๐“’๐“ช๐“ต๐“ต ๐“ž๐“พ๐“ฝ ๐“œ๐”‚ ๐“๐“ช๐“ถ๐“ฎ...

By seannelyze

137K 20.2K 5.8K

"Tidak masalah jika diriku tidak dibutuhkan di dunia," - Lim Yoon Ah Since, August 23th, 2018 More

main cast
blurb
โ€ข 1 โ€ข
โ€ข 2 โ€ข
โ€ข 3 โ€ข
โ€ข 4 โ€ข
โ€ข 6 โ€ข
โ€ข 7 โ€ข
โ€ข 8 โ€ข
โ€ข 9 โ€ข
โ€ข 10 โ€ข
โ€ข 11 โ€ข
โ€ข 12 โ€ข
โ€ข 13 โ€ข
โ€ข 14 โ€ข
โ€ข 15 โ€ข
โ€ข 16 โ€ข
โ€ข 17 โ€ข
โ€ข 18 โ€ข
โ€ข 19 โ€ข
โ€ข 20 โ€ข
โ€ข 21 โ€ข
โ€ข 22 โ€ข
โ€ข 23 โ€ข
โ€ข 24 โ€ข
โ€ข 25 โ€ข
โ€ข 26 โ€ข
โ€ข 27 โ€ข
โ€ข 28 โ€ข
โ€ข 29 โ€ข
โ€ข 30 โ€ข
โ€ข 31 โ€ข
โ€ข 32 โ€ข
โ€ข 33 โ€ข
โ€ข 34 โ€ข
โ€ข 35 โ€ข
โ€ข 36 โ€ข
โ€ข 37 โ€ข
โ€ข 38 โ€ข
โ€ข 38 โ€ข
โ€ข 39 โ€ข
โ€ข 40 โ€ข
โ€ข 41 โ€ข
โ€ข 42 โ€ข
โ€ข 43 โ€ข
โ€ข 44 โ€ข
โ€ข 45 โ€ข
โ€ข 46 โ€ข
โ€ข 47 โ€ข
โ€ข 48 โ€ข

โ€ข 5 โ€ข

2.7K 437 38
By seannelyze

"Kondisinya semakin membaik. Ia hanya perlu mendapatkan satu kantong infusan. Setelah sadar, ia boleh kembali pulang," Ellena menjelaskan pada Sehun, dan Sehun mendengarkan dengan saksama.

Ellena melipat tangannya di depan dada, "Lalu, kau bisa menjelaskan padaku apa yang terjadi padanya? Mengapa tubuhnya penuh luka seperti itu?" Ellena menatap penuh curiga pada Sehun, "Kau tidak mencabulinya, bukan?"

Sehun mengetuk dahi Ellena, "Bodoh!"

Ellena Lewis, teman semasa kuliah Sehun yang baru beberapa bulan menikah dengan seorang pengusaha kaya, Adam Lewis. Ellena pernah jatuh cinta pada Sehun. Karena, biar pria itu dingin, tetapi sangat perhatian. Sehun yang melarangnya meminum-minuman keras ketika sedang dilaksanakannya kumpulan angkatan. Sehun yang mengatakan, jika Ellena cantik tanpa kacamata. Selama ini, dirinya di anggap sebagai seorang nerd yang buruk rupa. Tetapi Sehun menghapus image itu dengan cepat. Setelah mendapatkan saran dari Sehun, Ellena memutuskan untuk melepas kacamatanya dan melakukan laser untuk penyembuhan pada mata.

Sehun menghela nafas, "Apa dia mengalami trauma?"

Ellena menyadarkan lamunan nostalgianya, "Mungkin. Jika di lihat dari luka di tubuh anak sekecil itu, tidak mungkin ia tidak merasakan trauma. Kau hanya perlu membawanya ke psikiater, dan kau akan mengetahui kondisi psikisnya. Beruntung, jika ia tidak mendapatkan penanganan lebih lanjut. Biasanya, pasien yang mengalami trauma berat akan mendapatkan penanganan berupa terapi rutin,"

Sehun memijat pangkal hidungnya, "Aku fikir, dia seorang gadis kecil yang kuat, dan tidak mempunyai trauma,"

"Jika aku menjadi dia, mungkin aku sudah memilih untuk bunuh diri daripada harus mendapatkan luka begitu banyaknya. Dia gadis kecil yang kuat," Ellena menepuk pelan punggung Sehun, mencoba untuk menyalurkan kekuatan.

