Earphones In Your Sunset | Wo...

By bluetouch17

55.6K 8.2K 2.3K

"Aku mendengar suara seseorang dari earphoneku" Published : 31/10/18 Ended : 23/12/19 Genre : Fantasy, Romanc... More

(0) Prologue
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
-Epilogue-

(16)

1.1K 195 49
By bluetouch17

Minju tengah bertapa di rumahnya malam ini. Besok adalah hari audisinya. Pikirannya seakan kalang kabut mencemaskan hal terburuk yang terjadi esok.

"Huft...", gerutunya sambil mengulang-ulang lagu untuk audisinya.

Ia menidurkan kepalanya di atas meja kayu itu. Diliriknya jam dinding dengan posisi kepala yang masih tiduran.

"Sudah jam setengah 6...", gumamnya, dengan malas ia mengambil ponsel beserta earphonenya.

"......"

"Halo?", sapa Wonwoo dari seberang sana.

"Hai, Won...", sapanya balik dengan napas yang terasa berat.

Wonwoo yang menyadarinya pun bertanya, "Kau kenapa? Sedang ada masalah?"

Oh iya, Minju baru teringat kalau ia belum memberitahu apapun tentang audisi Star X pada Wonwoo.

"Ah, Won... aku lupa bilang kalau aku akan mengikuti audisi Star X besok. Aku gugup sekali", jelasnya dengan penggalan napas yang terdengar jelas bahwa ia gugup.

"Kau ada audisi besok? Woah, kau hebat sekali! Kau akan menyanyikan lagu apa?", tanya pria itu dengan antusias.

Minju memegang lehernya, "Emm.... lagu Lee Hi yang Breathe...", ucapnya kurang percaya diri.

Sedetik saja setelah Minju mengatakan judul lagunya, Wonwoo langsung membayangkan bagaimana Minju menyanyikan lagu ini. Lagu dari solois cantik ini benar-benar favoritnya.

"Woah... Bisakah kau nyanyikan untukku? Ayolah, sebentar saja, dari awal sampai chorus", pinta Wonwoo sambil memelas. Ia ingin sekali mendengar suara Minju.

Minju sangat gugup saat diminta bernyanyi oleh Wonwoo, tapi ia mengiyakan.

"Ah, em... oke...", ia menarik napas dalam.

"nugungaui hansum geu mugeoun sumeul
naega eotteoke hearil suga isseulkkayo
dangsinui hansum geu gipil ihaehal sun eopgetjiman
gwaenchanhayo naega anajulgeyo..."

Ia pun mengakhirinya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Entah kenapa rasanya ia malu sekali bernyanyi di depan Wonwoo. Wajahnya sudah dapat dipastikan memerah.

"...."

"Kau tahu, suaramu indah sekali... sumpah. Kau mungkin gugup, tapi sebenarnya tak ada yang perlu dikhawatirkan. Kau terlalu berpikir berlebihan..."

"Aku akan mendukungmu 1000%. Kau akan lolos, aku percaya kau bisa. Fighting!", jelas Wonwoo sambil menyemangatinya.

Minju yang mendengar penuturan Wonwoo pun semakin senang. Kegugupannya berkurang karena ucapannya.

"Terima kasih...", ucapnya tersipu.

"Kalau kau gugup, sebut namaku 3 kali dalam hati. Nanti kau pasti tidak akan gugup. Namaku ajaib haha", jahilnya mulai menjadi.

Minju tertawa, "Tidak akan!"

"Oh ya, kau besok pergi audisi dengan siapa?", tanya Wonwoo penasaran.

"Hae Rin dan... mungkin Jun"

Dahi Wonwoo mengkerut, ia asing dengan yang bernama Jun, "Jun? Siapa? Peliharaanmu di foto kemarin itu ya?", tebaknya asal.

Minju bukannya marah, justru ia tertawa mendengar tebakan aneh dari mulut Wonwoo. Memang tidak ada filternya mulut pria ini.

"Bukan! Anjingku bernama Coco", ia menghabiskan sisa-sisa tawanya, "Jun itu temanku. Ia yang memberitahuku tentang audisi itu"

"Oh....", responnya dengan santai, "Tapi, besok Hae Rin tetap ikut kan?", ia memastikan untuk sekali lagi.

