INTERMEZZO (End)

By spaceyong

3.6M 130K 3.3K

27November2018 - 6Juli2019 --- Mungkin sebagian dari kalian pernah merasakan berada di posisi seorang Alika N... More

ANTENTION!!!
Prolog
INTERMEZZO - 1
INTERMEZZO - 2
INTERMEZZO - 3
INTERMEZZO - 4
INTERMEZZO - 5
INTERMEZZO - 6
INTERMEZZO - 7
INTERMEZZO - 8
INTERMEZZO - 9
INTERMEZZO - 10
INTERMEZZO - 11
INTERMEZZO - 12
INTERMEZZO - 13
INTERMEZZO - 14
INTERMEZZO - 15
INTERMEZZO - 16
INTERMEZZO - 17
INTERMEZZO - 18
INTERMEZZO - 19
INTERMEZZO - 20
INTERMEZZO - 21
INTERMEZZO - 22
INTERMEZZO - 23
INTERMEZZO - 24
INTERMEZZO - 25
INTERMEZZO - 26
INTERMEZZO - 27
INTERMEZZO - 28
INTERMEZZO - 29
INTERMEZZO - 30
INTERMEZZO - 31
INTERMEZZO - 33
INTERMEZZO - 34
INTERMEZZO - 35
INTERMEZZO - 36
INTERMEZZO - 37
INTERMEZZO - 38
INTERMEZZO - 39
INTERMEZZO - 40
RAJA SIDE
INTERMEZZO - 41
INTERMEZZO - 42
INTERMEZZO - 43
INTERMEZZO - 44
INTERMEZZO - 45
INTERMEZZO - 46
INTERMEZZO - 47
INTERMEZZO - 48
INTERMEZZO - 49
INTERMEZZO - 50
INTERMEZZO - 51
INTERMEZZO - 52
INTERMEZZO - 53
INTERMEZZO - 54
INTERMEZZO - 55
INTERMEZZO - 56
SEQUEL
VOTE COVER
Info

INTERMEZZO - 32

40.8K 1.9K 24
By spaceyong

Note: jangan lupa vote sebelum membaca😎 dan tinggalkan komentar bunny💅











•°•

Then what should I do? This is not my wish, really. The feeling comes suddenly, loves you for no reason. I also don't understand why, fall in love with a million of your charms. Even though I know who you are. What should I do then?
I also don't want to be trapped in the uncertainty that you created.

-INTERMEZZO-

•°•

"SUMPAH demi apa lo peluk pelukan sama si Raja buaya itu?"

"Astaga Al,, sweet banget lo sumpah."

"Itu pacarnya si Raja gak ngamuk ngeliat cowok nya peluk cewek lain."

"Jangan mau jadi yang kedua Al."

"Alika simpanannya Raja."

"Aroma-aroma pelakor nih."

Cewek dengan rambut di gerai itu mendengus mendengar ocehan-ocehan yang membuat telinganya panas, terlebih celutukan yang mengatainya 'pelakor'

Heh! Minta di karetin itu mulut si Susan. Bilang aja ngiri!

Dengan angkuh Alika berjalan seraya mengibaskan rambut panjangnya seperti iklan sampo lalu duduk manis di bangkunya, teman-temannya sudah datang duluan minus Raja yang masih di opname.

"Yang pulang duluan demi cinta nih." kata Claudia menyenggol lengan Silvia meminta dukungan untuk menggoda Alika.

"Apasih! Orang emang udah selesai acaranya." elak cewek itu setelah selesai menyampirkan tas nya ke sandaam kursi.

Sempat ia melirik Flora yang mengisi posisi bangku Raja yang kosong, cekikikan bersama fathur yang menatap Alika dengan senyum miring.

"Eleehhhh gayaan." cibir Silvia. Kemudian muncul Susan entah dari mana menatap Alika sinis. "Gue mencium aroma-aroma..."

Belum sempat cewek dengan tampilan menor yang sering kecentilan dengan Raja nya Alika itu, eh. Radit sudah nyosor duluan mengambil jalan di antara Susan berdiri dan meja Alika.

