Dewi Hamerra

By you_zHa

9.4M 339K 29.6K

Dewi Hamerra, adalah salah satu bidadari penghuni Kerajaan Phonix. Ia merupakan Putri dari sang Raja Phonix... More

01. Dewi yang di asingkan
02. Pangeran Astaroth
03. Musuh sang bidadari
04. Penyekapan sang Bidadari
05. Kehormatan sang Bidadari
06. Taktik sang bidadari
07. Kekuatan Sang Pangeran Kegelapan
08. Racun sang Pangeran Kegelapan
09. Perubahan sang Pangeran Kegelapan
10. Perubahan sang Pangeran Kegelapan (part II)
11. Perhatian Sang Pangeran Kegelapan
12. Purnama Sang Pangeran Kegelapan
13. Titah Sang Raja Kegelapan
14. Pelarian sang Bidadari
15. Penyelamatan sang Bidadari
16. Suara hati Panglima Phonix & Pangeran Astaroth
17. Suara Hati Sang Bidadari & Sang Pangeran Kegelapan
18. Kembali ke Astaroth
19. Elektra Sang Putri Astaroth
20. Danau Astaroth
21. Kamuflase Sang Pangeran Kegelapan
23. Pertemuan Sang Bidadari dan Panglima Phonix
24. 'Kemarahan' Sang Pangeran Kegelapan
25. Tuanku Igor
26. Inilah Diriku!
27. Darah Unicorn
OPEN PO TDT & HAMERRA
HAMERRA UP DI KARYAKARSA

22. Berburu

166K 9.3K 244
By you_zHa

Aku mencintaimu." ucap Hamerra.

Christoff membelai puncak kepala Hamerra dengan ekspresi datar. Kemudian ia meraih tangan Hamerra, menggenggamnya untuk berjalan bersama keluar dari kamar.

*****

Hamerra mencengkram lengan Christoff ketika mendapatkan berbagai tatapan tajam dari para abdi Christoff, saat dirinya dan Christoff menghampiri mereka yang sudah menunggu kedatangan sang pangeran untuk pergi berburu.

Hamerra menoleh dengan ragu pada Christoff, namun Christoff seperti tidak menghiraukan tatapan para abdinya, apalagi tatapan mereka bertambah tidak suka saat melihat jubah Christoff yang di kenakan oleh Hamerra untuk menyamarkan wangi dalam tubuhnya.

"Apa semuanya sudah siap?!"

"Sudah pangeran." jawab Nill. Iblis berambut pirang itu adalah salah satu Abdi terbaik Christoff yang hampir mati oleh sentuhan Hamerra.


Sepertinya sekarang ia sudah benar-benar pulih.

Kemudian para abdi Christoff menyisi untuk memberi jalan pada sang pangeran menuju hewan tunggangannya, seekor Sygron bernama Aslan, singa putih bermata merah menyala yang mempunyai sayap indah bak malaikat. Menyeramkan namun sangat menakjubkan.

Christoff melangkahkan kakinya menuju Aslan, Hamerra mengikuti langkah Christoff dengan masih berpegangan pada lengannya. Christoff tidak keberatan meskipun tatapan tidak suka di pancarkan secara terang-terangan oleh para abdinya, kecuali Igor yang tampak sudah terbiasa melihat keintiman antara Christoff dan Hamerra.

"Hai Aslan?!"

Sapa Hamerra kemudian pada tunggangan milik Christoff itu, namun hewan terbuas makhluk di semesta itu mengaum dengan sangarnya tidak menyukai sapaan hangat dari Hamerra, yang notabenenya masih asing di mata Aslan meskipun pernah menungganginya.

Hamerra yang mendapat sambutan tidak bersahabat dari Aslan, tampak terkejut dan ketakutan. Reflek, ia menyembunyikan dirinya di balik tubuh tegap Christoff.

Hamerra mengelilingkan matanya saat ia mendengar beberapa dengusan tawa tidak sopan dari para iblis di sekitarnya. Baiklah, sekarang ia menjadi bahan lelucon karena kekonyolannya.