"Iya... tapi Jun juga belum pasti kok...", ucapnnya menggantung.

Tiba-tiba ia teringat dengan kejadian Jun kemarin. Yang hingga kini masih membuatnya bertanya.

"Won, aku minta pendapatmu dong"

"Apa?", jawabnya langsung to the point.

"Kalau kau melihat orang tua yang kesusahan menyeberang jalan, apa kau akan menolongnya?"

"Ditolong lah", balas Wonwoo cepat.

"Apa kau akan tetap menolong meski kau berbeda arah dengan orang itu?", tanya Minju sekali lagi untuk memastikan.

"Emm....", ia berpikir sejenak, "Akan tetap aku tolong. Memangnya kenapa sih?", tanya Wonwoo penasaran, merasa terusik dengan pertanyaaan  Minju.

"Tidak apa, aku hanya ingin bertanya hehe. Oh iya, Won sepertinya besok aku tidak bisa meneleponmu karena aku tak tahu kapan selesai audisinya", jelasnya sambil kecewa.

"Iya tidak apa. Balasannya, kau harus keterima ya hehe"

"Sip!"

********

Minju tengah duduk di bangku luar gedung sambil menunggu antrian audisi yang panjang. Syukurnya, ia tak sendirian. Ia ditemani oleh Hae Rin. Dan sepertinya Jun akan menyusul nanti.

"Hae", panggil Minju sambil menatap lurus ke gerumulan orang yang banyak.

"Hm?", balas Hae Rin singkat sambil menoleh ke arah Minju.

Ia menarik napas dalam, "Sepertinya aku kurang senang dengan kehadiran Jun di audisi ini"

Perkataan Minju sukses membulatkan mata Hae Rin sempurna. Bagaimana tidak? Sudah setahunan ini, Minju selalu berteriak membicarakan Jun meski Jun hanya bernapas di kelas.

"Apa? Kau bilang apa tadi?", Hae Rin menautkan kedua alisnya.

Minju yakin 100% temannya mendengar apa yang ia katakan. Jadi, ia tidak menghiraukan apa yang dikatakan sahabatnya dan meneruskan ceritanya.

"Kau tahu sendiri kan kalau aku tidak bisa diam jika melihat orang kesusahan, terlebih lagi orang tua? Kemarin aku ingin menolong seorang ibu menyeberang, tapi Jun melarangku. Dan itu sungguh aneh dan tidak masuk di akalku. Aku merasa berbeda pandangan dengannya", jelas Minju dengan perasaan kesalnya bercampur dengan kecewa.

Hae Rin tahu betul bahwa temannya ini memiliki jiwa empati yang tinggi. Ia tidak akan meninggalkan siapapun dalam kesusahan. Sudah pasti, hal kecil yang dianggap orang lain sepele ini, sangat berdampak baginya. Ia merasa kecewa dengan respon Jun. Entahlah, ia merasa separuh karakternya menentang Jun.

"Awalnya aku merasa hanya aku saja yang terlalu berlebihan, tapi saat kutanya Wonwoo, ia bilang memang seharusnya kita menolong orang. Aku jadi merasa Jun bukan orang yang tepat"

"Minju, kau tahu, sebenarnya kau sudah mulai goyah sejak kau mengenal Wonwoo", komen Hae Rin sambil menatap Minju.

Minju pun memberikan atensinya pada Hae Rin. Ia terlihat sedikit kebingungan dengan ucapan Hae Rin.

"Coba kau pikir, kalau kau memang benar-benar menyukai Jun, pasti saat ia menyatakan perasaannya, kau akan bilang ya tanpa ragu. Meskipun Jun tak meminta jawabanmu, kau pasti akan tetap menjawab tanpa ditanya. Tapi, kau lebih memilih untuk diam. Bahkan 2 kali Jun menyatakannya, di waktu yang berbeda pula"

"Kau tahu kenapa kau ragu? Itu karena kau sudah lebih nyaman dengan orang lain daripada Jun. Ditambah lagi, Jun melakukan hal yang mengecewakanmu. Tambah berkurang lagi perasaanmu padanya", jelas Hae Rin panjang lebar.

Minju terbukakan pikirannya oleh Hae Rin. Ia sepertinya mulai mengerti dengan perasaannya.

"Hae", ia kembali menghadap depan, "Apakah aku menyukai Wonwoo?"

