I'm a Mess

By shnzshn

265K 31.1K 12.3K

When you fall in love with people you can't have. Start, 9 March 2019 End, 31 March 2020 More

PROLOG
[1] I'm A Mess
[2] Cinta Dalam Hati
[3] Not In That Way
[4] La Pam Pam
[5] Andai Dia Tau
[6] Without
[7] Cinta Luar Biasa
[8] Aku Sedang Mencintaimu
[9] Tentang Kamu
[10] Aku Bukan Pilihan Hatimu
[11] Tau Diri
[12] Saving All My Love For You
[13] Toxic
[14] Elastic Heart
[15] Teenage Fantasy
[17] Clown
[18] Let Me Down Slowly
[19] Hari ini, Esok dan Seterusnya
[20] Bad Things
[21] Lust For Life
[22] Lose You to Love Me
[23] Cruel Summer
[24] I Forgot That You Existed
[25] High Hopes
[26] hope is a dangerous thing for a woman like me to have - but I have it
[27] Lies In The Dark
[28] Hands to Myself
[29] Labirin
[30] Locked Away
[31] Steal My Girl
[32] The Way
[33] Could It Be
[34] Tak Mampu Pergi
[35] Him and I
[36] Betcha
[37] Someone You Loved
[38] Kumau Dia
[39] Creep
[40] Bintang di Surga
[41] Shameless
[42] Enchanted
[43] Call it What you Want
[44] Easy
[45] Friends
[46] Sweet but Psycho
[47] Perahu Kertas
[48] Yang Terdalam
[49] Dekat di Hati
[50] Sejauh Dua Benua

[16] Shiver

4.3K 651 116
By shnzshn



From the moment I wake
To the moment I sleep
I'll be there by your side
Just you try and stop me

I'll be waiting in line
Just to see if you care
If you care

***



Malam ini, Mikaela sudah siap dengan dress sejengkal diatas lutut berwarna broken white membalut indah tubuhnya, tidak terlalu mencolok tapi terkesan mahal. Gabriel menatap adiknya sambil tersenyum "Udah siap? Abang anterin, tapi gak abang tungguin ya?"

Mikaela mengangguk "Farah bilang ketemu disana aja Bang"

Gabriel mengangguk dan berjalan bersama dengan adiknya kedalam mobil. Malam ini Randy mengadakan pesta ulangtahun di sebuah club yang tidak terlalu jauh dari rumah Mikaela yang memang berada di perumahan di pusat kota. Tidak ada dress code membuat semua mudah.

"Jangan minum nanti Mikaela! Kamu minum chatime aja sampe di infus apalagi alkohol!!" Gabriel berkata dengan tegas membuat Mikaela mengangguk

"Iya abang iyaa,, enggak kok"

Gabriel menatap Mikaela sambil memcingkan matanya "Beneran ya? Kalau kamu minum, abang beneran marah loh" Suaranya membuat Mikaela mengangguk meyakinkan sang abang

"Enggak Abang, enggak"

Gabriel mengangguk "Oke!"

Tidak lama, mobil Gabriel pun sampai di parkiran sebuah club, Mikaela turun dan berpamitan dengan abangnya "Ella tunggu Farah di dalam aja ya Abang" Pamitnya membuat Gabriel menagngguk dan menginjakkan pedal gasnya untuk pulang ke rumah untuk mengurus pekerjaannya yang sempat tertinggal.

Perempuan itu langsung memasuki club yang sudah ramai dan mencari spot yang nyaman untuk duduk menunggu Farah. Suasana disini sungguh kurang cocok untuk Mikaela. Suara bising dan keramaian yang membuat Mikaela sulit berinteraksi dengan oranglain.

Tapi perempuan itu tersenyum dengan lebar, "Sesekali gak apalah masuk sini. Setidaknya gue bisa mencari bahan untuk lanjutin cerita gue di Pattpad" Gumamnya kepada dirinya sendiri.

Mikaela sering menulis cerita yang berhubungan dengan club, tidak jarang dirinya diam diam ke club untuk melakukan survey lapangan, agar tidak bodoh bodoh amat saat menulis dan mendeskripsikan sebuah club.

"Ckckck, terniat sih gue" Gumamnya lagi sambil terkekeh menyadari kenekatannya untuk kali ini.

