Rumah Bangtan | BTS Lokal

By rapsodiary

142K 15.8K 2.7K

Selamat datang di Rumah Bangtan! Tidak ada yang spesial dari rumah nomor 13 ini selain rumah yang dihuni oleh... More

Penghuni Rumah Bangtan
Awal Mula Bangtan
Anak Bangtan IG Profile
Ospek Jungkook
Budak Cinta [JK]
Bukan Friendzone Pt.1 [YG]
Bukan Friendzone pt. 2 [YG]
Kakak Manis Siapa Yang Punya Pt. 1 [JM]
Kakak Manis Siapa yang Punya pt.2 [JM]
Hari Bersamanya [NJ]
Kisah Tentang Nyamuk pt.1 [HS]
Kisah Tentang Nyamuk pt 2 [HS]
Tentang Mas Seokjin pt.1 [SJ]
Tentang Mas Seokjin pt. 2
Sekotak Bekal pt. 1 [TH]
Trailer
Sekotak Bekal pt. 2 [TH]
Bangtan's Daily Life - Insiden Handuk Basah
Best Man [Bangtan Chat Group]
Ramadan with Bangtan; Iga Penyet
vote + give away
Pengumuman Give Away
PEMENANG GIVE AWAY

Royal Wedding and Speech of Best Man

4.7K 494 98
By rapsodiary

a/n: aku nangis nulis part speechnya Yoongi untuk Mas Seokjin abis itu nangis nonton mv boy with luv huhu

.

.

.

Resepsi kedua dari pernikahan Seokjin dan Abel diadakan dua hari setelah acara utama. Resepsi ini dirancang sesuai kemauan dari pihak keluarga Abel dengan konsep yang lebih internasional daripada resepsi di hari akad nikah di mana konsepnya tradisional dengan adat.

Acara ini diadakan di sebuah ballroom hotel bintang lima milik keluarga Abel. Undangan mencapai di angka 1.000 tamu. Berbagai penyanyi ternama turut hadir untuk mengisi acara. Tidak sedikit juga artis dan model yang datang mengingat profesi Abel yang berkecimpung di dunia fashion.

Hoseok, Jimin dan Taehyung bahkan sudah heboh sendiri dan sibuk minta foto dengan artis-artis favorit mereka yang kebetulan datang. Jungkook bahkan sudah keringat dingin saat tau bahwa IU (ceritanya IU artis lokal) penyanyi favoritnya datang sebagai tamu dan menyanyikan sebuah lagu sebagai hadiah pernikahan untuk pengantin.

Semua anak Bangtan tampak tampan hari ini dengan tuxedo mereka dan rambut tertata rapi. Jika di hari resepsi pertama mereka mengenakan seragam beskap yang senada dengan keluarga Seokjin, hari ini mereka mengenakan tuxedo.

Yoongi tampak sedikit lebih berbeda karena sebagai best man, Yoongi menggunakan korsase bunga di sakunya. Di sebelahnya Geca menggunakan gaun panjang berwarna salem. Gadis itu mendampingi Yoongi dan mencoba menenangkan pacarnya yang meskipun tidak menunjukkan dengan jelas tetapi sebenarnya sangat gugup saat ini. Semua itu karena sebentar lagi adalah gilirannya untuk memberi speech sebagai best man dari Seokjin.

MC akhirnya memberikan panggung dan mic untuk Yoongi. Kini saatnya yang ditunggu-tunggu. Semua mata dan perhatian para tamu tentunya terarah kepada Yoongi. Di barisan terdepan berdiri lima sahabat-sahabatnya siap menyaksikan Yoongi berpidato sambil memberikan semangatnya. Mata Jimin dan Hoseok bahkan sudah mulai berkaca-kaca padahal Yoongi saja belum membuka mulutnya.

"Assalamualaikum WR.WB, selamat malam semua, perkenalkan saya Yoongi Surya Ardiwilaga. Buat yang tidak tahu saya, saya berdiri di sini sebagai best man dari mempelai pria kita, one and only gorgeous man tonight, Mas Seokjin Ferdiansyah, suami sah dari Abel." Layar di belakang Yoongi kemudian menyorot kedua mempelai yang duduk di pelaminan mereka menyaksikan pidato Yoongi. Saat kamera menyorot Seokjin lelaki itu melemparkan flying kiss yang membuat para tamu tertawa—sebagian juga melenguh geli, terutama enam laki-laki yang sudah Seokjin anggap seperti adik kandungnya sendiri. Ya siapa lagi kalau bukan anak-anak bangtan.