Sehun tersenyum lemah dan mengangguk, "Bagaimana kabar suamimu?"

Ellena mendengus, "Dia meninggalkanku ke Jepang,"

"Bisnis?"

Ellena hanya mengangguk dan menampilkan senyuman yang enggan di tunjukkan. Mengingat usaha suaminya sudah merambah ke pasar Asia, ia harus menerima suaminya terus melakukan perjalanan bisnis, "Yup. Menyebalkan, bukan? Oh, aku ingin marah sangat mengingat dia!"

Sehun hanya tersenyum. Karena fikirannya sudah tentang kondisi Yoona yang memprihatinkan. Sehun kembali memandang wajah Yoona. Wajah pucatnya semakin lama semakin berangsur hilang. Rona merah muda yang ada di pipinya, perlahan kembali muncul.

Seperti tahu apa yang di lihat dan di fikirkan oleh Sehun, Ellena mencoba menghibur Sehun, "Dia tidak apa-apa. Percayalah padaku," Sehun hanya mengangguk, "Apa kau berniat mengadopsinya? Ia masih memiliki orangtua, bukan? Dan dia bukan berasal dari panti asuhan. Akan sulit mendapatkan akte kelahirannya. Kau akan menemui orangtua kandungnya?"

"Entahlah," satu kata yang terlontar dari Sehun, menyadarkan Ellena, bahwa pria itu sedang gusar dan khawatir, "Orangtuanya telah membuang dia. Kufikir, akan menjadi hal yang mudah jika bernegoisasi dengan mereka. Akan akan menyuruh pengacaraku mengurus semuanya,"

Ellena berdeham. Sekelebat fikiran buruk berputar di kepalanya, "Aku ingin bertanya sesuatu," Sehun mengalihkan pandangannya dari Yoona yang tengah tertidur, menuju ke wajah Ellena. Ekspresinya seakan mengatakan, bahwa Ellena boleh bertanya apapun, "Apa kau seorang.. Euhm, itu.."

Sehun mengerutkan keningnya karena mulai tidak mengerti dengan pembicaraan Ellena yang terlihat ragu, "Apa?"

Sebelum menjawab, Ellena menggigit bibir bawahnya. Ia menarik nafas dan menghembuskannya secara perlahan. Cara agar seseorang dapat rileks, "Kau bukan seorang pedofil, bukan?"

Sehun membelalakkan matanya tidak percaya, "Kau bercanda? Apa tatapanku seperti seorang yang jatuh cinta?"

"Euhm.. Ya, mungkin." Ellena mengangguk dengan sedikit takut karena Sehun sudah memicingkan matanya, "Itu.. Kau tahu.. Dia.. Dua belas tahun,"

"Ya. Aku tahu. Dan aku tidak jatuh cinta padanya! Tidak akan!" Sehun berbicara tegas dengan Ellena, "Astaga, Ellena! Apa yang ada otakmu? Kau terlalu banyak membaca cerita fiksi,"

Ellena menampilkan deretan giginya yang rapih. Ia senyum dengan paksaan, "Aku harap kau akan terus berfikiran seperti itu. Jika kau akan memberikan marga Oh padanya, itu akan semakin sulit. Kau tahu, ya, anak dan ayah-"

"Kau tidak perlu menjelaskannya secara terperinci. Aku sudah faham, Ellena," Sehun malingkan wajahnya. Terlihat tidak suka dengan pembicaraan yang di lemparkan Ellena.

