Kisah Tokoh Tokoh MAHABHARATA

By Mun4555

828K 8.9K 436

Penggalan kisah Mahabharata yang diambil dari berbagai sumber. Menitik beratkan pada penggambaran Tokoh tokoh... More

Prolog
BASUDEWA KRESNA
KISAH KRESNA & PANDAWA
PANDAWA
KURAWA
BISMA - Putra Gangga
RAJA SENTANU
SATYOWATI- Istri Raja Sentanu
CITRANGGADA & WICITRAWIRYA
AMBA, AMBIKA dan AMBALIKA
DRETARASTRA -yang terlahir buta
PANDU- Ayah Pandawa
WIDURA-Tokoh yang Bijaksana
GANDARI - Ibu Kurawa
KUNTI - Istri Pandu 1
MADRI - Istri Pandu 2
SANGKUNI - Tokoh Jahat dan Licik
DRONA - Guru Pandawa & Kurawa
DRUPADA-Raja Pancala
KARNA - Raja Angga
YUDISTIRA - Pandawa Pertama
DURYUDHANA - Kurawa Pertama
BIMA - Pandawa Kedua
DURSASANA - Kurawa Kedua
ARJUNA - Pandawa Ketiga
Kurawa Kurawa Lain
NAKULA - Pandawa Kembar
SADEWA - Pandawa Kembar
DURSALA - Kurawa Wanita
HIDIMBI - Raksasa Wanita
SUBADRA - Istri Arjuna
DRUPADI - Istri Pandawa
SRIKANDI - Wanita Tangguh
DRESTADYUMNA
VRUSHALI - Istri Karna
RUKMI & RUKMINI
SISUPALA
ASWATAMA
JAYADRATA
RADHA & ADIRATA - Orang Tua Angkat Karna
Extra Part - Semua dipertaruhkan
GATOTKACA Putra Bima
ABIMANYU - Putra Arjuna
BEGAWAN PARASURAMA
Putra - Putra Pandawa (PANCAWALA)
UTTARA & UTTARI
BALARAMA/BALADEWA
SALYA, RAJA MADRA
RESI BYASA

Part BONUS - Pertemuan Kunti dengan Karna

7.1K 138 10
By Mun4555

Setelah Kresna gagal mendamaikan dan mencegah perang antara Pandawa dengan Kurawa. Kunti begitu gelisah karena usaha damai yang ditempuh menemui jalan buntu, hal itu berarti perang tak bisa dicegah.

Yang ada dalam benak Kunti adalah putranya yang terbuang, yakni Radheya (KARNA).

Kebencian Karna terhadap Pandawa terutama Arjuna melebihi kebencian Duryudhana terhadap Pandawa. Akhirnya Kunti berniat menemui dan memberitahu asal usul sejatinya Karna.

Saat itu Karna baru saja selesai melakukan pemujaan terhadap Dewa Matahari. Telah dikenal bahwa setiap selesai melakukan ritual tersebut, Karna akan memberikan anugerah kepada siapapun yang datang dan meminta kepadanya.

Ditepi sungai Gangga....

Disaat berbalik Karna melihat seorang wanita duduk berteduh dibawah pohon, diapun menghampiri lalu membungkuk hormat sambil berkata "Salam Ibu, apa yang Ibu minta?".

Namun Kunti hanya memandangnya dengan tatapan sedih, tak terucap satu kalimatpun yang keluar dari mulutnya, yang ada hanya sekilas gambaran masa lalu dalam benaknya saat dia membuang Karna yang baru lahir dan menghanyutkannya di sungai Gangga.

Sadar akan lamunannya Kunti mulai membuka mulut dan berkata "Aku kesini bukan untuk meminta anugerahmu, aku hanya ingin bertanya tahukah engkau siapa aku?".

Karna menatap wanita didepannya, lalu tiba-tiba sesuatu terlintas dalam pikirannya membuat dadanya berdebar.

Kunti melanjutkan perkataannya lagi "Mulai sekarang jangan lagi memanggil dirimu sebagai Radheya, kau putera tertuaku mulai saat ini kau akan dikenal sebagai Puteraku, Kaunteya (Anak Kunti), bukan Radheya (Anak Radha)".

