[REVISI] My Boyfriend, Jeong...

By fourteenjae

460K 30.1K 291

❝kamu adalah yang terkhusus dihatiku.❞ - Jeong Jaehyun ©fourteenjae 2019 editor cover : cheerup0214 Sudah tam... More

chapter 1
chapter 2
chapter 3
chapter 4
chapter 5
chapter 6
chapter 7
announce
chapter 9
chapter 10
chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 25
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41

chapter 8

10.1K 1K 17
By fourteenjae

Hai, sebelum baca ada baiknya
tekan vote terlebih dulu, ya.
Pembaca bijak selalu tau cara menghargai karya :)
yuk bisa yuk 1k vote

"But I can't help falling in love with you. Shall I stay?" -  Elvis Presley

-

Jaehyun menyeka keringat di lehernya sembari menuju belakang panggung. Selama tampil, sudut matanya tak berhenti untuk tak melirik. Dan mendapatkan sang manajer seperti sedang berbicara penuh emosi entah pada siapa karena sosoknya yang tak terlihat. 

Sedangkan dirinya tak bisa berlama-lama memperhatikan hal itu karena musti berkonsentrasi terhadap penampilannya di depan para penggemar. Namun firasat mengenai sesuatu yang buruk telah terjadi tak bisa menghilang begitu saja. Karena itulah setelah musik berhenti, ia segera melangkah terburu-buru untuk memastikan.

Dan benar adanya. Kala kaki-kakinya berpijak di samping panggung. Semua staf kompak saling menunduk. Bahkan kedua tangan sang manajer sudah berkacak pinggang menghadap Bae Heja selaku staf senior. Di samping wanita itu telah berdiri Han GoEun yang tengah menundukkan kepala.

"Ada apa ini?" tanya Jaehyun memecah hening. Matanya tak lepas dari Han GoEun yang kemudian menatapnya juga.

'Dia menangis?' batinnya cemas. Lalu beralih menatap sang manajer, berniat mendapat penjelasan.

"Ada apa, hyung?" tanya Mark yang tiba di samping Jaehyun. Diikuti dengan yang lainnya yang baru saja sampai. Suasana yang tak mengenakan itu begitu terasa sehingga perasaan canggung menyelimuti.

Jaehyun tetap menatap Shin Yoo Jin. Namun lelaki itu justru berpaling dan menatap semua staf termasuk Han GoEun. "Kembali bekerja sesuai pekerjaan masing-masing!" titah Shin Yoo Jin sebelum pergi mendahului. Tak ada bantahan, semua membungkuk memberi hormat.

Setelah kepergian Shin Yoo Jin, tidak ada yang berani berbicara. Mereka semua segera berlalu dengan pekerjaan masing-masing. Sementara Jaehyun mendekati GoEun yang sedang berbicara dengan Heja.

"Katakan, apa yang terjadi?" tanya Jaehyun lagi. Membuat Bae Heja tersenyum akan kedatangan Jaehyun.

"Terjadi kesalahpahaman. Dan hampir beradu argumen panjang jika kau tidak datang tadi. Tetapi masalah ini mungkin akan ditindaklanjuti setelah semua pekerjaan hari ini berakhir." ungkap Bae Heja menjelaskan inti permasalahan.

"GoEun, maafkan aku. Aku akan menyelesaikan masalah ini untukmu." ucapnya lagi sambil menggenggam tangan GoEun. Bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

"Terima kasih," Han GoEun melirik nametag yang tertera. "Bae Heja eonni." jawab GoEun menyulaskan sebuah senyum yang terlihat dipaksakan.

"Ayo ke backstage. Kamu harus segera mengganti pakaianmu, Jaehyun." ajak Heja lalu meninggalkan mereka berdua.

Keduanya melangkah mengikuti arah semua staf pergi. Sementara disekitar mereka ada banyak orang yang berlalu lalang. Tak sedikit pula yang menyapa Jaehyun. Sementara tanpa memperdulikan orang-orang di sana, laki-laki itu melirik Han GoEun beberapa kali walau gadis itu tak kunjung memperhatikan.