"Hadeeuuhh! Pagi-pagi udah ngegosip aje lo jelmaan Rai kimochi." cetus Radit.

Susan mendelik. "Eh, banci lampu merah! Gue gak ngomong sama lo ya!" hardiknya membuat Radit tertawa ringan.

"Banci? Lo mau liat keperkasaan gue?!" tantang Radit dengan gerakan ingin membuka sabuk nya.

"Woi Jangan gila lo!" panik Susan.

"Yeeee! Panik kan lo mak lambe."

Susan tak mengacuhkan kicauan Radit. "Eh, Alika! Bisa-bisanya ya lo berbuat kek gitu sama pacar orang. Gak punya malu?" cerca Susan memandang remeh Alika. Suaranya yang agak keras mengundang perhatian seluruh kelas untuk mengerubungi bagian sudut kelas tempat Alika duduk.

Alika yang tadinya tak tertarik dengan nyinyiran nenek sihir itu langsung menegakkan kepala. "Berbuat kek gitu gimana maksud lo?!"

Susan sedikit kaget melihat Alika yang tiba-tiba bangkit dari duduknya. Teman-teman cewek itu menatapnya tajam tapi tak membuat nyali Susan ciut. Ia tantang menatap tajam cewek itu. Jujur saja, ia masih sakit hati plus iri kepada Alika. Karena apa, karena ia lebih leluasa berdekatan dan mendapat perhatian khusus dari Raja, sosok cowok yang diidamkannya. Sedangkan Susan tak diacuhkan sama sekali, bahkan ia sudah mau menyatakan perasaannya terlebih dahulu. Tapi apa, cowok itu menolaknya mentah-mentah.

"Satu sekolah tau kali lo sama Raja pelukan dan bahkan ciuman. Foto lo udah tersebar di Mandala News!" cerca Susan.

"Jangan sembarangan lo ngomong tentang teman gue!" tukas Claudia.

"Gue ngomong fakta. Teman lo seorang pelakor."

"Mulut lo ya!" Silvia yang hendak bangkit ditahan cepat oleh Alika. Bisa bonyok muka penuh bedak punya Susan itu nanti jika cewek ini ngamuk.

"Sil jangan nambah masalah." Flora memperingatkan.

Alika mengepal kedua tangan disamping roknya menahan emosi. "Lo punya bukti gue ngelakuin itu?" ucapnya berusaha santai.

Alika tak takut dengan Susan. Ia hanya takut dan cemas bagaimana jika pihak sekolah tau kabar miring ini. Apalagi sampai masuk BK. Fix ini masalah besar.

"Punya!" jawabnya ngegas. "Semua orang punya! Lo liat!"

Ia menyodorkan ponselnya kearah Alika.

"Dasar gak tau malu." Susan geleng-geleng kepala sambil menghujat. "Gini nih yang jadi murid kesayangannya pak Suryono, cih!"

Alika menghela napas pelan berusaha sabar dan tenang. "Gara-gara lo." ujarnya dingin menatap Radit lalu berlalu begitu saja keluar kelas.

"WOI KENAPA KABUR LO? MALU NYA BARU SEKARANG?!" teriak Susan dan dua kacungnya yang tiba-tiba nongol lalu tertawa. Sedangkan yang lain berbisik bisik kecil membicarakan kebenaran foto yang beredar di akun gosip Mandala itu.

Fathur yang tidak tau apa-apa menoleh kearah Radit yang tampak binggung. Flora sudah berlari keluar mengejar Alika bersama Claudia. "Tanggung jawab maksudnya?"

Radit mengusap wajahnya kasar. Penyesalan melingkupi hatinya. Karenanya Alika harus digosipkan yang tidak tidak seperti ini.

Jika Raja tahu bisa habis nih gue, batin Radit menggerutu kesal. Bisa jadi samsak hidupnya Raja dia.

Dia berdecak lalu berjalan ke depan kelas.

"WOI!!! PERHATIAN SEMUANYA!" Teriaknya menarik perhatian seisi kelas. Fathur dan Silvia pun ikut maju ke depan.

Beruntunglah pagi ini guru tidak masuk kelas.

"HEH LO GENG MENOR! JANGAN KELUAR!"