Perempuan itu berjalan dengan pelan karena takut bersenggolan dengan orang-orang disana. Sungguh Mikaela tidak ingin berinteraksi dengan orang yang tidak dikenalnya di sebuah club, perempuan itu takut kalau akan berujung petaka untuknya.

BRUG

Tanpa disangka-sangka, Mikaela tersandung karena seseorang dengan badan besar menyenggolnya tanpa perasaan. Perempuan itu terduduk di lantai dan kesulitan untuk berdiri karena orang-orang disana tidak terlalu ramah dan berlalu lalang tanpa peduli kepadanya.

***


Nata dan Bianca sudah lama berada di pesta Randy, sebenarnya Nata malas untuk datang kepesta ini karena terakhir dirinya dan Bianca bertengkar karena masalah ini. Tapi apa boleh buat? Randy merupakan teman dekatnya di kampus membuat Nata tidak sampai hati menolak pria mungil berbibir tipis itu

"Aku ke dance floor ya Sayang" Teriak Bianca kepada Nata dengan semangat. Nata dengan wajah cemberutnya mengangguk dengan terpaksa

"Jangan jauh jauh dari aku, banyak cowok gak bener disini" Balasnya kepada Bianca membuat perempuan itu tertawa

"Santai Nat, lemesin" Balasnya dan langsung terjun ke dance floor untuk berbaur dengan lautan manusia yang sudah tenggelam dengan alunan musik itu.

Nata duduk diatas kursi yang ada di dekat meja bartender dan memperhatikan Bianca dari jauh, dua jam yang lalu teman-temannya masih waras dan tampak segar. Tapi sekarang Nata hanya melihat orang-orang yang melayang akibat minuman yang membawa mereka terbang, lupa sedaran.

Banyak yang sempoyongan bahkan ada yang muntah, Nata menggeleng pelan tidak habis pikir dengan teman-temannya. Baru empat gelas saja sudah tidak sadarkan diri. Nata yang meminum lebih dari enam gelas saja masih sadar dan bisa berpikir lurus.

Merasa tempat ini sudah tidak nyaman lagi, Nata mengambil tas Bianca dan berjalan mencari perempuan itu untuk mengajaknya pulang. Namun langkah Nata terhenti karena pemandangan aneh mengganggu pengelihatannya sekarang

"Aduh!! Sakit"

"Eh kalo jalan liat liat dong! Punya mata kan lo" Pria besar melotot kesal kepada seorang perempuan yang jelas jelas dikenali oleh Nata

Mikaela

Pria tersebut berjalan mendekat setelah Mikaela berdiri, tidak lama tangan besarnya mendorong bahu Mikaela sampai perempuan itu terjengkang. Mikaela itu tampak terkejut namun berusaha bangkit. Sementara pria besar tidak berperasaan itu dengan kejamnya menginjak kaki Mikaela sampai perempuan itu menjerit pilu.

Tidak tahan lagi dengan apa yang dilihatnya, Nata menghempaskan tas Bianca kelantai dan berjalan mendekat ke arah pria besar itu.

"Heh anjing!" Suara besar Nata membuat Mikaela mengangkat kepalanya menatap Nata kini sudah ada di depanya

Tubuh pria besar tadi langsung terlihat kecil ketika Nata berdiri bersebelahannya dengannya dan meremas bahu pria itu dengan kuat.

"Lo sadar gak kalau dia cewek!" Mata besar Nata melotot menatap marah kepada pria itu.

"Dia yang bego, jalan gak liat liat!" Balas pria itu tidak mau kalah membuat Nata naik pitam.

"Bego lo bilang?!!" Teriak Nata dengan berapi api.

Pria itu dengan entengnya menjawab "Iya!"

BUG!

"Anjing lo! Cowok kok ada modelan kayak lo, badan doang yang gede" Nata mengumpat dengan emosi. Pria besar tadi mundur teratur karena terkejut setelah mengetahui siapa yang barusan dia ajak biacara. Mahananta Fahrezi.

Setelah kepergian pria itu, Nata berjalan mendekati Mikaela yang kini sudah dikerumuni oleh banyak orang yang mabuk. Pria itu menatap Mikaela dengan kasihan "Bisa jalan Mikaela?"