Bahkan setibanya di ruang ganti, semua orang kembali sibuk seakan tak terjadi apa-apa. Para member tampak berhilir-mudik untuk mengganti baju. Termasuk Jaehyun yang sudah berjalan hendak memasuki ruang ganti. Di belakangnya tampak GoEun sedang membawa handuk kecil sembari mengekori. Tepat saat dirinya hendak ikut masuk, langkah gadis itu terhenti.

Han GoEun mendongak. Menatap Jaehyun yang sedang mencegah dirinya untuk tak ikut masuk. Kedua tangan lelaki itu di sekitar sisi kanan-kiri pintu. "Kamu mau ikut aku masuk?" tanyanya dengan sudut bibir yang terukir ke atas hingga Han GoEun merasa lelaki itu tengah menggodanya.

Mata GoEun membulat. Dan seketika wajahnya memerah setelah menyadari akan kemana langkahnya jika Jaehyun tak mencegah. "Apa? Tidak!" jawabnya mengelak. Lantas memberi handuk kecil itu pada Jaehyun. "Bersihkan keringatmu lebih dulu sebelum memakai baju selanjutnya." lanjut GoEun lalu buru-buru memberi handuk tersebut.

Dan dengan cepat tanggap pula, Jaehyun menangkap pergelangan tangan itu sebelum sang gadis berlalu. "Kamu tidak apa-apa?" tanya Jaehyun khawatir.

'Tidak.' jawab GoEun membatin. Gadis itu menatapnya. "Aku harus terbiasa, bukan?" Sorot matanya meredup, membuat Jaehyun kehilangan kata. Namun gadis itu kembali tersenyum seperti biasa. "Sekarang ganti baju. Aku harus segera meriasmu." Tangannya mendorong pelan tubuh Jaehyun yang tampak membiarkan sang gadis untuk memerintah.

🍑🍑

Pada pukul 21:00 waktu KST, Han GoEun masih berada di gedung SM Entertainment. Setelah selesai dengan acara musik, member segera dipulangkan ke dormitori lebih cepat. Sementara semua staf kembali menuju kantor. Penyidakan yang terjadi hampir membuat kepalanya pecah dengan berbagai perasaan yang tak karuan.

Hasilnya adalah semua orang mendapat peringatan pertama. Ada dua masalah yang terjadi, pertama adalah tidak menjalankan pekerjaan dengan benar. Sanksi diberikan untuk semua staf, kecuali Han GoEun. Yang kedua adalah melakukan pekerjaan yang tidak seharusnya saat kewajiban sendiri belum selesai. Sanksi ini diberikan untuk semua staf termasuk Han GoEun.

Tak sekali Bae Heja tersulut emosi di ruang sidak tadi. Semua staf seakan memberontak tak terima pada pernyataan yang diutarakan. Han GoEun sampai merasa sangat tersentuh karena sudah di bela.

Dan kini, gadis itu sedang menyusuri lorong hendak keluar gedung. Namun langkahnya terhenti saat seseorang yang ia kenali tengah berdiri di ambang pintu lobby. Memakai penutup wajah, topi baseball MLB dan jaket kulit hitam. Gerak-gerik yang mencurigakan namun security kantor tampak biasa saja akan kehadiran sosok itu.

Orang tersebut menoleh. Menatap GoEun kala kembali melangkah dan berhenti tepat di hadapannya. "Bukankah seharusnya kamu sudah pulang?" tanya GoEun.

Yang di tatap justru mengerjap tak percaya. "Kamu mengenaliku?"

Kepala GoEun memiring, menggaruk keningnya yang tak gatal. "Kamu terlalu mencolok di ruang yang sudah sangat lengang ini, Jaehyun."

Mata lelaki itu kembali menjelajahi area kantor. "Yoo Jin hyung masih ada di dalam?"

"Masih. Kamu ke sini mau bertemu dengannya? Ayo, kuantar."

"Tidak. Tidak!" Jaehyun mencekal lengan GoEun yang hampir mendahului. "Kita pulang saja." ujar Jaehyun mengungkap tujuannya. Ia memperbaiki posisi genggaman tangan Han GoEun. Lalu menyeretnya keluar.

Han GoEun yang terkejut pun reflek menahan tubuh. Berusaha agar mereka tidak keluar dari gedung. "Kamu gila? Apa yang kamu lakukan sekarang?!" omel GoEun melotot memperhatikan tangan dan wajah Jaehyun bergantian.

