Dosenku Suamiku (TAMAT)...

Oleh kepojanganberlebihan

55.9M 3.3M 873K

Telah terbit di Penerbit Romancious. Cerita ini tidak di revisi, jadi masih berantakan. Kalau mau baca yang l... Lebih Banyak

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
DS
55
56
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
86
Plagiat
EXTRA-PART
Info Novel DS
Novel DS
info lagiiiii!
GIVEAWAY NOVEL DS!
VOTE CAST
PO NOVEL DS MAKIN DEKAT!
PAKET & BONUS NOVEL DS
VOTE COVER!
CARA BELI NOVEL DS
GIVEAWAY LAGII
DOORPRIZE DS!
H-3 PO NOVEL DS
BESOK PRE-ORDER DS!
PO KEDUA SUDAH DIBUKA!
Info cerita Dosenku Suamiku 2!
DOSENKU SUAMIKU 2!
DOSENKU SUAMIKU 2 SUDAH PUBLISH!
DS!

1

2.2M 63.4K 16.2K
Oleh kepojanganberlebihan

Cerita ini tidak di revisi sama sekali, jadi masih berantakan. Kalau mau baca yang lebih bagus penulisannya dan lebih tertata alurnya bisa beli bukunya di Gramedia atau pun toko online yang menjual novel Dosenku Suamiku yang ORI. Terima kasih<3

DS 2 sudah aku publish! Bisa dilihat dari profil aku, cek gambar dibawah ini, jangan lupa baca cerita yang lainnya jugaa, terima kasih!❤️

Selamat membaca!❤️

Universitas
-kantin

Disinilah Dira, duduk sambil menyantap sarapannya bersama sahabatnya, Vita.

"Lo tau gak Dir?" tanya Vita

"Enggak" jawab Dira seadanya

"Yaelah lu mah" ucap Vita

"Yakan lu belom cerita, gimana gue bisa tau" ucap Dira

"Katanya ada dosen baru. Ganteng lagi" ucap Vita girang

"Katanya, bukan faktanya kan?" ucap Dira

"Gatau juga sih. Katanya gitu. Rame yang ngomongin tuh dosen. Ya ampun ga sabar pengen liat" ucap Vita penuh harap

"Pengen liat doang? Yakin?" tanya Dira

"Pengen diajak nikah juga, ehehh" ucap Vita sambil terkekeh

"Dih anjirr. Nih gue kasih tau ya, ngarep tuh jangan ketinggian. Ntar--" ucapan Dira terpotong

"Ntar jatohnya sakit. Iyakan? Basi anjir" ucap Vita

"Yaelah, sotoy banget lu. Ntar jatohnya gila" ucap Dira memperjelas

"Kampret" ucap Vita

"Hahhahahahah" Dira tertawa

"Idiihhh. Ini mah lu yang gila" ucap Vita

Ruang kelas

Kelas sudah penuh sejak 3 menit yang lalu.

"Eh gila, ga sabar gue pengen liat tuh dosen. Lama banget dah kek nungguin jodoh" ucap Vita bosan

"Yaelah.. mentang-mentang jodoh belom nemu, dosen juga mau diembat" ucap Dira

"Yakan siapa tau dia emang jodoh gue. Ga salahkan?" ucap Vita dengan cengirannya

"Aamiin" ucap Dira singkat

"Aaaaa makasih Dir, lo emang sahabat gue yang baik deh" ucap Vita sambil mencubit pipi Dira

"Aaaaa sakiiittt anjirrr" ucap Dira sambil melepaskan cubitan Vita dipipinya

"Ehheehhh.. soalnya gue seneng banget" ucap Vita terkekeh

"Soalnya kata nyokap gue kalo kita ngedoain orang, pasti balik ke diri sendiri" ucap Dira dengan senyuman yang membuat Vita ingin sekali menimbunnya dengan tanah saat ini juga

"Jadi maksudlo, lo mau nikung gue?" tanya Vita kesal

"11 12 lah. Hahhahahahah" ucap Dira diakhiri tawanya

Tiba-tiba seseorang masuk ke dalam kelas mereka.

