Gun for Off (OffGun)

By Rismaya-Cho

539K 35.9K 4.5K

Antara pemuda polos bernama Gun Atthaphan dan seorang pria berego tinggi Off Jumpol Adulkittiporn, hubungan s... More

(1)
(2)
(3)
(4)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
29
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
info
(44)
(45)
(46)
(47)

(5)

15.4K 1.1K 79
By Rismaya-Cho

🌸OffGun🌸

[Gun for Off]
Chapter-5

"Ohh nong kau tidak apa2? Maaf aku buru2" ucap seseorang yang menabrak Gun.

"Mai pen rai phi, tapi bokong Gun sakit" orang itu menatap Gun gemas, bagaimana tidak jika si mungil itu duduk terlentang, mengusap-usap bagian samping pinggangnya, di tambah raut wajah yang kesakitan namun terlihat imut.

"Awww, phi New tidak mau membantu ku bangun" protes si mungil karena si pelaku penabrakkan tidak juga membantunya berdiri.

New tersadar dari acara mengagumi keimutan si mungil itu, kemudian ia tertawa kecil.

"Maaf nong, habisnya kau kesakitan tapi kau memasang wajah menggemaskan" kata New sambil tertawa kecil, Gun sekarang mengembungkan pipinya, kebiasaan si mungil jika sedang kesal, New bukannya membantu Gun berdiri, ia malah asik tertwa, bagaimana Gun tidak kesal.

"Ya ampun Gun" tiba2 suara lain mengintrupsi mereka, New pun berhenti tertawa, keduanya menengok ke asal suara.

"Phi Tay...."

Seru si mungil terkejut namun terlihat sangat bahagia, berbeda dengan Tay, pria tampan itu menatap Gun dengan wajah khawatir, kedua alisnya mengkerut hampir menjadi satu, kemudian tatapannya menatap New, seolah pria itu menyalahkannya, yang di tatap hanya mengambil nafas lalu membuangnya, ia malas.

"Gun, kenapa bermain di lantai, kotor tau, dan banyak kumannya, ayo berdiri" Gun dan New cengo mendengar ucapan Tay, apa pria ini pikir Gun sedang bermain guling2an, di lantai gitu???

"Phi Tay, Gun tidak sedang bermain di lantai, tadi Gun jatuh" si mungil menjelaskan, Gun sudah berdiri dan sedang menepuk2 bokongnya.

"Kenapa bisa jatuh? Kau pasti lari-larian kan?"

"Mai!! Phi New menabrakku" adu si mungil, jari telunjuknya menunjuk ke wajah pemuda berwajah baby face itu.

"Aww, nong aku tidak sengaja!!" New membulatkan mata kecilnya, Tay bersidekap dada sambil melemparkan tatapan mengancam.

New tidak suka, kenapa pria itu selalu menatapnya seperti itu, mereka jarang sekali bertemu, tapi setiap kali mereka bertemu pria itu selalu membuat nya kesal.

"Jangan menatapku seperti itu!!" Ucap New, kedua mata Tay menyimpit.

"Kau sudah menabrak adikku, tapi kau malah menontonya bukannya membantunya berdiri!"

"Ya aku minta maaf, tadi aku buru2 terus saking gemasnya melihat Gun aku lupa membantunya berdiri" Tay mengerutkan alisnya, alasan macam apa itu, Tay tidak mengerti kenapa pemuda ini bisa lolos dari tes sensor Off.

"Alasamu tidak bisa di terima, bagaimana pun juga seharusnya kau cepat membantunya berdiri"

"Yak, aku sudah minta maaf, lagi pula yang berhak menerima atau tidak maaf ku bukan kau, tapi nong Gun"  kedua insan yang tidak pernah akur jika bertemu itu mulai berdebat, si mungil Gun yang berada di tengah hanya menyaksikannya saja, sampai sebuah tangan menutupi kedua telinganya.

Gun mendongkak ke atas, ketika mencium bau parfum yang sangat ia hapal, dan ternyata benar, Off lah yang sedang berdiri di belakangnya sambil menutup kedua telinganya.

"Yak kalian, jangan bertengkar di depan Gun" suara Off menghentikan perdebatan TayNew.

"Peng, dia menabrak nong Gun hingga jatuh, dan dia tidak membantunya berdiri" Tay mengadu.

"Aku sudah minta maaf, phi Off dia yang menuduh ku tidak2" Off memasang wajah datar.

