Gun for Off (OffGun)

By Rismaya-Cho

539K 35.9K 4.5K

Antara pemuda polos bernama Gun Atthaphan dan seorang pria berego tinggi Off Jumpol Adulkittiporn, hubungan s... More

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
29
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
info
(44)
(45)
(46)
(47)

(10)

13.7K 913 115
By Rismaya-Cho

🌸Gun for Off🌸

-OffGun-
Chapter-10

Gun memang sudah tidak demam, namun Off belum mengijinkan si mungil untuk masuk sekolah, kemarin Off menyuruh bibi Nat untuk menjaga si mungil kesayangannya karena Off tidak bisa meninggalkan pekerjaannya di kantor.
Begitu pula dengan hari ini, Off membiarkan bibi Nat menjaga Gun, hanya saja di tambah Tay.

Kemarin Tay sedang pergi ke pataya, dan ia kembali kemarin malam, saat mendengar bahwa adik kesayangannya sakit.

"Phi, Gun sudah kenyang..."

Si mungil menjauhkan potongan buah apel yg hendak Tay berikan padanya.

"Aooo, kau baru makan setengah nong"

"Tapi Gun sudah kenyang phi" sambil memanyunkan wajahnya, Tay menghela nafas, lalu menaruh buah apel yg belum habis di makan oleh si mungil.

Pintu kamar Gun di buka dari luar, Tay dan Gun menoleh untuk melihat siapa yang membuka pintu kamar itu, bibi Nat masuk bersama New, dan teman2 Gun.

"Phi New..." teriak si mungil girang, apalagi saat melihat Oab, Ssing, Nanon dan Jane.

Dua pasang mata milik Tay dan New bertemu, lalu keduanya mendengus, lalu membuang pandangan mereka ke arah lain.

Tay beranjak dari tempat duduknya dan membiarkan teman2 Gun duduk di tempat tidur bersama si mungil, sementara ia duduk di meja belajar Gun sambil melipat kedua tangan di depan, ia memperhatikan interaksi antara si anak kucing bersama teman2nya.

"Phi, Gun minta maaf ya..." ucap si mungil sambil menunduk dan memainkan ujung selimut.

"Tidak apa2 Gun, kau kan sakit" bukan New yang jawab tapi Oab.

"Kau senangkan karena Gun tidak jadi main bareng Phi God?" ucap Ssing menyindir tepatnya.

"Mana mungkin aku bersyukur di saat Gun sakit" kilah Oab, pemuda itu segera mendapatkan tatapan mengintimidasi dari Ssing, Nanon dan Jane.

"Eeuuu, tidak apa2 nong, awalnya kami kalang kabut, tapi syukurlah acara ulang tahun sekolah tidak kacau, kami juga tetap bisa memainkan drama Snow Withe nya" ucap New.

"Benarkah phi? Lalu siapa yg menjadi Snow Withe nya?" tanya Gun penasaran.

"Fluke Pongsatron, dari kelas XI B" jawab New.

"Phi Fluke, yang membantu Gun menghapal naskah" seru si mungil, pupilnya membesar, sungguh ekspresi yang menggemaskan.

"Huum, hanya dia yang hapal naskahnya, beruntunglah aku berhasil membujuknya, jika tidak mrs. Rose dan Ai Nicky akan mengomeliku habis2n" keluh si beruang putih, wajah New terlihat manis saat memasang wajah kesal, dan seseorang yang duduk di meja belajar Gun terus memperhatikan cara New berbicara dan tanpa dia sadari si ikan paus terus tersenyum saat memperhatikan si beruang putih.

"Tapi phi Fluke juga cantik sekali, sama sekali tidak terlihat seperti lelaki" seru Jane.

"Tapi kurasa Gun jauh lebih cantik, kalau tetap Gun yg menjadi Snow Withe nya, aku penasaran sekali" kata Ssing.

"Penasaran apa?" tanya Nanon.

"Penasaran kalau Gun dandan jadi Snow Withe, aku yakin pasti cantik sekali" jawab Ssing, Oab meneloyor kepala Ssing dari belakang.

-OffGun-

Teman2 Gun sudah pulang, hanya tinggal New, itu karena si mungil yg meminta supaya New jangan pulang dulu sebelum Off pulang, kini mereka bertiga sedang berada di ruang tv sambil bermain monopoli, beberapa kali Tay dan New beradu mulut, padahal yang menang tetap si mungil.

"Ayo mulai dari awal lagi" seru Tay.

"Percuma saja phi, kau akan tetap kalah..." kata New.