"Gelaseeehhh. Beneran ganteng anjirr" ucap salah satu Mahasiswi

"Ga nyesel gue nungguin tuh orang" ucap Mahasiswi 2

"Pantesan gue masih jomblo, ternyata Tuhan nemuin gue sama jodoh gue hari ini" ucap Mahasiswi 3

"Dih anjiirrr ngaku-ngaku" ucap Mahasiswi 2

"Yakan emang bener" ucap Mahasiswi 3 membela

"Yaelah, lu pada berisik amat dah" ucap salah satu Mahasiswa

"Diihhh. Sirik ajalu" ucap 3 Mahasiswi tadi

"Ada apa disana?" tegur Dosen tsb

"Eh enggak pak" jawab salah satu Mahasiswi tadi

"Dir.. gue ga mimpikan?" tanya Vita kepada Dira

Plak

Dira langsung menampol punggung Vita.

"AW!! SAKIT ANJ---" ucapan Vita terpotong

"Ada masalah disana?" tanya Dosen tsb

"Gaada pak" jawab Dira

"Gaada darimana anjirr. Lo nabok gue" protes Vita

"Yakan tadi lu nanya, makanya gue tampol. Kalo sakit berarti lu ga mimpi" ucap Dira

"Tapi ga gitu ju--" ucapan Vita kembali terpotong

"Diam atau keluar" ancam Dosen tsb

"Lu sih" ucap Vita sambil menyikut Dira

"Udah diem" ucap Dira

"Baiklah. Perkenalkan nama saya Abraham Reynand. Kalian bisa memanggil saya pak Rey. Saya mengajar dibidang (bisnis). Ada yang ingin kalian tanyakan?" ucap Rey memperkenalkan diri

"Umur bapak berapa pak?" tanya salah satu Mahasiswi bernama Nadia

"Umur saya 27 tahun" ucap Rey

"Wih masih muda coy" ucap Ica, teman Nadia

"Tinggal dimana pak?" tanya Olivia

"Udah nikah pak?" tanya Asti

"Berapa sodara pak?" tanya Eli

"Bapak anak ke berapa?" tanya Tania

Rey hanya menggeleng singkat dengan tatapan datar. "Itu privasi" ucap Rey

Pertanyaan masih berlanjut.

"Dir, tanyain kek. Gue malu" bisik Vita

"Yaelah, sejak kapan lu punya urat malu?" tanya Dira heran

"Ih anjirr. Serius" ucap Vita

"Ya nanya apaan?" tanya Dira

"Hmm.. ha! Alamatnya, IG nya, nomer WA, Twitter, pacar, gebetan, tanggal lahir, ato apalah" ucap Vita semangat

"Lo ga denger dia tadi bilang apa? Itu privasi" ucap Dira

"Yaelah, serah deh apa aja" ucap Vita

"Tanya sendiri" ucap Dira

"Yaelah bantuin gue kali Dir" ucap Vita

"Bantuin apaan sih? Lo korban longsor apa?" tanya Dira heran

"Eh enak aja mulut lu ngomong ye" ucap Vita kesal

"Yaudah apa?" tanya Dira

"Serahlu deh" ucap Vita

"Yaudah kalo gitu mending gue tidur" ucap Dira sambil menelungkupkan wajahnya ke tangannya yang berada diatas meja

"Ih anjiirrr, Dira" ucap Vita

"..."

"Woii Dira!" panggil Vita sedikit berteriak

Seisi kelas memandang ke sumber suara, termasuk Dira. "Apaan dah" ucap Dira heran

Vita hanya tersenyum memandang teman-teman sekelasnya karena malu.

"Ada apa disana?" tanya Rey

"Woii Dir" bisik Vita

"Enggak pak. Temen saya cuma mau nanya, bapak udah berapa lama jadi Dosen?" tanya Dira

"Eh anjir" bisik Vita memaki Dira

"Oh. Saya sudah kurang lebih 2 tahun menjadi Dosen" ucap Rey

"Katanya ada les private gAK?!" tanya Dira diakhiri teriakan tertahan akibat Vita menginjak kakinya

"Lo ngajak berantem?" bisik Vita

"Tidak" jawab Rey singkat

Istirahat

"Eh gilak. Lo tadi bikin gue malu banget anjiirrr" ucap Vita kesal

"Terus gue percaya gitu? Lo punya urat malu aja enggak" ucap Dira mengejek

"Yakan beda. Kalo didepan cogan kek gitu tuh harus ada pencitraan Dira zheyeng" ucap Vita geram

"Oazayakan" ucap Dira

"Iyeiyeee. Eh tapi kalo gue sama tuh dosen cocok gak? Kira-kira gue jodoh gak sama tuh orang?" tanya Vita menaik turunkan alisnya

"Idiih jijik. Mana gue tau, emang gue Tuhan?" ucap Dira

"Ya kan gue bilang kira-kira" ucap Vita

"Tanya Tuhan aja sana" ucap Dira berjalan mendahului Vita

"Eh anjir. Gak ninggalin gue juga kali" ucap Vita menyusul Dira

Kantin

Dira dan Vita duduk di meja pojok kantin. Kalo kata Dira sih lebih enak ngobrol disini. Kalo dimeja tengah ntar kayak orang budeg. Begitu fikirnya.