"Phi New bukannya sedang buru2 ya?" ucap si mungil mengingatkan New.

"Awww, celaka phi Leo pasti akan mengamuk" seru New ia pun bergegas pergi, namun sebelumnya memberikan wai pada Off dan Mook, kecuali pada Tay.

Gun menarik tangan Off dari telinganya, lalu menatapnya tidak suka, apa yang Off dan Mook lakukan di sekolahnya, bukankah tadi Mook yang memintanya agar tidak mengganggu kencan mereka, lalu kenapa mereka kesini, sementara Off menghela nafas kecewa, karena si mungilnya masih dalam mode ngambek, melihat si mungil itu bersembunyi di balik tubuh Tay, lalu berbisik pelan.

"Phi Tay, tolong Gun, Gun tidak mau pulang dengan orang itu" Gun melakukan gestur dengan dagunya untuk menunjuk Off.

Off mengkerutkan dahinya, bisikan Gun terdengar olehnya karena jarak mereka tidak terlalu jauh, sementara Tay sudah menahan dirinya untuk tidak tertawa mendengar Gun menyebut Off bukan dengan sebutan 'Papi' melainkan dengan kata 'orang itu'.

"Oh nong, aku ke sini memang untuk menjemputmu" kata Tay sambil mengusak rambut Gun sayang.

"Oi Tay Tawan!!"

Off sedari tadi sudah tidak tahan melihat Gun bermanja pada Tay dan Tay yang seneak upil nya menyentuh Gun.

"Yak peng, aku tidak tuli tidak usah berteriak!" seru Tay.

"Aku tidak perduli, tapi bukankah seharusnya kau masih berada di Jepang?" Tay adalah seorang poto grapher, minggu lalu Tay mendapat Job di jepang, sekaligus pemotretan di di negri sakura itu, seharusnya Tay kembali minggu depan, tapi pria itu sudah tiba saja di bangkok dan seperti biasa menjemput dan membawa Gun seenaknya, tanpa memberi tahu nya terlebih dulu.

"Pekerjaan ku lebih cepat, dan client ku memajukan jadwalnya, jadi untuk apa aku lama2 di sana, lagi pula aku sudah merindukan Gun" ucap Tay memeluk Gun, dan di balas oleh si mungil.

Off geram, Tay memang menyayangi Gun, tapi pure menyayangi si mungil sebagai adiknya, tidak seperti Off yang memiliki perasaan lebih, tapi tidak mau mengakui, sama seperti Off, Gun juga adalah kesayangan seorang Tay Tawan, lalu Tay menemukan sosok Mook yang berdiri di belakang Off.

"Oh Mook, aku tidak melihatmu tadi" Mook tersenyum pada Tay.

"Itu karena kalian terlalu fokus pada Gun" sindir Mook, Tay tertawa canggung.

Off menarik Gun dari pelukan Tay, membuat si mungil itu pindah posisi, inilah yang membuat Tay senang menggoda Off, melihat sahabatnya itu cemburu, meskipun ia dan Porsche di percaya menjaga Gun, namun tetap saja Off tidak suka jika Gun bermanja pada mereka, padahal itu adalah sipat Gun sendiri, dan tentu saja ia dan Porsche juga senang jika Gun bermanja pada mereka dan tidak terlalu mengandalkan Off.

"Gun mau sama phi Tay~" kedua tangan Gun terangkat, seolah minta tolong pada Tay untuk membantunya lepas dari Off yang menahan tubuhnya dengan cara memeluk Gun dengan satu tangan.

"Ayok sini ke phi nong..." Tay gemas pada si mungil yang meronta2 sama sekali tidak memperdulikan tatapan membunuh yang Off layangkan padanya.

Mook mendengus kesal, bagaimana bocah ini tidak manja jika tidak hanya Off yang memperlakukan Gun seperti bayi, tapi Tay dan Porsche juga, ketiga sahabat ini terlalu memanjakan Gun.

"Gun, aku sudah membeli boneka pooh yang kau inginkan, berhenti ngambek seperti ini ok..."

"Mai, Gun tetep mau sama phi Tay" tangan Gun sudah menarik-narik kemeja yang di gunakan Tay.

Off masih berikukuh tidak mau melepaskan Gun, sebelum si mungil itu mengatakan jika Gun tidak marah lagi, tapi dari tadi si mungil ini terus meronta dan merengek pada sahabatnya, sedangkan Tay yang sudah kasihan melihat Gun meraih tangan si mungil dan menariknya Dari Off, walaupun sahabatnya itu tidak melepaskan tubuh mungil Gun.

