Only You [Sequel of My Bad Bo...

By moonyyblue

1.1M 91.5K 18.8K

Hanya kamu. Mungkin itu yang bisa Fathan katakan, setelah memutuskan hubungannya dengan Andra. Nyatanya, hati... More

Roleplayer
Apa Kabar?
Cara
Cuma mantan.
Malaikat Penolong
She's yours?
Hai.
Musuh baru.
Kali Kedua
Can we?
Speechless
Dinner
We vs Everybody
How?
Fighting!!!
First.
Don't touch her.
The truth
Imagine
Quality Time
You're not alone
Let me
Calm down.
Stay away.
Second lead.
My Turn.
I cant.
I know you.
Never.
Who's wrong?
Unhappy.
Family.
Be mine?
Rules
See you soon.
Special.
Liar.
Again?
Promise.
Start now.
Graduation
New life.
Obsession
Late.
Takdir
All Good Day.
The Day
Trust.
Reminder.
Back to you
BFF.
It's life.
Fix it

Egois?

70.2K 5.4K 806
By moonyyblue

Seperti dua orang yang masih memiliki rasa, tapi memilih untuk menyembunyikannya.

~~~

Andra masuk kedalam kamarnya dan langsung menyiapkan diri untuk membuka isi paper bag tersebut.

"Lo bisa ndra," ucapnya menyemangati diri sendiri.

Perlahan namun pasti Andra membukanya. Andra terkejut sekaligus senang melihat isi paper bag tersebut. Kemudian ia mengambil sebuah kertas yang ada di dalamnya.

Hai, Mantan.

Apa kabar? Baik-baik aja kan tanpa senior yang satu ini?
Kalo aku sih, gausah ditanya.

Ini adalah hadiah pertama yang aku kasih ke kamu dengan status yang berbeda sekarang. Tapi ini bukan yang terakhir, aku bisa pastiin ke kamu.

Inget kata-kata aku, hati ini ngga akan berpaling ke orang lain. Kalaupun kita ngga ditakdirin berjodoh, aku akan tetap berusaha untuk ngelindungin kamu gimanapun itu caranya.

Dan.. kalau kita jodoh
Sejauh apapun dan sesulit apapun hubungan kita, kita akan tetap bersatu. Kita kan ngga bisa ngubah takdir tuhan. Biar waktu yang jawab semuanya ya ndra, tunggu aja.

Salam kangen

Your ex. Bad Boy Senior
Fathan Athala Aditama

Perlahan air mata mengalir di pipi Andra. Ia tidak tau harus bagaimana mengekspresikan perasaannya sekarang.

Di satu sisi ia senang karena Fathan masih perhatian dengannya. Tapi disisi lain ia juga sedih karena sekarang semua perhatian Fathan tidak ada artinya karena mereka sudah tidak memiliki hubungan apapun.

Andra ingin move on, tapi jika kelakuan Fathan terus menerus seperti ini akan sangat menyusahkan.

"Apa gue menjauh aja dari Fathan?" batin Andra.

Andra mendengus kesal,
"Kalo Fathan kaya gini terus gue ngga mungkin bisa lah.."

♢♢♢

"Sebenernya maunya apasi tu orang?" tanya Rosa kesal.

"Kalo dia masih kaya gini mah ngapain dia mutusin lo ndra," tambah Tania.

Andra menggeleng lesu,
"Gatau, bingung gue juga."

"Apa lo menjauh aja dari dia ndra? Sok cuek gitu loh," saran Rosa.

"Biar kenapa tuh?" bingung Tania.

"Ya.. ngetes aja. Kalo misalnya dia masih care, berarti ada kemungkinan besar dia masih sayang sama lo. Kalo dia cuek juga, ya.. berarti lo harus bener-bener move on."

Andra menghela nafas,
"Kenapa si gini amat kisah gue."

Sedangkan dilain tempat, Fathan, Budi, dan Satya sedang berolahraga. Mereka duduk sambil menunggu giliran bermain bola.

"Than, kemaren lo kok buru-buru pulang sih? Padahal kan ada man-"

"Orang kemaren gue jalan sama dia," ucap Fathan menyekat perkataan Budi.

"Gila lo than," balas Satya tidak percaya.

"Kasian bego anak orang lo baperin terus tapi ngga dikasih kepastian," tambah Budi.

