Cerita Kita

By salsaalfn

655K 41.4K 2K

Mungkin cerita kita hanyalah salah satu dari banyaknya cerita tentang diam-diam menyayangi sahabat sendiri le... More

cerita kita - bagian 01
cerita kita - bagian 02
cerita kita - bagian 03
cerita kita - bagian 04
cerita kita - bagian 05
cerita kita - bagian 06
cerita kita - bagian 07
cerita kita - bagian 08
cerita kita - bagian 09
cerita kita - bagian 10
cerita kita - bagian 11
cerita kita - bagian 13
cerita kita - bagian 14
cerita kita - bagian 15
cerita kita - bagian 16
cerita kita - bagian 17
cerita kita - bagian 18
cerita kita - bagian 19
cerita kita - bagian 20
cerita kita - bagian 21
cerita kita - bagian 22
cerita kita - bagian 23
cerita kita - bagian 24
cerita kita - bagian 25
cerita kita - bagian 26
cerita kita - bagian 27
cerita kita - bagian 28
cerita kita - bagian 29
cerita kita - bagian 30
cerita kita - bagian 31
cerita kita - bagian 32
cerita kita - bagian 33
cerita kita - bagian 34
cerita kita - bagian 35
cerita kita - bagian 36
cerita kita - bagian 37
cerita kita - bagian 38
cerita kita - bagian 39
cerita kita - bagian 40
cerita kita - bagian 41
cerita kita - bagian 42
cerita kita - bagian 43
cerita kita - bagian 44
cerita kita - bagian 45
cerita kita - bagian 46
cerita kita - bagian 47
cerita kita - bagian 48
cerita kita - epilog
cerita kita x joylada

cerita kita - bagian 12

13.6K 868 25
By salsaalfn

"pizza, kamu dan saya. mereka hanya menonton saja."

Bel pulang sekolah baru saja berbunyi nyaring, tapi sudah banyak siswa yang berhamburan keluar gedung sekolah, begitupun Aileen dan Darren. Mereka sudah ada diparkiran sekolah, beruntung jam terakhir Bu Lisa hanya memberi tugas, jadi Darren dan Aileen bisa siap-siap pulang dari sepuluh menit sebelum bel pulang.

"Mau makan pizza nggak?" tanya Darren setelah memasangkan helm dikepala Aileen.

"Mauuuu!"

Darren tertawa kecil, lalu memakai helm untuk diri sendiri.

"Yaudah ay-"

"Hai Darren!"

Darren dan Aileen sontak menoleh. Ditemui mereka Nara yang sedang tersenyum sambil melambaikan tangan.

Aileen memperhatikan gerak-gerik dan juga ekpresi wajah Nara yang kelihatan gembira sekaligus gugup itu. Kelihatan sekali bahwa Nara memang suka pada Darren.

"Kenapa lagi? mau payungin gue lagi?" sahut Darren.

"Ha? enggak hehe, gue mau hati-hatiin lo aja," sahut Nara, lalu menyelipkan rambutnya kebelakang telinga.

Aileen tertawa kecil. "Makasih Nara udah hati-hatiin Darren. Darren balik dulu ya sama gu-"

"Nara kamu Abang cari- Eh Aileen, Darren? loh kalian kenal sama Nara?"

Aileen dan Darren saling melirik.

"Loh bentar kok Abang bisa kenal sama mereka? Oh! jadi cewek yang kemarin Abang nggak sengaja tabrak itu Aileen?" sahut Nara lalu menaikan kedua alisnya menunggu jawaban Adnan.

"I-iya, Aileen orangnya,"

"Yaampun emang deh bener sempit bumi tuh,"

Aileen dan Darren kembali saling lirik lagi.

"Mmm... Jadi Nara ini adik gue Ai, Ar." ucap Adnan.

Aileen dan Darren sedikit terkejut mendengarnya. Benar sih, bumi itu sempit.