"Aku hanya menggenggammu, Han GoEun." balas Jaehyun santai.

"Hei, aku baru saja mendapat surat peringatan pertama karena melakukan pekerjaan yang tidak seharunya. Dan sekarang kamu seperti ini, kamu ingin aku dikeluarkan sebelum masa pemaganganku selesai, ya?!" cerca GoEun panjang lebar. Matanya menyipit kesal.

"Kamu mendapat surat peringatan?"

"Iya!"

Jaehyun terdiam beberapa saat. Masih menatap GoEun yang terlihat kesal. "Baiklah. Aku akan melepaskan ini."

"Oke, bagus. Lepaskan sekarang juga." GoEun berusaha membuka pegangannya dari sang lelaki. Namun usahanya terlihat sia-sia saat Jaehyun menarik tangan itu hingga mengikis jarak keduanya.

"Sebagai gantinya, aku mengantarmu pulang." ujar Jaehyun enteng. Membuat gerakan pertahanan diri Han GoEun terhenti otomatis. Dan kembali menatap lelaki itu lamat-lamat.

"Apa?" GoEun menatapnya tak percaya. Lalu terkekeh meledek. "Bagaimana caramu mengantarku pulang?"

Tidak mungkin seorang idola seperti Jaehyun yang notabenenya berasal dari perusahaan besar bisa mengantarnya pulang. Ada banyak paparazzi yang tersebar dimana-mana, termasuk pada waktu lengang seperti ini sekalipun. Mereka bersedia melakukan apapun demi mendapatakan momen untuk dijadikan bahan berita.

"Jadi, boleh kuantar pulang?" tanyanya meminta kepastian.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku," balas GoEun enteng. Alisnya bergerak naik-turun meledek lawan bicaranya.

"Mobilku,"

"Kamu menyetir?" Tatap GoEun memincing. "Hei, tidak mungkin." Tangan lain GoEun melambai tak percaya. Namun melihat raut serius Jaehyun menyudahi sikap kekanakan sang gadis yang kini mengerjap kikuk. "Kamu serius?"

"Tentu saja." jawab Jaehyun tegas.

"Kalau mengantarku pulang, kamu akan melepas ini, 'kan?" Han GoEun mengangkat tangannya yang tergenggam erat tepat di wajah Jaehyun.

Alis Jaehyun terukik samar. Menimbang sesuatu sebelum akhirnya mengangguk ragu. Gadis itu menatap Jaehyun setengah yakin dan tak percaya. Karena sikap laki-laki dihadapannya seperti kehilangan akal sehat. Bagaimana bisa dia berbuat seenaknya seperti ini?

"Tapi kurasa kamu lebih menyukai kalau aku melakukan kedua-duanya," goda Jaehyun mengerling. Lantas kembali menarik GoEun tanpa melepas genggamannya. "Ayo, pulang!"

"Hei! Hei! Baiklah! Baiklah!" sergah GoEun. Kakinya membentuk kuda-kuda untuk menahan diri.

Jaehyun berbalik tanpa enggan melepas genggamannya. Di balik masker itu senyumnya sudah terukir samar. "Apa yang baiklah?"

Han GoEun menghelakan nafas panjang. Sulit sekali berdebat dengan laki-laki ini. "Cukup mengantarku pulang tanpa perlu seperti ini, oke?" negoisasinya dengan panik. Tangan yang tergenggam kembali terangkat meminta kebebasan. Walau merasa enggan, Jaehyun tetap melepas agar dirinya dapat mengantar Han GoEun pulang. Ia hampir kehilangan kesempatan jika saja gadis itu tak memilih keduanya sama sekali.

Jaehyun berjalan lebih dulu diikuti Han GoEun yang was-was takut ketahuan oleh pegawai lain. Sebetulnya Han GoEun sendiri tidak tau pilihan mana yang lebih baik. Tetapi jika hanya mengantar, maka lelaki itu akan tetap berada di dalam mobilnya, bukan?

🍑🍑

GoEun menoleh memperhatikan Jaehyun yang fokus menyetir. Masker dan topinya sudah ia tanggalkan di kursi belakang. Rambut tanpa style berlebihan tak membuat ketampanan itu luntur. Dan ini benar-benar pemandangan malam yang sangat indah. Seorang idola dari perusahaan agensi nomor satu seAsia sedang mengemudikan mobil dan mengantarnya pulang.