"Bukannya gamau kasih dia kepastian. Gue cuma takut hal yang sama ke ulang lagi. Jadi lebih baik sekarang gue sama dia kaya gini aja dulu," ucap Fathan.

"Berarti kalo suatu saat nanti Andra sama orang lain, lo ngga keberatan kan?" tanya Satya yang langsung membuat Fathan menatapnya sinis.

"Ya iyalah than, masa lo ngga terima. Andra kan bukan siapa-siapa lo lagi," sahut Budi.

Satya menepuk pundak Fathan,
"Kalo lo gamau Andra sama orang lain, ya lo perjuangin hubungan lo. Apapun rintangannya kalo kalian emang takdirnya jodoh, ngga akan bisa pisah."

Fathan menghela nafas,
"Gue ikutin alur ceritanya aja."

♢♢♢

Hari ini kelas Andra mendapatkan pembagian kelompok belajar. Mereka semua dibebaskan untuk memilih teman sekelompoknya, tentu saja Andra akan memilih untuk bersama Rosa dan Tania.

"Kurang satu nih anggotanya," bingung Tania.

"Hm.. tan," panggil seseorang dari belakang.

"Eh, ran. Kenapa?"

"Gue boleh masuk kelompok lo ngga? Soalnya gue belom akrab sama yang lain."

"Boleh kok boleh, santai aja kali," jawab Rosa antusias.

Randy tersenyum senang,
"Makasi ya."

Akhirnya mereka berempat duduk membuat lingkaran. Mereka mulai membicarakan tentang pekerjaan kelompok tersebut, tapi hanya Rosa yang selalu gagal fokus.

"Jadi nanti siapa yang mau cari buku ke perpus?" tanya Tania.

"Gue aja," jawab Andra dan Randy bersamaan.

"Wah, kayanya bakalan seru nih," ucap Rosa.

Tania menggeleng tidak percaya,
"Udah kompak aja kalian. Yaudah berarti nanti kalian berdua cari bukunya, biar gue sama Rosa yang bikin power point."

Andra hanya mengangguk-anggukan kepala.

"Mau cari kapan bukunya?" tanya Randy.

"Pulang sekolah aja gimana?" tanya Andra balik.

Randy mengangguk antusias,
"Bisa kok bisa."

"Sekalian anterin pulang tuh Andranya.." sahut Rosa.

"Eh apaansi ros. Ngga us-"

"Gapapa, masa gue ngebiarin lo pulang sendiri. Gue bawa mobil kok," sekat Randy.

Rosa dan Tania langsung menganga mendengar perkataan Randy barusan, ternyata Randy membawa mobil kesekolah.

♢♢♢

Fathan dan Budi sedang berada diperpustakaan. Mereka sedang mencari beberapa buku untuk di analisa, sedangkan Satya sudah pulang bersama Rosa.

"Dasar si Satya, bucin terus," kesal Fathan.

"Iri aja si lo. Makanya gausah putus," balas Budi ketus.

Tak lama kemudian, terdengar suara pintu perpustakaan terbuka. Sontak mereka berdua langsung menoleh kearah sana.

"Waduh panjang umur banget anj-"

Kata-kata Budi langsung terhenti ketika melihat Randy yang mengikuti Andra sambil tertawa. Lebih tepatnya mereka berdua sedang tertawa, dan terlihat sangat bahagia.

Budi menggelengkan kepalanya tidak percaya,
"Gc banget Andra udah punya yang baru. Sedangkan lo.. masih terus mengenang masa lalu."

Fathan sama sekali tidak menggubris perkataan Budi. Ia justru langsung menghampiri Andra dan Randy.

"Hai," sapa Fathan.

Andra menoleh kebelakang,
"Eh- hai kak."

Fathan melemparkan tatapan sinis kepada Randy, sedangkan Randy justru memberikan senyuman hangat.

"Dih sok kalem banget ni anak," batin Fathan.

"Nanti pulang bareng ya ndra," ajak Fathan.

"Tapi Andra udah saya ajak duluan kak," sahut Randy tanpa rasa bersalah.

"Wah perang dunia ini mah," ucap Budi yang langsung datang menghampiri Fathan.

