelengan kakaknya itu membatalkan niat Chelsea.

"It's okay, tidak dapat uang jajan seminggu itu sepadan dengan rambut Carole yang tertinggal di tanganku tadi." Sahut Chelsea santai sambil mengangkat bahu.

"Chelsea Jackson." Seru Pippa sementara Marc mengulum senyum berusaha menahan tawa tapi tak berhasil, Marc mendengus keras untuk menyamarkan tawanya.

"Aku yakin ia harus memakai Wig besok kesekolah." Bisik Chelsea tak begitu pelan kearah Marc yang memandang kaget, adiknya ini benar-benar cari mati.

"Satu kata lagi Chelsea Jackson, kau akan membersihkan kandang kuda selama seminggu, termasuk kau young man." Ancam Pippa tak main-main membuat kedua orang yang duduk di bangku belakang mobil itu diam dengan seketika, membersihkan rumah masih diterima akal sehat tapi tidak untuk kandang kuda.

-------

"Hai dad." Marc mendatangi Phillip setelah meletakkan tasnya seperti biasa, Phillip yang tengah berdiri melihat seekor kuda yang tengah dijinakkan oleh pegawainya menoleh.

"Sudah pulang?" Tanya Phillip, Marc mengangguk lalu berdiri memandang kuda berwarna hitam itu.

"Kuda baru dad?" Tanya Marc.

"Ya, baru mendapatkan dari Leo." Sahut Phillip sambil menaikkan kakinya dipagar lalu memandang Marc.

"Aku mendengar ada kejadian tadi disekolah." Sahut Phillip, Marc mengangguk sambil tersenyum.

"Chelsea naik darah kepada Carole dan memutuskan untuk mengubah rambut Carole." Sahut Marc yang langsung tertawa kencang.

"That's my girl." Sahut Phillip.

"I heard that." Mereka terdiam lalu menoleh cepat saat melihat Pippa mendatangi mereka dengan wajah kesal.

"Pantas saja tidak ada sisi feminin dari Chelsea jika ayahnya dan kakaknya selalu membelanya." Sungut Pippa.

"Honey." Sahut Phillip berusaha menjelaskan tapi langsung dipotong dengusan familiar dari Pippa.

"Bawa makan siang ini pada Chelsea, dia tidak ada dikamarnya." Sahut Pippa sambil menyerahkan kotak makan pada Marc.

"Akan kucari dia dirumah pohon mom." Sahut Marc.

"Dan kau juga harus makan." Pippa berseru karena Marc sudah berjalan. Anak laki-laki itu berbalik dan melemparkan gerakan hormat tentara kepada Pippa.

"Aye ma'am." Sahut Marc sambil tertawa lalu berjalan menuju rumah pohon.

"Jadi apakah benar Carole membutuhkan rambut baru?" Tanya Phillip menggoda Pippa.

"Ya, disebelah sini." Sahut Pippa sambil menunjuk dibagian kanan sambil tertawa kecil.

"Demi Tuhan Phillip, aku berusaha sia-sia untuk membuat anak gadis kita menjadi wanita pada umumnya." Sahut Pippa sambil mendesah panjang yang disambung tawa suaminya.

"Dia seorang Jackson, apa lagi yang kau harapkan." Sahut Phillip sambil memeluk istrinya.

'Chels?" Marc berseru dari bawah rumah pohon sambil memandang keatas, ia melihat Chelsea tengah duduk diluar yang disebut teras oleh Chelsea dan Sabrina.

"Mana ada teras yang hanya muat pantatmu." Marc selalu mengatakan itu dahulu ketika menemani dua gadis itu bermain dirumah pohon walau ia harus berjuang dengan atap yang rendah bagi dirinya.

"Makan siang." Teriak Marc lagi lalu melangkah menuju tangga gantung dan mulai memanjat.

"Aku sudah terlalu tua untuk naik kesini." Gerutu Marc sambil berusaha menyeimbangkan tubuhnya. Sesampainya diatas, ia membungkukkan tubuhnya agar tidak menabrak atap yang rendah.