Yoongi mendengus sebelum melanjutkan pidatonya. "Ya seperti yang kalian bisa lihat, Mas Seokjin selalu bisa mencairkan suasana membuat siapapun yang sedang bersamanya tertawa dalam keadaan apapun. Tetapi bukan berarti Mas Seokjin jauh dari kata dewasa ya. Di usianya yang matang, saya kagum Mas Seokjin bisa menjaga kepribadiannya yang selalu silly but not annoying.

"Saya sering bilang setiap kali kami melewati ulang tahun bersama, 'Mas tolong bersikaplah sesuai umur', yang tentunya nggak benar-benar bermakna demikian karena Mas Seokjin yang apa adanya adalah Mas Seokjin yang saya sayang dan hormati. There I said it, saya sayang Mas Seokjin."

"WUHUUUU!" Hoseok berseru yang sepertinya bentuk tidak sadar karena terbawa euphoria. Ia langsung membekap mulutnya ketika sadar suaranya menarik perhatian.

Yoongi melanjutkan ketika tawa para tamu atas tindakan Hoseok mulai mereda. "Saya kenal Mas Seokjin pertama kali di Rumah Bangtan. Home share sederhana yang kami sewa untuk menjadi tempat berteduh sementara kami mengenyam pendidikan. Saat itu Mas Seokjin duduk di semester enam, kalau tidak salah dan saya masih mahasiswa semester empat. First impression saya terhadap Mas Seokjin jelas... seorang anak dengan previlege yang nyasar. Dari bagaimana Mas Seokjin bicara dan bersikap, semua penghuni home sharing pun tahu bahwa Mas Seokjin berasal dari keluarga yang 'berbeda'. Bahkan saya dan Namjoon hampir taruhan kalau Mas Seokjin ini anak keraton atau sultan.

"Dalam circle lingkungan saya, saya hampir tidak pernah bertemu dengan laki-laki yang beretika sebaik Mas Seokjin. Saya terkejut bagaimana Mas Seokjin menunjukkan kesopanannya padahal usianya jelas-jelas lebih di atas saya dan penghuni lainnya saat itu. Karena kamar Mas Seokjin saat itu harus direnovasi, akhirnya saya berbagi kamar dengan Mas Seokjin karena kamar saya yang paling memungkinkan untuk memasukkan dua tempat tidur di dalamnya. Selama tiga bulan kami menjadi roommate dan panilaian saya terhadap Mas Seokjin banyak berubah. Mas Seokjin jauh lebih dari sekedar laki-laki yang dididik dengan baik oleh orang tuanya, Mas Seokjin adalah laki-laki cerdas dan sangat perhatian dengan orang-orang di sekelilingnya. Tidak sekali dua kali kami sebagai mahasiswa rantau yang kere harus irit soal urusan makan. Dan bagaimana kami semua hampir tidak pernah lagi merasakan hal itu karena Mas Seokjin yang selalu memastikan kami mendapat asupan yang cukup dan layak.

"Mas Seokjin bahkan tidak ragu untuk memasak meskipun ia baru saja pulang dari kampus ketika melihat tidak ada makanan di rumah. Memastikan bahwa semua adik-adiknya sudah makan—Mas Seokjin pun mengomel jika tahu bahwa salah satu dari kami skip makan karena terlalu sibuk kuliah. Kata-kata omelannya yang saya dan anak Bangtan ingat adalah 'Emangnya kalau kalian mati kampus bakal sedih? Nggak! Yang sedih tuh keluarga kalian. Makan sekarang!'"

Semua tamu tertawa saat Yoongi mencoba meniru cara Seokjin mengomel. Hoseok bahkan sudah banjir air mata, begitu pula dengan Jimin dan Jungkook yang mulai merasakan mata mereka berair. Taehyung dan Namjoon terlihat cukup tegar—meskipun mata mereka sebetulnya sudah berkaca-kaca.

Seokjin? Dia sudah menangis bahkan sejak Yoongi mengucapkan alinea kedua pidatonya.