"Hai, oh iya belum kenalan, gue Nara, lo Aileen kan?" ucap Nara, tersenyum sambil menjulurkan tangannya.

Aileen menyambut tangan Nara. "Iyaa, Aileen." Lalu tersenyum.

"Yaudah. Gue sama Aileen duluan ya kita mau makan,"

"Eh makan dimana Ar? gue sama Bang Adnan juga mau makan nih? bareng boleh kali, biar kita makin kenal satu sama lain," Darren, Aileen dan juga Adnan menatap Nara. "Maksudnya kita berempat." Nara tersenyum lebar.

Aileen sebenarnya ingin sekali bilang tidak. Dia tidak mau Nara ini dekat-dekat dengan Darren.

"Kita mau makan pizza, emang kalian mau makan pizza juga ya?" sahut Aileen.

"Ih Iya! serius kebetulan banget!" sahut Nara, menyahuti ucapan Aileen tapi matanya menatap Darren.

Darren berdecak dalam hati. Kenapa bisa sama begini sih? Kenapa juga Nara tiba-tiba harus muncul? Darren kan maunya hanya makan pizza berdua dengan Aileen, bukan berempat, apalagi ada Adnan, Darren tidak rela kalau nanti Adnan curi-curi pandang dengan Aileen.

"Iyaa sih kebetulan banget, soalnya tadi aku emang ngajakin Nara buat makan pizza," sahut Adnan lalu tersenyum.

"Yaudah kalo gitu, kita jadi ya makan berempat? yuk-yuk! Gue sama Abang ambil mobil dulu ya, kita ketemu digerbang! daah!" ucap Nara memutuskan sendiri, lalu membawa Adnan pergi dari sana mengambil mobilnya.

Aileen mengembuskan nafas, baru pertama kali ketemu dengan Nara saja dia sudah dibuat tidak suka. Aileen bahkan tidak rela kalau Nara yang suka juga pada Darren.

"Yaudah yuk jalan, nggak kenapa-napa kan kita nggak makan berdua?" tanya Darren.

Aileen tersenyum. "Ya nggak kenapa-napa dong, yaudah gue naik ya." Ucapnya lalu dibantu Darren untuk duduk ke atas vespanya.

××××

"Beef rasher extra cheese yang medium dua ya, sama fanta yang satu liter dua juga," ucap Nara pada pelayan setelah mereka berempat memilih menu.

"Maaf atas nama siapa?"

"Darren-eh Nara,"

"Oke semua total jadi seratus lima puluh rupiah Kak,"

Nara menyerahkan uang dua ratus ribu, seratus milik Darren, seratus milik Adnan.

"Terimakasih, mohon ditunggu sepuluh menit lagi," ucap si pelayan lalu memberi kembalian pada Nara.

Nara tersenyum, lalu kembali ke tempat duduk yang tadi ditempatnya.

"Eh iyaa, lo kenapa pindah disekolah kita? emang nggak ada sekolah lain?" tanya Darren, semua mata jadi melihatnya.

Aileen mencubit pelan lengan Darren, kemudian dia tertawa kecil. "Haha sorry Darren emang suka bercanda orangnya."

"Iyaa bercanda doang gue tegang amat," sahut Darren, Aileen menyenggol Darren dengan lengannya.

Adnan hanya memamerkan senyum tipis.

"Jawab dong Nan, kenapa pindah ke sekolah kita?" sahut Aileen.

Adnan menatap Aileen. "Jadi aku ini pindahan dari Jogja, aku tinggal di sana sama Kakek, dan alesan aku pindah kesini karena sebulan lalu Kakek aku sakit struk dan Papa Mama aku minta aku untuk pindah lagi Jakarta dan Kakek akan diurus disini."

Darren dan Aileen manggut-manggut.

Tak lama pelayan menyebutkan nama Nara, lalu semua menoleh ke asal suara, sedangkan Nara berdiri.