Ia melihat Chelsea tengah duduk santai dengan kaki terjuntai kebawah sambil memandang jajaran gunung Grand Teton yang terlihat dari kejauhan.

"Chels." Panggil Marc sambil mengangsurkan kotak makan kepada Chelsea yang hanya memandang tidak berminat.

"Tidak lapar." Sahutnya lalu meletakkan tangan disusuran kayu dan memandang kealam liar. Marc duduk disamping Chelsea ikut-ikutan memandang pegunungan Grand Teton.

"Pemandangannya indah ya." Sahut Chelsea, Marc memandang sungai yang mengalir, dari sini ia bisa melihat kandang kuda yang tengah sibuk, para koboi tengah membawa kuda mereka berjalan-jalan.

"Ya indah, aku bersyukur bisa tinggal disini." Sahut Marc sambil tersenyum saat Chelsea menoleh menatapnya.

"Mendapatkan kedua orangtua yang sangat luar biasa dan mendapatkan adik sepertimu." Sahut Marc, Chelsea tersenyum simpul.

Seandainya Marc tahu..

Chelsea merasa perasaannya berubah semenjak Marc menangkapnya saat terjatuh dari kuda tiga tahun silam.

Ia tidak memandang Marc sebagai kakak lagi kalau itu bisa menjelaskan perasaanya. Chelsea tidak tahu pertamanya mengapa detak jantungnya berdetak lebih cepat saat Marc menggenggam tangannya atau ia yang tiba-tiba tersipu saat Marc menatapnya saat berbincang dengan yang lain selesai makan malam.

Selama ini mereka dikenal di komunitas Jackson Hole adalah pasangan kakak adik yang selalu mensupport satu sama lain, Chelsea suka saat Marc perhatian padanya tapi ia tidak suka saat Marc dekat dengan gadis lain seperti pada waktu Marc dekat dengan Laura.

"Kau melamun." Sahut Marc sambil menjentikkan jarinya didepan wajah Chelsea membuat gadis itu tersentak lalu membuang wajahnya.

"Marc, apa kau akan kembali kemari setelah selesai kuliah nanti?" Tanya Chelsea, Marc tertawa kecil.

"Kau pikir kemana aku akan pergi, keluargaku ada disini." Sahut Marc, Chelsea mendesah pelan lalu meletakkan kepalanya dipundak Marc.

"Kemana kau akan pergi kuliah?" Tanya Chelsea.

"Harvard maybe, aku dengar jurusan bisnis disana sangat bagus dan akan berguna nantinya untuk membantu daddy mengembangkan peternakan ini." Sahut Marc.

"Aku akan menyusul kesana." Sahut Chelsea sambil mengangguk tegas membuat Marc tertawa.

"With pleasure sister." Sahut Marc lembut lalu mengambil kotak makan yang ia bawa tadi.

"Sekarang waktunya makan." Sahut Marc dengan nada tidak mau dibantah.

--------

Done ya chapter 3

Sibling goals banget

Jangan lupa vote dan komennya

Dari Ems si fakir vote

Selamat sahur dan selamat menjalankan puasa hari pertama. Ems telat bangun sahur, jadi udah kaya flash siapin sahur 😂😂

Hope you enjoy read this chapter

See you in next Chapter

Regards,


Emslenora 😘❤😘

Continue Reading

You'll Also Like

290K 23.9K 79
Cinta hanya untuk manusia lemah, dan aku tidak butuh cinta ~ Ellian Cinta itu sebuah perasaan yang ikhlas dari hati, kita tidak bisa menyangkalnya a...
131K 15K 24
Arvi dan San adalah sepasang kekasih. Keduanya saling mencintai tapi kadang kala sikap San membuat Arvi ragu, jika sang dominan juga mencintainya. Sa...
514K 84.3K 34
Awalnya Cherry tidak berniat demikian. Tapi akhirnya, dia melakukannya. Menjebak Darren Alfa Angkasa, yang semula hanya Cherry niat untuk menolong sa...
1.8M 67K 73
Bukannya menjadi anak tiri, aku justru menjadi istri bagi calon ayah tiriku.