"Yak, coba saja kau tidak curang"

"Kau terus menuduh ku curang, kalau aku curang, aku tidak akan kalah dari nong Gun" cekcok antara paus dan beruang putih pun berlanjut, hingga si anak kucing menghempit di tengah2 mereka.

"Phi Gun bosan..." rengek si mungil, Tay dan New berhenti berdebat, mereka luluh seketika mendengar rengekan si anak kucing.

"Kau mau main apa lagi?" tanya Tay dengan nada lembut, berbeda sekali saat bicara dengan New, tidak ada manis2nya.

"Phi ayo kita ke pasar malam"

"Ini masih sore nong" kata New mengingatkan si mungil.

"Tidak apa2 phi"

"Pasar malam itu bukanya malam nong" tambah New.

"Sebentar lagi buka, dan ada beberapa pedagang yang berjualan phi, na, na, na, phi..." New menatap Tay meminta pertolongan saat si mungil mulai merengek.

Tay pun bingung harus dengan cara apa membujuk si mungil, bukannya ia tidak mau pergi, tapi ia tidak ingin si mungil terkena angin malam dan akhirnya masuk angin, dan sakit lagi.

Di tengah kebingungannya, tiba2 i ped milik Gun berbunyi, Tay bersyukur, pasti Off yang menelepon Gun, beruntunglah hal itu bisa mengalihkan perhatian si mungil dari pasar malam.

Namun ternyata ia salah...

"Gun bagaimana demammu?"

"Gun sudah sembuh papii"

"Baguslah, apa Tay masih di rumah?"

Si mungil mengangguk, lalu mengarahkan i ped nya pada Tay lalu berpindah pada New.

"Aooo, kau disana juga New?"

"Hmmm, Gun tidak mengijinkan aku pulang" jawab New.

"Baguslah, tadinya aku khawatir, aku pulang malam, ada kolega yg harus aku temui, aku titip Gun pada kalian"

"Papii Gun boleh ke pasar malam?"

"Pasar malam?"

"Iya, kata Chimon ada pasar malam tidak jauh dari komplek rumah" air wajah Off tampak kurang tidak suka.

"Tapi kau baru sembuh Gun" Tay manggut2 setuju, ia saja khawatir, bagaimana sahabatnya yang over protektif.

Oh tidak...!!

Si anak kucing mulai memasang wajah memelasnya, bahaya jika seperti ini pasti...

"Ok, sebentar saja..."

"Kharp papii, i love you" Gun mengecup layar i pednya.

Dan sebelum Tay protes si mungil sudah memutuskan sambungan vcall nya.

Dan di sinilah akhirnya mereka, TayNew terus mengikuti si mungil yang berjalan di depan mereka, sambil memakan sosis bakar, keduanya tidak saling bicara hanya memperhatikan si mungil yang berada di depan mereka.

"Yak nong hati2" teriak Tay saat melihat Gun hampir menabrak orang atau orang itu yang hampir menabrak si mungil.

"Sosis Gun jatuh phi..." si mungil menatap nanar sosisnya, New menghampiri si mungil.

"Ambillah kau boleh memakan punya ku, belum aku makan"

"Mai phi, itu punya phi New"

"Eummm...." Gun seolah berpikir keras, sambil memainkan baju bawahnya dan menatap New, seolah2 sedang menimbang2 untuk mengbilnya.

"Ambil nong, aku tidak terlalu suka sosis"

"Terimakasih phi.." ahikrnya si mungil mengambil sosis milik New.

New yg gemas mencubit pipi Gun, namun setelah mencubit pipinya, New mengusap2nya.

"Jalan hati2 agar sosis nya tidak jatuh lagi, atau nanti kau yg jatuh" ucap New.

"Kharp phi New" jawab Gun, si mungil kembali berjalan sambil tersenyum riang.

Tay yg sejak tadi melihat New dan Gun, melangkah mendekati New.

"Sepertinya kau menyukai Gun" New menengok ke samping di mana Tay sedang berdiri di sampingnya, menatapnya sambil menyunggingkan senyuman miring.

"Ya aku memang menyukainya, tapi bukan menyukai seperti yang kau pikirkan" satu alis Tay terangkat.

"Aku menyayangi nya, Gun mengingatkan aku pada adikku, dia sangat mirip, aku sangat menyukai Gun sangat menyayangi nya" jawab New.

"Lalu sekarang dimana adikmu?" New tersenyum, namun Tay bisa lihat jika di balik senyuman itu ada sedih dan kerinduan yg tersembunyi.