Ellena menepuk pundak Sehun dengan pelan, "Kuharap kau konsisten dengan ucapanmu," setelahnya, Ellena meninggalkan ruang VVIP di rumah sakit, dimana Sehun juga menanamkan saham yang besar di rumah sakit tempat ia berpijak saat ini. Tinggalah Sehun dengan Yoona. Sehun masih menunggu Yoona mendapatkan kesadarannya.

Sembari menunggu, Sehun membuka ponselnya dan menghubungi seseorang, "Jongin? Katakan padaku, apa kekasihmu seorang psikiater handal?"

Pria bernama Jongin yang sedang terhubung dengan Sehun, terkekeh pelan, "Tidak. Dia seorang dokter anak,"

Sehun mengerutkan keningnya. Bagaimana ia tidak bingung. Satu minggu yang lalu, sahabatnya yang bernama Kim Jong-In meresmikan kekasih barunya yang merupakan seorang psikiater. Namun hari ini, Jongin mengatakan bahwa kekasihnya merupakan seorang dokter anak. Ya, sudah tidak aneh jika Jongin berganti kekasih dengan kurun waktu yang cepat. Siapa yang tidak tergoda dengan pria bertubuh atletis dan berkulit eksotis dengan wajah yang bak aktor papan atas.

"Brengsek," umpatan Sehun mengakhiri semuanya. Sehun mematikan sambungan secara sepihak. Jongin pasti menertawainya saat ini.

Pupil mata Sehun bergerak untuk melihat Yoona. Namun yang ia dapatkan, bukan Yoon yang tertidur tenang. Tetapi gadis kecil itu tertidur dengan gelisah. Tubuhnya menciptakan gerakan-gerakan kecil, dan kepalanya sesekali berubah arah dari kiri ke kanan, atau dari kanan ke kiri. Bibirnya terlihat gemetar.

"I-l..bu.. B-B..Bukan aku! B-Bu..kan a-ku," bibirnya terus bergumam. Sehun dengan langkah cepat menuju ke sisi ranjang Yoona dan menggenggam salah satu tangan Yoona yang tidak tertusuk jarum infus.

Satu tangan Sehun yang bebas di gunakan untuk mengusap kepala Yoona, "Sshh... Tidak apa, Yoona. Tidak apa. Tidurlah.." kerutan di kening Yoona semakin melebur. Nafasnya semakin teratur. Kepalanya berhenti bergerak. Tubuh dan bibirnya tidak gemetar.

Walau semua sudah kembali normal, Sehun terus mengusap kepala Yoona, seakan memberikan ketenangan untuk gadis kecil itu. Kini, Yoona kembali jatuh dalam mimpinya. Sehun berharap, kali ini mimpi indahlah yang menghampiri gadis itu.

.
.
.
.
Yoona menerjapkan matanya beberapa kali untuk mendapatkan kesadarannya. Tubuhnya terasa lemah dan berat. Terutama di tangan kanannya, seperti tidak bisa di gerakkan. Saat Yoona menoleh, Sehun tengah tertidur dengan posiai duduk dan kepala yang berada di atas ranjang. Tangannya terus menggenggam tangan Yoona.

"Hangat," Yoona tersenyum kecil. Sudah lama sekali tidak ada yang menggenggam tangannya seperti ini. Biasanya, ibunya menggenggam tangannya dengan kasar untuk membawanya ke kamar dan mengurungnya, atau terkadang membawa Yoona ke kamar mandi untuk mengurungnya.

Yoona membiarkan Sehun yang tertidur. Ia tidak ingin mengganggu tidur pria dewasa yang seumur seperti ayahnya saat ini. Ah, bahkan umur ayahnya ia tidak tahu. Terakhir ia bertemu dengan ayahnya, ayahnya sedang berada di Family Restaurant bersama seorang wanita dan anak kecil yang berada di pelukannya. Yoona tidak mendatangi ayahnya, karena ayahnya pernah mengatakan, 'Jangan berbicara padaku lagi!' sehingga membuat nyali Yoona menurun untuk mendatangi ayahnya yang sedang tersenyum bahagia dengan wanita itu.

"Yoona?" Yoona menoleh dan menemukan Sehun yang memandangnya dengan khawatir, "Kau baik-baik saja?"