Lalu Karna berkata "Sebenarnya aku sudah tahu ibu, tapi mengapa baru sekarang kau datang padaku".

"Kemarin Kresna datang memberitahu jati diriku yang sebenarnya, tapi... sudahlah Ibu jangan membicarakan hal yang berlalu, yang jelas hari ni aku begitu bahagia karena Ibu telah datang menemuiku".

Kemudian keduanya saling berpelukan dan menangis bersama, melepas kerinduan mereka selama ini.

Karna merebahkan kepalanya dipangkuan Ibunya. kemudian berkata "Terimakasih Ibu, Ibu telah datang disaat yang paling suci dalam hidupku. Kini perintahlah anakmu".

Kunti berkata "Tidak anakku, Ibu tidak akan memberimu perintah tapi Ibu akan memintamu kau melakukan sesuatu".

"Katakanlah Ibu apa yang harus aku lakukan" timpal Karna

"Ikutlah bersamaku pada Pandawa, mereka adalah saudaramu. Ibu akan memberi tahu Yudhistira bahwa kau adalah Putera tertuaku.  Hilangkan kebencianmu selama ini kepada Arjuna, berperanglah dipihak Pandawa yang pasti akan menang. Bersatulah dengan Arjuna. Didunia ini siapa yang bisa mengalahkan Kalian berdua, kalian akan Jaya seperti Kresna dan Balarama. Menangkan perang ini lalu perintahlah dunia karena kaulah pewaris takhta kerajaan. Yudhisthira akan menjadi Putera mahkota dan memegang Panji kebesaranmu. Arjuna akan menjadi kusirmu. Bima akan menjadi pengawalmu, sedangkan Nakula dan Sadewa akan selalu setia melayanimu".

Karna sejenak terdiam, betapa Hidup ini penuh misteri. Selama ini dia hidup dengan cemoohan dan hinaan karena hanya seorang Sutaputra (putra kusir), namun dalam dua hari terakhir ini ada dua orang mulia, Kresna dan Kunti datang menawarkan dunia kepadanya.

Godaan yang begitu besar, namun Karna tak bergeming.

Akhirnya Karna berkata "Ibu aku sangat ingin menuruti perintahmu, tapi aku tidak bisa".

"Mengapa anakku? Aku akan mengakui pada dunia bahwa kau adalah putera tertuaku" jawab Kunti.

Karna berkata "Ibu tahukah kau betapa aku membencimu, atas perlakuanmu padaku, aku menyimpan kemarahan ini bertahun-tahun. Aku menderita karena kelahiranku. Namun hari ini kau datang, Semua kemarahanku itu lenyap bagai tetesan salju menjatuhi padang pasir".

Kunti tertunduk sedih tak bisa mengeluarkan satu katapun,

Karna berkata "Dunia mengenalku sebagai Sutaputra, nama ini menodai kelahiranku yang sebenarnya, menginjak remaja aku bertanya pada Ibuku, Radha, "Ibu aku ingin sekali menjadi pemanah bukan menjadi kusir kereta seperti ayah?".

Saat itulah aku merasa bahwa Ibuku Radha bukanlah ibuku, namun cinta kasihnya melebihi cinta kasih seorang ibu kepadaku, karena itu aku bangga dengan nama anak Radha, Radheya, nama yang aku bawa sampai mati.

Sampai akhirnya aku berkelana, untuk belajar ilmu memanah, namun tidak ada yang mau mengajariku karena statusku ini. Drona menolakku karena aku adalah seorang Sutaputra. Kemudian aku menghadap Parasurama untuk berguru dengan mengaku sebagai Brahmana, tetapi ketika Beliau tahu aku bukanlah seorang Brahmana beliau mengutukku bahwa semua ilmu yang telah diajarkannya akan hilang.

Disamping itu seorang Brahmana mengutukku bahwa roda keretaku akan terbenam dan aku terbunuh pada saat aku tidak siap seperti lembu yang tak bersenjata.