"Lebih daripada itu, Mas Seokjin juga selalu ada saat kami semua butuh sosok seorang kakak. Mas Seokjin ada saat Namjoon membutuhkan teman diskusi untuk deep talk, Mas Seokjin bahkan bisa menyesuaikan dirinya bersama Jungkook yang usianya terpaut lima tahun di bawahnya yang saya sendiri atau bahkan Taehyung—sebagai yang usianya lebih dekat dengan Jungkook—tidak bisa melakukannya. Saya sempat terkejut saat melihat Jungkook yang ketika awal datang begitu pemalu dan tertutup bisa menjadi dirinya yang apa adanya semenjak bertemu Mas Seokjin.

"Baiklah mungkin pidato ini baru akan selesai dua hari kemudian jika saya membahas Mas Seokjin di mata saya atau teman-teman saya di Bangtan karena memang Mas Seokjin sangat berarti untuk kami." Yoongi berhenti sejenak, kini ia menatap ke arah pelaminan di mana Seokjin sedang menyaksikannya dengan air mata haru. "Mas Seokjin, sahabat juga kakak kami. Mas, kami lebih dari yakin bahwa Mas akan menjadi suami dan imam yang baik untuk Abel. Karena kami tahu Mas adalah laki-laki terbaik yang pernah kami dan mungkin Abel temui. Untuk Abel, semoga lo akan tetap sabar menghadapi jokes receh Mas Seokjin sebagaimana Mas Seokjin sabar menghadapi enam adiknya yang sering ngebully dia. Jokes itu mungkin jadi salah satu cara Mas Seokjin nunjukkin rasa perhatian dan sayangnya. Tapi sekali-sekali cubit aja pinggangnya kalau keseringan ngelawak atau ketauan minta diskon orang ganteng sama tukang sayur."

Para tamu tertawa lagi. Namun saat ini tawa khas mirip pembersih kaca paling menari perhatian. Iya, siapa lagi kalau bukan tawa Seokjin.

"Saya doakan yang terbaik untuk kalian dari hati yang terdalam. Sekian kata-kata dari saya, Mas, terima kasih atas kesempatannya dan maaf apabila ada kata-kata yang kurang berkenan. Atas perhatiannya, saya ucapkan sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum Wr. Wb."

Tepuk tangan menggelegar. Hoseok bahkan membuat suara mirip priwitan dan teriakan burung gagak. Yang lain juga ikut berteriak heboh, menyambut Yoongi saat lelaki itu turun dari panggung dengan ekspresi lega tiada tara. Di layar Seokjin sedang memasang finger hearts yang dia tujukan untuk para sahabatnya. Seokjin berjanji akan memeluk enam adiknya itu saat turun dari pelaminan nanti.

Mereka memang hanya orang-orang yang kebetulan bertemu dan tinggal di satu atap yang sama, tetapi kini mereka adalah keluarga. Mereka memang bukan saudara sedarah, tetapi bukan berarti ikatan itu tidak ada.

***

Seokjin melirik Abel yang memasang wajah kelelahan di kursi pelaminan di sebelahnya. Meskipun istrinya itu tersenyum kepada setiap tamu yang memberikan selamat, tetapi Seokjin tau di balik senyum manis Abel tersimpan kelelahan yang tak terelakan. Karena Seokjin juga merasakan hal yang sama dengan istrinya tersebut.

Ah, setiap kali Seokjin memikirkan bahwa Abel sudah menjadi istrinya entah kenapa Seokjin tidak bisa untuk tidak tersenyum. Rasanya semua kelelahan ini langsung sirna setiap kali Seokjin melirik ke sebelahnya, tempat di mana kini istrinya berada.

"Bel," bisik Seokjin saat tidak ada tamu yang sedang naik ke pelaminan untuk memberi selamat.

Abel menoleh ke arah suaminya dengan sebelah alis terangkat. "Iya?"

"Kamu laper, ya?" tanya Seokjin sambil mengelus lembut lengan Abel.

Abel mengangguk. "Banget, Mas, aku daritadi kepengen banget nyobain kambing guling..." lirih Abel manja.

Seokjin tidak bisa untuk tidak terkekeh. "Tapi kita masih harus nyalamin tamu, Bel, seenggaknya setengah jam lagi," kata Seokjin membuat bahu Abel semakin melorot.

