bukan apa-apa, yoongi bahkan tidak masalah dengan adanya Taehyung yang sekarang ada diseberang ranjangnya, tengah bersiap tidur.
"um, tae."
"ya?"
"kau akan tidur sekarang?" tanya yoongi.
"uh, kurasa. tapi jika kau ingin mengobrol, silahkan." jawab taehyung.
"ah, tidka usah. tidur saja, aku lelah. hehe." yoongi berbaring, entah reflek atau apa dia memekik kesakitan karena (tulang) ekornya nyeri.
"kenapa yoong?" tanya taehyung.
"sakit.. shh..."
"yang mana?" yoongi lantas menggeleng, "sudah tidak kok ehehe."
"serius yoong."
"iya serius, sudah tidur sana." yoongi memiringkan tubuhnya supaya ekornya tidak kesakitan karena tertekan benda atau hal lain.
—
memang tidak ada yang aneh ketika kau terbangun tengah malam untuk mampir ke kamar kecil, hanya saja yang aneh adalah ketika taehyung, malam itu menemukan suga yang berbaring di tempat tidur yoongi dan yoongi tidak ada disana.
taehyung mengangkat suga dan membawa kucing putih itu berbaring di dadanya, mengelus bulunya gemas sambil sesekali mencium pucuk kepala kucing laki-laki itu.
suga menggeliat membuat taehyung menepuk punggungnya sayang. saking enaknya meregangkan otot a.k.a molet dalam bahasa jawa, moncong suga bertabrakan langsung dengan bibir taehyung.
puff—
"uhuk-uhuk. suga-ya... uhuk-"
suara tarikan nafas tercekat terdengar, taehyung melotot sejadinya setelah melihat siapa yang tidur di dadanya.
"y-yoongi?"
"hhngghh." yoongi mengerang, kepalanya menoleh dari kanan ke kiri.
"yoongi?" taehyung menangkup wajah yoongi, menatap pria kecil itu lekat, memastikan bahwa dia nyata.
"hmmh. aish, lepas-" yoongi yang tadinya mengerang risih, sekarang melotot sejadi-jadinya, kenapa dia jadi diatas taehyung?
"y-yoongi, a-apa kau adalah suga?" tanya taehyung.
"a-aku harus per-"
"tidak! jawab dulu." taehyung menahan yoongi dengan melingkarkan tangannya di pinggang yoongi.
"akh."
"maaf. sekarang jawab pertanyaanku." taehyung menatapnya penuh tuntut.
"iya. lalu kenapa?" tanya yoongi menyembunyikan wajahnya sebisa mungkin dengan tangannya.
taehyung menatapnya intens, yoongi tidak tahu karena sibuk mengubur wajahnya di dada taehyung.
"benarkah? heol daebak!"
"bagaimana bisa?"
"apa kau salah satu hybrida?"
"lalu bagaimana pola makanmu?
"apa kau mandi dua kali sehari?"
"seingatku kucing takut dengan air."
"berisik!"
"satu-saty dong." katanya dengan bibir mengerucut.
"oke, akh akan mempersingkat pertanyaannya."
"apa yang terjadi sebenarnya?" tanya taehyung.
"rumit, dulu kakekku, kakek dari kakek-kakekku dikutuk dewi bulan karena sengaja melukai seekor kucing, dewi bulang bilang keturunan kakek buyutku yang ke seratus akan sedikit berbeda, dan itu adalah aku. aku memiliki jadwal setengah hari manusia dan setengah hari kucing. itu adalah alasan kenapa aku tidak bisa keluar malam, dan ketika malam dimana kau bermain dengan suga, sebenarnya kau bermain denganku, wujudku yang lain."
"lalu, kau tahu bagaimana caranya agar bisa kembali ke wujud manusia normalmu?" tanya taehyung mmemainkan rambut suga membuat wajah suga melembut, tidak membuat pout marah seperti tadi.
wajah suga berubah merah, dia melu menyampaikan hal ini sebenarnya.
"ada caranya."
"bagaimana?"
"dewi bulan pernah menyampaikan mimpi pada ibuku, katanya aku harus menemukan dan mencuri ciuman dari seseorang dengan cahaya biru seperti permata di dahinya, ibuku juga bercerita kalau asal-usul cahaya biru itu adalah dari ciuman dewi bulan."
"hei, sepertinya aku pernah dicium seseorang di dahi, tapi kukira itu hanya mimpi..." taehyung berucap membuat yoongi melotot.