"JANGAN ADA YANG KELUAR SEBELUM GUE SELESAI NGOMONG!"

Susan dan tiga temannya yang ingin keluar, dengan sigap ditahan oleh Silvia.

"Apa? Mau gue hajar?" Silvia melotot menggeretak melihat pergerakan geng menor.

"Apaan sih lo! Awas gue mau keluar!"

Geng menor masih ngerusuh ingin keluar. Sedangkan Fathur mulai paham dengan apa yang terjadi.

"Kalian semua coba diam dulu, Radit mau ngomong!" teriak Fathur menenangkan kondisi kelas. Setelah dirasa semua sudah mengunci mulut, barulah ia mempersilahkan Radit berbicara.

"Gini..." cowok itu memijit sebentar batang hidungnya."Foto yang gue kirimin kemarin malam, yang nge-share siapa aja?" tanya Radit baik-baik.

Ricuh kembali terjadi. Celutukan demi celutukan saling menyalahkan membuat suasana bising.

"WOI ANJING!!! LO PADA BISA PADA DIAM KAGAK SIH?! PUSING INI GUE AH!" Radit meledak menghantam papan tulis sehingga menimbulkan suara yang cukup keras. Seluruh kelas terdiam. Baru kali ini melihat Radit yang notabenenya cowok humoris itu semarah ini.

Fathur menepuk pundak Radit, "Tahan bro." ucap Fathur.

Radit menghela napas pelan. Ia berjalan kearah Susan dan menarik keras tangan cewek itu untuk maju ke depan kelas.

"Gak usah narik-narik bisa gak sih?!" Protesnya.

Radit menatap tajam cewek itu. Kedua pengikut Susan masih setia ngintilin sampai ke depan kelas.

"Gara-gara lo setan!" umpatnya didepan wajah Susan.

"Heh gak usah kasar dong sama temen gue."

"SEMUANYA GUE MAU JELASIN KEJADIAN DETAIL KENAPA GUE BISA DAPET FOTO YANG GUE SHARE KE GRUP KELAS KITA ITU!" Radit bercerita mulai dari awal hingga akhir. Mulai dari dirinya yang ingin memeluk Alika dan semuanya tak ada satupun terlewatkan.

"Duuh gitu ceritanya."

"Kasian Alika nya, digosipin yang enggak enggak."

"Jadi gue mohon sama kalian semua. Gak ada lagi bisikan miring tentang Alika. Kalian semua gak inget jasa Alika di waktu ulangan? Please yaaa bantu gue buat hentiin berita hoaks itu." Radit berujar dengan nada cool. Tak tau aja jika jantungnya ingin melompat keluar. Takut digampar Raja.

"Gak! Kalian jangan percaya! Foto yang kalian liat itu adalah kejadian yang sebenarnya." Susan menyela.

Keriuhan kembali tercipta.

Fathur yang sudah geram memilih diam takut jika tangannya melayang begitu saja ke muka cewek sinting itu.

"Tunggu tunggu! Diam sebentar." ucap Radit lagi. "Kalian semua tau kan siapa admin Mandala News yang tukang nyebar gosip itu?" Radit yang sudah kembali dengan gaya songongnya. Ia melirik ke arah Susan yang tangannya masih ia pegang memberontak.

"Gak tau."

"Lah emang lo tau Dit?"

"Siapa?"

"Ini dia orangnya gaes. Primadenong kelas kita." Radit berucap dengan senyum smirk nya mendorong Susan maju.

Sorakan terkejut kembali bergema. Tidak menyangka.

"Jangan asal nuduh deh lo." elaknya cepat.

"Hehhhh! Mulut gue ngomong selalu punya bukti ya geng menor!" Mulut pedas Radit kembali berbicara mengundang tawa seluruh kelas.

Dengan gaya sok kecantikan, Susan mengibaskan rambutnya hingga mengenai wajah Radit.

"Rambut lo bau menyan kampret!"

"Enak aja lo! Perawatan gue mahal ya asal lo tau!"

Radit mendengus, "Muka penuh dempul aje bangga lo tai."

