Back To You

By intanpusd

1K 80 12

Persahabatan diantara cewek dan cowok itu, bullshit. Quote klise. Namun memang benar adanya. Arka terjebak da... More

PROLOG
SATU
DUA
TIGA
EMPAT
LIMA
ENAM
TUJUH
DELAPAN
SEMBILAN
SEPULUH
SEBELAS
DUABELAS
EMPATBELAS
LIMABELAS
ENAMBELAS
TUJUHBELAS
DELAPANBELAS
SEMBILANBELAS
DUAPULUH
DUAPULUHSATU
DUAPULUHDUA
DUAPULUHTIGA
DUAPULUHEMPAT
DUAPULUHLIMA
DUAPULUHENAM
DUAPULUHTUJUH
DUAPULUHDELAPAN
DUAPULUHSEMBILAN
TIGAPULUH
EPILOG

TIGABELAS

29 2 0
By intanpusd

Ketika kita mencintai seseorang hal pertama yang harus kita lakukan adalah menyiapkan diri untuk kehilangan.

=====

"Semua itu bukan salah lo. Menang kalah itu hal yang biasa dalam pertandingan"

Saat ini Sunny ada dikelas Arka yang hanya ada mereka berdua didalamnya, mencoba menghibur Arka. Cowok itu sedang membaca buku yang Sunny tidak paham isinya. Sunny pikir Arka masih sedih perihal kekalahan saat turnamen. Padahal jika Sunny lebih teliti sangat jelas Arka sedang menghindarinya.

"Seenggaknya, lo ikut ke kantin bareng gue Ar. Gue yang traktir biar lo nggak galau lagi." Sunny terus membujuk Arka.

Cowok itu menggeleng, "mau belajar buat persiapan masuk PTN" jawab Arka asal.

"Demi kantong ajaibnya Doraemon, kita itu masih kelas sebelas, masih lama tau. Seenggaknya lo harus nikmatin masa SMA lo, Ar. Jangan serius-serius banget lah, kaku lo." Sunny berkata dengan heboh. Arka menatapnya, dan berpikir dalam Sunny bisa berkata seperti karena dia dirakdirkan pintar, dan gadis itu akan tetap pintar walaupun tidak belajar.

Arka tersenyum tipis melihat reaksi cewek itu, tanpa bisa ditahan tangannya terangkat untuk mengacak pelan rambut Sunny.

"Lo juga harus banyak belajar. Katanya mau masuk PTN bareng gue?" Arka mengingatkan.

Sunny cemberut, mengubah posisinya duduk dihadapan Arka.

"Nggak mau ke kantin banget ini?" Sunny masih belum yakin.

Arka menggeleng, "Lo aja," tuturnya.

Sunny bersidekap, "yaudah kalo gitu gue disini aja nemenin lo belajar sampe bel masuk"

"Terserah lo" jawab Arka.

Arka mmeengingat lagi saat turnamenya.

Hari itu semua kecewa, dan sedikit menyalahkan Arka atas kekalahan itu. Bahkan Ivan yang notabenya sangat peduli dengan sahabat sahabatnya, tidak mengerti akan tindakan Arka.

Jelas saja Arka disalahkan, ia bermain sangat kacau.

"Ada apa sama lo, Ar? Disini terlihat jelas yang bikin tim kita kalah itu lo." ucap Ivan sesaat setelah pertandingan. "Gue bukannya nggak sportif yang nggak menerima kekalahan. Tapi kita semua tau kalo lo seolah-olah sengaja mengalahkan diri. Ada apa? Masalah lo apa sampai mengorbankan tim lo sendiri?"

Arka tidak menjawab, dia berlalu begitu saja pada saat itu. Kepalanya sudah panas dan dia tidak mau dengar apa apa lagi.

Ivan sempat mendiaminya untuk beberapa hari, tapi setelahnya semuanya baik baik saja. Dan perlahan melupakan tindakan bodoh Arka pada saat turnamen.

***

Setelah beberapa hari Arka bersikap biasa saja melihat hubungan Sunny dan Darel. Tapi entah kenapa makin hari Arka makin muak melihat Darel terus ada disekitar Sunny. Bahakan Cowok itu membuat Arka sulit ada waktu berdua bersama Sunny.