Mikaela mengangguk dan berusaha untuk bangkit lagi setelah gagal beberapa kali, telapak kakinya terasa sangat sakit dan tidak bisa menopang dirinya sendiri untuk saat ini. Semua pergerakan Mikaela tidak luput dari perhatian Nata. Pria itu mengulurkan tangannya di depan wajah Mikaela

"Sini gue bantu"

Mikaela menerima uluran tangan Nata, namun kakinya benar benar tidak bisa menopang dirinya. Sangat sakit bahkan tidak bisa digerakan. Melihat Mikaela yang hanya diam dengan wajah yang menahan tangis, Nata berjongkok dan menatap kaki yang kini tampak memerah itu

"Sakit!!" Teriak Mikaela ketika Nata menyentuh kelingking kecil jari kaki Mikaela. Nata mengertukan kening, kemudian menatap Mikaela yang kini sudah benar benar menangis tanpa suara.

"Kayaknya retak deh kaki lo, Mikaela" Katanya dengan wajah yang merasa bersalah.

Mikalea menatap Nata dengan horor dan sangat ketakutan. Nata menggeleng dengan cepat takut takut perempuan itu akan menangis di tempat ini. "Kita ke rumah sakit aja ya"

Dengan cepat Nata menggendong Mikaela tanpa menunggu persetujuan perempuan itu. Mikaela terdiam, tangisannya menguap entah kemana ketika tubuhnya sudah berada diatas punggung Nata.

Perempuan itu menggerejapkan matanya, tidak percaya dengan situasi ini yang bahkan tidak pernah dimimpikannya. Nata menggendongnya. Mikaela melotot dan mendiring punggung Nata agak tidak terlalu menempel pada dadanya.

Nata terkejut "Kenapa Mikaela?"

Mikaela menggeleng dan memegangi dadanya sendiri. Takut kalau Nata merasakan detak jantungnya yang menggila, perempuan itu meringis dalam hati. Kenapa proses move on sesulit ini sih? Disaat dirinya mantap untuk melupakan Nata, kejadian seperti ini malah terjadi.

"Loh? Kenapa sayang?" Suara Bianca memenuhi indera pendengaran Mikaela. Nata berhenti dan menatap perempuan yang menarik lengannya dengan bingung

"Nganter Mikaela pulang" Jawabnya dengan polos membuat Bianca mengeritkan kening dan menatap Mikaela yang sekarang sudah berada diatas punggung Nata

"Yampuuun, Mikaela kenapa?" Suara Bianca terdengar khawatir dan mendekat kepada Mikaela menatap perempuan itu dengan khawatir.

Mikaela tersenyum tidak enak, kenapa dirinya harus ada di posisi seperti ini sih?

"Tadi kakinya diinjek sama cowok gak punya otak" Jawab Nata dengan emosi membuat Bianca menatap kaki Mikaela dan mencebik kecil tanpa dilihat oleh Mikaela dan Nata.

"Kalau kamu nganterin Mikaela pulang, aku gimana?" Tanya Bianca bingung

Nata mengeratkan gendogannya kemudian berkata "Kamu nanti aku jemput, atau mau bareng sekalian?"

Bianca mengangguk "Aku ikut kamu aja" Katanya sambil berjalan di belakang Nata yang kini sudah melangkahkan kakinya keluar dari club tersebut sambil menggendong Mikaela.

Sesampainya di parkiran, Nata membarigkan Mikaela dengan perlahan di bangku penumpang "Lo tiduran aja"Katanya sebelum menutup pintu mobilnya.

Bianca menyurusl dan membuka kursi penumpang yang ada disamping pengemudi, Nata dengan cepat menaiki mobilnya dan menginjal pedal gas sedikit dalam membuat Bianca dan Miakela yang ada disana terjekut.

"Pelan-pelan aja Sayang" Bianca mengingatkan.

Selalu begini, Nata selalu mengendarai mobilnya seperti ini ketika pria itu panik dan mengkhawatirkan sesuatu. Dan Bianca benci itu, sangat benci.

Diliriknya wajah kesakitan Mikaela yang ada dibelakang dengan tidak suka. Tampaknya perempuan itu masih belum jera menyukai Nata, bahkan sampai membuat Nata bersikap seperti sekarang. Bianca tidak bisa menerima ketika Nata mengkhawatirkan seorang perempuan kecuali dirinya, kakak dan Ibu Nata.