Kembali ke Hastinapura saat itu adalah waktu kompetisi ketangkasan para Pangeran Hastina. Jiwa pemanahku bergolak melihat kesombongan Arjuna, akupun menantangnya lalu semua orang tahu bahwa aku hanyalah seorang putera kusir. Mereka menghina dan mencemooh aku terutama Bimamu tersayang. Mereka menilai aku bukanlah lawan yang pantas bagi Arjuna. Saat itulah Duryudhana yang agung datang padaku, mengakuiku sebagai sahabatnya dan mengangkatku sebagai Raja Angga. Duryudhanalah orang yang mengangkat derajatku saat semua orang merendahkanku, dia hanya meminta hatiku sebagai balasanya, dan mulai saat itu hatiku milik sang Raja, majikan dekaligus sahabatku Pangeran Duryudhana".

Kunti tak bisa membendung lagi air matanya, kesedihan bak tsunami yang terus meluap.

Kemudian Karna menatap wajah ibunya dan berkata "Ibu, tidakkah kau mengenaliku saat itu? aku yakin kau pasti mengenalku dari Kavach dan Kundal (anting dan baju pemberian Dewa Surya) yang kukenakan. Tapi saat itu Ibu diam membisu. Sekarang mengapa kau datang padaku?

Di dunia ini hanya ada dua cinta terbesarku, cintaku kepada Ibuku, Radha dan Cintaku kepada Sahabat sejatiku Duryudhana. Aku tidak bisa meninggalkan Duryudhana untuk bergabung dengan saudara-saudaraku yang baru aku temukan sesuai dengan permintaanmu ibu".

"Mengapa anakku?". Timpal Kunti dengan mata yang erkaca-kaca.

Karna tidak bergeming dan berkata "Aku telah terikat jutaan untai benang dengan Sahabatku Duryudhana, satu-satunya orang di dunia ini yang menjadikan aku sahabatnya tanpa peduli aku seorang Sutaputra, dunia mengenalku sebagai sahabat sang Raja, Duryudhana ingin berbagi singasana yang sama denganku, aku tidak bisa memungkiri kebahagiaanku melewati hari-hari bersama Pangeran. Namun kini Ibu datang padaku dengan cinta, aku tau selama ini aku akan tetap berada disamping Duryudhana untuk melunasi hutangku. Hutang cinta dan terima kasih adalah hutang yang sangat sulit untuk dibayar

Katakanlah ibu, begitu agungkah cinta seorang Ibu hingga membuat aku begitu bimbang?? tapi Aku, Karna tidak akan mengubah pendirian. Sekarang janganlah berkata apa-apa lagi aku tidak ingin menyakitimu dengan kata-kataku, ibu".

Tiba-tiba Karna menghentikan pembicaraannya lalu mengusap pipinya yang penuh air mata dengan jari telunjuknya.

Kunti tertunduk lemas air matanya bercucuran tak terhingga.

Karna berkata "Ibu tangisan ini tidak baik untukku, seorang Ibu hanya boleh menangisi anaknya yang sudah mati, aku akan tetap bersama sahabatku dan aku tahu akhir hidupku. Aku tahu bahwa kami semua yang berpihak pada Duryudhana akan berada pada kematian. Kami akan kalah. a

Aku tahu itu Ibu. Namun jalan satu-satunya orang hidup di dunia ini adalah mengukir nama baiknya. Jika aku bergabung dengan Pandawa aku akan kehilangan nama baik yang telah aku ukir selama ini. Apapun takdir yang telah ditetapkan, seseorang tidak boleh menyerah. Itulah jalan yang aku tempuh selama ini. Aku menginginkan nama baik.

Ibu, Restuilah aku, berikan aku anugerah bahwa namaku akan dikenang sepanjang masa Kemahsyuranku akan abadi sepanjang sejarah".

Dengan hati hancur, Kunti merestui permintaan puteranya tanpa mengeluarkan sepatah katapun, yang bisa ia lakukan hanya menganggukkan kepalanya diiringi air mata penyesalan masa silam.