"Ayolah peng, jangan terlalu posesif padanya, aku sangat merindukannya, biarkan aku membawanya pulang bersamaku, nanti aku antar pulang" Tay seperti sedang bernegosiasi, Off berdecak kesal.

Mook yang sejak tadi hanya menonton pun angkat bicara, wanita itu sudah tidak sabar, apalagi saat melihat drama di depannya.

"Kenapa kau tidak membiarkan Tay membawa Gun, Jum!" mereka menoleh dan melihat raut wajah Mook yang terlihat kesal.

"Lagi pula kita akan pergi, Gun akan sendirian di rumah, lebih baik jika Gun pulang bersama Tay" Off lupa, bahwa ia masih ada kencan dengan Mook.

Tay bisa menangkap kekesalan dari nada bicara Mook maupun dari tatapan wanita itu, mereka sudah bersahabat sudah lama, ia dan Porsche cukup tau apa yang membuat Mook bertahan sampai sekarang,
Perlahan Off melepaskan Gun, dan membiarkan Tay menariknya, Off menatap Gun saat si mungil juga menatapnya sendu, Off mengusap lembut rambut hitam pekat milik si mungil kesayangannya itu, lalu pandangannya beralih pada Tay.

"Kau tidak perlu mengantarnya pulang, aku akan menjemputnya" setelah itu Off berbalik dan membawa Mook meninggalkan sekolah Gun.

Si mungil masih menatap kepergian Off dan Mook sampai keduanya menghilang, Tay yang melihat wajah sendu adik kesayangannya itu pun tersenyum lembut, mengerti perasaan yang di rasakan si mungil, tak ingin terus melihat wajah sendu di wajah imut itu Tay mencubit pipi Gun, hingga si mungil itu terperanjat.

"Phi Tay sakit~" rengek Gun, Tay tertawa kecil sambil mengusap pipi Gun yang tadi ia cubit.

"Maafkan phi na..." Gun mempoutkan bibirnya, itu hanya menambah ke gemasaan Tay.

"Phi bawa oleh2 apa untuk Gun?"

"Bawa rindu yang menumpuk untukmu nong"

"Phi~"

"Haaahaaaa... Iya, iya, tenang saja, phi sudah siapkan oleh2 untukmu nong" wajah Gun berbinar, si mungil itu meloncat senang.

🌸OffGun🌸

Sebelum Tay membawa Gun ke apertemen nya, ia terlebih dulu mengajak Gun makan di salah satu restoran favorit pemuda mungil itu, setelah itu mereka mampir ke sebuah supermarket, karena kulkas di apertemennya kosong, Tay berniat membeli makan ringan dan beberapa minuman untuknya dan untuk Gun.
Gun sudah menaruh beberapa snack dan juga susu dan jus, sedangkan Tay hanya menaruh beberapa kaleng bir di keranjangnya, Tay memang suka menjadikan Gun objek fotonya, maka dimana pun Tay selalu memotret si mungil menggunakan ponsel atau kamera jika ia sedang membawanya, seperti sekarang entah sudah berapa kali Tay mengambil gambar si mungil yang sedang memilih snack, dan mengunggahnya di IG story nya.

Cukup banyak keranjang mereka terisi banyak makanan, dan semuanya milik si mungil, setelah Tay membayar semuanya, mereka pun bergegas untuk pulang ke apertemen Tay.

Tidak butuh waktu lama mereka sudah tiba di apertemen Tay, si mungil langsung rebahan di sofa menangkupkan wajahnya di bantalan sofa tersebut, Tay yang melihatnya mendekat pada Gun lalu duduk di samping si mungil, dengan lembut dan sayang Tay mengusap kepala Gun.

"Nong, mandilah dulu" Gun menggeleng kencang dan semakin menyembunyikan wajahnya.

Sejak tadi si mungil ini terlihat murung, dari awal memang Tay tau adiknya itu sedang ngambek pada Off, namun ia pikir si mungil hanya ngambek biasa, dan tidak berpengaruh padanya, tapi kali ini berbeda, biasanya Gun akan manja padanya jika sedang ngambek, tapi sejak tadi Gun banyak diam, meski tersenyum seperti di paksakaan.

"Hiks...hiks..."