"Eh udah lo duduk aja, biar gue yang ambil," ucap Darren lalu berdiri dan melangkah ke depan sana untuk mengambil pesanan mereka. Nara kembali duduk, dan berusaha agar senyuman tidak tumpah di wajahnya.

Aileen memperhatikan Nara, dia yakin Nara pasti baper karena sikap Darren barusan.

"Nih, ini buat gue sama Aileen. Yang ini lo sama Nara," ucap Darren, dia duduk kembali seraya menaruh sekotak pizza dan dua botol fanta di meja.

Darren menuangkan saus di atas semua pizza. Darren dan Aileen sama-sama suka pedas.

Nara yang melihatnya menelan ludah. Padahal baru saja Nara ingin bilang bahwa dia makan pizzanya berdua dengan Darren saja, tapi sayang Nara tidak suka pedas.

"Eh mau tau dong, kalian bertiga emang baru kenal?" tanya Adnan seraya menggigit ujung pizzanya.

"Iyaa baru! ih Darren ini yang aku ceritain itu Bang. Masa lupa!"

Darren mengambil gelas, menuang fanta lalu memberinya pada Aileen.

Nara yang melihat itu jadi cemburu.

"Oh iya-iya inget. Makasih ya Ar udah nolongin Nara. Kalo enggak, dia pasti udah pingsan di kamar mandi karena ketakutan," sahut Adnan.

Darren menaikan kedua alisnya. "Yoi sama-sama."

"Eh iya mau nanya dong, kalian berdua sahabatan dari kapan?" tanya Nara.

Aileen menelan kunyahan pizzanya
"Dari kecil dong!" jawabnya dan Darren bersamaan, lalu mereka saling lihat dan tertawa.

Nara hanya diam, sedangkan Adnan malah ikut tertawa.

"Oh pantesan kalian deket banget," ucap Nara.

"Eh iya kemarin gue anterin Aileen kerumah dia, kok ada lo Ar, lagi main?" tanya Adnan.

"Oh itu, enggak, gue nggak lagi main. Orang kita tinggal serumah," sahut Darren membuat Nara yang sedang minum jadi tersedak.

"Nara, pelan-pelan aja minumnya," ucap Adnan, Nara menaruh gelas ke atas meja.

"Kalian tinggal serumah?!" tanya Nara yang terkejut tingkat nasional. Adnan memejamkan mata beberapa detik, perasaan dia juga terkejut tapi biasa saja.

Darren dan Aileen sama-sama menganggukan kepala.

"Kok bisa? emang kalian udah nikah? atau kalian saudara?" tanya Nara lagi.

"Jadi karena orang tua gue itu sahabat orang tua Darren, mereka percayain gue untuk dititip ke Mama Leta, Mamanya Darren
Makanya gue sama Darren jadi tinggal serumah dari kecil," sahut Aileen lalu menatap Darren yang menatapnya.

"Aileen tuh ya dari kecil suka makan kuwaci tau nggak si? hahah!" sahut Darren.

"Ih tapi kan emang enak Ar!"

"Iyaa tau gue, tapi lo tuh kaya bener-bener sayang banget gitu sama kuwaci,"

"Bodoamat wlee, kalian tau nggak si, Darren dulu waktu kecil sayang banget sama boxernya yang gambar naruto, sampe-sampe bisa kali tiga hari nggak diganti-ganti pake itu terus! hahah!"

"Anjir ya hahah! yang itu nggak usah diomongin combro!"

"Yee misro!"

"Biarin aja misro manis wle,"

"Manisan gue lah"

"Nggak! dasar alien,"

"Songong kan, dasar duren!"

"Dih apaansi haha," Darren mengacak-acak rambut Aileen. Aileen berusaha membalasnya.

Mereka berdua bercanda hingga lupa bahwa ada Nara dan Adnan disini, memperhatikan mereka, Nara yang hatinya tercubit karena rasa cemburu, Adnan yang hatinya merasa senang karena melihat Aileen dihadapannya.