"Hah, yaudahlah, palingan setengah jam lagi aku udah ngegelepar di tanah gara-gara kelaperan."

Seokjin tertawa. "Nggak gitu juga, sayang," katanya sambil mencubit kecil pipi Abel.

"Ganjel dulu pake kue, ya?" tanya Seokjin.

Abel terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya menganggukan kepalanya. "Iya deh, daripada mati."

"Hush, ngomongnya," kata Seokjin sambil mencubit pipi sang istri. Lalu Seokjin mengedarkan pandangannya ke sekitaran pelaminan, berharap ada orang untuk dia mintai tolong dan Seokjin bersyukur ketika menemukan Jungkook sedang menenteng piring berisi makanan tidak jauh dari pelaminan.

"Pssst, Kook, Jungkook !" panggil Seokjin membuat yang hari itu tampak rapi dengan setelan tuxedo lengkap dengan dasinya itu menoleh. Di sebelahnya ada seorang gadis yang berseragam bridesmaid. Gadis itu adalah teman Abel yang juga hari ini menjadi bridesmaidnya. Seokjin sempat mengernyit bingung karena setaunya gadis itu dan Jungkook tidak saling kenal.

Jungkook menghentikan langkahnya dan menatap ke arah pelaminan.

"Tolong ambilin kue, sama air!" perintah Seokjin.

Jungkook mengernyitkan dahinya-bukan bingung melainkan menunjukkan ekspresi 'ngapain amat?' sebelum akhirnya pelototan Seokjin membuat Jungkook tau, bahwa kue dan air itu untuk istrinya. Jungkook pun mengangguk pasrah dan segera berjalan untuk mengambil kue dan air yang dipinta.

Setelah Abel melahap habis kue dan meneguk hampir seluruh air di gelasnya, Abel berujar ceria, "Akhirnya, bisa hidup juga. Nah kan, kalau gini semangat!" ucap Abel sambil tersenyum lebar.

Seokjin menggeleng-geleng di kursinya. Kok ada, pengantin seimut ini? Hah, daridulu saja rasanya ingin Seokjin boyong ke pelaminan kalau Abel bisa jadi selucu ini-apalagi dengan gaun pengantin dengan model sabrina yang memamerkan bahu mulusnya.

***

"Kalian... kalau ada apa-apa hubungi kita aja, ya." Pesan Mami kepada putra dan menantunya.

Abel dan Seokjin tersenyum lalu memeluk Mami.

"Kamu Mas, dijagain nih istrinya! Menantu mama." Pesan Mami itu untuk terakhir kalinya sebelum melepas kepergian Seokjin dan Abel.

"Ih Mami, iyaaa... lagian kan aku sama Abel cuma mau nginep di hotel tiga hari dua malem. Bukan mau pergi jauh! Lagian hotelnya juga hotel punya Papinya Abel di Bandung," bisik Seokjin karna merasa Maminya sudah terlalu berlebihan.

Mami hanya memutar matanya menanggapi bisikan Seokjin. Apa salahnya memberi nasihat, kan?

Keluarga Abel yang juga ada disana hanya mentertawakan kelakuan besannya.

"Bel, jadi istri yang baik ya buat Masnya. Nurut apa kata suami kamu, oke?" Nasihat ibunya kepada Abel, anak perempuan satu-satunya itu.

Seokjin tersenyum lebar mendengar nasihat mertuanya itu.

"Iya Mi, kalau gitu kita berangkat sekarang, ya," ucap Abel agar keluarganya itu tidak memperlambatnya di sana dengan berbagai macam nasihat.

"Cie Kak Abel, udah nggak sabar banget, ya?" ledek Jungkook sambil tertawa.

"Kayaknya kita bakal cepet dapet keponakan nih, Kook!" tambah Hoseok membuat seketika Abel menatap mereka tajam.

"Apaan sih! Aku tuh capek, kalian mah enak muter-muter makan doang, aku sama Mas Seokjin kemarin tuh berdiri kurang lebih tiga jam, tau!" omel Abel membuat mereka semua yang di sana tertawa.

"Tau nih. Lagian kalo udah tau kita udah nggak sabar ngapain masih diajak ngobrol, coba? Udah ya semua... kita pergi dulu!" sela Seokjin sambil merangkul pinggul istrinya.