"Nong... Gun!!" Tay panik melihat tubuh si mungil bergetar dan terdengar isakan pilu, dengan cepat Tay meraih tubuh mungil itu, membuatnya duduk.

Tay terhenyak, mata indah milik si mungil itu sudah banjir oleh air mata, bahkan wajahnya sudah sangat basah, dan hidung yang mengeluarkan ingus, Tay melihat Gun antara kasihan dan gemas.

"Hueee.... Phi Tay, hiks...hiks...." Gun meraung keras.

"Nong kenapa menangis?? kau marah pada Off? Apa yg sudah dia padamu nong, katakan pada phi??!!"

"Papii tidak membelikan Gun boneka pooh phi, hiks...hiks.." Tay tercengang, jadi cuma boneka.

"Phi yg akan membelikan nya untukmu, jangan menangis na..." ujar Tay mengusap2 kepala si mungil dengan sayang, Gun masih menangis sesegukkan.

"Tapi bukan itu yg membuat Gun sedih phi..." ucap Gun terbata.

"Lalu..."

"Gun tidak tau, hiks... Waktu melihat papii hiks pergi dengan phi Mook hiks tiba2 dada Gun sakit seperti di remas, mata Gun terasa panas phi hikss, Gun tidak mau menangis hiks, dari tadi Gun menahannya, tapi sekarang hiks hikss Gun tidak kuat, air mata Gun jatuh sendiri hueee...." si mungil berbicara sambil terisak, kepalanya sesekali menggeleng kencang.

Tay menatap Gun sendu, si mungil ini mungkin sedang merasakan patah hati, Tay tau Gun juga memiliki perasaan lebih dari seorang adik pada kakaknya, mungkin Gun terlalu polos untuk mengetahui perasaan yang ia rasakan adalah cinta.

"Phi dada Gun sakit hiks, hiks, di sini sakit sekali phi, hiks..." Gun meraung, air matanya mengalir deras seperti anak sungai, sambil menghisap ingusnya beberapa kali.

Tay merasakan iba, seandainya Off melihatnya, apa sahabatnya itu akan langsung sadar pada perasaannya pada Gun, dan mengakuinya?
Tay mengambil tisu dan mengelap wajah Gun yang basah akibat air mata, dan memencet hidung Gun, tanpa di suruh Gun mengeluarkan ingus nya, tanpa rasa jijik Tay membersihkannya, setelah itu ia memeluk Gun.

"Tidak apa2 nong, jika kau merasakan sakit di dadamu, kau tidak boleh menahannya, menangislah, jika kau tidak menangis, dadamu akan semakin sakit" Tay menepuk-nepuk pelan punggung Gun, dan Gun menangis di pelukan Tay.

🌸

Setelah menghabiskan waktu di Lumpini Park dan Asiatique, Off dan Mook sekarang sedang menikmati makan malam romantis di kapal pesiar Chao Phraya Princess bangkok.

Suasananya memang sangat romantis, karena Chao Prhaya Cruise by Princess adalah kapal pesiar dengan buffet yang berkeliling selama dua jam di sepanjang sungai Chao Praya, hingga kembali ke dermaga.
Menyusuri sungai Chao Praya bangkok, mereka duduk di tepi kapal sambil menikmati hidangan buffet yang telah di sediakan, di tambah penampilan live performance penari tradisional dan penyanyi di kapal itu, menambah kesan romantis pada makan malam mereka.

Namun sayang, hanya Mook yang menikmatinya, ketika ia sadar Off sedang anteng melihat pada ponselnya.
Saat mereka berada di Asiatique juga Off seolah tidak menikmati kebersamaan mereka, pria tampan itu lebih terlihat gusar, Mook merasa hanya raga Off yang bersamanya, sementara jiwanya terus melayang entah dimana, Off terus saja menatap ponselnya, seolah sedang mengecek sesuatu.

Mook menatap Off dengan wajah yang mengeras karena wanita itu menahan kekesalannya, bukan kencan seperti ini yang di inginkannya, Mook mengambil ponsel milik Off dan melihat isinya, sebenarnya apa yang menyita perhatian Off, pekerjaannya kah??
Namun saat Mook melihatnya, wanita itu di buat menganga, ternyata Off sedari tadi mengirim pesan pada Gun dan Tay, namun tak ada satu pun pesan yang di balas keduanya, mungkin itulah penyebab kekasihnya itu gusar.

"Kembalikan ponselku Mook!" itu bukan permintaan tapi sebuah perintah.