"Eh woy, serius dah tuh dosen ganteng banget." ucap salah satu Mahasiswi

"Beneran? Yaelah, kapan masuk kelas gue" ucap Mahasiswi lainnya

"Eh seriusan? Yang mana sih orangnya?"

"Gelaseehh cogan kampus aja lewat"

"Gilaa gue tadi liat bentaran doang. Nyesel gue anjir"

"Gaada les private lagi. Kan kalo ada lumayan buat modus hahahah"

"Eh Dir, kalo misalnya tuh dosen udah jadi suami gue ya.. pasti anak-anak satu kampus pada irikan" ucap Vita sambil menghayal

"..."

Vita menoleh ke arah Dira, "woi kampret gue lagi ngomong sama lu" ucap Vita kesal karna Dira lebih mementingkan laptopnya dari pada omongannya

"Ish apaan sih Vit, gue lagi ngerjain ni tugas. Ntar kalo ga kelar lo mau tanggung jawab?" ucap Dira

"Ahh udah ah. Dira mah malesin, gabisa diajak ngomongin masa depan" ucap Vita kesal

"Masa depan aja lu urusin, tugas lo biarin" ucap Dira

"Idiih ga gitu juga yee" ucap Vita membantah

"Udah ah gue mau ke toilet dulu" ucap Dira dan langsung pergi meninggalkan Vita

"Eh ni anak ye" gumam Vita kesal

Koridor

Dira berjalan menyusuri koridor dengan sedikit terburu-buru.

"Ekheem"

"Cewek"

"Buru-buru amat"

"Hei cantik"

"Mampir dulu cantik"

Itulah beberapa cuitan buaya di kampus Dira. Dan masih banyak lagi.

"Dir!" panggil seseorang

Dira menoleh, ia seperti mengenal suara tsb.

Ga salah lagi, aishh. -batin Dira

Dira langsung mempercepat jalannya.

"Dir! Dira!" panggil orang tsb dan mulai mengejar Dira

Dira langsung berlari dengan cepat.

Klek.

Dira langsung menutup pintu toilet, huftt.. itu orang kenapa gangguin gue lagi sih?! -batin Dira begitu kesal

*****

Setelah beberapa menit ditoilet, Dira akhirnya keluar.

"Dir" sapa seseorang tepat dihadapan Dira

Dira melotot, "lo ngapain lagi sih?!"

"Dir, gue mau minta maaf sama lo. Gue bisa jelasin semuanya" ucap orang tsb

"Jelasin apalagi? Lo udah bikin gue malu tau gak!" ucap Dira emosi

"Gue bisa jelasin semuanya. Yang mereka semua bilang itu ga bener" ucap orang tsb

"Iya emang, yang mereka bilang tentang kita jadian itu emang ga bener! Dan mereka semua tau dari lo!" ucap Dira emosi

"Enggak Dir, bukan--" ucapan orang tsb terpotong oleh Dira

"Bukan apa? Bukan lo yang nyebarin?! Bullshit! Sekarang satu kampus taunya kita pacaran! Sekarang puaslo?!" ucap Dira emosi

"Gue.. gue minta--" ucapan orang tsb kembali dipotong oleh Dira

"Apa? Minta maaf? Basi! Tolong ya Za, jangan mentang-mentang lo senior gue, lo bisa seenak jidatlo ngaku-ngaku pacar gue!" ucap Dira sambil mendorong tubuh orang tsb dan pergi

Ya, orang tsb adalah kakak senior Dira. Ia bernama Muhammad Heriza, salah satu senior yang paling terkenal dikampus Dira.

Mengenai masalah mereka, memang terdengar sepele. Hanya karena Riza mengaku sebagai pacar Dira, Dira sampai begitu murka padanya.