Arka Makin geram saja. Menurutnya Darel ini sudah melebihi batas.

Arka tidak mengerti kenapa Sunny tidak pernah melihatnya lebih dari seorang sahabat. Arka sudah 12 tahun mengenal Sunny dan selalu ada untuk Sunny. Sementara Darel? Darel baru mengenal Sunny 2 bulan, tapi dia sudah bisa mebuat Sunny jatuh hati. 12 tahun miliknya kalah dengan 2 bulan milik Darel. Kenapa? Arka tidak mengerti.

Arka iri.

Dan Arka marah. Kenapa harus Darel? Kenapa Sunny tidak bisa melihat kalau Darel itu hanya main-main saja. Kenapa Sunny tidak percaya dengannya.

Kepala Arka makin pening saja saat memikirkannya.

Saat ini Arka sedang ada dikelasnya dan tidak ada siapapun, semua sudah ke kantin. Arka memang sengaja tidak ikut, dia sedang malas bertemu Sunny. Merka butuh jarak agar bisa saling mengerti. Tapi Sunny tidak pernah mengerti, bahkan Sunny selalu mencoba berdekatan dengan Arka.

Seperti saat ini, cewek itu sudah mengirimi Arka banyak pesan singkat.

"Ar, lo dimana?"

"Kok nggak keliatan?"

"Arka, bales dong"

"Temenin gue makan kek, Firda nggak masuk"

"Arka...."

"tok tok tok! Nggak ada orang ya?"

"Lo dimana deh? Nanti gue susulin"

Arka membaca pesan pesan singkat yang Sunny kirimi, tidak ada yang cowok itu balas. Biar saja, untuk beberapa hari mereka tidak perlu selalu terlihat bersama. Arka butuh jarak dan hatinya butuh ruang untuk mengurangi rasa sesak yang dia tidak mengerti.

Arka mengehala napas, kemudian beranjak. Dia hendak menuju UKS, setidaknya Arka bisa tidur disana. Cowok itu bahkan tidak berniat mengikuti jam pelajaran selanjutnya.

Sekarang Arka tau rasanya patah hati. Ia mengerti kenapa Rara sampai nggak mau makan pas patah hati. Karena memang rasanya itu nggak enak banget. Arka bingung, kenapa urusan cinta bisa serumit ini.


***

Mata Arka terbuka saat dia dengar Ada yang mebuka pintu UKS. Iya, saat ini dia ada di UKS dan tidak mengikuti pelajaran terakhir.

Saat ditanyai petugas UKS, ia menjawab asal "kepala saya pusing bu"

Dan anehnya dipercayai.

Mungkin itu karena wajah Arka yang meyakinkan. Semua orang akan percaya, karena wajah Arka nyaris seperti orang sakit sungguhan.

"Arka?" suara lembut itu keluar dari bibir Finka.

Finka baru saja masuk UKS dengan kotak --yang Arka tidak tahu apa isinya-- di tangannya.

Arka tersenyum canggung.

"Lo sakit?" tanya Finka saat melihat Arka berbaring di ranjang UKS.

Baru Arka ketahui bahwa didalam kotak yang Finka bawa adalah obat. Cewek itu menaruh dengan telaten dan memisahkan obat obat itu pada tempatnya.

"Pusing doang" jawab Arka berbohong. Sebenarnya, Arka tidak sepenuhnya berbohong, dia memang pusing. Pusing saat melihat Darel selalu ada disekitar Sunny. Dadanya kembali memanas. Sialan.

Tanpa aba-aba, Finka menyentuh kening Arka. Cowok itu sempat tercenung seperkian detik sebelum akhirnya tersadar.

"Badan lo nggak panas" katanya.

Arka diam. Ia kan memang tidak sakit, itu hanya alibinya saja. Cowok itu memang hanya sedang malas saja. Anak pintar juga pasti pernah malas kan? Dan sekarang Arka lagi pengen bolos belajar.

Finka menyerahkan satu butir obat, "nih minum. Itu bisa ngurangin pusing di kepala lo" tuturnya.