"Dia sudah pergi ke tempat yg indah lebih dulu, adikku meninggal tiga tahun lalu..." Tay terkejut sekaligus merasa tidak enak.

"Maaf, aku tidak berniat membuat mu sedih"

"Its okey, aku tau" New memamerkan senyumannya lagi, keduanya kembali menatap si mungil yang saat ini sedang melihat badut.

"Saat aku melihat Gun pertama kali, waktu itu phi Off membawanya ke rumah untuk makan malam, dia langsung mengingatkan aku pada adikku" kata New, meski Tay tidak memintanya untuk menceritakan.

Namun dari situ Tay tau, kenapa New lolos dari cek background Off, sahabatnya tau jika New hanya menginginkan Gun menjadi adiknya.

"Lalu, apa kau menyukai Gun?" kini dialah yang mendapatkan pertanyaan yang sama dari New.

"Sama sepertimu, aku menyayangi nya seperti adikku, aku tidak punya adik, tapi kau tau saat aku melihat Gun, aku jadi ingin punya adik seperti dia, dia sangat imut dan lucu" kata Tay, New tertawa kecil.

"Sungguh?"

"Iya, bikin gemas"

Tidak di sangka keduanya kini malah tertawa saat membicarakan si mungil, dan sepertinya Tay dan New mulai berpikir positif tentang keduanya, menurut Tay, ternyata New memiliki senyum yang cantik, dan sangat perhatian, dan New berpikir ternyata Tay tidak semenyebalkan seperti biasanya, pria itu bisa juga menyenangkan jika di ajak bicara, dan ternyata Tay lebih tampan jika sedang tersenyum.

Tay dan New pun sadar ternyata mereka kehilangan si mungil, saking asiknya mengobrol, beruntunglah mereka menemukan si mungil sedang berdiri melihat pertunjukan sulap sambil memegang beberapa balon.

"haah, untunglah... Entah apa yang akan terjadi pada kita jika si anak kucing hilang" kata New.

"Apa kau sudah pernah lihat singa tua mengamuk?" tanya Tay, New bergidik membayangkan Off mengamuk.

"Haaahhaaa, jangan di bayangkan"

"Kau yg membuat aku membayangkannya phi..." sarkas New, Tay kembali tertawa.

-OffGun-

Saat Gun pulang dari pasar malam bersama Tay dan New, di rumah ternyata sudah ada Mook yang sedang menunggu kepulangan mereka.

"Mook kau bersama Off?" tanya Tay.

"Tidak, aku tidak bisa menghubunginya, makanya aku kemari" jawab Mook.

"Kalian dari mana?"

"Ohh, nong Gun ingin jalan2, makanya kami pergi ke pasar malam yang ada di ujung komplek" Mook melirik Gun, tangan mungilnya memeluk boneka pikachu, hadiah dari Tay yg bermain game.

Tay mendapatkan ada yang aneh dari tatapan Mook berbeda dari biasanya, atau mungil mood teman SMA nya sedang buruk.

"Nong, phi pulang dulu na..." kata New.

"Tapi phi..."

"Besok kita bertemu lagi di sekolah, okey?" Gun pun mengangguk.

"Aku akan mengantarmu pulang" kata Tay.

"Tidak perlu phi, aku bisa pesan uber"  New menolak dengan halus.

"Aku bilang aku akan mengantarmu"

"Aoo phi kenapa phi memaksa!" baru saja mereka akur, dan sekarang mereka mulai lagi.

"Aku hanya ingin mengantarmu saja, ayo" Tay menarik tangan New.

"Euuu, Mook titip Gun, sebentar Lagi Off pulang" Mook mengangguk.

Selepas ke pergian TayNew suasana menjadi hening, atmosfer di ruangan itu berubah menjadi sunyi, Mook diam menatap Gun, sedangkan si mungil tidak tau harus berkata apa.

"Emmm phi, Gun mau ke kamar dulu" Si mungil melangkahkan kakinya, namun baru selangkah Mook menghentikannya.

"Sebentar Gun, ayo kita bicara di halaman belakang" Gun mengangguk dan mengikuti Mook.

"Makanlah, aku membeli makaron ini untukmu..." di sediakan makanan kesukaan ya tentu membuatnya sangat senang.

"Terimakasih phi" si mungil segera mengambil satu buah makaron dari kotaknya dan memakannya.

Mook memperhatikan Gun yang memakan makaron dengan senang.

"Gun, kau kan sudah besar, kau tidak ingin terus menyusahkan phi Off kan??" si mungil berhenti mengunyah.