Tapi, ayolah.. tidak bisakah Riza menghormati Dira, atau keputusan Dira untuk tidak mempunyai hubungan spesial terhadap siapapun? Dengan begini bukannya Riza hanya mencoret nama baik Dira didalam kampus? Karena yang mahasiswa/i tau adalah Dira tidak akan pernah mau menjalin hubungan dengan siapapun.

Kembali..

Dira berjalan dengan begitu cepat dalam keadaan emosi. Hingga..

Brukk
Pragg

"Akh--" keluh Dira saat tubuhnya menabrak tubuh kokoh yang berada tepat dihadapannya. Ketika ia mendongak, Dira melotot. "M-maaf pak" ucapnya dan berjalan mundur menjauhi orang tsb

"Hmm" gumam orang tsb merespon Dira, dan melanjutkan perjalanannya

Dira masih kaget, dan ia langsung mengambil handphonenya yang jatuh dan kembali melanjutkan perjalanannya.

Kantin

"Eh Dir, lo abis ngedaki gunung apa gimana? Lama banget" ucap Vita heran

Dira masih terdiam ditempat.

"Woi Dir!" panggil Vita

"Ha?" ucap Dira sambil menoleh ke arah Vita

"Diih, lo kesambet apa gimana sih" ucap Vita heran

"Ha? E-enggak.. gapapa kok" ucap Dira terbata-bata

"Diihh, lo abis ngapain sih? Aneh banget" tanya Vita penasaran

"Ha? Gue? Gu-gue abis nyuci muka doang" ucap Dira

"Aneh banget sih lu" ucap Vita heran, "tapi, tunggu.. hp lo kok retak?" tanya Vita kaget

Dira melotot, "haa?!"

Dira langsung melihat handphonenya dan kaget, Allahuakbar..

"Vit!" pekik Dira ketika melihat iPhone Xs Max miliknya retak

"Dir.. itu.." ucap Vita masih kaget

Kebayangkan harganya? Bisa buat biaya hidup anak kos satu tahun lebih..

"Vit, ini gue mintanya hampir dua bulanan ke bokap.. gue baru pake 3 minggu.. dan? Masaa seminggu gue ga pegang hp lagii?" ucap Dira dengan rengeknya

Ya memang, hukumannya memang seperti itu.

/////////////////////////////SKIP/////////////////////////////////
Rumah, 15.45 wib
Dira memarkirkan mobilnya digarasi, dan mulai berjalan memasuki rumahnya.

"Assalamualaikum" ucap Dira dengan nada lesu

"Waalaikumsalam" jawab bi Siti, ART dirumah Dira

"Bik, ayah sama bunda mana?" tanya Dira

"Nyonya sama Tuan lagi keluar non, memangnya kenapa?" tanya bi Siti

"Oh, enggak kok bik. Makasih" ucap Dira dan langsung berjalan menuju kamarnya

Kamar
Dira duduk diatas kasur dan menatap layar laptop.

"Kaak gimana doongg" rengek Dira

"Yaudah jalanin ajaa huu kasiannn, satu minggu ga pegang hp dan mobil kesayangan disitaa hahahah" ucap salah satu kakak Dira, Viona

"Kampretlu kak" ucap Dira kesal

"Hahahhahah rasain Nin. Lagian kemaren-kemaren pamer sama kakak" ucap Viona dengan bahagia

"Diih, kak Meii liat tuh kak Viona. Gila kali ya" ucap Dira jengkel

Meira, kakak sulung dari tiga bersaudara itu hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. "Viona, udah ah. Lagian kamu Nin, hp baru aja pake 3 minggu udah hancur. Kamu apain sih?" ucap Meira heran

"Ya tadi Anin ga sengaja nabrak dosen dikampus, jadinya gini" ucap Dira

"Ceroboh banget sih kamu dek, dosen ditabrak. Ati-ati nilai kamu, ya maklum dosen kan kebanyakan sensian apalagi yang tua-tua hahahah" ejek Viona

"Diih, ga sengaja kampret. Lagian dosennya ga tua tau, malahan muda. Tua an lu keknya kak. Dia umur 27, cakep lagi" ucap Dira membantah

"Ciaahh jadi kamu naksir dosen sendiri dek? Hahahah" ejek Meira, dan disambung tawa renyah Viona

"Ha? Anin naksir dia? Amit-amit. Cakep sih iya, tapi mukanya datar banget udah kek jalan idup Anin" ucap Dira