"Jangan sok akrab dengan makhluk seperti Sygron. Ia bukan unicorn." sarkas Christoff menambah rasa malu pada Hamerra.

Hamerra mencubit pinggang Christoff dengan bibir cemberut, Christoff menoleh dengan senyum tipis di bibirnya.

Hal tersebut membuat para abdi Christoff saling adu pandang, karena senyum tipis yang terlihat tulus tersebut tidaklah pernah Christoff perlihatkan selama ini.

Hamerra mendelik pada Christoff dengan mencebirkan bibirnya. Christoff mengangkat sebelah alisnya, lalu ia menoleh kembali pada Aslan yang kini sedang menyalakan mulutnya seperti siap menyantap sesuatu. Hamerra menelan salivanya dengan kasar.

"Tenanglah...." Christoff mencoba menenangkan Aslan dengan mengelus surai putih hewan buas itu dengan lembut. Dan hewan bermata darah menyala itu terlihat menikmati sentuhan Christoff dengan memejamkan matanya.

"Apa ia sudah tidak apa-apa?" bisik Hamerra kemudian,

Christoff menggeleng kecil, "Kemarilah..."

Christoff meraih tangan Hamerra untuk kembali berdiri di sampingnya. Kemudian ia menuntun tangan Hamerra untuk membelai surai Aslan.

"A-aslan tidak akan menyantap tanganku kan?" tanya Hamerra dengan konyol namun ia serius dengan pertanyaannya itu.

Christoff tergelak. Ia mengusap sekilas puncak kepala Hamerra, lalu tanpa aba-aba Christoff menaikan tubuh ringan Hamerra ke atas tubuh Aslan, bersamaan dengan Christoff yang juga duduk di belakang Hamerra.

Dan sekali lagi, sikap Christoff tersebut membuat para abdinya saling beradu pandang.

Christoff menoleh pada para abdinya, memberi isyarat untuk segera berangkat. Dimitri menepuk tangannya selama 3 kali. Dan dari udara munculah 4 hewan dari Negri hitam itu. Yaitu kuda yang berwarna hitam pekat dengan sayap hitamnya. Hewan kanibal yang memang menjadi tunggangan untuk makhluk Negri Hitam.

Igor, Dimitri, Nill dan Zavad pun naik ke atas tunggangannya masing-masing.

Christoff menghentakkan kakinya pada tubuh Aslan, dan Aslan pun terbang dengan sangat elegan, memimpin hewan gelap di belakangnya.

*****

Hamerra terus mengekori Christoff selama berburu. Buruan mereka adalah serigala, hewan dari makhluk musuh bebuyutan para penghisap darah, kaumnya.

Christoff dan yang lainnya berburu tanpa tujuan, karena mereka bukan penghisap atau pun penyantap hewan. Christoff dan yang lainnya hanya memuaskan hasrat membunuh dalam jiwa iblis seperti mereka.

"Auu.... Auu...."

Christoff tengah membidikan anak panah pada seekor Serigala yang tengah mengaum, memberitau kematian temannya pada yang lain.

SETT!!

Meleset.

Serigala itu berlari. Christoff mengejar. Hamerra mengekori dari belakang.

"Kau ternyata pemanah yang buruk." celetuk Hamerra di tengah larinya.

Christoff menoleh pada Hamerra dengan tatapan tajamnya. Tampak sekali jika iblis itu tidak suka di remehkan.

Hamerra mengangkat kedua alisnya, "Apa yang ku katakan benar bukan?! Ini ketiga kalinya tembakan panahmu meleset."

Tanpa mengalihkan pandangannya dari Hamerra sedikit pun, Christoff menggerakan tangannya ke udara. Dan dengan gerakan secepat kilat, sebuah panah menusuk serigala yang sedang melarikan diri itu tepat di lehernya.

"Kau curang! Kau menggunakan kekuatanmu bukan keahlianmu!" protes Hamerra.

Christoff hanya tersenyum miring tanpa menanggapi, kemudian ia berhenti tepat di hadapan serigala itu.

Begitu pun dengan Hamerra yang ikut berhenti. Ia menatap nanar serigala yang merintih meregang nyawa itu.