"Maksud phi Mook?"

"Ayolah Gun, kau bukan anak kecil, kau pasti tau maksudku, berhenti menjadi benalu Off, biarkan dia menikah dan memiliki keluarga, berhenti bersikap manja padanya atau terus bergantung padanya, kapan kau akan berhenti jadi beban baginya!!"

"Mook!!"

Seseorang meneriaki nama Mook, berbarengan dengan langkah kaki yang berjalan dengan tegap, dari suara langkahnya saja sudah kita ketahui jika orang itu tengah marah, Mook dan Gun menatap orang itu dengan tatapan yg berbeda.

"Apa yang kau katakan pada Gun?" suara pria itu meninggi.

"Kau sama saja Tay!! Apa salahnya jika mengingatkan dia agar tidak terlalu membebani Off!"

"Mook...!"

Tay menggepalkan tangannya sembari mendesis, Mook tau pria itu tidak suka dengan kata2nya, dan Tay marah, melihat bagaimana wajah Tay yg mengeras hingga urat lehernya terlihat, jujur saja saat ini Mook takut, namun ia masih bisa menyembunyikan rasa takutnya, lagi pula kenapa Tay kembali dengan cepat.

Tay memang tidak jadi mengantar New, mobilnya mogok, hingga akhirnya ia membiarkan New memakai aplikasi ojeg online.
Tay mencoba mengatur nafasnya, setelah ia bisa menguasai dirinya Tay menatap Gun, yang tampaknya si mungil itu sedikit ketakutan.

"Nong, pergilah ke kamar" Gun menurut, melirik Mook sebentar sebelum berjalan menuju kamarnya.

Setelah memastikan si mungil menaiki tangga dan masuk kedalam kamarnya Tay kembali menatap Mook dengan tatapan tajam.

"Aku tau perasaanmu, tapi caramu mengatakan itu pada Gun tidak lah bagus, kau tau Gun itu sangat polos, dan kau tau betul bagaimana keluarga Off memperlakukan Gun, tidak hanya Off, bahkan mae juga memperlakukan dia seperti anak kecil"

"Dan kau juga sangat tau Off tidak memperlakukan Gun seperti adiknya, aku sudah lelah menjadi yg kedua bagi Off" sarkas Mook memotong ucapan Tay.

"Jika kau lelah kenapa kau tidak menyerah Mook, jika kau terus bertahan kau hanya akan terluka, kau paham betul perasaan Off dan Bagaimana keras kepalanya dia" jika Off terus keras kepala setidaknya ia berharap Mook akan menyerah, Tay tidak mau Mook melampiaskan semuanya pada adik mungilnya, bukannya Gun juga berkorban perasaan, fuck peng!! Batin Tay, sahabatnya memang brengsek.

"Kenapa aku yang harus mundur, aku sudah bertahan sejauh ini Tay"

"Mook..." Tay memelas, namun Mook hanya menatapnya tegas.

"Ada apa ini??" keduanya terkejut mendengar suara Off, mereka pun menoleh dan mendapati Off tengah berjalan ke arah mereka.

Tay dan Mook saling melempar pandangan, Mook meminta Tay lewat tatapannya untuk tidak menceritakan pada Off apa yang mereka debatkan, namun bukan Off namanya, pria jangkung bermata sipit itu tau lewat tatapan Tay, jika sahabatnya itu sedang kesal.

"Tay...!"

"Peng, aku mau menginap, mobilku mogok" setelah mengatakan itu Tay pun berjalan meninggalkan sepasang kekasih itu.

"Jum, aku..."

"Tunggu sebentar, aku mandi dulu setelah itu aku akan mengantar mu pulang..." usai mengatakannya Off berbalik untuk menuju kamarnya.

Mook menatap punggung Off sembari tersenyum miris pada dirinya.

"Aku ini kekasihmu atau bukan Jum..."



Bersambung....

Continue Reading

You'll Also Like

51.6K 3.7K 52
"Jika ada yang harus berkorban dalam cinta ini, maka itu cintaku yang bertepuk sebelah tangan" - Dziya Idzes "Sekat-sekat ruang yang tertutup layakn...
81.9K 7.8K 21
Romance story🤍 Ada moment ada cerita GxG
1M 86.4K 30
Mark dan Jeno kakak beradik yang baru saja berusia 8 dan 7 tahun yang hidup di panti asuhan sejak kecil. Di usia yang masih kecil itu mereka berdua m...
249K 36.9K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...