"Yakin ga naksir? Ekheem ekhem hahahah" ejek Meira

"Ih apaan sih. Ga banget tau" ucap Dira jengkel

"Eh tapi ati-ati loh Nin, kadang dosen tau kalo ada yang gibahin dia. Nilaimuu hahahah" ejek Viona

"Cenayang apa" ucap Dira tak percaya

"Yee ga cayaan" ucap Viona

"Ah bodolah. Keknya ayah sama bunda udah dateng, bye. Anin mau jemput masalah hahahah" ucap Dira

"Diih, ati-ati hhahahah" ejek Viona dan Meira

"Bye. Assalamualaikum" ucap Anin

"Waalaikumsalam" jawab kedua kakaknya

Dira langsung memutuskan sambungan vidcall nya dan mematikan laptopnya.

Yaa, Dira memang mempunyai dua saudara perempuan. Meira Maheswari, dan Viona Maheswari. Tidak diketahui kenapa ada Maheswari semua, mungkin nama bundanya? Atau nama ayah dan bundanya disatukan? I don't know.

Meira Maheswari, seorang arsitek ternama. Ia sekarang tinggal di Bali bersama suami dan dua anaknya. Ia lahir pada tahun 1989.

Sedangkan Viona Maheswari, seorang desainer ternama. Ia sekarang tinggal di Bandung bersama suami dan dua anak (salah satunya masih didalam kandungan). Ia lahir pada tahun 1991. Hanya 2 tahun jaraknya dengan Meira.

Dan Anindira Maheswari, seorang mahasiswi di universitas ternama. Ia tinggal di Jogja bersama kedua orang tuanya. Ia lahir pada tahun 1997. Sangat jauh jaraknya dengan kedua kakaknya.

Makan malam, 19.34 wib
Dira beserta ayah dan bundanya sedang melahap makan malamnya. Sesekali ia melirik ke arah ayahnya.

"Dira" ucap bunda

"Hmm?" gumam Dira dan menoleh ke arah bundanya

"Bi Siti bilang, tadi pas pulang kuliah kamu lesu banget. Kamu sakit?" tanya bunda

"Ha? E-enggak kok bun. Tadi, ya cuma itu.. apa namanya, emm itu.. kecapean" ucap Dira dengan cengirannya

"Yang bener kamu? Ato kita periksa ke dokter aja?" tanya bunda

"Bener bun" ucap Dira

"Atau ada sesuatu yang kamu sembunyiin dari ayah sama bunda?" tanya ayah

"Haa?! E-eh sembunyiin apa juga yah. Gaada kok" ucap Dira dengan reflek

"Hmm?" gumam bunda menagih

"Apa sih bun? Gaada kok" ucap Dira dan kembali melanjutkan makannya

"Dira.." tegur ayah

"Hufftt.. fine" ucap Dira dan langsung mengambil handphonenya dari saku baju tidurnya "maaf yah, bun" ucapnya sembari meletakkan handphonenya diatas meja dan menunduk

Krik krik..

Dira menegakkan kepalanya. Ia melihat Ayah dan bundanya tersenyum.

"Ayah sama bunda ga marah?" tanya Dira

"Ngapain marah?" tanya Ayah

"Loh? Seriusan nih?" tanya Dira dengan senyum yang merekah

"Tapi kamu tau konsekuensinya kan?" tanya Ayah

That's my problem, Dad:)

Uwuuu haii readersss!!
Welcome to my new story:)
Semoga cerita ini dan cerita my husband is my enemy sama-sama baguss:)
Jangan lupa vote and comment guys 🖤
See you😆

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

3.2M 142K 49
[SUDAH TERBIT] SEBAGIAN PART DIHAPUS DEMI KEPENTINGAN PENERBITAN~ Check ig @candybooks.official & @novely.young Bisa ngebayangin ngga punya dosen ga...
4M 114K 24
tahap revisi CERITA FIKSI Kebiasaan bolos mata pelajaran matematika sudah mendarah daging dan menjadi hobi Fera. Tak disangka guru baru di kelas Fera...
704K 7.2K 5
(Romansa, Comedy) Judul awal: My Boss My Husband #1 Marriage Series #1 in Roman [22/08/2021] #1 in Komedi [12/12/2021] Gimana jadinya, jika seorang D...
20.5K 621 20
karena kesempurnaan cinta gak melulu tentang kata-kata manis yang dilontarkan oleh mulut. mereka butuh pembuktian nyata bukan manis di bibir saja.