Yoona tersenyum dan menganggukkan kepalanya, "Aku baik, Paman. Terima kasih dan maaf merepotkan Paman,"

Sehun mengusap surai lembut Yoona, "Maaf, karena telah membuatmu seperti ini,"

Yoona menggeleng dan membalas genggaman tangan Sehun, "Bukan salah Paman. Aku hanya.." Yoona menundukkan kepalanya. Matanya mulai berkaca-kaca, "..takut," lanjutnya dengan suara kecil.

"Kau aman jika kau tinggal bersamaku," Yoona mengangkat wajahnya dan menemukan wajah Sehun yang menatap hangat ke Yoona, "Apa kau selalu seperti ini ketika ada yang berbicara dengan nada tinggi?"

Yoona menerawang, "Biasanya.. Sepulang sekolah, aku selalu memakai headset dan memutar musik untuk menutup telingaku," Yoona menampilkan senyumnya yang mengembang dengan memperlihatkan giginya, "Sahabatku yang memberikannya. Baik headset, maupun poselnya," Yoona memainkan jari jemarinya saat Sehun melepas genggamannya dengan lembut, "I-Ibu.. Setiap malam aku dapat mendengar jelas suara yang tidak sepantasnya di dengar oleh anak kecil sepertiku. Oleh karena itu, aku menyumbat telingaku dengan memutar musik sekeras mungkin. Ibu tidak membelikanku barang elektronik seperti teman-temanku. Aku hanya di berikan pakaian yang entah ibu dapatkan dari mana. Tapi hal sekecil itu, aku sudah senang, karena ibu memikirkanku. Tetapi semua salah, ketika ibu pulang membawa beberapa paper bag dan berisikan baju baru. Tetapi tidak ada satu pun dari belanjaannya yang ia belikan untukku,"

Yoona tersadar, dan mengangkat wajahnya, "Maaf, Paman. Tidak seharusnya aku menceritakannya padamu. Sungguh, aku tidak berniat untuk menarik simpat-"

"Tidak apa," Sehun tersenyum dan kembali mengusap kepala Yoona, "Aku mendengar dari salah seorang temanku. Jika seorang Lady, sudah senang ketika ceritanya di dengarkan,"

Yoona mengangguk dan tersenyum, "Terima kasih, Paman. Terima kasih karena telah membawaku malam itu,"

"Kau tidak perlu memikirkannya. Kau hanya perlu mencari tahu, siapa namaku," untuk terakhir, Sehun menepuk pelan kepala Yoona, "Jika kau sudah merasa lebih baik, katakan padaku. Kita akan kembali ke rumah,"

"Rumah?"

Sehun mengangguk, "Rumah kita,"

Continue Reading

You'll Also Like

5.2M 45.3K 53
Welcome to The Wattpad HQ Community Happenings story! We are so glad you're part of our global community. This is the place for readers and writers...
73.3K 1.9K 29
A little AU where Lucifer and Alastor secretly loves eachother and doesn't tell anyone about it, and also Alastor has a secret identity no one else k...
58.2K 1.6K 19
Where a girl gets a letter from blue lock to become the best striker in the world. Will she succeed? But there's a twist, everyone is terribly obsess...
20.3K 1.6K 40
๐ญ๐ก๐ž ๐Ÿ๐ง๐ ๐›๐จ๐จ๐ค ๐จ๐Ÿ ๐ฌ๐ก๐จ๐ซ๐ญ ๐ฌ๐ญ๐จ๐ซ๐ข๐ž๐ฌ ๐š๐›๐จ๐ฎ๐ญ ๐จ๐ฅ๐ข๐ฏ๐ข๐š ๐ซ๐จ๐๐ซ๐ข๐ ๐จ ๐š๐ง๐ ๐ฒ/๐ง'๐ฌ ๐ฆ๐ž๐ž๐ญ-๐œ๐ฎ๐ญ๐ž๐ฌ/๐ฅ๐จ๐ฏ๐ž ๐ฌ๐ญ๐จ๐ซ๐ข๏ฟฝ...