Mendengar hal tersebut sebuah sikutan mendarat di rusuk Seokjin, untuknya tidak terlalu keras sehingga Seokjin masih selamat.

"Dasar kamu nih! Oke, hati-hati ya dijalan! Kamu, Mas bawa mobilnya jangan terlalu ngebut! Entar kalo lecet itunya nggak jadi, loh!" Pesan Papi kepada anak laki-lakinya itu yang diselipi godaan membuat kuping sepasang pengantin baru tersebut panas.

"Iya, Pi, iya! Doain aja lancar pokoknya!"

Abel buru-buru berjalan ke kursi penumpang dan menghempaskan tubuhnya yang hampir remuk, menolak mendengar lebih lanjut lagi apa yang akan dilontarkan keluarga atau pun keluarganya Seokjin. Yang ada wajahnya merah.

"Ampun, deh, cukup sekali ini aja aku nikah, nggak lagi-lagi, deh! Capeeek!" ucap Abel sambil menyandarkan tubuhnya di jok mobil.

Seokjin yang mendengarnya langsung menyentil pelan jidat Abel. "Heh! Emangnya kamu mau nikah sama siapa lagi, coba?"

Abel meringis mendapati sentilan suaminya tersebut. Tetapi hanya sebentar karena Seokjin tiba-tiba menggenggam tangan Abel dengan sebelah tangannya yang tidak digunakan untuk menyetir dan dengan segera tangan itu digenggam balik oleh Abel. Abel lalu sedikit memiringkan tubuhnya untuk bersandar pada Seokjin tanpa mengganggunya yang sedang menyetir. Abel lalu memperhatikan jalanan di sisi kiri dan kanan mereka, merasa nyaman.

"Udah nentuin mau bulan madu ke mana?" tanya Seokjin sambil mencium pelipis Abel sekilas saat sedang lampu merah.

Abel berfikir sejenak. Jujur saja, Abel tidak punya destinasi yang jelas kemana dia ingin bulan madu. Lagipula bulan madu itu nggak penting-penting amat. Yang penting 'kan kebersamaannya dengan Seokjin. "Belum tau." Jawaban Abel menciptakan keheningan sejenak di antara mereka.

Seokjin berfikir. Dia punya waktu sekitar dua minggu cuti. Sekali-sekali Seokjin menggunakan previlegenya sebagai anak pemilik perusahaan, meskipun tetap saja Seokjin tidak bisa seenaknya berlibur dan menelantarkan perusahaan. Dan waktu tiga minggu sepertinya sangat lebih dari cukup untuknya dan Abel berbulan madu, entah kemanapun itu nanti. "Oke, kita pikirin lagi nanti," ucapnya sambil tersenyum membuat Abel ikut tersenyum lalu memejamkan matanya sambil bersandar di bahu lelaki yang sudah sah menjadi suaminya tersebut.

Kehidupan mereka sebagai suami istri baru saja dimulai.

...

Guys aku mau vote cover dong buat rumah Bangtan. Menurut kalian mending mana. Ini masih design kasar banget kok, tapi seenggaknya kalian ada gambaran. 

Continue Reading

You'll Also Like

10.5M 784K 56
Alika Syakilla, gadis polos dan ceroboh yang terpaksa tinggal di rumah keluarga Devin karena sebuah perjodohan. Devin Arya Mahesa, sepupu jauh sekali...
22.7M 1.9M 91
[CHAPTER MASIH LENGKAP, EXTRA CHAPTER TERSEDIA DI KARYAKARSA] Sembari menunggu jadwal wisuda, Sabrina memutuskan menerima tawaran bekerja sementara d...
1.6M 157K 51
(SADNESS STORY⚠️) SUDAH TERBIT Ini tentang seseorang sang pengagum hujan, si penikmat tangisan sang semesta yang terlihat tegar namun rapuh didalam. ...
19.5M 2.7M 74
Judul awal : Pak Dosen Pak Suami 🚫𝐊𝐀𝐋𝐀𝐔 𝐌𝐀𝐔 𝐇𝐄𝐁𝐀𝐓, 𝐉𝐀𝐍𝐆𝐀𝐍 𝐉𝐀𝐃𝐈 𝐏𝐋𝐀𝐆𝐈𝐀𝐓🚫 UNTUK 17 TAHUN KEATAS!! "Shella udah gedee Bu...