"Jum aku hanya ingin kita"

"Aku sudah mengikuti keinginanmu" potong Off dengan wajah datar, tak sadar ia telah melukai hati wanita yang sedang di kencaninya.

"Jangan pernah menginginkan lebih, dan jangan memerintahku, sekarang kembalikan ponselku"

Menyakitkan.

Itulah yang di rasakan Mook, sekarang ia tau, meski ia berhasil menjadi kekasih Off dan bertahan selama dua tahun menjadi nomor dua bagi Off, dirinya sama sekali tidak pernah benar2 masuk kedalam hati pria tampan bermata sipit itu.

🌸OffGun🌸

Gun baru saja selesai mandi, si mungil itu keluar dari kamar Tay  menggunakan kaos kuning milik Tay yang tentu sangat kebesaran di tubuh mungilnya, panjang kaos itu sampai di atas lutut si mungil, memperlihatkan sedikit paha kecil dan mulus Gun, karena si mungil ini hanya mengenakan boxer saja, tangannya terus2an menarik bagian atas kaosnya karena kebesaran dan mempertontonkan bahu mulus dan tulang belikatnya.

"Phi Tay, kaos ini kebesaran" Tay yang sedang mengecek pekerjaannya di laptop sambil meminum bir kaleng menoleh ke arah Gun, dan seketika Tay menyemburkan bir yang berada di mulutnya.

"Phi jorok" ujar si mungil, Tay segera menyeka bibirnya, kenapa kaos miliknya jadi terlihat seperti mini dress di tubuh si mungil ini.

Padahal ia sudah memilihkan kaos yang paling kecil, tapi masih saja kurang kecil, Tay juga tidak punya piyama, karena ia tidak suka tidur menggunakan piyama, iya lebih suka tidur tidak menggunakan baju.

"Nong kenapa tidak pakai celana yang phi siapkan?"

"Phi ini saja sudah sangat kebesaran, celana trening punya phi sangat longgar, jatuh terus dan sangat panjang, Gun begini saja..." jawab si mungil lalu berlari dan duduk di samping Tay.

Tay menelan ludahnya, meski ia hanya menganggap Gun sebagai adiknya, tapi jika di hidangkan yang seperti ini bisa2 dirinya khilaf, Tay mulai menarik nafas perlahan lalu membuangnya mencoba mengusir pikiran kotor di kepalanya, Tay kembali meneguk bir kalengannya, tak menyadari si mungil tengah memperhatikannya.

"Phi, Gun juga mau itu" si mungil itu menunjuk bir di tangan Tay.

"Ini??" Gun mengangguk seperti anak kecil yang menginginkan permen, mata bulatnya berbinar2, si mungil ini sedang mengeluarkan jurus puppy eyes nya, hampir saja Tay memberikan bir kalengan miliknya pada Gun.
Namun ketika tangan si mungil akan mengambilnya Tay tersadar dan langsung menjauhkan birnya dari jangkauan si mungil.

Gun terjatuh di paha Tay, sementara Tay berusaha menjauhkan tangannya agar si mungil tidak bisa mengambilnya.
Si mungil itu pun duduk dan merengek.

"Tidak boleh nong, anak kecil tidak boleh minum alkohol"

"Tapi Gun pernah liat phi New dan teman2nya minum minuman itu phi, Gun juga mau mencobanya" seru si mungil tidak mau kalah, lagi2 Tay menyalahkan New.
Padahal saat itu Gun tidak sengaja melihat mereka minum saat New dan teman2nya merayakan kemenangan mereka di belakang sekolah.

"Tetap tidak boleh, minuman ini tidak baik untuk anak kecil sepertimu nong" Tay mengambil susu UHT dari kantong belanjaan mereka di supermarket tadi sore.

"Minum ini saja, susu ini sangat baik untuk anak seperti mu" Gun mempoutkan bibirnya, tangannya menyambar susu UHT dari Tay, lalu Gun berbalik memunggungi pria itu.

Tay terkekeh pelan melihat tingkah menggemaskan adik kesayangannya itu, Gun mulai meminum susunya sambil memeluk bantal sofa milik Tay, Gun jadi rindu Taotao dan Dicky.
Melihat mood si mungil yang sudah membaik Tay kembali mengecek pekerjaannya.