"Terimakasih ibu, namun ini tidaklah benar biasanya aku memberikan anugerah kepada orang-orang yang datang padaku setelah aku selesai memuja Ayahku. Kini aku akan memberimu anugerah yang setara dengan permintaanmu sesuai dengan kemampuanku. Engkau menginginkan hatiku, tapi hatiku bukan milikku, hatiku milik sahabatku Duryudhana.

Ibu, kau akan tetap memiliki lima Putera, saudaraku Yudhistira, Bima, Nakula dan Sadewa tidak akan aku bunuh dalam perang. Mereka tidak akan mati ditanganku, tapi tidak dengan Arjuna. Pertarungan diantara kami harus terjadi itulah satu- satunya cara untuk melunasi hutang kepada sahabatku Duryudhana, namun bagaimanapun hasilnya kau akan tetap punya lima Putera. Dengan aku tanpa Arjuna ataupun dengan Arjuna tanpa aku. Puteramu tetap akan lima, itulah anugerahku". Timpal Karna sambil diiringi helaan nafas panjang, dengan tatapan sedih.

Kuntipun mengangkat kepalanya menatap raut muka anak tertuanya dengan kesedihan yang mendalam.

Karna berkata "Tapi ibu, aku tahu Arjuna akan tetap bersamamu, dibawah lindungan Kresna, Pandawa akan aman seperti Bayi dalam rahim ibunya. Mereka akan selamat melewati Perang besar kelak. Dedangkan kami yang memihak Duryudhana sudah dikutuk, kami akan mati. Engkau mungkin sudah tahu itu, Ibu.

Aku juga telah dikutuk, selain kutukan, juga Dewa Indra telah meminta Kavach dan Kundal yang akan melindungiku dari kematian. Dan kemarin Kresna datang dengan cinta besar menggoyahkan perisai hatiku dan hari ini kau datang dengan kasih seorang Ibu yang kau hempaskan dan menghancurkan tameng hatiku. Kini hanya tersisa senjataku untuk melawan Pandawa yaitu kebencian namun telah hancur.

Ibu, katakanlah bagaimana aku bisa selamat dari peperangan?".

Mata Karna telah terang tanpa airmata, Karna menguatkan hatinya, dengan suara pelan meyakinkan ibunya.

"Ibu, janganlah bersedih!. Apa yang sudah digariskan oleh dewata tidak ada yang bisa mengubahnya, tidak juga cintamu yang Agung. Aku harus bertarung dengan Arjuna dan aku tahu aku akan mati ditangannya. Sekarang pulanglah Ibu, jangan sampai ada orang yang melihat kita. Biarlah dunia tetap menganggapku Sutaputra, tapi dirimu dan aku tahu bahwa Karna ini adalah puteramu dan Surya. Biarlah rahasia kelahiranku lenyap bersama kematianku".

Tubuh Kunti begitu lemas seakan tulang yang menopang hancur lebur, Karna berkali-kali harus memapahnya, dia telah kehilangan puteranya selama ini dan setelah menemuinya dia semakin kehilangan.

Pertemuan mereka hanyalah kebahagiaan sesaat seperti sinar kilat yang menyambar lalu lenyap.

Dengan segala kegetiran Kunti meninggalkan puteranya.

Continue Reading

You'll Also Like

497K 68.3K 36
Namanya adalah Naomi,anak dari Jendral Shu. Jika anak seumurannya sedang belajar menyulam atau mengadakan acara minum teh dengan putri dari kediaman...
286K 25.7K 28
Kehidupan Evelyn yang sempurna berubah setelah kematian kedua orang tuanya. Ia harus menjual harta dan kediamannya untuk membayar hutang keluarga. Se...
341K 50.8K 78
"Became the Most Popular Hero is Hard" adalah judul novel yang saat ini digemari banyak pembaca karena memiliki visual karakter dan isi cerita yang m...
32.9K 5.1K 171
Lu Gu menikah atas nama saudara laki-lakinya dan menikah dengan pemburu ganas di Desa Qingxi. Betapapun bersalahnya dia, di bawah paksaan pemukulan...