Arka bingung, kenapa Finka masih saja baik kepadanya. Padahal sudah berlaku jahat sekali pada cewek ini, bahkan Arka sudah menyakiti hatinya.

Tapi kenapa setelah disakiti Finka masih saja baik kepadanya?

Arka menggeleng, "tadi gue udah dikasih obat sama bu Leni" jawabnya. Kebohongan kedua Arka, tadi ia tidak menerima obat apapun dari bu Leni.

Dan Finka tau bahwa Arka baru saja berbohong. Cewek itu tau kalau tadi semua obat di UKS sedang habis, dan ia baru saja me-restok obatnya.

"Kalo gitu lo istirahat aja" Finka hendak keluar saat Arka memanggil namanya.

"Fin,"

Finka berbalik, "kenapa, Ar?"

"Lo masih suka sama gue?" kalimat Arka barusan sama sama mebuat keduanya bingung. Arka tidak tau apa yang Ada dikepalanya sehingga pertanyaan bodoh macam itu bisa keluar dari bibirnya.

Finka diam tidak menjawab. Cewek itu bingung harus berkata apa. Jujur saja sebenarnya ia tidak pernah melupakan Arka sejak awal. Ia hanya melepas Arka untuk kebaikan cowok itu. Finka tidak mau membuat Arka terjebak didalam hubungan yang tidak ia sukai. Finka sadar sejak awal bahwa Arka tidak pernah benar benar menyukainya. Tapi cewek itu lebih senang membodoh-bodohi dirinya sendiri dengan berpikir bahwa Arka mungkin saja menyukainya.

Manusia memang seperti itu, kan? Selalu berangan-angan memenuhi semua ekspektasi untuk pada akhirnya sadar bahwa realita tidak akan sama dengan apa yang kita ekspektasikan.

Tapi Finka seolah membutakan diri, asal ia bisa bersama Arka masalah tak cinta tidak apa-apa. Tapi itu dulu, sebelum Finka sadar bahwa sampai kapanpun hati Arka tidak akan jatuh kepadanya.

Dan entah setan dari mana yang merasukinya, kemudian Arka berkata lagi, "Balikan sama gue, mau?"

Finka diam. Terlalu bingung akan situasi saat ini. Lidahnya kelu, dan dia salah tingkah.

"Lo becanda ya, Ar? Nggak lucu sama sekali" akhirnya kalimat itulah yang keluar dari bibir Finka.

Cewek itu tidak mau terlalu berharap banyak, ia takut dikecewakan lagi.

"Emang gue lagi keliatan becanda?" Arka balik bertanya, matanya serius menanatap lurus kearah mata Finka.

Dan pada saat itu Fika tau bahwa Arka sedang tidak main-main. Cowok itu serius.

Dan satu hal yang Arka sadari pada saat itu, ia mungkin bukan untuk Sunny. Dan tidak ada jalan untuk mereka bersama. Biarlah ia mengulang lagi kisahnya dengan Finka. Finka adalah cewek baik, dan ia berhak untuk bahagia. Arka berjanji kepada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan mengecewakan Finka untuk kedua kalinya.

***










Udah mulai masuk kompliknya nih. Greget sama Sunny yang kelewat ga peka:( btw jangan lupa vote dan komentar ya:) happy reading!

Salam, intan puspita.

Continue Reading

You'll Also Like

ALZELVIN By Diazepam

Teen Fiction

4.6M 270K 32
"Sekalipun hamil anak gue, lo pikir gue bakal peduli?" Ucapan terakhir sebelum cowok brengsek itu pergi. Gadis sebatang kara itu pun akhirnya berj...
5.6M 377K 68
#FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA⚠️ Kisah Arthur Renaldi Agatha sang malaikat berkedok iblis, Raja legendaris dalam mitologi Britania Raya. Berawal dari t...
744K 53.4K 33
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
13.2M 1M 74
Dijodohkan dengan Most Wanted yang notabenenya ketua geng motor disekolah? - Jadilah pembaca yang bijak. Hargai karya penulis dengan Follow semua sos...