"Aw!" Radit mengumpat pelan saat Nisa salah satu deng menor itu menjambak rambutnya. "Apa apaan sih lo Nisa Sabrian!"

"Sabyan kampret!" koreksi salah satu teman Susan yang lain yaitu Putri.

"Udah udah jangan banyak bacot deh kalian." cetus Silvia bersedekap dada.

"Kalian berempat buat vidio klarifikasi soal foto itu sekarang! Cepetan!" Paksa Radit.

"Kok gue, orang bukan gue adminnya apalagi upload foto itu." elak Susan membela diri.

Silvia mendengus, "Terus siapa lagi yang nyebar sampai instagram kalo bukan lo? Kan foto itu cuma ke sebar di grup kelas. Yang biang gosip juga lo berempat!" cerocos cewek itu didukung oleh beberapa teman sekelasnya yang mendukung Alika.

"Bisa aja kan yang lain!" Nisa berujar sambil memilin milik rambutnya.

"Yang lain gimana? Orang elo yg ngewarisi jadi adminnya!" cerocos Radit kesal karena Susan belum juga mau mengakui.

"Jangan sotoy!"

Silvia tersenyum miring, matanya menatap Amel salah satu dari mereka yang tampak santai. "Woi!"

"AAA MOYET EH MONYET EEH!" Amel terkaget dan keluarlah latahnya membuat Radit yang sudah marah di puncak ubun ubun ikut tergelak.

"Mel, gue mau nanya nih sama lo." Silvia menaikkan sebelah alisnya melihat Susan yang sudah mengode teman lemot nya itu.

"Susan admin Mandala News kan?"

"Iyaa,,, ehh bukan, iya iya,,, gue keceplosan ya ampun." Amel panik sendiri lalu tersenyum kikuk kearah Susan yang melotot seakan memberi peringantan. Mampus lo Mel!

Radit menyeringai membuat Susan mati kutu. "See? Tunggu apa lagi? Buruan sana!" suruh nya. "Apa gue yang vidio in?"

"Gak!" tolaknya keras. Misinya sudah hampir 100% completed. Enak aja Si cowok lambe itu nyuruh ia mengklarifikasi! Sia sia dong usaha nya yang ingin membuat Alika di jauhi Raja. "Ayok geng cabut! Ngapain ngeladenin manusia Alay gini." ucapnya congkak melenggang diikuti gengnya.

Saat melintas ingin keluar pintu. Tangan cewek itu dicekal keras oleh Fathur. "Mau juga gue sebarin kalo lo sering Clubbing terus main sama om-om?"

Fathur berbisik tepat ditelinga Susan. Tubuh cewek itu menegang, ia menelan salivanya tegang. Ia melirik Fathur dengan muka pucat.

"Gue punya bukti." lanjut cowok itu. Diujung pintu Silvia melenggangkan ponselnya menatap Susan.

"San ayo! Katanya mau keluar." celutuk Amel polos membuat Susan menggeram.

'Sialan' rutuk cewek itu dalam hati. "Oke, fine! Gue klarifikasi puas lo!" teriaknya lantang.

Susan tak bisa berfikir jernih. Untuk kali ini ia mundur dulu, image nya lebih penting sekarang.

"Nah gitu dong!" Radit tertawa puas.

Dari belakang Jordan menyelutuk, "Dit hape lo berisik banget anying!" suaranya serak dengan muka khas bangun tidur.

Radit bergegas mengambil ponselnya.

Raja is calling

"Mati gue."

•°•

Alika berjalan cepat menuju kantin. Bodo amat sama orang orang disepanjang koridor yang menggosipkan nya. Sekarang Alika butuh mangga. Si mood booster keduanya.

Ia tak peduli teriakan Flora dan Claudia yang memanggil namanya. Cewek itu terus berjalan sambil menghentakkan kakinya kesal.

Alika mengepalkan tangan kuat kuat saat mengantri di stand jus masih terdengar bisikan sinis itu.

Emang gue ngapain sih sampe satu sekolah ngomongin gue? Ingin Alika teriaki satu persatu mulut orang yang bicara sembarangan itu.