××××

"Sorry ya tadi kita berdua malah asik sendiri," ucap Aileen setelah sampai di pelataran parkir.

Adnan tersenyum. "Nggak kenapa-napa lagi, tadi asik juga ngeliat kalian gitu."

Nara hanya tersenyum tipis. "Yaudah kita balik dulu ya, bye sampai besok lagi. Darren hati-hati ya." Ucapnya lalu melemparkan senyum untuk Darren.

Darren hanya menaikan satu alisnya.

"Duluan ya, kalian hati-hati," ucap Adnan.

"Iyaa hati-hati juga, daaah!" sahut Aileen lalu melambaikan tangannya.

Darren hanya diam, dia lebih memilih memakai helmnya.

"Kok kaya bete banget gitu si Ra? kenapa?" tanya Adnan di dalam mobil.

Nara menoleh. "Enggak, sebel aja. Tadi mereka berdua malah asik sendiri gitu padahal ada kita."

"Ya mau gimana Ra, mereka kan sahabatan dari kecil. They know each other lebih lama, sedangkan kita belum lama kan kenal mereka?"

"I-iyaa si tapi nggak begitu juga dong."

Adnan membenarkan kacamatanya, lampu merah ditemuinya, Adnan memilih untuk menatap Adiknya.

"Ra, kamu suka ya sama Darren?" tanya Adnan, berhasil membuat Nara menoleh lalu menggelengkan kepalanya.

"Enggak kok apaansi Abang,"

"Ra, ini Abang kamu loh, masa dibohongin?"

"Yaampun siapa yang bohong Abang,"

"Kamu,"

"Kok aku?"

"Yaudah jawab aja yang jujur,"

"Ih! iya-iya aku suka sama Darren. Lagian Darren manis banget gitu siapa nggak jatuh hati coba,"

"Kan bener, adik Abang udah gede ni ternyata. Udah suka-sukaan gini?"

"Ih Abang jangan di gituin ah, malu tau!"

"Hahah! yaudah kamu deketin aja kalo suka. Tapi jangan deketin Darren'nya aja, sahabatnya juga,"

"Aileen maksud Abang?"

"Iyaa," lampu merah sudah berubah ke hijau, Adnan kembali menginjak gas.

"Ngomong-ngomongin Aileen, Abang cocok tau sama dia!"

"Apaansi anak kecil,"

"Eh serius Bang, deketin dong. Abang udah lama juga kan jomblo, jangan nyari-nyari mulu Bang, cobain sekali. Siapa tau Aileen emang yang selama ini Abang cari yakan?"

"Apaansi kamu, udah-udah diem okey?"

"Ih gitu Abang mah!" Nara mengerucutkan bibirnya lalu bersedekap.

Sedangkan Adnan memikirkan kata-kata Nara. Aileen memang sangat manis jika tertawa, dan Adnan suka. Aileen juga lucu serta baik, dan Adnan suka. Jadi apa benar kata Nara kalau bisa jadi Aileen adalah seseorang yang dia cari?

Adnan tersenyum. "Apaansih." Gumamnya. Untung pelan, jadi Nara tidak mendengarnya.

Continue Reading

You'll Also Like

6.7M 285K 59
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
5.9K 166 34
"Ceritakan dia dengan sederhana" suatu kalimat yang cocok untuk mendeskripsikan sebuah tulisan ini. Disini kalian bisa bercerita mengenai apapun. Ang...
3.6K 305 24
🦋BLURB "Gak usah mikir panjang, gue tau lo mau pergi. gue tau selama ini lo risih karena kehadiran gue di hari-hari lo. Lo, gak perlu kode gue udah...
31.3K 2.8K 15
Pacaran itu isi nya hanya romantis kan? Bagaimana kalau Tunangan rasa pacaran?? atau justru pacaran + tunangan rasa teman berantem??? Berantem lucu...