"Ya tapi Andra maunya sama g-"

"Sorry kak, tapi gue bakal pulang bareng Randy," sekat Andra yang sebenarnya terpaksa.

Fathan terdiam sejenak. Hatinya merasa sangat terpukul. Jika ia tahu bahwa Andra akan lebih memilih laki-laki itu, ia tidak akan pernah berbicara seperti itu dan mempermalukan dirinya sendiri.

"Ohh, yaudah kalo gitu. Ati-ati ndra."

Fathan langsung pergi begitu saja dari perpustakaan tanpa menunggu jawaban dari Andra. Ia sudah tidak peduli, harga dirinya sudah hilang ntah kemana sekarang.

Budi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal,
"Yaudah ndra, duluan ya."

"WOI THAN TUNGGUIN!!" teriak Budi saat sudah keluar perpustakaan.

Andra terkekeh,
"Dasar kak Budi."

"Yang tadi itu.. siapa ndra?" tanya Randy.

"Ya.. pokoknya dia bagian dari hidup gue dulu. Udahlah gausah dipikir, yuk cari bukunya."

Andra meninggalkan Randy yang masih mencerna jawaban Andra tadi, ntah kenapa hal ini justru semakin membuat Randy ingin tahu lebih banyak tentang Andra.

Randy mengkerutkan keningnya,
"Mantannya Andra? Kok tengil sih keliatannya?"

♢♢♢

Sedangkan sekarang, Budi sedang berusaha mengejar Fathan dengan langkah panjang.

"Than! Anjir deh lo," panggil Budi sambil terengah-engah.

Fathan berhenti dan menoleh kebelakang dengan tatapan sinisnya,
"Apaansi!"

"Harusnya gue yang kesel sama lo. Ninggalin gitu aja. Kesel kan lo pasti denger jawaban Andra tadi?"

"AARGH!" teriak Fathan sambil menendang tempat sampah disampingnya.

"Anjing!"

"Malu banget gue bangsat!" ucap Fathan yang terus menerus bersumpah serapah.

"Kan gue udah bilang than sama lo, kalo lo ngga rela Andra sama yang lain ya lo pertahanin dia. Sekarang kalo kaya gini, lo ngga punya hak apapun mau marah ke dia."

"Lo pikir gampang ada di posisi kaya gue? Taruhannya banyak bud. Terakhir kali gue coba untuk bertahan sama Andra, nyawa dia terancam. Gue ngga akan ngebiarin itu terjadi lagi, tapi gue juga ngga mau kalo Andra nyaman sama orang lain," bantah Fathan.

"Kalian itu seperti dua orang yang masih memiliki rasa, tapi berusaha untuk menyembunyikannya," ucap Budi bijak.

"Anjir kesambet apaan gue barusan," bingungnya pada diri sendiri.

Budi langsung merangkul Fathan,
"Udah than, sekarang lo tenangin diri lo dulu. Kalo jodoh ga kemana kok."

Fathan hanya menghela nafas dan berjalan menunduk. Ia tidak tahu harus bagaimana lagi dengan perasaannya saat ini. Apakah Fathan termasuk egois?

Yeaayy update
Akhirnya bisa update lagi...
Gimana part ini? Apa yang kalian rasain?
Maaf yaa kalo updatenya lama, harus memperbaiki hati yang remuk dulu *etttt
Vomment jangan lupa yaa ❤❤

Continue Reading

You'll Also Like

826K 60K 34
Aneta Almeera. Seorang penulis novel legendaris yang harus kehilangan nyawanya karena tertembak oleh polisi yang salah sasaran. Bagaimana jika jiwany...
2.5M 250K 60
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?
246K 10K 29
Menjadi seorang istri di usia muda yang masih di 18 tahun?itu tidak mudah. Seorang gadis harus menerima perjodohan dengan terpaksa karena desakan dar...
4.5M 269K 62
[USAHAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA] Menikah di umur yang terbilang masih sangat muda tidak pernah terfikirkan oleh seorang gadis bernama Nanzia anata...