Alika duduk di meja kosong dengan rusuh. Ia menyedot cepat jus nya.

"Awas keselek tai."

"Kesel boleh kesel, jangan ngorbanin nyawa juga."

"Gimana gak kesel coba?!" Alika melirik kedua temannya itu.

"Iya gue paham kok." ujar Flora.

"Dituduh yang enggak-enggak! Gimana sampe bokap nyokap gue tau!" Alika mengutarakan unek unek nya. Tak peduli jika menjadi pusat perhatian pengunjung kantin.

"Gue gak ciuman! Gue gak ngapa ngapain! Kenapa sampe di omongin segitu parahnya!"

"Si Radit tuh entar gue pites kepalanya." Claudia juga ikut menggebu. Nama baik temannya tercoreng cuy.

"Gue cuma ngehindarin Radit yang bercandain pengen meluk gue! Gue gak berzina! Kuping gue panas denger kalian semua ngomongin hal yang gak pernah gue lakuin!" Mukanya memerah saking kesalnya. Alika membenamkan wajahnya ke meja. Ia tak kuat jika harus seperti ini. Alika bukan salah satu cewek hits di sekolahnya, tapi karena berita hoaks itu menyebar namanya jadi terkenal se santero sekolah.

Sebagian pengunjung kantin mulai simpati.

Flora dan Claudia menatap prihatin sahabatnya itu. Ia merangkul pundak Alika menenangkan.

"Alika."

Panggilan itu membuat Alika menoleh. Rasa bersalah langsung melingkupi hati cewek itu.

"Risa, lo jangan salah paham masalah foto itu. Sumpah itu bukan seperti yang lo pikirkan." Alika langsung menjelaskan, tak mau jika pacarnya Raja itu juga ikut menghujatnya karena kesalahpahaman itu.

Risa tersenyum kecil lalu duduk di depan mereka bertiga diikuti satu temannya yang Alika tak tahu namanya. "Santai aja Al."

Alika menggeleng, masih merasa tak enak. "Tapi beneran deh Sa, gue sama Raja gak seperti yang digosipin itu. Gue gak enak sama lo." kata Alika. "Lo gak marah kan sama gue? Atau hubungan lo baik- baik aja kan? Gue sama Raja cuma temenan sumpah."

"Raja udah jelasin semuanya, jadi lo tenang aja. Lagian dia juga bilang kalo sayangnya cuma buat gue. " Risa tersenyum malu di akhir kalimatnya. Sedangkan Alika harus kembali menelan pil pahit mengetahui kenyataan itu.

"Sweet yaa si kutu kupret itu." komentar Claudia. "Bisa luluhin hati lo." sambungnya.

Alika berusaha senyum dipaksakan. Ia cukup tau siapa sosok yang menjadi kekasih dari cowok yang ia sayang itu, masuk kelas unggul sekaligus juara umum. "Beruntung Sa, Raja punya elo." ujarnya tersenyum ringan.

"Tapi si Risa nya yang ketiban sial dapet cowok macem Raja." kekeh Flora membuat mereka juga ikut tergelak.

•°•




Swipe up to the next chapter 🌻


Continue Reading

You'll Also Like

47.1K 3K 18
Ku pikir cinta itu menyenangkan. Tapi justru sebaliknya, cinta itu menyakitkan. Bila mana seseorang yang kau cintai hanya berpura-pura untuk mencinta...
975K 29.3K 52
(SEDANG DALAM TAHAP REVISI) Ketika takdir mempermainkan perasaan seorang Sabrina Veronica dengan apiknya. Dimana sabrina harus menerima kenyataan pah...
69K 10.6K 66
Haha. Satu kata itu mampu mewakili bagaimana konyolnya hidup ini. Semesta selalu saja memberikan kejutan. Di kehidupan yang penuh drama ini, kita...
2.4M 128K 61
"Walaupun ูˆูŽุงูŽุฎู’ุจูŽุฑููˆุง ุจูุงุณู’ู†ูŽูŠู’ู†ู ุงูŽูˆู’ุจูุงูŽูƒู’ุซูŽุฑูŽ ุนูŽู†ู’ ูˆูŽุงุญูุฏู Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...