🌸

Tiga puluh menit kemudian Tay selesai dengan kegiatannya mengecek pekerjaan, ia menoleh ke samping di mana si mungil duduk, karena sejak tadi ia tidak mendengar suara Gun, dan ternyata Gun sudah tertidur di sofanya.
Tay tersenyum lembut sambil mengusap sayang si mungil yang tertidur pulas itu, ia sangat menyanyi Gun, dan sudah menganggapnya sebagai adiknya, melihat Gun menangis tadi membuat ia bertekad untuk terus melindunginya.

Baru saja Tay akan mengangkat tubuh mungil Gun untuk menidurkannya di kamar miliknya, suara bel terdengar, ia pun mengurungkan niatnya dan beranjak ke arah pintu untuk membukakan pintu.
Off berdiri di depan pintunya, sahabatnya itu langsung masuk tanpa di per silahkan terlebih dulu.

Off begitu terkejut melihat Gun tertidur dengan baju kebesaran, sehingga tubuh mulusnya terekspos.

"Ai Tay!! Kenapa kau membiarkan Gun hanya memakai kaos saja, jika dia kedinginan bagaimana?!!" cerca Off pada Tay yang berdiri di belakangnya.

"Aku sudah menyiapkan celana panjang untuknya peng, tapi Gun tidak mau memakainya" jawab Tay, Off berdecak sambil melepaskan jas yang ia pakai untuk menutupi tubuh Gun, pria tampan itu langsung menggendong Gun ala bridal stayle.

"Kau mau langsung membawanya pulang?" tanya Tay.

"Eu..." jawab Off.

"Tidak ingin minum dulu dengan ku?"

"Mai" jawab Off kembali, berjalan melewati Tay, namun saat Off tiba di depan pintu ucapan Tay membuat langkahnya terhenti.

"Peng, segeralah sadar dan akui perasaanmu, Gun adik kesayangan ku dan Mook adalah sahabatku, jika mereka berdua terluka aku yang akan menghajarmu, jadi tentukan pilihanmu"

Bersambung.....


Bonus.

Gun membuka matanya saat cahaya mulai masuk dan menganggu tidurnya, setelah berhasil mengumpulkan energinya si mungil ini mengedarkan pandangannya, ternyata ia sudah berada di kamarnya, tapi ia tidak melihat Off.

"Selamat pagi..."

Gun menoleh ke asal suara, ternyata Off baru saja keluar dari kamar mandinya, Off mendekati Gun dan memeluknya juga mencium keningnya, namun si mungil tidak meresponnya.

"Gun masih marah?" si mungil menggeleng, namun tidak ada suara.

"Gun... Maafkan aku na, ku mohon" Gun mengangguk, tapi Off tau si mungil masih mode ngambek.

Pintu kamar Gun di ketuk dari luar, Off menyuruh Gun untuk membuka pintunya, si mungil menolak.

"Bukanlah pintunya Gun, ada hadiah untukmu..." si mungil mengkerutkan dahinya.

"Hadiah??" tanyanya, Off mengangguk.

Si mungil pun beranjak dari tempat tidurnya dan berjalan menuju pintu lalu membukanya, langsung saja ia terkejut saat mendapati boneka Pooh besar seperti yang di inginkan nya, dan tiba2 saja kepala Emma muncul di balik boneka besar itu.

"Hai nong Gun, phi bawakan pooh dari papii mu untukmu" ucap Emma sambil memamerkan senyuman cantiknya.

Gun tersenyum lebar, lalu berbalik dan berlari memeluk Off.

"Terimakasih papii" ❤❤

Off tersenyum, jika menolak keinginan Gun akan membuat si mungil ini ngambek lama Off tidak mau lagi menolak keinginan si mungil kesayangannya itu.

😊😊🙏🏻

Continue Reading

You'll Also Like

200K 9.9K 32
Cerita ini menceritakan tentang seorang perempuan yang diselingkuhi. Perempuan ini merasa tidak ada Laki-Laki diDunia ini yang Tulus dan benar-benar...
521K 5.6K 88
•Berisi kumpulan cerita delapan belas coret dengan berbagai genre •woozi Harem •mostly soonhoon •open request High Rank 🏅: •1#hoshiseventeen_8/7/2...
91.5K 6.2K 26
"MOMMY?!!" "HEH! COWOK TULEN GINI DIPANGGIL MOMMY! ENAK AJA!" "MOMMY!" "OM!! INI ANAKNYA TOLONG DIBAWA BALIK 1YAA! MERESAHKAN BANGET!" Lapak BxB ⚠️ M...
57.9K 8.8K 55
Rahasia dibalik semuanya