"Tatapanmu adalah tatapan terlemah makhluk semesta!"

Ya. Tatapan kasihan dari Hamerra, tentu saja di anggap lemah oleh iblis seperti Christoff. Karena makhluk hitam seperti dirinya adalah makhluk tanpa belas kasih.

Hamerra mengalihkan pandangannya pada Christoff. Pria yang tengah dekat padanya, pria yang baru saja menyatakan cintanya dengan sisi manusianya yang lembut. Tapi kini, cinta maupun sisi manusianya seperti benar-benar menghilang, ketika Christoff dengan kejamnya membakar serigala yang sekarat itu.

Hamerra menghela napasnya, saat menyadari jika Christoff selalu bersikap kejam pada mangsa-nya.

Christoff kembali berjalan mengendap, ketika matanya melihat seekor serigala yang cukup besar.

Hamerra mengikuti. Hamerra mengelilingkan matanya melihat sekitar.

Lalu tiba-tiba ekor mata Hamerra menangkap sebuah cahaya. Cahaya putih, seputih awan seperti lambang Negri putih.

Hamerra mengerjap-ngerjapkan matanya untuk memperjelas penglihatannya. Benar. Itu memang cahaya Negrinya.

Bukan hanya itu, tapi cahaya itu adalah lambang sebuah kerajaan karena pancarannya seperti menembus cakralawa.

Tanpa Christoff sadari, Hamerra melangkahkan kakinya pada sumber cahaya tersebut. Awalnya pelan, lama kelamaan Hamerra berlari. Jantungnya berdetak sangat kencang. Ia memang di benci oleh kaumnya sendiri, namun tidak bisa di pungkiri jika Hamerra juga sangat merindukan kaumnya.

Darah yang sama dalam dirinya tidak bisa berbohong akan hal itu.

Napas Hamerra memburu karena terus mengikuti cahaya yang semakin menjauh dari jangkauannya.

"Tunggu.... Tunggu aku..." gumamnya.

Air mata Hamerra mengalir.

"Tunggu aku.... Kumohon...."

Hamerra berhenti karena ia berada di bibir tebing. Ia menoleh ke arah kiri dimana ia melihat rombongan yang tengah menunggangi unicorn.

"Phonix..." gumamnya, saat melihat bendera yang di kibarkan oleh salah seorang prajuritnya.

Tanpa pikir panjang, Hamerra melompat dari tebing, ia merentangkan kedua sayapnya untuk mencapai bawah. Hamerra hanya ingin melihat kaum kerajaannya. Ya, hanya itu. Karena Hamerra merasa jika Christoff sekarang adalah rumahnya.

Hamerra tiba di bawah, kemudian ia bersembunyi di semak-semak untuk melihat rombongan kerajaan Phonix itu dari dekat.

Rombongan Phonix yang tidak terlalu banyak itu semakin mendekat. Hamerra terkesiap saat melihat si pemimpin rombongan.

Kembali, tanpa pikir panjang, Hamerra pun berlari ke arah rombongan.

"ARESH!"

*****

T. B. C

Pangeran Edward Christoff


Putri Hamerra

Panglima Aresh

Continue Reading

You'll Also Like

1.7M 47.6K 16
WARNING!!! BEBERAPA PART SUDAH DIHAPUS Kalian tahu cerita snow white? Tentu, siapa yang tidak tahu dongeng legendaris itu. ya... Hidupku me...
1.5M 30.4K 9
Agatha Serraphine, seorang agen khusus yang berusia 28 tahun, tewas karena pengkhianatan dari pemimpin Badan Intelijen tiba-tiba terbangun di sebuah...
94.7K 3.6K 30
setelah bertahun tahun leonard belum menemukan mate untuk menjadikan lunanya di whitemoon Pack akhirnya dia di pertemukan seorang gadis nerd yang mem...
7.2K 391 30
Seperti bintang di langit, Kalanaya tau bahwa Ceilo tidak akan pernah bisa ia gapai karena letak mereka sangat berjauhan dan penuh perbedaan. Hingga...