Sementara itu, lagu can't help falling in love dari Elvis Presley mengalun. Mengisi sudut kegelapan malam dan dinginnya penyejuk udara. Cahaya dari penerangan lampu jalan raya pun juga turut menerpa wajah tampan itu. Hingga tak ada lagi alasan bagi Han GoEun untuk memalingkan wajah. Gadis itu hampir tersenyum lebar saat Jaehyun menoleh memergoki.

"Sudah jatuh cinta padaku?"

GoEun menganga. Wajahnya berubah datar kala pertanyaan itu begitu tepat sasaran. "Wah!" imbuh GoEun tak percaya. Lalu memalingkan wajah, mendadak rasa panas mulai menjelajari. "Kamu percaya diri sekali." lanjut GoEun memprotes. Kedua tangannya sibuk mengipas-ngipas wajah yang terasa panas.

Jaehyun tersenyum dibalik kemudinya. Setidaknya mobil pemberian sang Ayah tidak lagi sia-sia. Window film black yang dipasangkan beberapa tahun lalu juga memberinya keuntungan hingga orang-orang tidak dapat melihat apapun dari luar. Setelah sekian lama hanya berdiam di dalam parkiran dormitori, akhirnya hari ini ia menggunakan mobil pribadinya juga.

Suasana hati lelaki itu sedang baik sekali. Ia menoleh sekilas, mendapati Han GoEun tengah menguap dengan wajah kelelahan. "Hari ini sangat melelahkan, bukan?" tanyanya memecah sunyi.

Han GoEun menyeka air mata kantuknya sembari menoleh, "Benar. Dan harimu lebih melelahkan dibandingku tetapi sekarang kamu berada disini sibuk mengantarku pulang. Luar biasa." jawab GoEun melebihkan.

Jeong Jaehyun menoleh dan tertegun mendapati Han GoEun tengah bersandar miring sambil menatapnya. Kedua mata itu saling bertatap, enggan berpaling jika bisa. Kala bibir itu melengkung hingga terukir seulas senyum, Jaehyun yakin hatinya bisa segera meledak kapan saja. Letup-letup panas yang berjelajar segera menguasai, membuat lelaki itu ikut tersenyum otomatis.

'Cantik,' puji Jaehyun tanpa suara. Walau minim penerangan, paras cantik itu tak terlunturkan. Tanpa kata, Jaehyun kembali menguasai diri mengalihkan pandang. Fokus menatap jalan raya. Menarik nafas dalam-dalam dengan penuh harap bahwa degup jantungnya segera mereda.

"Terima kasih, Jaehyun." ujar GoEun pelan.

Kedua tangan yang sedang berada dikemudi itu mengepal kuat-kuat. Matanya membulat dan telinganya memerah matang. Jaehyun tengah menahan diri untuk tidak salah tingkah di depan gadis itu. Namun tak mengurangi rasa senangnya ketika Han GoEun menyebut namanya lagi.

Jaehyun kembali menatap Han GoEun yang masih tersenyum menatapnya. Dan tanpa tercegah, tangan itu terulur pelan lalu mengelus puncak kepala sang gadis yang termangu di tempat. 

[2019 - fourteenjae]

-

Ayo follow akun authornya!
Instagram: @1497_tjae
Twitter: @fourteenjae
Tiktok: @fourteenjae

baca ceritaku yang lain, ya :)

Continue Reading

You'll Also Like

251K 37K 67
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
74.6K 6.8K 50
Sebuah cerita Alternate Universe dari tokoh jebolan idol yang banyak di shipper-kan.. Salma-Rony Bercerita mengenai sebuah kasus masa lalu yang diker...
70.9K 13.6K 15
[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] 21+ ‼️ Apa jadinya jika si berandal Jasper Ryker yang dijuluki sebagai raja jalanan, tiap malam selalu ugal-ugalan dan babak...
194K 16.2K 27
Ernest Lancer adalah seorang pemuda kuliah yang bertransmigrasi ke tubuh seorang remaja laki-laki bernama Sylvester Dimitri yang diabaikan oleh kelua...