Hae Rin tertawa kecil, "Kok tanya aku sih, yang punya perasaan siapa"

"Yanh jelas, kau bisa bedakan mana yang benar-benar kau butuhkan, mana yang selalu jadi penyemangatmu, dan mana yang bisa membuat hidupmu tak lengkap tanpa kehadirannya"

Minju pun tersenyum, ia mendapatkan jawabannya, "Makasih, Hae Rin. Saranghaeee!", ia memeluk sahabatnya.

Tak lama kemudian, tibalah saatnya Minju untuk tampil. Jun pun datang di saat nyaris Minju hendak berjalan ke panggung. Yah, kalau tidak datang sih juga tidak apa. Tapi, biarlah. Yang terpenting sekarang adalah ia harus tampil spektakuler.

Ia berusaha menarik napas dalam, tapi tetap saja kegugupan menghantui dirinya di tengah panggung yang begitu besar dan dipenuhi banyak orang.

'Sebut namaku 3 kali'

Tiba-tiba saja suara itu terlintas di pikiran Minju. Bodoh amat jika Wonwoo sedang menertawakannya dari 2035, ia akan menyebut namanya sebagai keberuntungan.

Wonwoo, wonwoo, wonwoo, batinnya dalam hati.

Ia pun mengangkat wajahnya dan tersenyum, Aku harus bisa!

********

Sinar-sinar cahaya matahari hangat menyelinap melalui jendela. Wonwoo sedang duduk di bangkunya yang berada dekat dengan jendela. Ia sengaja memilih bangku yang mendekati cahaya matahari agar mendapat sinar untuk membaca.

"Won, pinjam handphone. Mau main", rengek Mingyu sambil menatap ponsel hitam yang tergeletak di meja.

"Nih", jawabnya singkat sambil memberikan ponselnya.

"Yes, asyik!", girang Mingyu seperti anak anjing yang di kasih makan.

Mingyu pun menyalakan data seluler pada handphone Wonwoo. Yah, dia ingin memainkan game online, jadi butuh internet.

Saat dinyalakan data selulernya, ponsel itu bergetar tak henti karena pemberitahuan yang masuk.

Di antara sekian banyak pemberitahuan, ada satu yang menangkap perhatian Mingyu. Matanya terbelalak dan langsung menekan layar ponsel temannya.

"Won! Won!", teriak Mingyu sambil terkaget. Sungguh, matanya terbuka lebar.

Wonwoo menaruh bukunya di atas meja, "Kenapa sih?"

"Nih, coba lihat!", ucap Mingyu sambil menunjukkan layar ponselnya.

Mata Wonwoo sukses membulat sempurna, "Ini...."


Tulisan yang semula 'requested', kini berubah menjadi 'message'. Ini berarti permintaan mengikutinya di terima. Minju aktif. Itu instagramnya.

********

TBC

Hi! Ternyata aku update lagi haha. Sebenarnya kemarin udah double chp jd gausah aja minggu ini.

Cuman minggu depan aku lebih sibuk lagi jdi ga bisa apdet :') daripada ga apdet 2 minggu, mending aku apdet aja sekarang.

Jadi aku absen seminggu aja ya :')
Don't leavee and fogett meeehh :')

Anyway, MAKASIH BGT YG UDAHMAMPIRR AKU SENENG BGT UDAH DIBACAA, GOD BLESS HEHE ♥♥♥

Continue Reading

You'll Also Like

1M 100K 31
Kaylan Saputra anak polos berumur 12 tahun yang tidak mengerti arti kasih sayang. Anak yang selalu menerima perlakuan kasar dari orangtuanya. Ia sel...
438K 27.5K 58
(WAJIB FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) Ini tentang Amareia Yvette yang kembali ke masa lalu hanya untuk diberi tahu tentang kejanggalan terkait perceraianny...
131K 8.4K 18
Ini dia jadinya kalo gadis bar-bar seperti Joana transmigrasi ke dalam sebuah novel romansa dan menjadi anak perempuan dari protagonis yang digambark...
2.5M 178K 41
Follow dulu sebelum baca 🥰 BIASAKAN JANGAN BACA SETENGAH SETENGAH, JIKA ADA KEMIRIPAN CERITA DI AWAl MURNI KETIDAK SENGAJAAN. Tamara gadis yang beru...