Bianca tidak terima.

***




Sesampainya di rumah sakit, Nata menggendong lagi Mikaela masuk ke ruang UGD untuk diperiksa kakinya. Bianca dengan tidak ikhlas berjalan mengikuti Nata ke UGD. Tubuh Mikaela dibaringkan diatas ranjang rumah sakit dan dokter pun segera datang memeriksa kondisi perempuan itu.

"Telfon keluarganya ajalah Yang, emangnya kita nungguin sampe subuh disini?" Tanya Bianca kepada Nata membuat pria itu menoleh bingung kepada Bianca.

Ternyata percakapan keduanya didengar oleh Mikaela, perempuan itu berkta dengan pelan membuat Bianca dan Nata menoleh kearahnya

"Gue udah kasih tau Abang gue kok. Sebentar lagi dia bakalan sampai kesini" Katanya menjelaskan sambil menahan sakit karena dokter tersebut menyentuh kakinya

"Ini retak Dek, harus di gips" Dokter tersebut menjelaskan.

Mikaela cemberut dan mengangguk, kemudian perempuan itu menatap Bianca dan Nata "Kalian pulang aja, udah malam banget ini" Katanya membuat Nata tidak tega meninggalkan perempuan itu sendirian

"Makasih udah nolongin gue ya" Kata Mikaela dengan tulus.

Nata menggeleng "Kami tunggu sampe abang lo datang deh" Katanya membuat bianca mengumpat dalam hati.

Tidak lama setelah mengakatakan hal tersebut, Gabriel muncul dari pintu UGD dengan tergesa gesa berjalan kearah adiknya, bulir keringat muncul dari dahi Gabriel menandakan betapa paniknya dia melihat adiknya duduk mengenaskan di UGD.

"Ella kenapa?" Tanya pria itu dengan suara panik.

"Anda keluarganya?" Tanya sang Dokter menatap Gabriel

Gabriel mengangguk "Saya abangnya, Dokter"

Sang Dokter mengangguk dan menjelaskan secara rinci kaki Mikaela yang harus di gips. Beberapa menit setelah itu Gabriel pun menyadari kalau Mikaela tidak sendiri, melainkan ada dua orang yang mengantarkannya kesini.

"Kalian yang antar Mikaela?" Tanya Gbariel dengan wajah yang lega.

Bianca dan Nata mengangguk "Iya, Kak"

Gabriel tersenyum hangat "Terimakasih udah mau nganterin Ella ya?" Gabriel menggantung kalimatnya menunjukkan ekspresi bertanya, menanyakan nama kedua orang tersebut.

"Nata kak, ini Bianca" Nata memperkenalkan dirinya dan Bianca membuat Gabriel terdiam beberapa saat.

Mikaela menyadari kediaman sang kakak pun angkat bicara "Kalian pulang aja Nata, Bianca. Makasih ya udah anterin gue kesini, udah nolongin gue juga" Katanya dengan tulus

Nata dan Bianca mengangguk

Gabriel tersenyum hangat "Makasih banget ya, Gue gak tau gimana nasib Mikaela kalau gak ada kalian" Katanya dan mengantarkan Nata serta Bianca keluar dari UGD untuk pulang.

Selepas kepergian Nata dan Bianca yang diantarkan Gabriel ke parkiran, Mikaela menyentuh dadanya sendiri dan berpikir. Jantungnya sejak tadi tidak berdetak normal.

Kenapa sesulit ini melepaskan Mahananta Fahrezi dari kehidupannya?

Tbc.

Continue Reading

You'll Also Like

100K 10.4K 26
Cause you're the one who makes my life bearable *** R 15 | Bahasa Indonesia ยฉ ami 2020
301K 20.6K 45
Maybe sometimes love needs a second chance because it wasn't ready the first time around
10.2K 790 37
Giza Safira Prautami, anak perempuan satu-satunya dari salah satu keluarga konglomerat, bermimpi memiliki suami seperti papanya yang merupakan suami...
99.9K 11.7K 32
Sada benar-benar menginvasi hidup Gentala! Anak manja itu mau apa-apa harus sama Gentala! Gentala nggak boleh kuliah di luar negeri cuma karena Sada...