"k-kau punya c-cahaya biru itu." kata yoongi kemudian menunduk dalam, menyembunyikan wajah merahnya di dada taehyung.
sednagkan taehyung buruh waktu satu menit untuk menyadari apa yang harus dia lakukan.
"o-oh, jadi..."
"ya."
"bukankah tadi ciuman tidak sengaja?"
"ya."
"lalu?"
"ya."
"apa? aku belum tanya apapun." taehyung terkekeh.
"jadi, apa kau sudah kembali ke wujudmu semula, sekarang?" tanya taehyung melanjutkan.
"kurasa." yoongi bangun, dia berguling ke samping dan berbaring terlentang.
"memang, apa ada gejala yang menandai bagaimana kau akan berubah?" tanya taehyung.
"kau melihat asap tebal tadi?" yoongi menolehkan wajahnya menatap taehyung. yaehyung mengangguk sebagai jawaban.
"itu adalah ketika aku berubah. ciuman itu harus dilakukan di setiap wujud ketika aku berubah."
"bukankahkau hanya berubah menjadi suga saja?" yoongi menggeleng.
"kemarin, tepay saat ulang tahunku, sesok yoongi yang lain muncul, badannya tetap aku, tapi ada telinga dan ekor suga di tubuhku. kurasa aku belum melakukan ciuman saat itu."
"lalu, kapan kau akan berubah wujud lagi?" tanya taehyybg.
yoongi menggeleng, "tidak tahu. jadwalku berantakan karena drop dua hari yang lalu."
"maaf."
"tidak apa. ibumu tidak tahu siapa aku sebenarnya."
"siapa saja yang tahu soal ini?"
"orang tuaku, dewi bulan, aku dan sekarang, tambah kau."
"apa... menjadi kucing menyenangkan?"
"kind of, tapi yang menghalangiku adalah anjing-anjing sialan yang selalu menggonggong padaku. aku taku aku cantik ketika wujudku adalah suga, yapi bisakah mereka tenang sedikit, lagipula aku masih suka orang normal." taehyung terkekeh.
"ya, kau memang cantik." yoongi tersenyum sipu.
hening menghinggapi ruangan lima kali lima meter itu, keduanya tengah asik menyelami pikiran masing-masing.
hingga yoongi menarik kaus taehyung, membuat pria tinggi itu menoleh.
"um.. apa kau sengaja menciumku kemarin?" tanya yoongi menunduk.
"tidak. salah sendiri mulutmu berkata kotor."
"sudah. ayo tidur." putus suga berbalik membelakangi taehyung.
—
"menurutmu itu tidak apa-apa?" tanya sosok biru yang melayang diantara bintang, tubuhnya transparan dan kakinya... ah sudahlah.
"kenapa kau berisik sekali sih dari kemarin. suka-suka aku dong, kan yang bisa mengkontrol tubuhnya aku." bulatan besar yang diitari sosok tadi bersendekap dengan tangan kurus imajinernya.
"lalu apa rencanamu selanjutnya? tinggal satu lagi wujud yang harus di cium laki-laki pilihanmu itu."
"uhmm.. menurutku morning kiss cukup romantis."
"WHAT?! AGRH TERSERAH. KETURUNANKU ANJLOK SEKALI!"
"HEY! tidak ada salahnya menyimpang toh, aku tahu laki-laki itu suka pada cucumu."
"TAPI ORANG TUA MEREKA?!"
"perlahan mereka akan mendapat pencerahan. DAN TOLONG JANGAN BERTERIAK DITELINGAKU, TUAN MIN YANG TERHORMAT!"
"kau bahkan tidak punya telinga bulan."
"terserah."
—
keesokan paginya, yoongi tidka bisa bergerak leluasa karena pelukan erat yang dia dapatkan.
yoongi tidak lupa kok kalau ada taehyung disini, dan dia juga tidak masalah.
apa mungkin dia mulai menyukai taehyung?
"aish, kotor." kepalanya menggeleng, dia kegelian sendiri.
"sudah bangun. hm?" tanya taehyung dari atas.
"bagaimana rasanya memeluk manusia hm?" tanya yoongi balik membuat taehyung yang masih mengantuk terkekeh.
"tidak senyaman memeluk guling, tapi aku menyukainya. bau rambutmu wangi."
"taehyung.."
"apa?"
"usap rambutku." kata yoongi menatap lurus kedepan, ke arah dimana dia menghadap.
"tentu."
taehyyng melarikan tangannya keata kepala yoongi, mengusapnya, memainkan rambut lembut yoongi sesekali menghirupnya.
puff—
"uhuk-uhuk... y-yoon?"
chu~